Golden Duo
Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto dan Highschool DxD Milik Ichie Ishibumi
Pairing : Uzumaki Naruto x Asia Argento
Warning : AU,OOC, SMARTNaru
Prologue
Cerita ini bermula di sebuah gereja tua kota Roma. Pada pagi buta, biarawati yang bertugas gereja tersebut dibangunkan oleh suara rengekan bayi, dan begitu terkejutnya ia saat menemukan sepasang bayi bersurai pirang berada di depan pintu gereja tersebut. Sepasang bayi itu berbaring di sana dalam satu keranjang, bayi perempuannya tertidur nyenyak sedangkan bayi laki-laki itu mengeluarkan suara isakan kecil yang semakin mereda kala biarawati itu membopong sang bayi dan menimang-nimangnya sebentar. Tak ada petunjuk apapun tentang kedua bayi itu, selain nama mereka yakni Naruto dan Asia.
Selang beberapa tahun, kedua bayi itu tumbuh dalam rangkulan kasih biarawati itu. Keduanya tumbuh menjadi anak yang baik dan patuh pada perintah biarawati dan juga menjadi kesayangan para warga sekitar karena sikap dan keluguan mereka.
Namun, di usia 10 tahun mereka ... biarawati itu meninggal karena usia tuanya. Mereka pun berpisah, Naruto diadopsi oleh sepasang Exorcist bernama Uzumaki Kushina dan Namikaze Minato, setelah keduanya tak sengaja melihat Naruto memegang pedang suci tanpa terluka sama sekali, ia terlahir dengan bakat sebagai pemegang pedang suci!
Sementara Asia, ia diadopsi oleh gereja Italia. Gadis itu dirawat dan dilatih untuk menjadi biarawati pula.
Saat hendak berpisah, keduanya menangis kencang. Sangat tidak ingin terpisahkan. Akan tetapi, hidup terus berjalan. Naruto yang berada dalam keluarga Exorcist dilatih dengan giat untuk menjadi Exorcist pula ... bakatnya menarik Exorcist legendaris lainnya untuk melatih bocah 10 tahun tersebut, salah satunya adalah Vasco Strada dan Jiraiya.
Dengan jadwal latihan yang rutin dan ekstrim, Naruto tumbuh menjadi Exorcist muda yang disegani. Kemampuannya selalu disebut-sebut sebagai salah satu harapan di masa depan bagi Gereja sama seperti Dulio Gesualdo, Exorcist yang lebih tua 3 tahun darinya dan memiliki Longinus.
Pada usia 12 tahun, ia telah sering diikutkan dalam misi bersama Dulio. Misi – misi yang mereka jalankan selalu berhasil gemilang, tak ada kegagalan sama sekali membuat keduanya dijuluki sebagai Golden Duo Church!
Namun, keadaan mulai memburuk kala Uzumaki Kushina dan Minato Namikaze ditemukan tewas dalam misi mereka. Situasi semakin parah, kala Jiraiya, sosok guru yang paling ia hormati jatuh koma setelah menerima kutukan ketika berhadapan dengan Mephisto Pheles, sang legenda iblis. Kehilangan kedua orang tua angkatnya dan sosok gurunya di usia 16 tahun , serta jadwal misi dan latihan yang begitu padat mulai mempengaruhi kepribadian Naruto.
Menyadari hal itu, Vasco merekomendasikan Naruto pada sebuah misi pengawalan terhadap biarawati di Italia yang dikatakan memiliki kemampuan penyembuhan yang luar bisa hingga dijuluki sebagai 'Holy Maiden.' Harapannya, agar Naruto tak menjadi manusia sejati. Bukan sekedar manusia yang hidup untuk menyelesaikan misi ataupun mesin pembunuh.
Di sana lah awal ia bertemu kembali dengan Asia yang telah tumbuh menjadi biarawati cantik dan lagi polos. Asia Argento, begitulah namanya sekarang setelah diangkat menjadi biarawati di Italia. Keduanya dengan cepat akrab satu sama lain. Hingga akhirnya harapan Vasco dan Jiraiya berhasil terpenuhi.
Orang yang akan bertarung untuk kepentingan sahabat dan orang-orang yang ia sayangi
Orang yang akan hidup untuk kepentingan sahabat dan orang-orang yang ia sayangi.
Dan..
Orang yang akan mati untuk kepentingan sahabat dan orang-orang yang ia sayangi.
Jalan itu yang Naruto pilih.
Chapter 1 : Misi
Bulan purnama bersinar redup kala pertarungan yang berada di bawah langit malam yang berawan itu semakin membara.
Di tengah-tengah padang ilalalng yang terbakar, terdengar suara dentingan pedang yang menyatu dengan irama alam. Beberapa kali terdengar pula suara rintihan, teriakan kesakitan, dan suara tubuh yang terjatuh.
Berdiri dengan sebuah kesombongannya, Mephisto Pheles menyeringai maniak kala melihat bagaimana musuh alaminya, Exorcist, membantai satu per satu iblis liar yang ia komandani. Seringainya semakin melebar kala melihat dua remaja pirang yang baru saja selesai membunuh Lamia raksasa yang merupakan pertahanan terakhir dirinya.
" Habisi para iblis liar tersebut, jangan sampai ada yang tersisa. Yang satu ini, biar aku dan Naruto yang menghadapi " Dulio,sebagai pimpinan atas misi ini mengintruksikan pada anggotanya yang lain, sementara itu remaja pirang lainnya yang dipanggil Naruto menatap Mephisto Pheles dengan kebencian mendalam.
" Aku suka tatapanmu bocah. Kalau boleh tahu, mengapa kau menatapku seperti itu ? " Mephisto bertanya pada Naruto. Sebagai iblis yang telah begitu lama hidup, ia merasakan kebosanan. Pertarungan yang ia hadapi selama ini pun jarang sekali membuatnya bergairah, maka dari itu ia senang memainkan psikologi lawannya saat bertarung. Dengan melakukan itu, ia memperoleh kesenangan selama pertarungan.
" Apa kau mengingat Jiraiya ? Ex- "
" Bla – bla aku sudah mengingatnya hanya dengan mendengar namanya bocah " Mephisto memotong ucapan Naruto dengan nada bosan. " Exorcist yang datang padaku dalam rangka balas dendam setelah aku dan pasukanku membunuh murid mereka, si Kiroi Senko dan Red Habanero ... aku sangat mengingat mereka. Pertarungan dengan mereka cukup seru, terlebih si Kiroi Senko dan Exorcist Kodok itu membuat kontrol mannaku kacau untuk sementara. Karena itu pula, aku tidak bisa menyerang kalian dengan bebas sejak tadi ... eh membosankan "
Ekspresi Naruto menggelap mendengar ocehan Mephisto. " Jadi, kau juga yang menyebabkan mereka terbunuh ... "
" Naruto. Tenanglah, aku tahu kau dendam padanya, tapi tindakan sembrono hanya akan mengantarkan kita pada kematian " Dulio menasehati. Selama mendengar ocehan Mephisto Pheles, Exorcist yang disebut sebagai yang terkuat dari Gereja itu menggunakan teknik terkuatnya yakni
Speranza Bolla di Sapone
Teknik ini berupa gelembung raksasa yang Dulio ciptakan dengan meniup lingkaran yang dibentuk dari tangannya sendiri. Gelembung raksasa itu meledak, menciptakan gelembung-gelembung kecil yang bergerak cepat menuju Mephisto Pheles.
" Kemampuan dari Longinus huh ?! Mengetahui itu saja sudah membuatku harus menghindar dari teknik ini ! "
Tanpa menggunakan lingkaran sihir, energi demonic segera membungkus tubuhnya melindungi dirinya untuk menyentuh gelembung-gelembung tersebut. Dulio menggunakan kesempatan ini untuk membuat awan petir berkumpul di sekitarnya, gemuruh petir membuat suasana semakin mencekam, ditambah pula angin puting beliung yang terbentuk di dekatnya.
" Aku akan membinasakanmu Mephisto Pheles! "
Menyadari serangan yang dahsyat itu, Mephisto Pheles hanya mempertebal perlindungannya. Petir yang terus menyambar dan putaran tornado ganas mulai menggores pertahanannya, membuat retak di sana sini, sekilas Mephisto Pheles memang terlihat seperti terpojok, namun ...
Lord of Vermillion
Langit di sekitar mereka perlahan bersinar terang, layaknya siang yang diiringi dengan hawa panas yang mulai dapat mereka rasakan. Memandang ke atas mereka hanya dapat terkejut ketika mendapati api raksasa yang berwujud layaknya burung raksasa terbang menukik pada mereka melibas sekumpulan awan petir yang dibuat oleh Dulio.
Speranza Bolla di Sapone
Dulio membuat kembali gelembung raksasanya, memerangkap serangan api tersebut ke dalamnya dan mengatur udara dingin untuk membekukan api tersebut. Membekukan api dengan intesitas sebesar itu dalam waktu sekejap ! Dulio memang pantas disebut sebagai salah satu harapan dari gereja di masa depan.
Melihat serangannya ditepis dengan mudah malah membuat Mephisto Pheles menyeringai.
" Khu khu ... baiklah. Bagaimana – " Ia menghentikan ucapannya setelah merasakan sebuah bahaya datang dari atas. Dan benar saja, Naruto dengan pedangnya yang bersinar terang datang hendak menebasnya dari udara. Spontan, Mephisto menggunakan tangannya sendiri untuk menahan serangan tersebut.
TAP
" Menarik – menarik ... bagaimana kau menggunakan situasi tadi untuk menyerangku dengan mengendap-endap. " decak Mephisto mengernyit pelan karena rasa membakar dari pedang suci yang ia tangkap dengan tangannya sendiri.
" Ocehanmu tadi menambah daftar panjang alasanku untuk menghabisimu, Mephisto Pheles! " Pedang di tangan Naruto semakin bersinar terang yang sontak membuat Mephisto terpaksa melepasnya jika tidak ingin terluka lebih parah lagi. Sekuat apapun seorang iblis, cahaya dan hal-hal suci tetap saja berpengaruh buruk baginya.
" Naruto, aku akan menggunakan gelembung-gelembungku untuk menyudutkannya. "
" Aku mengerti! " Naruto mengayunkan pedangnya dengan hentakan keras, menghantarkan gelombang energi suci pada Mephisto Pheles.
" Tak semudah itu! " Hanya dengan satu libasan tangan, energi demonic menghantam gelombang suci itu, yang membuatnya menghilang di udara. Gelembung-gelembung kecil Dulio merambat cepat mengepung Mephisto Pheles.
Dulio kali ini mengatur petir dan angin pada gelembungnya dalam komposisi yang tepat sehingga badai kembali terbentuk di tempat Mephisto Pheles.
Zrut
Lingkaran sihir yang bersinar terang, terbentuk tak jauh dari tempat Naruto berdiri, menampilkan Mephisto Pheles dengan senyumannya yang menjengkelkan.
" Gyahaha ... sungguh berbahaya. Tapi, itu percuma jika aku bisa dengan mudah berteleportasi "
" Gih ... " Dulio mendecih tak senang. Naruto tanpa mempedulikan hal tersebut, mengeluarkan senjata lainnya, berupa handgun.
" Menggunakan dua senjata sekaligus ?! Kau benar-benar Exorcist yang handal! " puji Mephisto Pheles melihat Naruto mendekatinya dengan pedang dan pistol suci.
Seperti yang sebelumnya, Naruto memulainya dengan gelombang energi suci dari pedangnya. Dan kemudian Mephisto membalas balik dengan cara yang sama, namun sebelum kedua serangan itu bertabrakan. Naruto menembak demonic power itu dengan handgun – nya hingga habis tak bersisa.
" Reload! "
Dengan perintah tersebut, lingkaran sihir terbentuk di depan moncong handgun tersebut dan Naruto kembali menembaki Mephisto yang membentuk tembok api di sekitarnya.
" Majulah Exorcist! " Mephisto menjentikkan jarinya membuat tembok api yang mengelilinginya meluas, membentuk gelombang api yang hendak membakar Naruto dan yang lainnya. Dulio kembali menggunakan gelembung-gelembungnya untuk membekukan api tersebut, dan dengan satu tebasan api yang membeku itu hancur memberi jalan bagi Naruto untuk terus maju.
" Sial- "
Dor
Satu peluru perak bersarang di telapak tangan Mephisto Pheles yang hendak membuat mantra lainnya. Darah yang mengalir dari telapak tangan tersebut dan rasa membakar yang begitu menyakitkan dari luka tersebut membuat iblis legendaris itu menyeringai semakin lebar.
" Kau adalah Exorcist termuda yang pernah melukaiku ! " Dari tangannya yang terluka tersebut, Mephisto Pheles menyemburkan api besar pada Naruto. Akan tetapi usaha itu kembali gagal kala gelembung-gelembung kecil membentuk barisan di sekitar Naruto yang membelah dua semburan api itu.
" Kerja sama kalian membuatku kesal " Iblis itu menghentakkan tanah dengan keras, memunculkan duri-duri tanah yang seakan memiliki akal untuk bergerak sendiri menghadapi para musuhnya.
Iblis-iblis liar yang tersisa tak dapat berbuat apa-apa begitu duri-duri tersebut menembus tubuh mereka, membunuh mereka dalam sekejap. Para Exorcist yang terkejut dengan hal ini pun juga memperoleh cedera karena Dulio yang sedikit terlambat untuk menolong mereka.
" Dapat ! " sahut Dulio setelah berhasil menyelamatkan Exorcist terakhir dan meletakkannya pada daerah di luar kendali Mephisto Pheles.
" Sekarang waktunya untuk – "
" Dulio – sama ! Lihat ! " seorang Exorcist berteriak panik menunjuk di belakang Dulio. Remaja pirang itu menghela nafas setelah mendapati duri – duri tanah itu bertransformasi menjadi monster raksasa yang berbentuk seperti landak.
Gelembung raksasa terbentuk di hadapannya dan dalam satu libasan melayang cepat menuju landak raksasa tersebut.
DUARRRR
Landak raksasa itu hancur berantakan setelah gelembung raksasa yang menyimpan muatan listrik setara petir dari awan Columunimbus menghantamnya. Kehancurannya membuat para Exorcist menyahut senang, namun itu belum berakhir. Tanah-tanah itu bertransformasi kembali menjadi bentuk lainnya, kali ini berupa naga.
" Mu – mustahil ! "
" Ini benar-benar tak masuk akal ! "
" Apa kita bisa pulang dengan selamat ?! "
" Kalian semua tenanglah " Dulio membentak seluruh anggotanya yang berteriak panik melihat naga tanah itu menatap mereka tajam dengan iris merahnya.
" Kalian semua bekerja sama lah untuk menumbangkan monster ini. Sementara aku akan membantu Naruto menghadapi dalangnya, monster ini tak akan hancur jika dalangnya tak dihabisi "
Meskipun diliputi keraguan, para Exorcist yang dipimpin Dulio itu mengangguk. Tidak ada pilihan lain selain mengikuti perintah dari pimpinan kelompok mereka itu.
" Ayo! " Dulio berlari cepat menuju monster tersebut yang mengaum ganas melihat Dulio bersama exorcist lainnya menuju dirinya. Ukuran naga itu sangatlah besar, Dulio dan yang lainnya hanyalah setinggi lutut dari naga tanah tersebut.
Speranza Bolla di Sapone
Gelembung-gelembung kecil mulai mengelilingi sosok Dulio lagi. Kali ini, Dulio mengatur udara yang begitu dingin dalam gelembung-gelembung tersebut. Gelembung-gelembung itu bergerak memerangkap kaki sang naga membuatnya membeku hingga sulit untuk bergerak.
" Kuserahkan pada kalian! " ujar Dulio setelah membantu sedikit anggotanya dengan membuat naga tanah itu sulit bergerak.
Sementara itu, Naruto dalam keadaan terpojok.
" Di mana kemarahanmu tadi bocah?! " Mephisto Pheles mempermainkannya, ia melemparkan serangan dengan berbagai atribut sihir yang Naruto tak memiliki pilihan lain selain menahannya dengan pedang suci nya dan sesekali berusaha menyerang balik dengan peluru perak dari handgun nya.
" Kau memiliki dendam padaku bukan ?! Kau ingin membunuhku bukan ?! Lakukanlah! " Dari tangan iblis tersebut, petir merambat cepat sosok Naruto yang telah mulai kehabisan stamina.
PRANG
Pedang suci Naruto yang bersinar itu patah setelah tersambar petir tersebut mengejutkan Naruto. Remaja pirang itu menatap pada pedangnya yang hanya tersisa bagian pegangannya saja.
" Hahaha ! "
Suara tawa itu membuat Naruto sadar dan segera melompat jauh begitu petir yang sama hendak menyambarnya lagi.
" Ada apa bocah ?! Kesulitan untuk mempertahankan tempo pertarungan ?! " Mephisto bertanya dengan seringai menjijikannya setelah mendengar bagaimana deru nafas Naruto yang tak beraturan.
" Kau salah! "
" Eh ? Apa yang kau bicarakan ?! Deru nafas – "
" Bukan itu. Kau salah jika menganggapku ingin membunuhmu di sini semata karena dendam karena kau yang membunuh orang tua angkatku ataupun karena kau yang menyebabkan guru yang kuhormati terbaring koma "
Mephisto Pheles diam, seperti ingin mendengar kelanjutan kata-kata remaja tersebut.
" Aku akan membunuhmu di sini sebagai bagian dari misi. Membalas kematian ayah dan ibu serta Ero-sensei hanyalah bonus untuk itu. Jikalau kau lolos setelah ini, aku tak akan mengejarmu untuk membalas dendam mereka. Karena ... dendam tidak akan menyelesaikan apa-apa"
Mephisto memuji dalam hati pemikiran lawannya itu. Untuk remaja yang masih muda untuk memiliki pemikiran seperti itu sangatlah jarang.
" Nah, aku tak begitu peduli. Yang kuinginkan hanyalah kesenangan. Dan kalian mengacaukannya dengan membantai para iblis liar yang kukelola. Karena itu, ... "
Nada bicara Mephisto terdengar jauh lebih dingin dari biasanya. Keadaan semakin mencekam, Naruto dapat merasakan hawa di sekitarnya menggelap.
" Matilah! " teriak Mephisto
Darkness Claw
Naruto merasa sesak. Kegelapan di sekitarnya seakan tengah mencengkramnya, berusaha merontokkan setiap tulang dan persendian dalam tubuhnya.
' Tidak. Masih belum ! ' batin Naruto berusaha menahan sensasi cengkraman yang semakin erat.
" Kau sudah tak dapat berbuat apa-apa lagi ! " ujar Mephisto dingin.
" Kalau begitu, aku bisa ! " sahutan itu datang dengan sebuah gelembung raksasa yang memerangkap Mephisto di dalamnya. Sebelum iblis itu dapat bertindak banyak, gelembung itu telah dipenuhi dengan air suci yang membuat sekujur tubuh iblis itu mulai mengeluarkan hawa hitam.
Speranza Bolla di Sapone
Dulio mengatur petir, angin topan, udara dingin, dan api ke dalam gelembung tersebut untuk membinasakan Mephisto Pheles yang terkurung di dalamnya.
" Riwayatmu berakhir di sini! "
DUARR
Gelembung itu meledak membuat Dulio begitu terkejut kala melihat Mephisto masih berdiri tegak walaupun tubuhnya dipenuhi luka.
" Huahaha ... itu sangat menyenangkan. Aku lengah barusan dan lagi kontrol manna ku yang buruk membuatmu bisa melukaiku begini parah. But no matter, no matter " lingkaran sihir terbentuk di telapak tangan iblis tersebut yang mengeluarkan sebotol air Phoenix. Mephisto mencengkram botol tersebut, hingga elixir itu bertumpahan di tangannya. Dengan gerakan tenang, ia membasuh bagian tubuhnya yang menderita parah, dan luka itu segera sembuh, tanpa bekas sama sekali!
" Sial! " rutuk Dulio.
" Belum selesai! " Naruto entah sejak kapan kembali berlari menuju Mephisto Pheles. Handgunnya terus menembakkan peluru-peluru perak yang dengan mudah dihindari iblis tersebut. Namun Naruto tak mempedulikan itu dan terus melangkah maju, begitu dekat ia mengayunkan pedang sucinya yang hanya tersisa gagangnya saja seperti hendak menebas iblis tersebut.
" Bodoh! Matilah ! " Mephisto merapatkan telapak tangannya menjadi begitu lancip dan bersiap untuk menusuk batang leher Naruto.
" Naruto! " Dulio memekik, berusaha menggunakan gelembung-gelembungnya untuk menyelamatkan Naruto.
Sementara itu, Naruto sendiri merasakan aliran waktu yang berjalan lambat. Sebuah kilas balik kehidupannya semenjak ia berada di gereja Roma bersama Asia, waktu yang ia habiskan dengan orang tua angkatnya, latihan bersama Jiraiya dan Vasco, terus berjalan dengan momen yang ia lewati selama menjadi bodyguard Asia, dan berakhir pada bagaimana ia dipanggil untuk menjalankan misi kembali bersama Dulio.
Tanpa ia sadari, cahaya terang menyinari gagang pedang yang ia pegang erat. Cahaya itu mereplika diri membentuk sebuah pedang berbilah besar dengan artistik emas mewah, tak lupa pula aura suci yang begitu besar terpancar dari pedang tersebut.
SLASH
Pluk
Mephisto tak mengetahui apa yang terjadi, semuanya terjadi begitu cepat hingga ia akhirnya menyadari bagaimana lengan kanan hingga sebatas bahunya telah terjatuh ke tanah.
" Argghh ! " Mephisto mengerang untuk pertama kalinya semenjak pertarungan ini berlangsung selagi jatuh berlutut memegangi lengan kanannya yang buntung, melirik ke belakang ia melebarkan matanya melihat pedang yang kini tergenggam di tangan Naruto.
" I – itu pedang Goujian. Pedang yang disebut sebagai East Excalibur ! Bagaimana pedang tersebut bisa berada di tangan Naruto ? " ujar Dulio terkejut.
" Goujian huh ?! Aku tak menyangka kau memiliki benda tersebut. " Mephisto Pheles bangkit. Naruto menatapnya sebentar, kemudian jatuh berlutut dengan pedang Goujian yang menahannya untuk tidak jatuh tengkurap.
" Naruto ! " panggil Dulio panik.
" Kheh ... bocah itu sampai pada batasnya " Mephisto berbisik pada dirinya sendiri. Matanya mengikuti Dulio yang mendekati Naruto, berusaha membopong remaja pirang itu untuk menjauh.
' Mereka berdua kuat. Membunuh mereka di sini merupakan pilihan yang bagus untuk menghindari bahaya yang akan mereka bawa ketika dewasa nanti. ' pikir Mephisto dengan tatapan tajam. Walaupun dengan tangan terputus, ia masih yakin dapat membunuh Dulio dan Naruto sekarang, terlebih Naruto dalam keadaan tak berdaya saat ini.
' Tapi ... membiarkan mereka selamat untuk menjadi musuhku yang menarik di masa depan terdengar tidak buruk '
" Sepertinya sampai di sini saja. " ujar Mephisto yang mendapat perhatian Dulio. Exorcist itu masih dengan membopong Naruto bersiaga, akan tetapi sikapnya mengendur setelah melihat lingkaran sihir terbentuk di bawah kaki iblis tersebut, sebuah lingkaran sihir teleportasi.
" Kali ini aku memang kalah. Tapi, tadi itu pertarungan yang menyenangkan. Kalian memanglah Golden Duo Church. Pertarungan selanjutnya, kalian pasti mati! " Sinar terang membungkus keberadaan iblis tersebut. Naga tanah yang dibentuknya juga segera hancur berkeping-keping setelah kepergiannya.
Para Exorcist yang melihat hal itu kebingungan, akan tetapi hanya ada satu kesimpulan dalam benak mereka.
" Misi berhasil ! "
.
.
.
[Seminggu kemudian]
Suara lonceng mengalun indah memberitahukan datangnya malam yang dapat didengar setiap saat pada satu dari sekian banyak gereja di Vatikan. Gereja itu kecil, bangunannya hanya terbuat dari bata polos yang tidak dilapisi, pada beberapa bagian pula masih dibangun dengan kayu. Gereja itu tidak mewah seperti gereja kebanyakan, salah satu alasannya karena lokasi ini yang jauh dari pusat kota Vatikan dan memang menjadi pusat pelatihan bagi para Exorcist agar tidak menganggu para warga sipil.
Melalui koridor yang sedikit renggang, kita dapat menemukan Naruto yang berjalan dengan langkah yang diseret. Ekspresi malas jelas tergambar di wajahnya yang terlihat mengantuk. Meskipun begitu Naruto tetap menyapa beberapa pendeta dan biarawati yang ia temui.
" Eh, kau sudah dengar belum ? " salah satu pendeta itu mencolek pendeta lainnya yang terlihat lebih tua.
" Hmm ? "
" Kau tahu Golden Duo Church ? "
Pendeta yang ditanya mengangguk. " Ya. Siapa orang bodoh yang tak mengenal dua jenius itu "
" Aku baru saja mendengar bahwa mereka berdua berhasil memojokkan Mephisto Pheles, legenda iblis yang masih bertahan semenjak Lucifer pertama itu ! " pendeta yang lebih muda itu bercerita dengan gembiranya.
Dahi pendeta tua itu mengerut. Ia mengetahui baik mereka yang disebut Golden Duo Church. Kabar tentang mereka telah meluas pada orang-orang gereja, bahkan fraksi-fraksi lainnya juga dikabarkan telah mendengar bagaimana kehebatan mereka. Namun, mendengar keduanya berhasil memojokkan iblis setingkat Mephisto Pheles cukup mengejutkan. " Kau yakin ? "
" Rumornya seperti itu. Para Exorcist yang pulang bersama mereka menceritakan hal tersebut "
" Jika benar begitu, mereka membawa masa depan yang benar-benar cerah bagi gereja "
Pendeta yang lebih muda mengangguk-anggukkan kepalanya.
Kedua pendeta itu terlalu sibuk berbincang sehingga tak menyadari Naruto berhenti di hadapan mereka.
" Permisi " ujar Naruto berusaha memperoleh perhatian kedua pendeta penjaga tersebut.
" Apa yang kau inginkan ? " Pendeta yang lebih muda bertanya dengan nada mengintimidasi.
" Aku memiliki janji hari ini "
Pendeta yang lebih tua mengangkat alisnya, memang benar bahwa orang yang ia kawal memiliki janji hari ini, tapi apakah benar dengan ia berjanji dengan seseorang yang masih terlihat begitu muda di hadapannya ini. " Maaf, bisakah kau menunjukkan buktinya ? "
Naruto menyodorkan sebuah salib kecil yang berwarna jingga.
Pendeta yang lebih tua itu mengangguk " Kau boleh masuk ". Tak perlu memeriksanya terlalu lama karena pendeta itu telah mengetahuinya dalam sekali lihat bahwa itu merupakan tanda sah yang biasa digunakan orang yang ia kawal.
" Terima kasih " Naruto berbisik, melanjutkan perjalanannya menuju pintu yang dijaga dua pendeta tersebut. Naruto menarik nafas perlahan, mendorong pelan pintu kayu tersebut dan segera menghilang di balik pintu meninggalkan dua pendeta tersebut untuk mengobrol kembali.
.
.
Naruto berjalan memasuki ruangan tersebut, sedikit tersenyum ketika melihat ruangan itu tidak berubah sama sekali semenjak ia pertama kali dibawa latih oleh Vasco dan Jiraiya 5 tahun yang lalu.
Tatapan matanya jatuh pada seorang pria yang duduk pada sebuah kursi di belakang meja kerja yang begitu sederhana. Ia adalah pria yang sama yang menyambutnya kala pertama ia berlatih di sini 4 tahun yang lalu namun begitu tidak terlihat tubuh dan wajahnya menua sama sekali.
Pria itu adalah salah satu petinggi gereja pusat Vatikan yang mendapatkan tugasnya di sini. Dari yang ia dengar, pria itu usianya hampir mencapai satu abad, terbukti dengan rambutnya yang telah berwarna putih yang malah terlihat kontras dengan mata hitamnya yang terlihat masih kuat. Sekilas, pria itu terlihat seperti orang tua yang baik jika saja kau membutakan matamu untuk tidak melihat bekas luka yang memanjang di dahinya. Tubuhnya juga menjulang tinggi dan besar, yang membuat Naruto terlihat bagaikan kurcaci di hadapannya.
" Selamat sore Naruto .. " pria itu menyapa dengan nada lembutnya.
Naruto menundukkan kepalanya sebentar, kemudian membalas sapaan dari petingginya saat ini.
" Selamat sore juga ... tuan Edward "
Pria yang dipanggil tuan Edward itu mengangkat alisnya bingung melihat sesuatu yang janggal dari penampilan Naruto. " Kau terlihat buruk. Bahkan kau tak menggunakan kacamatamu "
" Hampir saja terbunuh oleh iblis legendaris, dan kacamataku hancur karenanya "
" Dan dimana Dulio ? Kupikir kalian akan datang melapor berdua setelah kuberikan waktu seminggu untuk beristirahat "
" Ia pergi ke Indonesia, setelah memperoleh info jenis rendang baru di sana " ujar Naruto menggaruk tenguknya, sedikit malu menceritakan kebiasaan buruk partner misinya.
Pria tua itu hanya tertawa kecil mendengar itu. " Aku mengerti, untuk Dulio biar aku yang mengurusnya. " Ia mengeluarkan mesin ketik yang terlihat begitu antik sehingga membuat Naruto sweatdrop.
" Um, Tuan Edward ... dimana Laptop terbaru yang kubelikan padamu beberapa minggu yang lalu "
" Benda itu rusak, jadi aku membuangnya "
" Kau tidak mengerti cara memakainya bukan ? Hah ... mengapa petinggi gereja sulit sekali terbiasa dengan teknologi canggih ? "
" Mungkin itu karena kami menghargai nilai-nilai kehidupan masa lampau Naruto. Sekarang, mari lupakan itu dan langsung saja ke laporannya " Tangannya yang besar telah berada pada tuts mesin ketik tersebut yang sekali lagi membuat Naruto heran bagaimana tangan seperti raksasa itu mampu menekan tuts yang berukuran kecil.
" Naruto. Laporannya "
" Ah. Maafkan saya. Klasifikasi Misi : A yang kemudian berubah menjadi S setelah diketahui Mephisto Pheles merupakan pimpinan dari iblis liar. 1000 iblis liar yang mengacau di Inggris telah dibantai habis cukup sulit karena kehadiran Mephisto Pheles. Mephisto Pheles melarikan diri setelah menerima luka fatal pada lengan kanannya. Setelah sampai di sana, aku dan Dulio mengumpulkan informasi dan menemukan pusat mereka di padang ilalang di daerah pedesaan dekat perbatasan Inggris dan Polandia. Setelah menemukan hal itu, kami bersama anggota lainnya segera ke sana. Eksekusi terhadap iblis liar berjalan lancar hingga sampai Mephisto Pheles menampakkan wujudnya. Aku bekerjasama dengan Dulio berhasil membuat Mephisto Pheles kehilangan lengan kanannya, walaupun akhirnya ia mundur karena kami sama-sama dalam keadaan tidak menguntungkan dimana aku kehilangan kesadaran sedangkan Dulio kehabisan stamina. Setelah dirawat di rumah sakit aku mendapat pesan darimu dan segera kemari selepas diizinkan keluar dari rumah sakit. Laporan selesai "
Selanjutnya yang terdengar hanyalah suara tuts yang ditekan oleh orang tua tersebut "Hmm ... aku masih penasaran bagaimana kalian bisa memotong lengan kanan Mephisto. Kau keberatan untuk menceritakannya ? "
" Tidak sama sekali. Kami berhasil karena aku baru saja mendapat senjata baru yakni ... " Naruto mengeluarkan pedang Goujiannya yang bersinar menerangi ruangan tersebut dengan cahaya keemasannya dan juga mengeluarkan aura suci yang begitu besar.
"Pedang Goujian" ujar Edward. Nada suaranya terdengar datar, namun mata hitamnya terlihat mendamba pedang yang dikatakan sebagai East Excalibur tersebut.
"Senjata roh yang dimiliki setelah pedang tersebut memilih sendiri pemiliknya. Hanya dengan ketetapan hati yang besar dan tulus yang bisa mengendalikan pedang tersebut hingga tingkat maksimalnya. Orang yang mengambil pedang tersebut dengan mengambil paksa dari pemilik sebelumnya tak akan pernah mencapai tingkatan yang sama dari yang terpilih. Pergunakan pedang tersebut dengan bijak Naruto" Tanpa diminta, Edward menjelaskan hal tersebut yang membuat Naruto harus menahan rasa kantuknya karena telah mengetahui hal ini sejak pelatihan Exorcist.
Edward mengangguk pelan. Ia telah selesai dengan ketikannya.
" Nah sekarang. Ini misi selanjutnya " pria tua itu menyodorkan sebuah folder dengan judul Venatione Veneficae
Setelah mengerti makna dari judul tersebut, keringat dingin mengalir di dahi Naruto diikuti perasaan merinding yang menggetarkan hingga tulang belakangnya. ' Tidak mungkin ' Pikirnnya ketika beberapa ingatan tentang gadis cantik dan polos yang telah bersamanya sejak bayi.
" Kau ingat tentang Holy Maiden yang telah tersesat ? "
" Ya. Aku yang ditugaskan untuk melindunginya selama berada di Italia. " jawab Naruto cepat. Orang tua itu menyadari tangan Naruto yang mengepal erat, seperti hendak meremas folder tersebut.
" Bagaimana hasilnya ? "
" Aku gagal dalam misi itu. Holy Maiden menyembuhkan iblis dan kemudian dikeluarkan dan dibuang dari gereja." Kepalan tangan Naruto semakin erat kala bukan hanya mengingat kegagalannya tapi juga momen yang ia habiskan bersama teman masa kecilnya tersebut.
" Bagus jika kau mengingat kesalahan masa lalumu. Aku ingin kau mengetahui bahwa kami sedikit longgar denganmu tentang masalah ini karena itu kegagalan pertamamu. " Pria tua itu menunjuk pada folder yang berada di genggaman Naruto.
" Perintah itu datang dari salah satu Seraph. "
Naruto dengan berat hati mulai membacanya, tidak ada reaksi mencolok yang ia keluarkan setelah selesai membaca deskripsi misi itu.
" Akankah kau melakukannya ? apakah kau sanggup membawa keinginan dari – Nya ? "tanya Edward, matanya terpaku pada sosok Naruto.
Naruto dengan tenang menutup folder tersebut. Ia jatuh berlutut dengan satu kaki, kepala tertunduk pada lantai. " Aku akan menjalankan misi ini sesuai dengan jalan hidup yang kupilih."
Walaupun masih tidak puas dengan jawaban Naruto, Edward tersenyum " Kuharap Tuhan bersamamu dalam menyelesaikan misi ini "
"Amen" Naruto menjawab, lalu berdiri dengan cepat dan meninggalkan ruangan tersebut. menyembunyikan fakta bahwa ia telah mencengkram tangannya sendiri hingga meneteskan darah.
Setidaknya itulah yang ia pikirkan.
"Kemungkinan Naruto akan gagal lagi dalam misi ini ... " bisik Edward entah pada siapa.
' Mungkin aku harus menyiapkan rencana alternatif untuk misi ini'
Sementara itu, Naruto yang telah berada di luar ruangan kebingungan dengan koridor yang begitu sepi. Dua pendeta yang menjaga pintu itu pun telah tiada. Naruto menatap lurus pada jalan keluar dan sedikit senyum simpul terbentuk begitu menemukan sesosok gurunya yang menyandar pada dinding tak jauh darinya. Tak membuang waktu, pemuda itu mendekati orang tua tersebut.
" Vasco – sensei "
Exorcist tua yang memiliki tubuh besar dan berotot yang sama sekali tak pantas dengan wajah dan usianya itu menoleh dan menyapa balik.
" Naruto ... lama tak berjumpa nak. Terkadang aku merindukan saat – saat kau memanggilku dengan jiji"
Naruto nyengir mendengarnya. " Baiklah kalau begitu ... selamat sore jiji" Naruto menunduk memperbaiki sapaannya.
" Selamat sore juga" sapa balik Vasco dengan senyum bijaknya. Mata tua beralih pada folder yang Naruto pegang, penglihatannya yang masih sangat bagus untuk usianya dapat menangkap judul dari folder tersebut.
"Jadi, para petinggi benar-benar akan melakukannya ya ... " Naruto mengikuti arah pandang Exorcist tua itu dan hanya dapat tersenyum miris.
" Dia gadis yang baik, sebelum diusir aku sempat menyampaikan surat dari orang-orang yang pernah gadis itu sembuhkan. Hanya dengan melihat senyum kecil di wajahnya ketika membaca surat-surat tersebut aku mengetahui hatinya begitu bersih "
Ekspresi wajah Naruto menggelap, tak bereaksi apa-apa setelah mendengar cerita pak tua tersebut.
"Aku berharap saat kau bertemu dengan teman masa kecilmu itu lagi, kau dapat berpikir ulang. Aku percaya bahwa kau bisa mengambil keputusan terbaik"
"Terima kasih atas kepercayaannya Jiji. Aku mohon permisi " setelah pamit, Naruto mempercepat langkahnya. Hatinya kembali mendesir kala mengingat dua kata yang menjadi misinya
Venatione Veneficae
Yang berarti ia ditugaskan untuk memburu penyihir
Ia ditugaskan untuk membunuh Asia Argento.
TBC
Hai salam kenal semuanya. Aku author yang baru mempublish ceritanya dengan menggunakan akun sendiri. Biasanya aku bisa disebut sebagai beta Kaze Riku. Ok, mari bahas satu per satu ... yang pertama, Dulio Gesualdo di sini belum disebut sebagai Exorcist Terkuat, ia juga belum mencapai sub-spesies balance breakernya. Orang-orang gereja menganggap Naruto dan Dulio berada dalam tingkatan yang sama setidaknya untuk saat ini. Kedua, usia Naruto pada fic ini 17 tahun, yang berarti ia setahun sempat menjaga Asia sebagai Holy Maiden. Ketiga, masalah pairing ... kalau Kaze Riku bilang lebih baik Single Pair aja ... tapi aku sangat menginginkan ini untuk harem hehe. Tapi, mengingat ide ini datang dari Kaze Riku, maka untuk sementara aku fokus ke single pair yakni Asia. Keempat, fic ini terinspirasi dari fic legend English Kyokai No Ken, yang telah dipermak pada banyak bagian, jadi jangan heran bagi yang pernah baca jika terasa sedikit nostalgia. Kami hanya menggunakan bagian awal dan prolog untuk membangun cerita, selanjutnya kami telah memiliki kerangka sendiri.
