Drabble 1: Mark x Jaemin
"Mark?"
"Oh? Jaemin? Ada apa?"
Jaemin tersenyum manis pada Mark, membuat yang disenyumi salah tingkah.
"Tidak, aku heran saja melihatmu disini," Jaemin diam sambil melihat ke rak buku yang ada diatasnya, mencoba mengambilnya tapi ia kesusahan karena tangannya tidak sampai. Mark pun langsung maju dan membantu mengambilkan buku yang Jaemin inginkan. Jaemin kembali tersenyum dengan maksud berterimakasih dan membuat detak jantung Mark semakin cepat.
"Secara, kau kan bukan tipe orang yang mau menghabiskan waktu di dalam perpustakaan,"
Mark mencebik tidak suka terhadap penilaian Jaemin padanya. "Apa aku memang terlihat seperti itu?"
"Dari penampilanmu, ya,"
Jaemin menghela napas pelan, "Kau terkesan kasar, Mark. Semua orang pasti heran melihatmu disini,"
"Buruk sekali diriku dimatamu,"
Jaemin tertawa renyah mendengarnya. Ia mendudukkan tubuhnya di bangku dekat rak dan setelahnya diikuti Mark yang duduk disebelahnya. "Bukan begitu, sayang. Hanya saja ya begitulah.."
"Ewh, berhenti memanggilku 'sayang'," Mark memutar bola matanya jengah. Jaemin kembali tertawa mengabaikan buku yang tadi diambilkan Mark untuknya. "Tapi kau memanggilku babe dan sebagainya. Masa' aku tidak boleh memanggilmu 'sayang'?"
"Itu beda, sayang. Ketika kau memanggilku begitu aku merasa geli entah karena apa, kurasa aku memang tidak suka panggilan itu. Ya kecuali kalau aku yang mengatakannya padamu,"
Jaemin melebarkan matanya, "Astaga! Seorang Mark Lee berbicara panjang hanya dengan satu tarikan napas! Harusnya tadi aku merekamnya. Ah sial,"
Mark menatapnya aneh. Jaemin mengerucutkan bibirnya, "Tidak lucu, ya?"
Mark mengendikkan bahunya. Jaemin cemberut, menghela napas lalu mengambil buku yang ia ambil, membuka dan mulai membacanya. Mark melipat kedua tangannya di meja, kemudian menempatkan kepalanya menyamping diantara lipatan tangannya, menatap Jaemin yang membaca.
"Aku bisa tahan melihatmu seperti ini sampai besok,"
Jaemin tidak bergeming. Ia tetap membaca. "Aku bisa tahan tidak makan asalkan aku bisa terus melihat wajahmu seperti ini,"
Jaemin tetap diam, bahkan ia sama sekali tidak tersenyum ataupun merona mendengar gombalan Mark. Mark panik, "Sayang, apa kau marah padaku?"
Hening. Hanya suara buku yang dibalik oleh Jaemin. "Oh ayolah, jangan marah padaku. Aku tidak tahan jika harus kau diamkan seperti ini," Mark mendengus tidak suka ketika dilihatnya Jaemin tetap diam mengacuhkannya. Perlahan ia memegang lengan Jaemin dan membalikkannya agar bisa berhadapan dengannya. "Hei, Jaemin, dengarkan aku,"
Jaemin berdecak tidak suka, "Ada apa?"
"Maafkan aku,"
"Kau tidak salah,"
"Kenapa kau diam saja ketika aku memanggilmu?"
"Karena aku sedang membaca,"
"Yang benar saja,"
Mark diam menatap pemuda didepannya. Ia panik ketika wajah Jaemin berubah kesal. "Baiklah, aku minta maaf. Aku akan tertawa kalau kau sedang melucu,"
Jaemin panas mendengarnya, panas itu menjalar ke pipi dan telinganya. Ia yakin sekarang wajahnya sudah memerah.
"Aku marah padamu,"
Setelah itu Jaemin melangkah pergi, menepis tangan Mark yang menahannya. Mark melongo. Astaga, kenapa mereka bertengkar lagi karena hal tidak masuk akal begini?
Ia mengusap wajahnya kasar. Kemudian menghela napas pelan, kembali menempatkan kepalanya diantara lipatan tangannya. Ia mulai memejamkan matanya, mencoba untuk tidur. Jaemin? Tidak masalah, ia akan menemuinya nanti.
Bagaimanapun..
Seorang Mark Lee tidak akan pernah paham perasaan Jaemin yang kelewat sensitif. Begitupula dengan seorang Na Jaemin yang tidak akan pernah tahan dengan ketidak pekaan Mark padanya.
Anehnya..
Mereka sudah menyadarinya dari awal dan mereka tetap bersama.
END
Republish pakai akun sendiri, jadi yang awal itu akun bareng temen wkwk.
Halo! Lagi seneng banget sama SMRookies Boys nih wkwkwk dan pas nganggur bikin drabble gak jelas gini. Maaf kalau ceritanya aneh karena aku nulisnya juga sesuai apa yang kupikirin aja..
Di sini nanti isinya drabble SMRookies Boys semua, yang jelas sih bxb wkwkwk.
Ada MarkMin shipper? Sini-sini berteman yuk..
Request pairing? Review.
Love,
Tinkxx
