SasuSaku Fanfiction
Disclaimer : Masashi Kishimoto
.
Judul: Kesialan yang aneh
.
Story by Uchiha Keyra
.
WARNING!
AU, OOC, Miss-Typo(s) Gaje
Happy Reading!
.
.
.
Chapter 1
Sakura. Gadis itu terisak saat beberapa orang yang tidak ia kenal datang menjemputnya. Suara seraknya merintih memanggil-manggil Ibunya. Sakura bukan orang miskin yang diseret paksa sebagai jaminan bayar hutang ataupun sejenisnya. Tapi dia dijodohkan dengan putra keluarga Uchiha secara paksa karena alasan Sahabat Ayahnya dan bisnis. Sakura tak mengerti dengan apa yang ada dikepala kedua orang tuanya? Yang tega membiarkan putri semata wayang mereka kehilangan kebahagiaan hanya demi urusan bisnis. Yang dimaksud dengan kebahagiaan di sini adalah kebebasannya dalam memilih pria yang akan dia nikahi suatu saat.
"Kaa-chan..." Lirih Sakura. Gadis itu beberap kali merintih dan melirik Ibunya saat beberapa orang berjas hitam menyeretnya masuk kedalam mobil, tentunya dengan lembut tidak kasar. Bahkan Ibunya tak berusaha menghentikan Sakura ataupun mencoba menahannya.
Selama perjalanan Sakura terdiam melamun menatap keluar jendela mobil. Mencerna setiap kata-kata yang keluar dari mulut wanita yang telah melahirkannya itu.
Ini karena mereka sahabat lama kami. Dan kami sudah berjanji sejak kau bahkan masih bayi. Uchiha tidak memiliki keturunan perempuan jadi, kau akan sangat dimanjakan di sana. Mengingat nyonya Uchiha sangat mendambakan anak perempuan berada di dalam rumahnya.
Menghela nafas. Sakura tak mengerti seberapa susahnya sih menolak Uchiha.
Dan di sinilah Sakura sekarang. mansion Uchiha. Wajahnya biasa saja, tidak ada raut menakjubkan yang ia tunjukkan untuk sekedar mengagumi tempat itu. Raut wajah Sakura cenderung datar dan tak peduli. Mungkin Sakura masih Kesal.
Seorang wanita cantik yang memiliki rambut hitam panjang pun keluar dari dalam mansion itu, menyambut Sakura penuh gembira. Itu terlihat jelas di wajahnya yang berseri-seri dan bahkan wanita itu memeluk Sakura sangat erat sampai-sampai Sakura tak bisa bernafas.
"Ah, Sakura sayang, akhirnya kau datang." Ucapnya. Ya ampun! Wajah Sakura benar-benar memerah sekarang karena kehabisan nafas dan setelah wanita itu melepaskan pelukannya Sakura pun langsung menghirup udara dengan rakus. Benar saja! Bahkan disaat Sakura datang pun wanita itu sudah seantusias ini. Bagaimana jika Sakura sudah tinggal bersamanya? Mungkin dia akan mati karena kelebihan pelukan.
Wanita paruh baya itupun membawa Sakura masuk dan memerintahkan supirnya untuk membawakan barang-barang Sakura kedalam rumah.
Dan menempatkannya dalam kamar yang paling imut dengan dindingnya yang bercat pink bertema Hello kitty dan poto Sakura sejak bayi hingga sebesar ini memenuhi sebagian ruangan itu. Sepertinya Sakura adalah obsesinya. Ini tidak adil! Hanya karena Sakura obsesinya dan dia seenaknya mengklaim Sakura sebagai menantu Uchiha.
"Oba-san apa anda tidak berlebihan?" Ucap Sakura ragu setelah menyadari bahwa kamarnya sangatlah mewah bahkan menyaingi hotel bintang lima. Dan untuk panggilan Sakura pada wanita itu, Sakura memang sudah mengenalnya karena dia sering sekali berkunjung kerumahnya, oleh karena itu Sakura tidak berontak saat para pria berjas hitam tadi menyeretnya masuk kedalam mobil.
"Tidak! Ini Sangat sederhana untuk Sakuraku, kalau kau tidak menyukainya nanti kaa-san akan menyuruh tukang untuk mengganti temanya atau mungkin aku bisa membuatkan kamar lagu untukmu." Dia sangat antusias sekali dan ketakutan kalau Sakura tidak nyaman di sana dan tunggu! Apa? Sakuraku? Lihat saja bahkan dia benar-benar sudah mengklaim Sakura sebagai milik Uchiha.
"Sakura-chan!" Kini seorang pria tua menghampirinya dan memeluknya sama seperti Mikoto (nyonya Uchiha) dan ia hampir membunuhnya untuk yang kedua kalinya karena kehabisan nafas.
"J-Jii-san" Sakura mulai terbatuk-batuk dan setelah menyadari itu pria itupun melepaskan pelukannya. Satu lagi yang terobsesi dengannya Uchiha Fugaku. Orang paling berpengaruh di keluarga ini. Tentu saja Sakura juga mengenalnya bagaimana tidak? Kedua sejoli ini sangat sering mengunjunginya.
"Aku senang kau benar-benar ada disini." Raut bahagia terpancar dari wajahnya dan itu membuat Sakura juga bahagia. Sakura senang, begitu banyak orang yang menyayanginya.
Waktu berjalan begitu cepat dan Sakura tak merasa ada bahaya yang mengancam nyawanya sejak kemarin. Terlebih lagi Sakura tidak melihat anak-anak Uchiha dari kemarin. Ini bagus.
Sakura diperlakukan layaknya seorang putri kerajaan. Kedua orang tua itu begitu memanjakannya dan mereka juga menyekolahkan Sakura di tempat anak-anaknya sekolah (sebagian anaknya). Konoha High School. Sekolah yang selama ini Sakura inginkan.
Walaupun tidak miskin, Sakura juga tidak sekaya Uchiha. Keinginannya bersekolah di tempat elit itu sangat tidak mungkin karena begitu jauh dari tempat tinggalnya. Dan sekarang keinginannya terkabul karena kesialannya. Ah, entah harus menyebutnya kesialan atau keberuntungan? Tapi ini membuatnya senang.
Lihatlah seragam baru yang ia kenakan. Begitu bagus dan membuatnya terlihat semakin cantik. Sakura benar-benar senang sekarang. Seharusnya kemarin dia tidak menangis selebay itu saat beberapa pria berjas menjemputnya.
Mikoto tersenyum melihat Sakura turun dari tangga. Wajahnya terkagum-kagum melihat gadis itu memakai seragam yang ia berikan dan setelah jarak mereka semakin dekat Sakura pun mendapatkan pelukan darinya untuk yang kesekian kalinya.
"Kau sangat cantik." Ucapnya. "Akan ku pastikan kau menjadi bagian dari Uchiha." Bisiknya seraya melepaskan pelukannya pada Sakura.
"Oba-san." Sakura menautkan alisnya menatap Mikoto yang tersenyum melihatnya, penuh keraguan.
"Tidak! Panggil aku kaa-san." pintanya. Wow... apakah Sakura harus bertepuk tangan? Ini sangat mengejutkan. Membuatnya belajar menjadi menantu yang baik bahkan Sakura tak pernah mengetahui wajah putra mereka.
"Hmm..." Sakura mengangguk dan tersenyum tipis.
"Ah, sepertinya mereka sudah berkumpul." Ucap Mikoto seraya memalingkan wajahnya menatap ruang tengah. Karena sekarang mereka sedang berada di dapur.
"Mereka?" Gumam Sakura. Ada berapa banyak memangnya? Sakura mengikuti langkah Mikoto yang merangkulnya membawanya ke ruangan tengah.
Damn!
Sepertinya Sakura salah masuk kandang. Seperti seekor kelinci yang diberi banyak makan, karena akan dijadikan santapan beberapa ekor singa. Satu, dua, tiga, empat, lima Sakura berhitung dalam hati. Mimpi apa dia semalam? Sakura tidak akan menyangka anaknya sebanyak ini.
"Kau bisa memilih salah satu dari mereka." Bisik Mikoto. Sakura dapat merasakan wanita itu tersenyum bahagia sekarang.
Sakura benar-benar seperti santapan mereka saat mereka secara bersamaan berbalik dan menatap Sakura tajam. Tatapan para onix itu seperti menembus tempurung kepalanya. Begitu tajam dan mengintimidasi.
Tapi sial! Kenapa wajah mereka begitu tampan dan memesona membuat Sakura seperti suka rela menjadi santapan mereka.
"Siapa dia?" Ucap seseorang yang baru datang dan duduk di samping yang lainnya.
"Nambah satu." Gumam Sakura. Kemudian meneguk salivanya kasar.
"Sasuke-kun!" Mikoto menyarankan pria itu diam dan mendengarkan perkenalannya. Oh Lord! Sakura benar-benar tidak kuat menahan lututnya yang lemas. Sepertinya perkenalan ini memicu serangan jantung.
"Kaa-chan, siapa gadis cantik itu?" Lontar salah satu dari mereka. Tampan, cenderung mirip dengan yang bernama Sasuke tadi.
"Oke, kaa-chan perkenalkan dia sekarang. Dia adalah Sakura Haruno. Putri tunggal dari keluarga Haruno." Mikoto begitu bersemangat saat mengenalkan Sakura pada para singa itu.
"Obsesi kaa-chan." Celetuk pria yang di panggil Sasuke tadi. Mikoto tersenyum dan melanjutkan perkenalannya. Sepertinya pria itu cukup banyak tahu.
"Dia akan menjadi bagian dari Uchiha mulai sekarang. Tentunya untuk salah satu dari kalian. Siapa yang mampu mendapatkan perhatiannya, dia yang akan menjadi pemiliknya." Tegas Mikoto. What? Dengan entengnya Mikoto mengucapkan itu seperti menjadikan Sakura bahan taruhan yang akan di perebutkan enam Uchiha itu. Tapi tentunya ini bukan taruhan. Tapi, apa harus Sakura diperebutkan dengan beberapa pria tampan ini? Masa mudanya tidak akan sia-sia. Sungguh.
"Maksud kaa-chan? Dia akan men-" Mikoto memotong perkataan putranya.
"Dia akan menjadi putri kaa-chan. Jadi bersaing secara sehat." Mikoto mengedipkan sebelah matanya. Sakura membeku bahkan untuk membela dirinyapun dia tak mampu. Ingin rasanya Sakura berlari dan membenturkan kepala ke tembok hingga pingsan melihat seringaian pria tampan itu ah... dia akan mati sekarang.
"Baiklah! Sakura-chan. Kenalkan aku Izuna Uchiha." pria itu menghampiri Sakura dan mengecup tangannya sedangkan Mikoto hanya tersenyum, tersenyum, dan tersenyum sambil mengabadikannya dengan memotret beberapa moment di sana. Pria ini sangat mirip sekali dengan pria menyebalkan yang di panggil Sasuke tadi. Tentunya tidak semirip dengan yang lainnya.
Sakura menyunggingkan senyum tipis. Wajahnya memerah sempurna.
"Ah, cantik, namaku Shihui Uchiha." Ucapnya seraya merangkul pinggang Sakura dan membawanya duduk di tengah-tengah mereka. Pria ini sedikit lebih tua, maksudnya dari Izuna dan si menyebalkan itu dan dia juga memiliki wajah serupa dengan pria yang duduk di sebelahnya.
Apa rumah besar ini tidak ada AC nya? Kenapa udara terasa panas? kenapa oksigen terasa menipis di sini? Teriak batin Sakura.
"Itachi Uchiha." Kini pria itu memeluknya erat membuat jantung Sakura seperti akan meledak sekarang. Dia juga cukup dewasa dari Izuna dan Shisui mungkin seorang kakak. Wajah Sakura pucat pasi sekarang dan tangannya terasa sangat dingin namun berkeringat. Sakura sudah sampai ke surga. Sepertinya.
"Aku Obito Uchiha." Dan pria yang mirip Shisui mengecup pipi Sakura. Kyaaa!! Sakura tidak tahan lagi. Apakah keluarga Uchiha sudah memesankan peti mati untuknya? Kenapa mereka begitu lancang memeluk dan mengecupnya.
"Madara Uchiha." Dia hanya mengacak surai merah muda milik gadis manis itu. Pria ini terlihat sangat dewasa dan mengagumkan. Sepertinya paling tua di antara kelima orang lainnya.
"Sasuke Uchiha. Kau tau 'kan? Aku kembar dengan orang menyebalkan itu." Sasuke mengetuk dahi Sakura dengan kedua jarinya dan menunjuk Izuna. Pantas saja diantara enam orang ini, wajah mereka yang paling mirip dan Mikoto masih mengabadikan momen mereka sejak tadi.
"Nah, sudah siang. Sebaiknya kalian segera pergi kesekolah sebelum terlambat." Ucap Mikoto membuyarkan hayalan anaknya masing-masing.
"Sakura akan berangkat denganku!" Izuna menarik tangan Sakura dan segera mnyeretnya masuk kedalam mobil, yang satu mobil dengan Sasuke. Dan sisanya memakai mobil mereka masing-masing.
Itachi sudah tidak sekolah. Dia justru kuliah sambil mengurus perusahaan Uchiha. Dan Madara dia juga memegang salah satu aset milik Uchiha yaitu Konoha High School tujuan mereka. Sekolah itu juga berada di bawah naungan Uchiha dan Madara memilih menjadi sensei sekaligus kepala sekolah meskipun usianya terbilang masih muda. Shisui dan Obito mereka masih sekolah dan menjadi senior Sasuke dan Izuna. Tepatnya satu tahun lebih tua dari mereka.
Sepanjang jalan hanya keheningan yang tercipta. Sakura tak mampu mengeluarkan sedikit pun suaranya untuk sekedar bertanya, apa sekolah menyanangkan? Atau bagaimana aku menurut kalian? Ini hal konyol yang tak ingin Sakura lakukan dan akhirnya Izuna memulai percakapan diantara mereka bertiga.
"Aku tidak bisa menolak jika saja kaa-chan hanya menjodohkanmu padaku. Tapi, jika aku harus bersaing dengan yang lainnya... sepertinya akan sedikit sulit." Ucapnya tersenyum sambil mengemudikan mobilnya. Sasuke berdecak sebal mendengar perkataan Izyma dan hanya menatap luar jendela mobil.
"Sepertinya bukan aku yang harus membuatmu tertarik padaku. Dirimu sendiri yang akan tertarik dan datang padaku nanti." sambung Sasuke. What? seberapa tingginya tingkat kepedean Uchiha Sasuke ini. Saudaranya yang lain tidak kalah tampannya dengan dia. Tidak ada alasan untuk Sakura hanya memilihnya. Walalupun Sakura akui dia memang memiliki pesona yang aneh karena menyebalkan.
Jam istirahat dimulai. Sejak kedatangan Sakura tadi, semua siswi tidak henti-hentinya berteriak iri pada Sakura yang sedari tadi tidak jauh dari jangkauan Sasuke, Izuna, Shisui dan Obito. Meskipun ini terlalu aneh, tapi mereka berempat tidak ingin melewatkan Sakura. Apalagi Sakura memiliki pesona yang berbeda gadis itu cantik dan mengagumkan. Manik emeraldnya sangat indah memukau, helaian merah mudanya memanjakan pandangan para pria itu, terlebih lagi wajahnya yang cantik sangat memabukkan dan menghipnotis untuk selalu memandangnya. Bibir mungil merah merekah membuat siapapun yang melihatnya ingin meneteskan liur karena begitu menggoda.
Dan Sasuke memikirkan semua itu tanpa berkedip sekarang.
"Hoy!" Izuna menggeprak meja kantin. Mengejutkan Sasuke dari lamunannya.
"Kau gila?" Balas bentak Sasuke karena terkejut. Memalukan sekali wajah konyolnya saat terkejut membuat Sakura tertawa geli sekarang. "Hei pinky berhentilah tertawa tidak lucu!" Lanjutnya.
"Sebenarnya apa yang kau lihat Sasuke?" Tanya Obito sambil mengunyah keripik kentangnya.
"Bibir Sakura mungkin." Sambung Shisui. Kemudian Shisui dan Obito ber-tos ria dan tertawa setelah melihat wajah Sasuke yang memerah karena malu. Sakura masih berusaha mati-matian menahan tawa.
"Kaa-chan bilang kita harus bersaing secara sehat." Ucap Izuna seraya merangkul bahu Sakura. Sungguh, rasanya Sasuke ingin meledak sekarang juga karena kesal. Jika saja ini bukan lingkungan sekolah, ingin sekali pria itu menghajar kembarannya habis-habisan. Dia bilang secara sehat, secara sehat apanya? Malahan sekarang dia yang merangkul Sakura seenaknya. Tunggu! Apa yang Sasuke pikirkan? Apakah dia mulai posesif sekarang? Atau cemburu? Hanya saja Sasuke tak suka melihat dirinya kalah dari Izuna.
"Memangnya cara tidak sehat apa yang kulakukan? Apa aku menghipnotisnya agar dia suka padaku?" Ucap Sasuke sinis. Wajahnya merah padam melihat tangan Izuna masih melingkar di bahu Sakura.
"Wow! Seharusnya kau yang sehat." Teriak Obito sambil menepis tangan Izuna dari bahu Sakura. Dan Sakura masih diam mematung karena kejadian tadi. Apa ini semacam debat keluarga untuk memperebutkannya? Memalukkan, mengingat semua para siswi semakin memperhatikannya karena ocehan empat saudara ini.
"Hei kalian berhentilah! Apa kalian tidak sadar kita menjadi bahan tonhonan?" Ucap Sakura hampir berbisik was-was.
"Kami memang selalu jadi tontonan." Ucap Sasuke seraya melambaikan tangannya pada para wanita itu yang disambut teriakan histeris dari mereka bahkan beberapa ada yang pingsan. Menyusahkan!
Waktu berlalu cepat. Sudah pukul empat sore dan Sakura berada di rumah sendirian. Mikoto bilang dia ada arisan yang mengharuskannya pulang malam. Dia mengatakannya dengan khawatir karena meninggalkan Sakuranya sendirian, hanya menyisakan Sasuke seorang diri karena Izuna dan yang lainnya pergi membeli video game baru. Sedangkan Itachi dan Madara belum pulang sejak siang tadi.
Kruwuk!
Perutnya sangat lapar, karena belum diisi. Sebenarnya makanan sudah selalu siap karena maid yang memasakkannya selalu tepat waktu. Tapi, Sakura terlalu malu untuk turun dan makan malam sendirian. Waktu menunjukan pukul delapan malam dan semua orang belum kembali dari kesibukannya. Sakura hanya melongok-longok dari lantai dua melihat ke bawah berharap tidak ada siapapun di sana untuknya mengambil beberapa makanan atau camilan. Karena dia sangat lapar sekarang.
"Kapan sih mereka akan pulang? Aku sangat lapar!" Ucap Sakura sambil memegang perutnya. Apa dia harus meminta bantuan Sasuke untuk menemaninya makan? Ya, sejauh ini tingkat kecanggungan Sakura dan Sasuke tidak terlalu tinggi seperti dengan yang lainnya. Mungkin itu karena Sasuke memberikan kesan pertama yang menyebalkan.
Sakura mengangguk. Menandakan ia benar-benar harus meminta bantuan Sasuke sekarang. Perutnya sudah tidak tahan minta diisi.
Tok... Tok... Sakura mengetuk beberapa kali pintu di depannya sebelum akhirnya pemilik kamar itu keluar dengan pakaian Casual nya.
Kenapa Sakura mendadak kenyang dengan suguhan pemandangan di depannya ini. Wajah tampan dan rambut basahnya karena habis mandi membuat Sakura segar seketika. Matanya memaksanya untuk tidak berkedip dan jantungnya tak mau berhenti melompat-lompat dalam dadanya.
"Apa?" Tanya Sasuke datar. Sakura mengerjapkan matanya beberapa kali dan berbalik memunggungi Sasuke.
"T-tidak. Tidak jadi!" Ucapnya lembut. Suara lembutnya terdengar seperti desahan di telinga Sasuke membuat pemuda itu berpikir aneh-aneh sekarang. Matanya bergulir menatap bokong gadis di depannya yang hanya tertutup rok mini, menampilkan setengah pahanya yang putih. Kulitnya yang seputih l
porselen membuat Sasuke menahan gejolak yang melanda dirinya sekarang. Lehernya yang jenjang terlihat jelas karena Sakura mengepang rambutnya. Terlihat putih seperti melambai meminta diberi tanda olehnya. Sasuke menelan Salivanya dengan susah payah.
Sebelum Sakura melangkah meninggalkan Sasuke dan mengurungkan niatnya untuk mengajak pemuda itu makan, tiba-tiba Sasuke menarik tangannya dan memasukannya kedalam kamar. Menyandarkannya di tembok dengan cengkraman kuat di sisi kanan dan kiri lengan atas Sakura.
Sakura terkejut dan menelan ludahnya kasar. Ia benar-benar ketakutan sekarang.
"A-apa yang kau lakukan?" Sakura terbata. Pria itu menatapnya sangat tajam saking tajamnya sepertinya Sakura bisa mati karena itu.
"Dengar! Aku tidak bisa jika harus bersaing dengan mereka. Selain kaa-chan dan tou-chan aku juga terobsesi denganmu." Ucapnya lantang. Sakura baru tahu keluarga Uchiha begitu terobsesi padanya sehingga menjadikan mereka tidak waras seperti orang yang berada di depannya ini.
"A-apa maksudmu?" s
Suara Sakura bergetar, dan Sasuke masih tak mempedulikan itu, bahwa gadisnya ketakutan.
"Bisakah kau berpakaian seperti ini jika hanya ada aku di rumah? Bisakah kau memakai pakaian tertutup saat ada mereka di rumah?" Perkataan Sasuke membingungkan. Sakura tak mengerti dengan maksud ucapannya yang berbelit-belit. Sakura menghela nafas berat. Jantungnya seperti akan copot dalam situasi ini. Terlebih lagi wajah pria tampan yang kini dihadapannya terlalu memikat sehingga Sakura sangat sulit untuk berteriak atau sekedar meringis kesakitan karena cengkramannya yang kuat.
"B-bisakah kau berbicara dengan kata-kata yang sederhana? Aku tidak mengerti. Dan bisakan kalau lepaskan tanganku? Ini sangat sakit." lirih Sakura. Sasuke memutar bola matanya kesal karena Sakura benar-benar tak mengerti dengan apa yang dimaksudnya.
"Kau milikku!" Bisik Sasuke di telinga Sakura membuat Sakura memejamkan matanya merasakan hembusan nafas Sasuke di lehernya. Dan ia kembali membuka matanya seketika saat Sasuke menghisap kasar lehernya. Sakura mendorong kuat dada pemuda itu agar melepaskan bibirnya dari lehernya dan menginjak kaki Uchiha sialan itu hingga dia melepaskannya.
"Apa yang kau lakukan? bahkan aku baru mengenalmu tadi pagi. Berani sekali kau!" Teriaknya. Matanya mulai berkaca-kaca merasakan sakit di hatinya. Sasuke hanya terdiam terkejut melihat Sakura mulai menangis dan berlari menuju keluar kamar. Sial! insting lelakinya sangat sulit dikendalikan jika dia terus berdekatan dengan obsesinya. 'Ini salah kaa-chan yang memasukannya ke kandangkuBatin Sasuke.
Obsesinya? Sejak kapan? Bahkan tidak ada seorangpun yang tau.
Sudah satu jam sejak kejadian tadi, dan rumah pun kembali ramai. Para singa itu berkumpul di ruang tengah menonton Izuna dan Obito bermain game. Sasuke juga berada di sana namun, tatapannya kosong meskipun masih mampu menyuapkan beberapa keripik kedalam mulutnya.
"Kau kenapa?" Tanya Shisui menepuk bahu Sasuke menariknya ke alam sadar.
"Hn." Sasuke hanya menggelengkan kepalanya dan mengunyah makanan yang berada didalam mulutnya.
"Apa kau melakukan sesuatu pada gadis itu?" Celetuk Itachi cukup keras membuat semua orang berbalik menatap Sasuke tajam dan mengintimidasi.
"A-apa?" Tanya Sasuke gelagapan. Dalam hatinya ada rasa takut. Takut jika Sakura membencinya karena kejadian tadi. Dan sudah satu jam gadis itu tidak keluar kamarnya. Mikoto pun sudah kembali dari acara arisannya.
"Kenapa kalian hanya berenam? Mana Sakura-chan?" Tanyanya. Bahkan ia belum sempat duduk, wanita tua berparas cantik itu sudah langsung mengkhawatirkan Sakuranya.
"Mungkin di kamar." Jawab Madara. Seraya membuka bukunya dan melanjutkan membaca. Mereka lupa kalau sekarang ada tambahan orang di rumahnya. Sudah terlalu lama mereka terbiasa dengan keadaan ini dan mungkin jika mereka tidak terlalu sibuk dengan kebiasaannya. Mereka akan berlomba-lomba menyelinap ke kamar Sakura.
Mikoto dengan segera menyusul Sakura yang berada di kamarnya di lantai dua. Dan setelah itu suara jeritan histeris dari wanita tua namun cantik itu terdengar sampai ke seantero mansion. Damn! Sasuke menelan ludahnya kasar. Perasaannya menjadi tidak enak sekarang. Obito dan Izuna yang bahkan tidak akan menoleh dalam keadaan segawat apapun saat mereka main game, berlari cepat menuju kamar Sakura diiringi langkah kaki Saudaranya yang lain.
Sakura menundukkan kepalanya. Matanya sembab karena menangis dan Mikoto memeluknya erat di atas ranjangnya.
Keenam pria itu berkumpul untuk melihat keadaan Sakura.
"Ada apa kaa-chan?" Tanya Izuna panik.
"Apa hal buruk terjadi pada gadisku?" Teriak Shiusi yang mendapatkan pelototan tajam dari belakang oleh Sasuke.
"Kalian semua!" Geram Mikoto membuat keenam anaknya mengkerutkan alisnya heran.
"Ada apa kaa-chan?" Itachi penasaran.
"Sepertinya masalah!" Sambung Obito penuh ketakutan melihat ibunya. Sasuke masih menyembunyikan tubuhnya di balik saudaranya yang lain.
"Sayang, kau kenapa?" Madara duduk di samping Sakura dan mengusap kepalanya lembuat.
'Si tua bangka itu...' geram Sasuke dalam hati merasa tak terima gadisnya di belai oleh orang lain.
"Siapa yang melakukan ini pada Sakura-chan?" Teriak Mikoto menunjuk tanda merah di leher Sakura. Damn! Semua laki-laki itu terdiam menganga melihat kiss mark di leher Sakura begitu kontras. Jujur, Sakura sangat malu atas kejadian ini. Dia merasa dirinya begitu rendah sampai harus seperti ini.
Dan semua mata tertuju pada Sasuke. Berbalik menatap pria itu penuh ancaman membunuh dari para Saudaranya.
"Kau!" Geram mereka bersamaan. Tentu saja mereka tahu kalau Sasuke berada lebih dulu di rumah sebelum mereka. karena kelima Saudaranya pulang secara bersamaan dari tempat yang berbeda. Sasuke menunduk dan berdecak kesal merutuki nasibnya yang akan malang ditangan saudaranya. Sakura terlalu menggoda untuk di tinggalkan berdua bersamanya.
"A-aku... " Sasuke menjambak rambutnya frustasi.
"Sasuke-kun! Kaa-chan bilang bersaing secara sehat, bukan malah menandai Sakura-chan seenaknya menjadi milikmu sendiri!" Omel Mikoto tak terima gadis kesayangannya ketakutan seperti itu.
"Kau akan mati setelah kaa-chan pergi." Ancam Obito. Sasuke kembali menelan Salivanya kasar karena ancaman kakaknya itu.
"i-ini salah kaa-chan!" Tegas Sasuke. "Bagaimanapun aku ini laki-laki, mana bisa tahan melihatnya dengan pakaian seksi itu. Lagi pula dia yang datang padaku." Sasuke mencoba membela dirinya sendiri. Dan kini pandangan orang-orang itu beralih kepada Sakura mumbuat gadis itu takut dan angkat bicara.
"A-Aku hanya kelaparan, dan berniat mengajakmu makan. Bahkan sebelum aku pergi kau sudah menarik tanganku dan melakukan ini!" teriak Sakura tak terima. Enak saja! Bagaimanapun Sakura tidak menggodanya. Salahkan saja insting memburunya itu. Dan pandangan orang-orang kini beralih kembali pada Sasuke.
"A-aku..." sebelum Sasuke menyelesaikan ucapannya. Kelima Saudaranya menyeretnya keluar kamar Sakura dan entah membawanya kemana. Mikoto mencoba menenangkan Sakura yang gemetar sejak tadi.
"Ah, aku menyesal atas yang dilakuakn Sasuke-kun padamu. Kau terlalu cantik dan bahkan akupun tidak bisa menahan diri untuk memelukmu. Apalagi Sasuke-kun yang seorang remaja labil." Kekeh Mikoto sambil mengusap surai merah muda Sakura. Sakura tersenyum mendengar ucapan Mikoto. Sebenarnya yang mendominasi ketakutan Sakura adalah rasa malu karena lehernya memiliki tanda. Sialan! Sari awal dia memang sudah menyebalkan dan sekarang Sakura harus menjadi pusat perhatian atas kelakuannya.
Mikoto mengajak Sakura makan malam bersama kelima putranya. Dan entah hukuman apa yang lima orang itu berikan sehingga Sasuke tidak ikut makan malam sekarang. Mikoto tidak peduli yang penting Sakuranya baik-baik saja. Dan Fugaku sebenarnya sedang berada di luar kota. Untuk sekedar informasi.
TBC
AN:
Tadinya Key mau buat One shoot tapi sepertinya kepanjangan jadi Key buat per-part. Dan seperti biasanya mohon di mengerti apabila ada kegajean yang terdapat di dalam cerita. Semoga cerita yang Key buat selalu menghibur dan disukai readers.
Terimakasih atas waktu yang diluangkan untuk membaca fictnya Key
Sampai jumpa di chapter berikutnya.
31 Agustus 2018
