Salam kenal semua saya author baru disini, karena saya suka sekali dengan anime Sket dance maka dari itu saya mencoba membuat suatu cerita dan lahirlah cerita ini. Maaf karena ceritanya kurang menarik dan agak tidak jelas, tapi bagi yang mau membaca silahkan, jangan sungkan-sungkan hehe...
Disclaimer: Sket Dance pastinya bukan milik saya dan saya cuma pinjem beberapa charanya saja kok hehe...
Mempersembahkan cerita yang berjudul...
Perintah Tsubaki?
Oleh Rakshapurwa
Rate T
Humor gagal, OOC sangat, dan ada sedikit hint incest (walau saya juga tidak yakin)
Masih tetap ingin membaca?
Enjoy
.
.
Chapter 1
"KALAU JALAN HATI-HATI FUJISAKI, LIHAT APA YANG KAU PERBUAT...DASAR BODOH!"
"KA...KAU YANG SALAH, TSUBAKI...GARA-GARA KAU MILKSHAKE-KU TUMPAH!"
Terlihat dua orang remaja yang terlihat sama namun berbeda tengah berdebat dengan heboh, membuat berbagai pasang mata menatap mereka berdua dengan tatapan yang sulit diartikan, entah itu tatapan kesal, merasa terganggu, tidak nyaman atau mungkin juga tatapan senang dan penuh ketertarikan. Walaupun mereka ditatap seperti itu mereka tidak berhenti berdebat malah semakin memperbesar frekuensi suara mereka.
"MILKSHAKE-MU ITU TIDAK PENTING, DOKUMENKU LEBIH PENTING BODOH.."
"KAU YANG BODOH KALAU TAU ITU MEMANG PENTING JAGA YANG BENAR..."
Sebenarnya apa yang mereka perdebatkan? Mari kita mundur beberapa menit yang lalu dimana suasana masih sangat sunyi dan tentram...
Flashback
"gawat gara-gara harus menge-print beberapa data aku malah jadi telat rapat osis..." ucap seorang pemuda sambil berlari tergesa-gesa. Pemuda yang diketahui bernama Tsubaki, sekarang seharusnya ia sudah berada didalam ruang osis dan melakukan rapat bersama rekan-rekannya bukan malah berlari-lari dikoridor, hal tersebut terjadi akibat kertas-kertas bertinta yang ia pegang ditangan kanannya... ya walau tidak semuanya benar jangan lupa salahkan ia sendiri yang lupa mengeprint kertas penting tersebut, dan juga tinta printernya yang mendadak habis sehingga ia harus menggedor-gedor pintu warnet yang masih tutup. Kalau bukan kertas tersebut yang notabennya berisikan data penting yang akan digunakan untuk rapat hari ini, Tsubaki pasti tidak akan melakukan hal merepotkan seperti itu, apalagi sampai datang rapat terlambat.
Tsubaki masih terus berlari sambil sesekali melihat jam tangan miliknya, otomatis membuatnya tidak terlalu fokus kedepan. Ralat bukanya tidak terlalu tetapi dia sangat tidak fokus, bahkan Tsubaki tidak melihat ada seseorang yang sedang berjalan tepat didepannya, ia menabrak orang itu dengan cukup keras sampai mereka berdua terbanting kelantai.
BRUUUK
"aduuuh.../ awww.." ucap tsubaki dan korban tabraknya besamaan. Tsubaki mengelus-elus bokongnya yang agak sakit akibat terjatuh tadi, kemudian menatap orang yang terduduk didepannya dengan pandangan bersalah.
"ma...maaf apa kau baik-baik saja?"
Orang itu bukannya mejawab malah tampak sedang mencari-cari sesuatu, sepertinya orang itu tidak mendengar pertanyaan Tsubaki.
'sepertinya aku kenal orang ini...' pikir Tsubaki.
"Fu...Fujisaki?"
Merasa terpanggil orang tersebut menghadapkan kepalanya kearah Tsubaki. Ternyata benar orang itu adalah Fujisaki, saudara kembar Tsubaki.
"eh..."
'menyesal aku minta maaf' sesal Tsubaki.
Tsubaki POV
"apa yang kau lakukan pagi-pagi sudah berlarian dikoridor seperti itu hah..."
Entah mengapa perasaan bersalahku menguap tiba-tiba, dan setiap bertemu dengan Fujisaki pasti aku selalu seperti ini, jutek. Sebenarnya aku tidak mau begitu, aku ingin mencoba menjalin hubungan kakak-beradik yang benar bukan malah selalu bertengkar setiap kali aku bertemu dengannya. Aku memang merasa sedikit gengsi aku akui itu, tapi mau bagaimana lagi aku dan Fujisaki yang sejak dulu tidak pernah bisa akur tiba-tiba menjadi saudara kembar begini ya itu sedikit awkward.
"kau juga berlarian dikoridor, sebagai ketua OSIS seharusnya kau malu."
Tuh kan dia juga sama denganku, selalu saja membalas perkataanku. Dia selalu tidak mau kalah, bukannya sebagai seorang kakak harus mau mengalah demi adiknya, mmm...tapi sepertinya kasus kali ini beda hal, mungkin.
"aku sedang terburu-buru."
"aku juga sedang terburu-buru."
"JANGAN MENGIKUTIKU."
"KAU YANG MENGIKUTIKU."
"DASAR KAU ULAT BULU MERAH BERTANDUK..."
"..."
Eh dia tidak membalasnya. Kok aku merasa bersalah ya apa aku keterlaluan. Tapi sepertinya aku tidak membuatnya sakit hati liat saja tampangnya yang sedang berpikir itu pasti dia sedang mencari bahan ejekan untukku. Pasti sesuatu yang akan dia katakan tidak kreatif seperti kotoran mungkin.
Hmm melihat wajah berpikirnya itu membuatku sadar...
Sepertinya aku melupakan sesuatu...
Ah...
Gawat aku ada rapat sekarang, sial gara-gara Fujisaki aku jadi tambah telat, menyebalkan. Mana data yang tadi kuprint ya...
...
"FU...JI...SA...KI..."
"apa?"
Kertasku basah, tintanya semua luntur. Tentu saja ini salah Fujisaki, milkshake yang ia bawa tumpah mengenai dataku yang berharga.
Tsubaki POV off
Dan sisanya kejadian diatas pun terjadi. Tsubaki menyalahkan Fujisaki, sedangkan Fujisaki yang tidak terima membela balik dirinya.
"kau tau betapa sulit pengorbananku demi kertas ini dan kau...ukh...sial.."
Tsubaki menundukan kepalanya, bukan karena dia sedang mengheningkan cipta tetapi karena sesuatu yang hendak menetes dari matanya. Entah mengapa Tsubaki sendiri merasa dirinya mengalami mood swing sejak pagi, apa dia sedang hamil...
oke lupakan itu...
"tsu...tsubaki."
Oh Fujisaki sepertinya merasa bersalah, meskipun dia terlihat kekanak-kanakan tetapi insting kakak yang dimilikinya cukup kuat, merasa adiknya yang sepertinya ingin menagis, Fujisaki pun kebingungan, sungguh kakak yang bertanggung jawab.
"a..aku yang salah maaf aku tidak sengaja maaf...jangan menangis ya..."
Tsubaki menatap Fujisaki merasa sedikit bingung dengan perilaku kakak kembarnya itu, apa Fujisaki salah makan tidak bisanya dia meminta maaf duluan itu yang ada dipikiran Tsubaki saat ini. Waw sepertinya Tsubaki benar-benar sedang mood swing lihat saja bukannya tersentuh dengan kebaikan hati kakaknya dia malah menyeringai aneh begitu...
Eh.. menyeringai...
Aneh pula...
Mencurigakan...
"kau sungguh merasa bersalah?"
"ka..kau pikir aku bercanda, dasar monster berbulu mata lebat!"
JEGGEEEEER...
Suara apa itu tadi, apa nanti akan ada badai ya sebaiknya bagi yang ingin keluar rumah membawa payung.
Eh... maaf salah sepertinya suara itu berasal dari arah Tsubaki yang sedang membatu. Dan kelihatannya tampak ingin menangis lagi. Oh ya ampun Tsubaki sadarkah kau betapa OOC dirimu hari ini.
"monster berbulu mata lebat...hiks.."
"waaa...maaf bukan... aku salah bicara tadi maaf jangan menangis Tsubaki, kau itu adikku yang paling manis."
JEGGEEER...
Sekarang giliran author yang membatu, menyadari keanehan yang diciptakannya sendiri. Rupanya Fujisaki punya bakat menggombal juga ya. Lalu bagaimana kabar Tsubaki sekarang, mmm... dapat kita lihat sepertinya dia melangkah mundur menjauhi Fujisaki mungkin takut tertular virus gombal kakak tercintanya.
"woi...kau tidak sopan kupuji malah menjauhiku."
"habis kau menjijikan Fujisaki."
JEGGEEEER...
Kali ini giliran Fujisaki yang membatu, dikatai menjijikan oleh adiknya sendiri rasanya ya sesuatu...
"dan aku tidak manis tau."
Hening...
Kliiik...klikk...kliiik...
Oh maaf author kelepasan malah foto-fotoin Tsubaki yang sedang dere mode on sampai lupa ngetik nih cerita.
Lanjut...
Fujisaki memandang Tsubaki ( awas jangan lama-lama nanti suka lagi) sedangkan Tsubaki yang ditatap hanya bisa salah tingkah. Mimpi apa dia semalam sampai sial seperti ini. Padahal seingatnya dia cuma mimpi makan bakso tiga mangkok tapi gak bayar oh mungkin karena gak bayar jadi dia kena sial dikutuk sama tukang baksonya, bisa jadi begitu...
Masuk akal...
"po..pokoknya kau harus tanggung jawab Fujisaki."
"ukh~ iya..iya aku gantikan sini aku print ulang."
"aku tidak bawa FD-nya jadi tidak bisa diprint lagi."
Hayo Tsubaki pagi-pagi sudah bohong kalau tidak bawa FD lalu apa yang kau sembunyikan didalam saku celanamu itu, dasar nakal.
"jadi aku tidak perlu bertanggung jawabkan."
"enak saja kau harus tetap bertanggung jawab."
"ok...ok... aku akan bertanggung jawab."
Tunggu sebentar, entah mengapa makin lama masalah tanggung menanggung jawab ini agak ambigu kedengarannya ya? Lihat saja yang memperhatikan mereka bukannya berkurang makah semakin banyak. Mereka merasa penasaran dengan apa yang sikembar bicarakan.
Karena Fujisaki memiliki rasa peka yang lebih dibandingkan Tsubaki (mungkin) jadi ia menyadari bahwa mereka menjadi bahan tontonan siswa/siswi yang berlalu lalang dikoridor tersebut. Malu rasanya mungkin itu yang dipikirkan Fujisaki saat ini.
"mmm...Tsubaki sebaiknya kita pindah tempat yang lebih privasi tidak enak kalau bicara disini."
"memang kenap...o...oh ayo.."
Maka sepasang saudara kembar tersebut pergi dengan wajah menunduk menahan malu, lalu mencari tempat yang tepat untuk mereka berdiskusi mengenai masalah pertanggung jawaban yang belum terselesaikan.
.
.
Tak butuh waktu lama bahkan cukup mudah bagi mereka berdua untuk menemukan tempat strategis yang dicari. Dimana lagi kalau bukan disebuah ruangan yang tidak terlalu luas tapi tetap terasa nyaman untuk dihuni..
Tentu saja ruang klub SKET Dance...
Jenius...
"jadi kau ingin aku melakukan apa?" ucap Fujisaki membuka percakapan diantara mereka.
"jadi pelayanku seharian ini." Balas Tsubaki dengan jelas sambil tersenyum polos.
"..."
"..."
"Tsubaki apa tadi yang kau katakan? Aku kurang mendengar." Fujisaki merasa pendengarannya mulai terganggu, masa ia tadi dia mendengar kalau Tsubaki bilang...
"jadi pelayanku seharian ini"
Oh pendengarannya tidak salah toh yang salah otak Fujisaki yang lambat merespon ucapan adik kembarnya. Lihat saja tampangnya benar-benar abstrak, perpaduan antara orang yang sedang berpikir sambil buang air lalu tersedak biji salak...
Abstrak'kan... sangat.
"APAAA...!? YANG BENAR SAJA MANA MAU AKU MELAKUKAN ITU."
Tsubaki diam tidak merespon teriakan super kakaknya itu. Ia sibuk memperhatikan eksperi-ekspresi aneh yang dikeluarkan Fujisaki. Membuat Tsubaki menyadari satu hal, Fujisaki itu sangat manusia sekali...
Ya ampun memang kau pikir sejak dulu dia apa, Tsubaki...
"pokoknya aku tidak mau titik... minta yang lain saja asal jangan yang tadi."
Tsubaki menunduk, menatap kertas-kertas basah wangi coklat dan rasa coklat ditangannya membuat Fujisaki sedikit kembali merasa bersalah, ingat hanya sedikit loh..
"harusnya aku rapat OSIS tadi, gara-gara kertasku basah dan tintanya hilang jadi kacau semuanya mana aku terlambat pula...aku gagal sebagai ketua OSIS..."
JLEEEEEB
Panah imajiner terlihat seakan-akan menusuk tepat dihati Fujisaki, kali ini rasa bersalahnya muncul kembali sepenuhnya.
"aaaarggh... baiklah aku lakukan, aku bakal jadi pelayanmu seharian...PUAS..."
Fujisaki berteriak frustasi. Kalau bukan demi adiknya sudah pasti ia bakal menolak permintaan tersebut. Disisi lain Tsubaki dengan mata berbinar-binar menatap tabjub Fujisaki yang mau memenuhi permintaannya.
"sunguh benarkah itu?"
"iya dan jangan bertanya lagi kalau tidak mau aku berubah pikiran."
Tsubaki tersenyum puas, dia merasa tidak rugi pagi tadi sibuk bulak-balik dan datang hampir terlambat...indahnya hidup...
"ok kalau begitu tugas pertamamu antar aku sampai kedepan kelasku."
Tanpa menunggu jawaban Fujisaki, Tsubaki langsung bangun dari kursinya dan berjalan kearah pintu. Ia tidak ingin terlalu banyak membuang-buang waktu lagi, mereka berdua sudah hampir terlambat mengikuti pelajaran pertama. Sedangkan Fujisaki walau jelas masih sangat bingung dengan perintah Tsubaki, ia tetap mengekor dibelakang Tsubaki seakan-akan ia adalah pengawal pangeran sebuah kerajaan...
Kerajaan hutan rimba tepatnya...
.
TBC...
Cerita ini multichapter tapi saya kurang yakin bisa cepet update atau gak #dilempar
Dan cerita ini bukan romance jadi gak bakal ada incest (mungkin) yang pasti tergantung sudut pandang pembaca hehe...
Makasih buat yang mau baca dan ada yang mau review?
