Copyright (Naruto) : Masashi Kishimoto

Copyright (Life : Uke version) : Sylvan

xXx

"Uke ? seme ? siapa yang peduli ? aku suka bermain bola seperti anak laki-laki yang lain. Aku juga sangat aktif dalam kegiatan outdoor. Apa semua uke itu harus terlihat girly dan imut untuk menarik para seme ? apa itu yang membuat aku sampai sekarang tidak punya pacar seme ? Karena aku anak yang aktif ? apakah begitu ?"

Uzumaki Naruto. Siswa kelas 3 SMA di Konoha Highschool, merasa frustasi karena belakangan ini banyak dari teman-teman uke nya yang sudah mendapatkan pasangan seme mereka. Sebut saja Kiba yang akhirnya bisa mendapatkan Shino. Dan juga Gaara yang sudah mendapatkan Neji. Dan, dan, dan... hampir semua nama uke yang menjadi temannya telah mendapatkan seme mereka masing-masing. Meninggalkan dia, Uzumaki Naruto, seorang uke tulen sendirian dalam keadaan jomblo alias tidak memiliki pasangan.

Memangnya apa yang salah dari dirinya ? Entahlah. Yang jelas sekarang ia jomblo dan sangat sangat sangat menginginkan seorang seme untuk dijadikan sebagai pacar dan tambatan hatinya. Ia ingin seperti Kiba yang selalu bisa bersandar di pundak Shino ketika ia lelah, atau seperti Gaara yang selalu bisa pulang bareng dengan Neji. Aaaaaargh semua pemandangan itu membuat Naruto merasa semakin sengsara.

Yang lebih parah lagi, mencari pacar seme itu tidak semudah mencari pacar wanita. Bagaimana tidak, untuk anak laki-laki, (apalagi Naruto yang selengekan) picking up and hitting on girls, itu tentu sangat mudah dan wajar. Ya bukan ? Namun itu semua berubah terbalik ketika seorang anak laki-laki melakukannya ke anak laki-laki lain. Jika tidak tepat, nyawa taruhannya (oke agak lebay, but it's true). Resiko yang ditanggung sangat besar jika salah sasaran. Salah bukannya mendapat pacar malah mendapat lebam dan benjolan.

Sigh.

Naruto masih begitu penasaran, bagaimana bisa teman-teman sesama ukenya dengan mudah mendapatkan seme. Karena menuru Naruto (berdasarkan teori diatas) mencari seme saja rasanya sudah sulit, bagai mencari sebuah jarum di tumpukan jerami. Apalagi mendapatkan satu untuk menjadi pacarnya. Apa iya Naruto harus berkeliling sekolah dan menanyakan satu persatu anak laki-laki di sekolah itu kalau mereka itu seme.

"Oh God. I'm hopeless"

Kenyataan hidup sangatlah pahit. Tidak seperti drama korea yang ceritanya bisa dibuat. Yang pemerannya saling jatuh cinta hanya karena mereka bertubrukan atau saling pandang atau karena sebab kebetulan yang lain. Kenyataannya jatuh cinta itu sangatlah sulit. Dan mencari orang yang jatuh cinta kepada kita lebih sulit lagi. Maksudnya yang benar-benar cinta. Bukan hanya sekedar suka atau hanya nafsu.

"Hei mengapa aku jadi melamun soal cinta, bukankah sekarang adalah mata pelajaran..."

Buagh.

Kumpulan kertas tebal yang biasa disebut buku adalah untuk dibaca, namun dikelas ini di jam pelajaran ini dan oleh guru ini kebiasaan itu tidak berlaku. Buku adalah senjata mematikan milik sang Sensei yang biasa digunakan untuk menghantam para murid yang tidak memperhatikan pelajarannya. Sudah banyak sekali korban berjatuhan akibat buku laknat itu. Buku yang di maksud adalah novel kesayangan si pemilik yang biasanya ia simpan di saku kemejanya. Kecil. Namun cukup tebal dan sangat sakit ketika menghantam wajahmu. Tidak berlebihan, karena ketika buku itu meluncur, buku itu akan terbang dengan kecepatan 10m per detik, nyaris tanpa suara. Korban biasanya baru sadar ketika benda laknat tersebut telah menghantam kepalanya. Dan hari ini Naruto adalah korban pertama dari buku novel berwarna oranye itu.

"Aww, fuck... sakit sekali..." Umpat Naruto.

"Naruto-kun. Jika kau seperti itu terus, aku tidak akan segan memberimu nilai F pada mata pelajaran ku".

Naruto melirik kepada senseinya. Melihat apa yang sedang dilakukan olehnya. Betapa terkejutnya ia karena ternyata sang sensei tidak mengalihkan pandangannya dari buku, sama sekali. Bagaimana dia bisa tahu ? Dan yang lebih aneh, buku itu meluncur tepat sasaran tanpa meleset sedikit pun..!! Mungkin kapan-kapan Naruto harus bertanya pada senseinya ini. Sebenarnya dia guru atau penembak jitu ? Mungkin keduanya, ah sudahalah.

"Kiba-kun. Tolong ambilkan buku yang kulempar tadi".

Masih menatap pada bukunya, sang sensei menunjuk seorang anak muridnya yang bernama Kiba - duduk di sebelah Naruto - untuk memgambilkan buku keramatnya itu. Seakan ia memiliki mata ganda ia tahu bahwa buku itu jatuh tepat di depan meja Kiba. Benar-benar guru yang mengerikan.

"Baik, Kakashi-sensei".

Anak yang ditunjuk langsung meraih buku tersebut dan maju kedepan untuk memberikannya kembali kepada si pemilik. Wajah Kiba sejak tadi mengkerut menahan tawa yang seakan ingin meledak dari dalam perutnya. Namun ia tahan karena ia tak ingin menjadi korban buku terbang kedua setelah Naruto.

Hatake Kakashi (25) Guru olahraga di Konoha highschool. Ia hari ini mengajar sejarah di kelas Naruto karena guru sejarah Sarutobi Asuma berhalangan hadir. Karena ia mendadak diminta mengawasi kelas itu jadilah ia mengajar hanya dengan mengenakan kaos polo putih dan celana training hitam kesanyangannya. Membuat seluruh otot di tubuhnya tercetak dengan jelas dari balik kaos polo itu. Otot dada dan lengannya terutama, menyembul keluar seakan merasa sesak dan tak ada tempat lagi di dalam baju itu. Tak lupa peluit kecil menggantung manis di lehernya. Hari ini ia tidak memakai masker seperti biasanya. Karena hari ini ia mengadakan kegiatan berenang di kelas Naruto.

Sangat jarang Kakashi tidak mengenakan maskernya. Hanya di event-event dan acara tertentu saja. Tidak ada yang pernah tau alasan mengapa Kakashi selalu menutupi wajahnya dengan masker hampir setiap hari, dan kelihatannya juga tidak ada yang peduli. Namun entah mengapa Naruto dan kawan-kawan merasa beruntung dapat melihat wajah senseinya itu hari ini.

"Ck, dobe..."

Suara sakratis nan datar yang sangat khas dan sangat di hafal oleh seluruh antero kelas itu. Ya, siapa lagi kalau bukan milik Uchiha Sasuke. Sifatnya yang kelewat cool - atau bahkan bisa dibilang tidak pernah peduli - menjadikan dirinya sebagai incaran para siswi di sekolah itu. Tak sedikit yang mengirimkan coklat dan surat cinta kepada Sasuke. Tapi ya karena dia adalah Uchiha Sasuke (seme tulen). Semua ditolak.

"Sasuke-kun, jaga ucapanmu"

Kakashi melempar pandangan tajam kepada Sasuke. Ia seakan mengisyaratkan dengan matanya bahwa Sasuke yang akan menjadi korban buku selanjutnya jika ia tidak segera diam dan menjaga ucapannya.

"Hhhhhahhhhh... Aku benar-benar bosan, aku ingin segera kelas ini selesai dan menceburkan diri ke kolam renang. Oi Kiba, kau mendengarkanku tidak ?"

Anak yang dipanggil hanya menoleh kemudian berbisik.

"Aku hanya tidak ingin menjadi korban buku laknat itu setelah kau Naruto. Apa kau tidak bisa untuk menahan diri sedikit lebih lama lagi ?"

"Hmmm, baiklah". Naruto kemudian membenamkan kepalanya di dalam lipatan kedua tangannya, bergumam tidak jelas.

"Hmmm, Apa Kaka-sensei itu seme ya ? Aku tidak pernah melihatnya bersama seorang wanita sama sekali. Aku sudah bersekolah disini sejak kelas 1 SMA dan sudah diajar olehnya sejak itu. Tapi aku belum pernah sekalipun melihatnya memggandeng seorang wanita. Apa mungkin dia adalah seme ? Hmmmm"

"Memang kenapa kalau dia seme, Naruto ?"

Tanya Kiba secara tiba-tiba yang langsung mengagetkan Naruto dari sesi berbicara kepada diri sendirinya.

"O-oi.. Kukira kau tidak mendengarkanku. Kau menguping ya...!!" Protes Naruto tak terima karena merasa ia "dimata-matai" oleh Kiba.

"Siapa yang menguping, Kau mengatakannya cukup keras, lihat sekelilingmu sekarang"

"H-hahh???"

Naruto segera mengangkat kepalanya, mengedarkan pandangan matanya ke seluruh penjuru kelas, dan ternyata benar apa kata Kiba. Tidak ada satupun murid yang tidak melihat dengan tatapan aneh kepada dirinya. Bahkan termasuk orang yang namanya ia sebut dalam gumamannya tadi. Kakashi memandangi Naruto dengan tatapan setengah aneh setengah tak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut muridnya itu.

Malu semalu-malunya, wajah Naruto bahkan lebih merah daripada tomat. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya kembali sambil terlihat ada uap dan asap membumbung keluar dari kedua telinganya

"Bodohnya aku...!!! Daaang...!!! Aku jadi bahan tertawaan di kelas. Dan lebih parahnya lagi. Kaka-sensei mendengarku. Oh god i wanna hang myself right now" umpat Naruto dalam hati.

"Dobe bodoh".

Beberapa menit kemudian

"KRIIIIIING"

Bel istirahat berbunyi dengan nyaring. Tanda jam pelajaran yang menyiksa itu berakhir bagi Naruto.

"Baiklah anak-anak, silahkan beristirahat. Dan jangan lupa setelah istirahat kita akan ada kelas berenang. Jadi mohon sebelum bel masuk berbunyi kalian sudah mengganti pakaian kalian, terima kasih".

Naruto masih membenamkan seluruh kepalanya di lipatan tangannya di atas meja sejak tadi. Masih merasa malu dengan kejadian memalukan yang tadi ia alami. Entah mengapa hatinya merasa gusar dan tak tenang. Mengingat wajah Kakashi yang melihatnya dengan tatapan seperti itu. Aaaargh mengapa jadi merasa aneh begini.

"Oi, Naruto, sudahlah. Semuanya sudah pergi. Kau bisa membuka wajahmu sekarang. Tenang saja itu hanya sebentar. Paling-paling mereka akan melupakannya dalam waktu dua atau tiga hari. Begitu juga dengan sensei".

Naruto masih belum mau membuka wajahnya.

"Ck, keras kepala sekali, kau ikut aku sekarang, cepat. Yang lain tidak akan menunggu".

Tanpa aba-aba Kiba langsung menarik tangan Naruto. Membuatnya hampir terjatuh diatas wajahnya. Perutnya menabrak mejanya sendiri dan ia hanya bisa mengaduh pasrah. Mengikuti kemana temannya akan membawanya di jam istirahat itu.

Atap gedung sekolah. Tempat bagi banyak siswa untuk menghabiskan waktu istirahat mereka. Ada yang sendiri dan ada juga yang bergerombol. Ada yang sambil makan bersama ada juga yang hanya sekedar mengobrol bercanda satu sama lain.

Gerombolan Naruto selalu punya tempat tetap. Yaitu di dekat tandon air di pinggir atap gedung. Gerombolan itu terdiri dari Naruto, Kiba, Gaara, Sai, Sakura, Choji dan Shikamaru. Semua di gerombolan itu adalah uke kecuali Sakura dan Shikamaru, Sakura adalah seorang fujoshi akut yang biasanya selalu berusaha memasangkan para seme dan uke. Selalu mendramatisir suasana dan sangat terbawa dengan manga BL yang selalu ia baca dimanapun dan kapanpun. Sementara Shikamaru adalah seorang seme yang entah mengapa dan awalnya bagaimana sampai ia bisa terjebak di gerombolan uke yang menurutnya sangat merepotkan ini. Mendengar mereka mengobrol saja sudah sangat merepotkan apalagi memikirkan tentang bagaimana awal ia bisa masuk ke grup ini. Itu tambah merepotkan. Kalau bukan karena Naruto sahabatnya sejak kecil pasti ia akan lebih memilih menjauh dan tidur sendirian di bagian atap sekolah yang paling sepi dan jauh dari keramaian sambil menatap langit.

"Hei, Naruto... sampai kapan kau mau memasang wajah mengkerut seperti itu ? Kalau kau seperti itu terus mana ada seme yang akan jatuh cinta kepada mu huh ?" Seorang berambut pink dari gerombolan itu membuka percakapan.

"Nom... iya nom... nom... memangnya kau kenapa Naruto-kun ?" Mulutnya yang masih penuh tidak mencegahnya untuk bertanya kepada Naruto karena penasaran, tidak biasanya Naruto memasang wajah seperti itu.

"Telan dulu makananmu Choji". Tegur Sakura.

"Dia tadi bergumam tentang Kakashi-sensei. Ia bertanya-tanya, apakah Kakashi-sensei itu seorang seme ? Pasalnya, Naruto tidak pernah melihat Kakashi-sensei menggandeng seorang wanita". Terang Kiba panjang lebar.

"A-apa ? Kaka-sensei ? Kyaaaaaaa Naruto suka dengan Kakashi-sensei...!!!! Kyaaaaaaaaaaa. Kalian cocok bersama kau tahu...!!!". Sakura kumat.

"Ck, merepotkan saja".

"Hee Shikamaru, apa kau tidak cemburu hmm ? Kau suka kepada Naruto-kun kan ?" Sakura mencolek pinggang Shika yang sedang berbaring.

"Jangan bicara sembarangan, dasar fujoshi akut, merepotkan sekali".

"Hee Shika, kalau kau suka dengan Naruto, cepat kau bilang padanya... Nanti jika dia sudah diambil oleh orang lain seperti Kaka-sensei kau baru menyesal".

"HEI KALIAN STOP...!!! God... kalian berbicara seperti aku sedang tidak ada disini. Aku tidak menyukai Kaka-sensei seperti itu. Aku hanya bertanya apa dia seme atau bukan. It's not a big deal, ya ampun".

"Menurutku Naruto benar, itu bukan suatu permasalahan besar yang harus dibesar-besarkan". Gaara pun ikut menimpali.

"Sai, menurutmu bagaimana ?" Sakura melempar pertanyaan kepada orang yang sejak tadi belum mengatakan sepatah katapun. Ia masih sibuk dengan sketchbook nya.

"Hmm ? Menurutku ? Menurutku, Naruto lebih cocok bersama dengan Sasuke-kun". Dengan senyum tulus yang terlihat sangat aneh.

"Wh-what..???!!!! No...!! Aku dengan si Teme itu ? Dia bukan tipeku. Oi minna...!! Stop it already. Aku tahu aku single tapi jangan pasangkan aku dengan setiap laki-laki yang mungkin seme atau seme yang lain. Let me set my own pace. Right...??!! Thank you". Naruto melanjutkan makannya.

"Jadi, Naruto-kun belum tertarik dengan siapapun ?". Tanya Sakura lagi mencari kepastian.

"Belum, belum sama sekali".

"Tapi Kaka-sensei ganteng loh".

"Sakura... stop".

"Baik... baik... you're no fun Naruto-kun. I ship you two so bad anyway... there's no way you can change that. Hahahaha".

Tawa lepas Sakura mengakhiri percakapan yang menyiksa batin Naruto itu. Namun tanpa mereka sadari salah satu dari mereka berbisik sendiri dalam diam tidur damainya.

"Syukurlah, aku masih ada kesempatan. Ck.. Naruto, kau benar-benar merepotkan".

TBC

Hai, Syl is here...!!!

Ini adalah fic pertama Sylvan yang melibatkan duo maut Sasuke dan Naruto, ada Shikamaru dan Kakashi juga. Cerita ini agak kompleks, jadi mohon bersabar untuk updatennya ya :)

Sylvan lagi bosen, jadi yang Kakayama pause dulu ya :) gomen minna-san. akan di update pas mood udah balik ya

Hope you like it minna-san

Maaf jika ada typo.

Bolehlah ripiwnya untuk chap pertama ini :)

Makasih

Syl out.