Title : Unbeatable (Imperfection) [OVA]

Author : Enma R. Eyes

Rating : K-T

Genre : Romance, family

Pairing : Akashi Seijuurou x OC (You)

Disclaimer : Kurobas milik Fujimaki Tadatoshi, this plot is mine

Warning : FF lanjutan sekaligus selingan dari FF sebelumnya 'Unbeatable (Imperfection)' *bisa diklik dari profil ya ceritanya* dan ini special chapter yang berisi tentang bagaimana awal hubungan Akashi x OC (You), semuanya berisi flash back. Sangat direkomendasikan untuk membaca FF sebelumnya tapi ga usah baca yang sebelumnya juga gapapa sih ._.v sunnah kok hukumnya(?)

Yah tetep OOC sih kadang, terus kalo ada typo-typo gitu ya maap ye.. kemudian ini adalah FF yang tetep nista dan murni hasil imajinasi suka-suka aoethor, moga suka ye~~ happy reading, ciiin(?) #tebarluckyitemmidorima :3


chapter 5.4: Childhood [1 of 2]

## Flash back ##

Author POV –

"Oh Seijuurou, Seijuurou manis ya" gadis kecil dengan rambut yang dikuncir satu itu terus memandangi Akashi kecil yang hanya duduk manis sembari bermain-main dengan bidak shoginya.

Awalnya, Akashi kecil tak mengindahkan ucapan anak perempuan yang terus memandanginya tanpa berkedip sekalipun itu. Dagu milik gadis kecil bermanik abu-abu itu terus menempel pada kedua telapak tangannya yang terpangku, membuatnya semakin asyik memandangi wajah Akashi yang menurutnya sangat menarik hingga suara yang tak asing bagi gadis kecil itu terdengar olehnya.

"Tuan putri, berhenti untuk mengganggu Akashi, kau ini ya..." seorang wanita berumur 30-an dengan rambut pirang bergelombang muncul dan mendekati gadis kecil yang ternyata adalah anak kandungnya.

"Aku nggak gangguin Seijuurou kok ma, aku dari tadi cuma diem ngeliatin dia" elak gadis kecil yang mengenakan baju loli itu sembari menoleh pada ibunya. Bibirnya telah mengerucut dengan pipinya yang digembungkan membuat wajah gadis kecil itu semakin terlihat imut dan disaat itulah Akashi kecil mulai memandangnya.

.

Gadis kecil yang dipanggil tuan putri itu adalah anak semata wayang dari sebuah keluarga blasteran Jepang-Inggris. Ayah gadis kecil itu adalah orang Jepang sedangkan ibunya adalah orang Inggris. Keduanya bertemu saat kuliah di universitas yang sama karena ibu gadis berambut hitam kemerahan itu memutuskan untuk melanjutkan studinya di negeri Sakura.

Adapun alasan kenapa keluarga Akashi bisa akrab dengan keluarga gadis kecil itu karena ayah sang gadis adalah adik kelas ayah Akashi sewaktu SMA dan juga saat di kuliah. Mereka bisa dibilang bersahabat, mungkin sudah seperti keluarga sendiri. Karena itulah kedua keluarga ini bisa terus berhubungan. Terlebih ayah Akashi dan ayah gadis itu juga sama-sama pebisnis. Meski bisnis mereka tidak dalam satu bidang yang sama tapi keduanya sama-sama sukses. Ayah Akashi yang berkutat dengan dunia olahraga sedangkan ayah sang gadis dengan dunia elektronik.

Gadis kecil itu sendiri terlahir dua bulan lebih cepat sebelum Akashi kecil lahir. Mereka sama-sama anak tunggal dalam keluarga mereka. Mereka punya banyak kemiripan. Sama-sama berasal dari keluarga yang kaya raya, sama-sama dianugerahi wajah yang rupawan, dan berbagai kesempurnaan yang lain. Mungkin mereka tidak sepenuhnya sempurna tapi setidaknya mereka hampir menyentuh garis itu.

Ya garis yang dikenal oleh semua orang dengan nama 'sempurna'.

.

.

Tahun demi tahun pun berlalu. Kini usia Akashi kecil dan sang gadis yang sering dipanggil tuan putri itu telah berumur tujuh tahun. Sebenarnya gadis kecil itu memiliki nama tapi orang-orang di sekitarnya lebih senang memanggilnya dengan sebutan 'tuan putri'. Mungkin karena ia anak semata wayang dan mungkin juga karena ia begitu spesial dengan semua hal menarik tentangnya. Membuatnya seakan-akan menjadi seperti seorang tuan putri dalam kisah dongeng-dongeng klasik.

"Aku suka sama Seijuurou.. Seijuurou sangat tampan, Seijuurou juga manis!" gadis yang mengenakan dress berwarna soft pink itu berseru cukup keras membuat orang-orang yang ada di sekitarnya segera menoleh pada gadis itu.

Rupanya sang tuan putri sedang menyatakan(?) perasaanya pada Akashi kecil yang hanya bisa memandangnya tanpa membalas sepatah katapun.

"Ya ampun, tuan putri... kamu ini ya selalu saja bersikap yang aneh-aneh" sang ibu dari gadis itu segera berkomentar setelah mendengar ucapan anaknya. Ia pun lantas segera menghampirinya.

"Hahaha tuan putri benar-benar menyukai Seijuurou ya, aduh imutnya..." seorang wanita berambut coklat dengan iris berwarna oranye kekuningan juga tampak datang menghampiri anaknya, Akashi Seijuurou. "Seijuurou, gimana? Barusan ditembak tuh," wanita itu memegang kedua pundak Akashi yang sontak membuat Akashi kecil melihatnya sejenak. Bisa dibilang ibu Akashi adalah orang yang sangat baik dan lembut, berbeda dengan Akashi yang telah tumbuh menjadi remaja seperti sekarang.

Tak jauh dari tempat itu, dua pria dengan rambut yang identik dengan anak-anak mereka hanya bisa tersenyum melihat kejadian barusan. Ya seorang pria dengan raut wajah yang tak jauh berbeda dengan Akashi Seijuurou. Mungkin dapat dibilang Akashi kecil versi masa depan dan seorang pria berkacamata dengan rambut hitam kemerahan. Keduanya adalah ayah dari Akashi kecil dan sang gadis yang kali ini rambutnya dikuncir dua kebawah.

Akashi pun kembali melihat gadis dengan iris berwarna abu-abu itu kemudian tak disangka, tangan kanan mungilnya mulai membelai rambut gadis itu lembut. Ibu Akashi pun terlihat begitu gembira. Segera ia mengambil sebuah handy cam dan mulai merekam kejadian langka itu.

Sang tuan putri dan Akashi kecil memang sudah sangat akrab. Intesitas pertemuan yang begitu sering membuat mereka seakan menjadi teman bermain semenjak mereka kecil. Tidak, mungkin lebih tepatnya semenjak mereka bayi.

Ditambah ibu Akashi yang juga bersahabat dengan ibu sang gadis. Karena sama-sama tinggal di Tokyo, keluarga satu sama lain pun sering pergi berkunjung ke rumah masing-masing. Ibu Akashi juga suka mengumpulkan foto-foto atau video tentang anak semata wayangnya dengan anak dari sahabatnya itu. Ya sama seperti yang dilakukannya sekarang.

"Aiih lihat! Wajah tuan putri kelihatan merah seperti tomat," beritahu ibu Akashi sembari tertawa kecil.

"Hahaha ya ampun! Tuan putri benar-benar suka sama Akashi ya.." ibu sang gadis kecil pun turut menanggapi dan hari yang membahagiakan itu terus berlanjut dengan kisah cinta monyet Akashi dan tuan putri.

.

.

Akashi kecil berjalan menyusuri koridor rumahnya sembari membawa bola basket. Rencananya ia ingin bermain bola basket di samping rumah tapi saat ia ingin melangkah keluar, langkah kakinya tiba-tiba terhenti.

"Oh, apa kau akan membawa keluargamu juga?" dapat terdengar dengan jelas oleh telinga Akashi bahwa suara itu adalah suara ayahnya.

Kini Akashi kecil hanya bisa bersembunyi di balik dinding. Di depan sana adalah ruang tamu yang seharusnya ia lewati jika ingin pergi ke samping rumah tapi karena sadar bahwa ada tamu, Akashi kecil pun menunda keinginannya. Kedua telinganya terus berusaha mencari tahu siapa tamu yang sedang mengobrol dengan ayahnya sekarang.

"Ya, aku akan membawa istri dan anakku, senpai" akhirnya suara yang berbeda dengan suara milik Ayah Akashi pun terdengar. Tak membutuhkan waktu yang lama, Akashi tahu siapa pemilik suara itu. Ya paman yang sekaligus menjadi sahabat ayahnya. Ayah dari gadis yang pernah menyatakan perasaan padanya. Singkatnya, dia adalah ayah dari tuan putri.

"Ehm begitu. Untuk berapa lama memangnya? Lalu kapan berangkat?" tanya ayahnya lagi. Akashi masih menguping pembicaraan itu.

"Sebenarnya aku tidak tahu tepatnya sampai berapa lama aku disana tapi sepertinya bukan untuk waktu yang singkat. Mungkin paling cepat lima tahun dan minggu depan aku sudah harus meninggalkan Jepang."

"Inggris ya? Itu negara asal istrimu, kan? Tidak apa-apa, kurasa kau pasti bisa cepat beradaptasi disana"

"Ya benar hehe mereka bilang mereka membutuhkan keahlianku makanya aku dipindahtugaskan disana untuk mengurusi marketing di Eropa, ya mau bagaimana lagi senpai"

Akashi kecil terlihat tertunduk. Kedua matanya menatap kosong bola berwarna oranye itu. Pikiran seakan mengusiknya dan ia pun segera berlari kembali ke kamarnya.

.

"Senpai, sebenarnya tujuanku disini selain memberitahumu tentang kepindahanku, ada hal lain yang juga ingin kuberitahukan pada senpai" pria dengan rambut berwarna hitam kemerahan itu membuka topik obrolan baru.

"Tentang apa itu?" tanya ayah Akashi.

"Sebenarnya dari dulu, aku ingin hubungan keluarga kita bisa terus berlanjut. Aku bahkan telah menganggap senpai seperti kakakku sendiri, karena itu... aku ingin menjodohkan anakku dengan anak senpai, itu pun jika senpai tidak keberatan?" terlihat pria berkacamata itu cukup khawatir setelah mengutarakan niat utamanya pergi berkunjung ke rumah sahabatnya itu.

Ayah Akashi tak langsung menjawab. Raut wajahnya seakan berpikir.

"Ini bukan paksaan kok, senpai. Senpai bisa menolak jika keberatan. Aku juga tidak akan memaksa perjodohan ini. Meski tuan putri terlihat sangat menyukai tuan muda Seijuurou tapi ini sama sekali bukan permintaanya, ini murni keinginanku" tambah pria bermanik bak mutiara hitam itu takut senpai-nya akan berpikir yang tidak-tidak karena memang menurutnya ini terlalu cepat untuk dibicarakan tapi kalau bukan sekarang kapan lagi, setidaknya karena alasan itulah ia berani menyampaikan keinginannya.

"Aku tidak keberatan. Menurutku putrimu sangat baik. Dia begitu ceria dan mudah menarik perhatian siapapun. Kupikir dia bisa menjadi pasangan yang baik untuk Seijuurou nantinya" akhirnya sebuah jawaban pun terlontar dari ayah Akashi.

"Terima kasih senpai. Akashi juga sangat jenius. Dia pasti bisa menjaga tuan putri dengan baik"

"Lalu kapan kau mau menyelenggarakan perjodohan ini?" kini ayah Akashi yang balik bertanya.

"Mungkin sebelum kepidahanku ke Inggris. Senpai, kali ini tolong izinkan aku untuk mengurus semua yang diperlukan dalam perjodohan ini?" pria berkacamata itu meminta izin pada ayah Akashi dan sebuah anggukan pun menjadi jawaban dari pertanyaan sebelumnya.

.

.

Enam hari telah berlalu. Kini kedua keluarga telah duduk di ruang utama di sebuah mansion mewah milik keluarga Akashi. Hari ini akan diselenggarakan sebuah acara peresmian dari perjodohan kedua anak tunggal mereka. Dua sofa berwarna merah hati yang kedua keluarga ini duduki sudah saling berhadapan dengan sebuah meja kaca berbentuk elips yang berada di tengah mereka. Kedua keluarga ini terlihat sama-sama memasang wajah serius.

Acara perjodohan yang singkat dan sederhana karena hanya dihadiri oleh keluarga inti yang bersangkutan tapi mungkin sangat mendebarkan untuk gadis kecil yang kini rambutnya diurai dan memakai beberapa jepit rambut berwarna merah. Matanya terus menatap Akashi dan sesekali melirik ayahnya. Kedua telapak tangannya telah terasa dingin. Rupanya gadis kecil itu benar-benar gugup.

"Baiklah, kita mulai acara perjodohannya" akhirnya suara ayah sang gadis membuka acara perjodohan itu.

Segera ia mengeluarkan sebuah kotak dari saku jasnya lalu meletakkannya diatas meja dan membuka kotak itu. Sebuah koin kuno segera terlihat. Koin itu membentuk logo 'Yin' dan 'Yang' yang begitu terkenal di negeri tirai bambu.

"Koin ini yang akan menjadi bukti perjodohan antara tuan muda Akashi dan tuan putri. Yin dengan sisi hitam dan titik putih diatasnya dan sebaliknya Yang dengan sisi putih dan dan titik hitam diatasnya. Yin ditandai dengan sesuatu yang lambat, lembut, menghasilkan, menyebar, dingin, basah, dan pasif. Berhubungan dengan air, bumi, bulan, feminitas dan malam hari. Maka dari itu pecahan koin Yin akan dimiliki oleh tuan putri. Sedangkan Yang ditandai dengan cepat, keras, padat, fokus, panas, kering, dan agresif. Berhubungan dengan api, langit, matahari, maskulinitas dan siang hari. Karena itu, tuan muda Seijuurou yang akan memiliki pecahan koin Yang" pria berkacamata itu menjelaskan maksud dari koin kuno bergambar taiji yang merupakan lambang tradisional untuk kekuatan Yin dan Yang.

"Menarik. Inti dari filosofi Ying dan Yang adalah adanya dua unsur keberadaan yang berlawanan tapi saling melengkapi. Mereka selalu mencari keseimbangan meskipun mereka bertentangan, tapi mereka tidak selalu bertentangan satu sama lain. Mereka tidak hanya sekedar saling menggantikan, namum mereka menjadi bersatu sama lain melalui aliran konstan alam semesta. Aku menyukai ini, kau memang adik kelasku yang paling pintar" sebuah senyuman segera tergambar pada raut wajah ayah Akashi.

"Terima kasih atas pujiannya, senpai. Baiklah, kalau begitu mari kita pisahkan kedua bagian koin ini" ayah dari sang gadis dan ayah Akashi pun segera menempelkan tangan mereka pada pecahan koin milik anak mereka masing-masing dan secara bersamaan, kedua pecahan koin itu pun terpisah menandakan acara perjodohan itu telah diresmikan.

"Pecahan koin ini akan disimpan oleh keluarga masing-masing. Jika perjodohan ini terus berlangsung dan menginjak pada fase pertunangan maka kedua pecahan koin ini akan kembali bersatu" ayah sang gadis kembali menjelaskan. Raut kebahagiaan seperti lega, senang, dan puas pun segera tergambar pada wajah semua orang yang ada di ruangan itu termasuk tuan muda Seijuurou.

.

.

"Seijuurou kenapa? Seijuurou pasti nggak suka ya sama aku? Ehm nggak apa-apa kok, Seijuurou bisa bilang sama papa jadi acara perjodohan kita bisa batal" ucap gadis dengan dress berwarna putih yang sedari tadi mengikuti kemana langkah kaki Akashi pergi.

Tiba-tiba langkah kaki Akashi terhenti dan sontak membuat gadis kecil itu menabrak punggung Akashi. Ia pun sempat mengaduh tapi jawaban Akashi membuatnya segera terdiam.

"Bukan itu..." ujar Akashi membuat gadis kecil itu tak mengerti.

"T-terus...?" ia hanya bisa menatap punggung Akashi bingung. Tubuh Akashi membelakanginya membuatnya tak bisa melihat wajah Akashi.

Gadis itu merasa bingung, ya tentu saja. Setelah acara perjodohan mereka selesai, Akashi langsung pergi dan alhasil ia pun hanya bisa mengikuti kemana Akashi pergi dan disaat ia menebak bahwa Akashi tak menyukainya ia malah mendapatkan jawaban 'bukan' lalu apa penyebab Akashi masih terus diam seperti ini?

Akashi memang pendiam. Dia sudah tahu betul tentang sifatnya yang satu itu. Tapi meski begitu, Akashi tetaplah menarik untuknya. Apalagi saat melihat anak laki-laki yang baru dijodohkan dengannya itu tersenyum maka kau seakan meleleh seperti coklat panas. Tak bisa dipungkiri kalau gadis kecil itu memang benar-benar menyukai Akashi bahkan sedari dulu. Ia juga pernah menyatakan perasaannya tapi Akashi hanya membalas membelai rambutnya tanpa berkomentar bahwa ia juga menyukainya atau bahkan tidak punya perasaan apapun padanya.

Gadis itu sangat senang setelah mendengar bahwa ia akan dijodohkan dengan Akashi, orang yang sudah lama ia sukai. Bahkan meski harus mendengar kabar bahwa ia juga harus segera meninggalkan Jepang tapi ia tetap merasa senang. Setidaknya dia berpikir bahwa akhirnya ia bisa memiliki Akashi. Meski ia juga harus tahu bahwa ia akan sangat sulit untuk bertemu dengannya nanti dan ia juga tahu bahwa masih ada kemungkinan Akashi untuk tidak menyukainya. Lalu sebenarnya apa yang dirasakan oleh Akashi?

"Aku juga suka sama kamu makanya aku nggak mau batalin perjodohan ini" jawaban Akashi membuat gadis kecil itu menatap sosok bersurai scarlet itu kaget dan tak lama dapat dilihatnya wajah orang yang disukainya, ya Akashi kecil sedang berbalik memandangnya.

Sebuah belaian pun kembali ia dapatkan. Akashi kecil membelai rambut bergelombang gadis bermanik abu-abu itu lembut. Sejenak suasana begitu hening. Hanya hembusan angin yang meniup beberapa helaian daun dari tanaman hias yang ada di sekitar mereka.

"Nanti di Inggris, jangan pernah suka sama anak laki-laki manapun ya dan jangan lupa untuk terus menghubungi Seijuurou. Yang paling penting..." Akashi kecil tak langsung menyelesaikan ucapannya membuat sang gadis kecil berambut hitam kemerahan itu tak sabar menunggu kelanjutannya, "...jangan pernah berhenti untuk menyukai Seijuurou." dan disaat itulah Akashi kecil tersenyum dengan begitu manisnya. Sebuah senyuman yang begitu tulus hingga tanpa disadari mata gadis yang sudah berkaca-kaca karena pernyataan Akashi sebelumnya mulai menitikkan air mata. Terharu dengan apa yang baru ia dengar.

"S-seijuurou" gadis kecil itu hanya sanggup menyebut nama anak laki-laki yang ada di hadapannya. Kepalanya tertunduk dengan kedua bahunya yang naik-turun. Air mata haru itu masih terus mengalir.

Gadis kecil itu merasa senang. Ia merasa begitu lega setelah mendengar apa yang telah Akashi ucapkan. Akashi menyukainya. Akashi yang ia kira tak menyukainya, yang tak pernah menanggapi perasaannya, kini semua dugaan itu salah. Cinta monyet sang gadis terbalaskan dan itu membuatnya sangat senang sampai ia meneteskan air matanya.

TESS~! Akashi kecil menghapus air matanya dengan jari-jemari mungilnya membuat gadis kecil itu mengangkat kepalanya dan menatap Akashi kaget untuk yang kedua kalinya.

"Kenapa menangis? Harusnya kau senang, kan?" Akashi kecil masih tersenyum dengan begitu manisnya membuat gadis kecil itu turut tersenyum.

"Aku senang kok. Aku senang Seijuurou menyukaiku. Aku akan terus menyukai Seijuurou meski aku tak ada disini, Seijuurou tenang saja" jawab gadis kecil itu dan Akashi kecil kembali menunjukkan sebuah senyuman yang seakan menenangkan siapapun.

A killer smile..?

Author POV end –

## Flash back end ##

##T.B.C##


A/N: hullo~ ini update-an(?) dari FF 'Unbeatable (Imperfection)' ^^ maap banget ini update-an super lama karena aktivitas padat eeh~ *_*

oh iya kenapa chapter ini saya pisah dari page FF 'Unbeatable (Imperfection)' soalnya ini cuma sekelumit flash back yg gunanya membantu reader biar tahu gimana itu awal cerita hubungan antara Akashi x OC ._.

terus author bagi dua soalnya kalo langsung jadi satu ntar kepanjangan makanya dibagi separoh, next part dari sudut pandang Akashi ^-^ tenang, udah beres kok tinggal edit-edit dikit terus lanjut buat yg chapter 6 deh *yeeey* #authorditimpuk :3

hmm ga ada preview buat ova selanjutnya karna emg rasanya ga perlu aja, oh iya knapa ova? soalnya itu istilah yg menurut author paling pas buat chapter ini meski ini bukan anime sih -_- *ya iyalah ini panpik nista lu ding .-.

ok, untuk yg udah kasih repiu FF 'Unbeatable (Imperfection)' chapter 5 udah aku bales tuh :) ini buat yg ga sign in ya..

rei: hehe penasaran ya sama sapa yg nyatain cinta di chapter 6? wkwkwk ditunggu ya ^^ setelah ini pasti author kasih tahu lewat update-an chapter 6 *semoga bisa cepet kelar nee~ maap belum bisa update yg chap 6 karna emg agendanya bikin ova dulu ;-;

aoki: bisa sih... tapi engga ah, FF ini udah nista masa masih dinistain dengan adegan yaoi aokise #dorr #authordigebukinaokise -...- hmm maap author emg suka bikin epep angst jadi mungkin masih kebawa ya ke epep ini :3 maafkan author #authorsungkem(?)

ok, kalo rei sama aoki baca FF ini udah aku bales ya repiunya ^.^

terima kasih juga buat semua yg sudah mau meluangkan waktu untuk membaca FF ini.. semoga FF ini bisa bikin reader terhibur, silahkan berikan unek-unek kalian di kotak repiu entah itu kritik, saran, tuntutan demo(?), bashing juga kali :3 ya semuanya deh karena komenan apapun yg kalian berikan akan sangat berarti untuk penulis macem saya ini, last...

aoethor tjintah kaliandt, nanoedayo!