I'm willing arrest you in darkness.
Sungguh, Sungmin merasakannya. Memang ini lucu dan terasa aneh. Tapi ini benar-benar nyata. Sungmin benar-benar merasakannya. Langkah kakinya, hasrat menyeramkan yang selalu mengganggunya, banyangan hitam yang melintas setiap kali dia berbalik kebelakang, dan itu semua berhasil membuat Sungmin merinding sendiri.
Sungmin adalah yeoja berumur 26 tahun. Dengan tubuhnya yang mungil dan sedikit berisi, dia berkerja sebagai karyawan di sebuah kantor yang menjulang tinggi di tengah kota.
Memiliki wajah mungil dan manis. Mata foxynya melirik takut-takut kearah belakang.
Lorong yang dia tempati bisa dibilang sangat sepi, ditambah lagi langit gelap dan lampu di jalan yang ada di jalan tersebut sama sekali tidak membantu Sungmin untuk melangkah berani.
Kaki yeoja ini selalu gemetaran, dia kembali melangkah takut-takut. Dadanya naik-turun seperti sedang mengatur nafas kelelahan.
Hingga ketakutan itu lenyap. Sungmin sudah sampai di rumahnya dalam keadaan selamat dan tidak kurang suatu apapun, sama seperti kemarin-kemarin.
.
.
Namja itu selalu menunggunya dalam kegelapan. Melihatnya dengan tatapan obsesif. Tubuh tingginya selalu tegang saat melihat makhluk itu berjalan sendirian di lorong yang sepi. Tenggorokannya perih, menahan haus yang selalu ia dapatkan saat menghirup hembusan angin yang menerpa tubuh mungil yeoja itu.
Dadanya berdetak gelisah dan tidak nyaman.
Tubuhnya tersiksa, dia bergairah.
Mata obsidannya mengeryit tidak suka saat melihat Sungmin berjalan ketakutan, karenannya. Otaknya mengumpat kesal, dia merasa bodoh dan tak berguna. Hanya bisa melihat yeoja yang dia cintai ketakutan karena dirinya sendiri.
Namja ini hanya ingin mendekati Sungmin, tapi dia takut. Dia akan menunggu waktu yang tepat dan berjanji akan membawa Sungminnya pergi.
Tapi bagaimana caranya? Apakah Sungmin akan menerima dirinya, hasratnya, obsesinya, keegaoisannya? Dan yang paling penting, Sungmin, bisakah yeoja itu menerima dirinya sebagai seorang -tidak, maksdunya- sebagai makhluk berdarah dingin, vampir?
I want you to be mine, Sungmin.
.
Kasur mungil itu berdecit menopang tubuh mungil Sungmin. Ruangan Sungmin terasa begitu pengap, walaupun terlihat rapi dan bersih. Cahaya temaram itu mengisi ruangan kamarnya, membuat Sungmin sedikit ngantuk dan tampak kelelahan.
Beginilah keadaan Sungmin, harus tinggal di rumah kecil peninggalan orang tuanya yang sudah meninggal. Dia hidup sebatang kara, menopang hidupnya sendiri sejak 8 tahun yang lalu. Memang susah, mengingat orang tuanya tidak memilki saudara atau sepupu yang bisa di hubungi dan juga harta yang tidak cukup untuk menanggung kebutuhannya sehari-hari. Ini semua lah yang membuat Sungmin belajar mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Wajah Sungmin terlihat lelah. Dia ingin tidur sekarang dan besok harus bangun pagi dan kembali berkerja. Berat memang, tapi beginilah hidupnya.
Mata foxy itu mulai tertutup, kesadarannya mulai menghilang. Dan setelah menghilang, makhluk itu kembali muncul. Memandang Sungmin yang masih memakai pakaian kantor lengkap dengan riasan tipis di wajahnya.
Namja itu tersenyum miring, menyadari kelemahannya terhadap Sungmin.
Alisnya mengerut, berpikir bagaimana jika semua orang tahu kalau dirinya tidak searogan yang mereka pikirkan dan dengan gampangnya bisa bertekuk lutut dihadapan yeoja yang diam-diam telah mencuri hati dinginnya.
Sungguh menggelikan. Hatinya memang sedari dulu dan tanpa sadar telah dimiliki oleh Sungmin. Bukan hanya hatinya, tapi semuanya.
Dia akan memberikan segala kepunyaanya untuk Sungmin, agar yeoja ini bisa berada disampinya.
Segalanya.
.
.
TBC.
Review please?
