FAILED DAMON

Disclaimer By : MerisChintya97

NARUTO

Disclaimer By : Masashi Kishimoto

.

Genre : Fantasy, Romance.

Rated : Always T

WARNING : (AU, MissTYPO, EYD, OOC, Alur sesuai mood author)

Ide alami dari pemikiran author. Cerita bergenre Fantasy pertama yang author buat. Jadi, mohon bantuannya^^

.

.

Don't Like, just click back OK!

(Jangan memaksakan untuk membaca -_-)

.

.

Happy Reading!

PART 1

"Sudah?" Sebuah senyum lebar lagi-lagi berhasil keluar dari bibir seksinya. Entah sudah yang keberapa kalinya gadis bersurai unik ini mendengus kesal ketika lagi-lagi orang yang telah berhasil menyita waktunya itu tersenyum lebar seraya menggelengkan kepala pirangnya. "Sebentar lagi ya~ onegai…." Gadis yang diketahui bernama Yamanaka Ino kini kembali mengeluarkan puppyeyes andalannya. Sakura—teman yang mengantarnya membeli baju ini memutar kedua emerald indahnya bosan. "Hhh.. OK! Aku ke toko buku duluan ya. Kalau kau sudah selesai sms saja. Jaa.." perasaan Sakura sebenarnya sedikit dongkol karena ia hanya mendapat respon berupa kedipan mata dari sahabat baiknya itu.

.

.

Berulang kali Sakura mengusap dadanya kemudian menghela napas pelan. "Aku seharusnya tidak berkata seperti itu dan merasa kesal pada Ino.." Gumamnya. Beberapa buku mata pelajaran yang sekiranya penting untuk ujian masuk perguruan tinggi nanti telah berada di dalam keranjang yang kini dibawanya untuk dibayar ke kasir.

.

Suara ganduh di sebelah sana, tepatnya berada di pintu keluar toko buku dipenuhi oleh orang-orang. Merasa penasaran, Sakura pun pergi kesana untuk sekedar melihat agar penasarannya hilang.

"Yaampun, masih kecil kok sudah berani mencuri."

"Nak.. kamu jangan seperti dia! Itu memalukan."

"Hanya untuk sebuah buku gambar saja dia mencuri? Yaampun.."

"Apa yang diajarkan oleh orangtuanya sampai ia berani mencuri?"

Sakura menerobos orang-orang yang kini terdengar mulai ribut. Di depan sana, sebuah mobil polisi terparkir dengan rapi dan salah seorang polisi sedang berusaha untuk memborgol tangan seorang bocah laki-laki yang kira-kira berumur 8 tahunan yang tidak bisa diam karena terus menerus memberontak.

"Chotto matte—!" Teriaknya tiba-tiba. Sakura tidak tahu kenapa, ini benar-benar di luar kendali pikirannya. Ia hanya reflex berteriak begitu saja ketika melihat bocah tersebut diseret paksa untuk memasuki mobil polisi. Aksinya ini berhasil membuat ia menjadi sorotan mata semua orang.

Jika sudah bertindak, mau tidak mau ia harus bertanggung jawab 'bukan? Maka, kini kaki jenjangnya yang tidak tinggi itu melangkah mendekati sang bocah yang menatapnya was-was. Tatapan teduh emerald miliknya yang seolah-olah berkata 'Tenanglah aku bukan orang jahat.' Sedikit membuat sorot khawatir di mata onyx si bocah tenang. "Maaf pak, bisa kita bicara?" polisi di depannya terlihat kikuk melihat senyum menawan Sakura hingga—"Baiklah." Jawaban yang membuat Sakura semakin melebarkan senyumannya itu keluar dari mulut sang polisi.

.

.

.

(============)

"Moshi-moshi Ino-pig, kau dimana? Gomenne tadi aku—"

"Sakura maaf aku tidak bisa pulang denganmu. Tadi Shikamaru mendadak menjemputku.. apa.. kau marah?"

"Benarkah? Hum, tentu saja aku tidak marah. Baiklah, selamat bersenang-senang."

Dan, klik.

Sambungan telepon terputus oleh pihak Ino terlebih dulu. Emerald Sakura menatap jalanan yang ramai akan kehiruk-pikukan manusia dan juga berbagai macam kendaraan beroda dua dan empat yang melintas.

.

.

"Nenek mau menyebrang?" Nenek tersebut tersenyum ramah beserta sebuah anggukan untuk menanggapi pertanyaan Sakura. "Ayo nek! Biar Saku antar!" ajaknya bersemangat.

.

.

Suara gonggongan binatang yang bisa menjadi buas berhasil memasuki gendang telinga Sakura. Sakura menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan mencoba untuk mencari sumber suara tersebut.

Sakura segera berlari ketika melihat seekor anjing yang lumayan besar semakin menggonggong kearahnya ketika Sakura mendekat. Bukannya takut, Sakura malah merasa prihatin. Diusapnya pelan puncak kepala anjing putih itu dengan sayang. "Tenanglah.. aku datang untuk menolongmu, anjing manis." Sakura berkata seolah-olah anjing tersebut akan mengerti. Dan ternyata, anjing itu memang terlihat sedikit tenang dari sebelumnya.

"Yaampun.. ini pasti sakit.." Suara gonggongan tersebut semakin menggelegar ketika Sakura mencoba mencabut paku yang tertancap di telapak kiri si anjing. Namun, perlahan gonggongan pilunya itu berhenti. Sakura lalu membuka tas ranselnya. Ia mengambil kotak P3K yang memang selalu tersedia di dalam tasnya. Dengan cukup cekatan Sakura mengobati dan memperban luka di kaki anjing yang ditolongnya itu.

Anjing tersebut kembali menggonggong seolah mengatakan sesuatu. "Ha'I .. lekas sembuh yaa.." jawab Sakura seakan-akan ia mengerti dengan maksud dari gonggongan tersebut.

.

.

(===========)

Rahang pria yang sudah berumur itu mengeras ketika melihat layar lebar di depannya itu menampilkan sesuatu gambaran yang membuatnya kesal. "Sial! Kenapa masih ada saja manusia yang baik sepertinya?!" geramnya. Uchiha Itachi memandang dengan alis terangkat sebelah. Uchiha Madara—Kakeknya itu kini sedang marah besar. Pikirnya.

.

"Panggil si bocah labil itu, Itachi!" perintah tiba-tiba dari Madara entah kenapa terdengar tidak bersahabat di telingannya. "Ada apa memangnya?" Itachi bertanya, walau sebenarnya ia juga agak sedikit takut untuk bertanya. "Cepat lakukan saja apa yang—"

"Kau berniat menyuruh nii-san memanggilku, kakek tua?" Kehadiran tiba-tiba Sasuke malah membuat Madara semakin kesal. "Dimana sopan santunmu Uchiha Sasuke?! Berani sekali kau mengataiku kakek tua!"

Sasuke menyeringai. "Aa.. lalu aku harus memanggilmu apa? Kakek muda?" suara tawa yang ditahan dari mulut Itachi membuat Madara mendelik kesal.

"EHEM!" Madara berdehem, menahan emosinya yang siap meledak kapan saja. "Sudah saatnya kau menjalankan tugas kembali. Berhenti bermain-main dengan manusia laknat di luar sana dan jalankan tugas dariku secepat mungkin."

Seperti yang dilakukan sang kakak tadi, Sasuke hanya menaikan sebelah alisnya sebagai respon. Namun kemudian, "Bisakah kau langsung ke inti pembahasan? Jangan bertele-tele!"

Madara menghela napas. "Baiklah, kau lihat, manusia itu memiliki hati yang sangat menjijikan. Sikapnya benar-benar seperti malaikat. Kalau seperti ini terus, bangsa iblis akan berada dalam bahaya."

Mata Sasuke membelalak mendengarnya. Kemudian onyx miliknya memperhatikan layar lebar di depan sana yang menampilkan sosok manusia dewasa dengan surai yang entah kenapa berhasil membuatnya tertarik. Tapi, manusia yang seperti malaikat? Itu tidak mungkin! Hanya manusia yang masih kecil saja yang bisa memiliki sifat seperti itu. Manusia yang sudah beranjak dewasa seperti manusia yang terpampang di layar lebar kakeknya sekaligus raja iblis itu tidak mungkin.

.

"Lalu, apa tugasku?"

.

.

(=========)

"Huft, si Madara kolot itu benar-benar tidak berubah. Tetap saja menyebalkan. Selalu menyerahkan tugas yang menjijikan padaku." Seorang laki-laki dengan rambut raven khas yang menghiasi kepala serta memiliki postur tubuh tinggi tegap, berkulit putih pucat berjalan keluar kerajaan iblis dengan tampang masam dan ditambah dengan gerutuan serta umpatan. Dia bisa disebut manusia dengan wajah rupawan jika saja dia tidak memiliki sayap hitam yang sekarang ini tengah terlipat dengan sempurna dipunggungnya.

Beberapa penjaga di depan dengan segera membuka pintu gerbang untuk mempersilakan tuannya keluar. "Cih sial! Benar benar manusia menjijikan yang menyusahkan.." Rutuknya. Namun, beberapa detik setelahnya seringaian khas mulai menghiasi wajah tampannya itu.

.

.

.

TBC

NEXT?