Chapter 1 : Awal
Cuap2 author (boleh di skip, saya disini cuma mau banyakin words :'p )
PERINGATAN: Jika anda TIDAK suka YAOI/BL silahkan klik tanda X di sebelah kanan anda
Sebelumnya salam kenal, saya author baru cuma akunnya aja yang lama maklum gak pernah kepake. Akhirnya hari ini saya mendebutkan-halah- fanfic pertama saya. HAHAHA. Senang rasanya akhirnya bisa menambah list di fandom ini x'v
Daripada saya banyak bicara tak penting, langsung saja dibaca ceritanya semoga suka ..
Dan juga saya sangat berterima kasih jika anda-para readers- mau memberikan review berisi masukan & kritikan dan apapun itu asal jangan flame (saya belum kuat)*?
PyP
Cast: Xi Luhan, Oh Sehun, Byun Baekhyun, Kim Jongin
Genre: Drama, Romance, Family(mungkin)
Leght: Chaptered .Rating: T++(untuk bahasa kasar)
Warning: OOC, Typo(s), Marriage Life, Absurd, Gaje
Semua character disini ciptaan Tuhan dan milik keluarga masing-masing. Jadi, saya disini meminjam mereka untuk mengembangkan cerita.
Jika ada kesamaan alur atau cerita-pasaran saya ini- semuanya tidak disengaja. Semua ini murni buatan tangan saya. Dan bahkan beberapa menginspirasi saya dari fanfic yang dibaca.
Luhan POV
Diriku saat ini sedang memandangi indahnya taman belakang melalui jendela mungil kamarku, betapa kurang kerjaan bukan?! Aku hanya ingin membuang waktu yang tak berarti ini untuk menanti dirinya. Ya, dirinya yang 7 hari ini belum pulang kerumah tanpa meninggalkan pesan apapun. Hal terakhir yang ku tahu yaitu saat pagi hari ia berangkat kerja.
Kualihkan tatapan ku ke kasur dimana merupakan tempat yang selalu membuat pipiku memerah tanpa sebab jelas seperti degupan jantung yang tak henti2 atau perilaku konyol dan mesum mu, entahlah bagiku sama saja. Kau selalu tidur dikasur empuk ini untuk mengistirahatkan tubuh serta pikiran sehabis bekerja dan jangan lupakan tangan jahil mu yang selalu nempel ditubuh ku. Tempat yang indah dimana kita berdua berbagi kasih. Ah, hal ini membuat kenangan yang sudah mulai terlupakan terasa kembali lagi.
"Rasanya lelah selalu menunggu tanpa melakukan apapun. Sepertinya besok aku harus mencari informasi soal dirinya, mungkin akan aku mulai dengan menghubungi teman-teman dekatnya yang tak jarang berkunjung ke rumah" pikir ku.
Kalian pasti bertanya-tanya kenapa tidak kemarin-marin aku melakukan hal ini bukan, jika ku jelaskan mungkin akan memperbanyak –words- yang tak berguna itu, jdi akan kuberitahu secara singkatnya ah lebih tepat garis besar Sehun tidak suka diganggu saat dia sedang sibuk. Akhirnya aku menyebutkan nama suami ku. Apa kalian pikir ini penting? Tentu saja bagiku ini penting karena dari banyak cerita yang aku curahkan kepada sahabat ku nama Sehun akan tergantikan degan kata 'dia' dan itu kadang membuatnya kesal, jangan tanya kenapa karena aku sendiri juga tidak tahu.
Kubaringkan tubuh lelah ku di atas kasur, kupandangin ruang kosong yang selalu terisi oleh mu. Betapa diriku ini kau buat galau hanya karena tidak melihat pahatan indah yang sudah menjadi candu seakan-akan jika tak melihatnya akan membuat pemakainya merasa sakit, dan kau tau itu benar-benar terjadi.
Kupejamkan mata untuk mengarungi alam mimpi yang bisa membuat anganku tercapai melihat dan mendekap mu, sehun. Rasa sunyi tanpa kejahilan mu tak jarang membuat mimpi buruk tersendiri yang mampu mambangunkan ku dengan piluh keringat dan napas tak teratur. Berbanding terbalik saat dirimu ada disini. Aku merindukanmu cepatlah pulang, Sehun ku.
Burung berkicau peliharaan kesayangan mu yang kau pajang kandangnya tepat di samping jendela tak pernah mau kembali mendengar kan suara bisingnya, yang selalu sukses membuat ku marah dipagi hari. Katamu "tak apa sayang, lihat dari segi positifnya" . Aku tau hewan itu sudah menjadi jam weker berjalan mu tapi hal ini malah membuat emosi ku meninggi. Harusnya aku yang membangunkan mu sayang, dengan sebuah kecupan manis di bibir tipis mu bukan nyanyian memekakan telingan si burung cerewet.
"Sehun, aku sudah menyiapkan sarapan pagi untuk mu ayo kita makan bersama, dan hari ini kau tau aku akan mulai mencari dan mencari apapun yang berhubungan dengan kekasih tercitanku yang sudah resmi menjadi suami seorang Luhan" kata-kata yang selalu keluar dari angan serta pikiran seorang Oh Luhan. Tergambar jelas dari ketidaknormalan akan kekhawatirannya.
Hari ini aku memasak Mega Egg Sandwich kesukaan mu, sayang. Aku siapkan khusus dalam kotak bekal yang baru aku beli di supermarket depan stasiun yang selalu kau bangga-banggakan. Entahlah hari ini aku terlalu antusias untuk dapat bertemu dengan mu.
Aku sudah menyiapkan semua yang aku butuhkan untuk mencari suami ku yang lupa rumah, tidak maksudku suami ku yang hilang. Ironis sekali diriku seperti wanita jalang yang ditinggalkan kekasih gelapnya. Sial! Pikiran ku mulai terganggu.
Rumah sudah terkunci serta jendela yang tertutup rapat dan pagar depan yang digembok, beres. Saatnya penjelajahan ini dimulai, semangat! .Apakah kalian pikir aku aneh? Aku harap tidak, karena aku yakin kalian akan melakukan hal yang sama sepertiku yah seperti itulah.
Luhan POV END
Pakaian tebalnya sudah terpasang dengan apik nya di badan seksi luhan yang mengeluarkan aura menggoda iman para pejalan kaki tidak diragukan lagi membuat semua mata ingin menelanjanginya ditempat, serta ekspresi nya seperti tatapan kehilangan serta bibir yang selalu mengucapkan kata yang sama 'sehun' membuatnya benar-benar ingin disan-lupakan, jika begini ceritanya akan makin membuat sakit mata- kalau begitu ijinkan author untuk mengulangnya kembali.
Musim dingin yang makin dingin di awal bukan Desember ini membuat Luhan mempererat mantelnya sudah dipastikan luhan kedinginkan. Inilah kenapa Luhan jarang sekali keluar rumah saat musim dingin karena dirinya alergi dingin lihat saja dirinya sekarang sudah lebih dari 10x bersin membuat mukanya sudah tak layak pandang.
Mengeluarkan hp dari mantel hijau toska berbulu, luhan mencari kontak yang bertuliskan Si Hitam -baca: Kim Jongin- dan langsung menelponnya. Nada dering Jongin memang selalu membuat Luhan kesal lihat saja sekarang suara desahan-desahan atau apalah itu Luhan tak berminat untuk mengetahui lebih jauh karena dapat merusak telinga serta otak sucinya.
"Halo, dengan Kim Jongin pria tampan penakhluk wanita dan pria berstatus bottom disini, ada yang perlu dibantu atau anda ingin layanan khusus yang baru saja dibuka" ucap Jongin pede.
"..."
"Halo, apa anda sudah tidak tahan setelah mendengar suara menggoda saya?" tanya Jongin disertai wink yang pastinya tidak akan terlihat lawan bicaranya. Jongin dirimu sudah benar-benar perlu di perbaiki.
"Jongin aku sedang tidak bercanda, bisakah kau tak melanjutkan omong kosong mu." balas Luhan yang mulai jengah dengan sikap salah satu sahabat Sehun yang selalu nempel dengan suaminya saat dulu sewaktu kuliah. Pantas jika Sehun kadang membuatnya kesal ternyata semua itu berasal dari temannya ini.
"Luhan ini benar-benar dirimu, kau tau aku sangat merindukan mu disini, muaacch love u sayang" (Jonging)
"Dari dulu sampai sekarang aku benar-benar tidak suka sikap mu itu, bisakah kita langsung keintinya saja. Kau tau 'dia' dimana?" (Luhan)
"Dia? Apa yang kau maksud Sehun. Kalau Sehun dia ada di sa- .akh sial apa yang kau lakukan huh kau ingin membuat ku menghabisimu dikasur itu" terdengar suara makian Jongin yang membuat luhan menjauhkan hpnya dari telinga.
"Jongin, kau membuat diriku benar-benar ingin melemparmu ke jurang terdalam sekarang. Kau saat ini juga temui aku ditaman belakang universitas, waktumu hanya 10 menit" dan Luhan pun mematikan sambungan sepihak. Karena dirinya tahu Jongin akan bergumam hal-hal yang tidak patut ditulis disini.
Dari kejauhan Luhan bisa tahu kalau ada seseorang yang sedang duduk di bangku taman, kalau dilihat-lihat dari penampilannya Luhan yakin itu Jongin karena si Hitam itu akan selalu memakai kacamata hitam dan rambu belah tengah andalannya. Dengan santainya Luhan menghampiri.
"Jongin kacamata mu terbalik"ucap luhan sembari duduk disamping si Hitam ini.
Jongin buru-buru memutar balik kacamatanya, pantas saja dirinya merasa ada yang aneh dengan penampilannya. Sudah dipastikan mata-mata yang memandanginya di jalan semua melihat kekonyolan Jongin. Hancur sudah harga dirinya hanya dalam 10 menit tadi. Luhan benar-benar membuat Jongin sadar untuk tidak menjahilinya lagi. Maapkan si Hitam seksi ini Luhan.
"Sehun ada di rumah Baekhyun" dengan lancarnya Jongin mengucapkan satu kalimat yang sukses membuat Luhan tercengang.
Luhan tau ya Luhan sangat tahu dulu suaminya memang memiliki seorang teman dekat yang lebih dekat untuk dijadikan seorang kekasih. Tapi hal itu tidak pernah dilakukannya sejak awal. Kenapa? .Tanda tanya itu selalu muncul dibenaknya untuk menanyakan ke 'dia'-Sehun-. Tapi jawaban yang selalu diberikannya sama. Sama-sama tidak memuaskan Luhan sama sekali.
"Jongin, seharusnya kau memberitahuku sejak awal" lirih Luhan sambil memandangi putihnya salju.
"Karena aku tau rusa manis ku ini akan sedih dan memutuskan mengurung diri untuk menuntaskan aliran bening di pelupuk matanya" senyum pilu diberikan Jongin seraya mengelus surai dark brown Luhan. Jika dulu Jongin tak akan sungkan-sungkan untuk langsung mendekap Luhan. Ya karena Jongin sahabat Sehun dan orang yang menyukai Luhan.
-TBC-
Pesan singkat-baca: panjang- dibawah ini semuanya gak penting, jdi gak usah dibaca
- Entah kenapa saya merasa Luhan disini memiliki banyak kepribadian. Maapkan author emosinya lagi labil * *
- Maunya tadi ini fic langsung dihabisin, Cuma karena imajinasi tiba2 menguap jdilah saya sudahi dulu
- Para reader maapkan saya ya kalau fic kurang memuaskan, apalagi banyak cacatnya ditambah keabsurt nya. Dipikir2 karakternya juga OOC.
