Hembusan angin musim panas menerpa tubuhnya...

Tubuhnya yang rapuh dan helaian rambutnya yang senada dengan warna langit itu...

Terik Matahari yang perlahan membakar kulitnya, namun tak membuat warnanya berubah...

Kita akan selalu bersama, sampai bunga sakura bermekaran kembali...

Cherry Blossom, Good Bye...

Disclaimer : Fujimaki Tadoshi

Original Storie : Hitomi Matsu

Character : Akashi Seijurou x Kuroko Tetsuya

Warning : buat yang gak suka yaoi, matsu harap jangan lihat ya...^^ walau belom ada adegan M nya, tapi hati – hati ya...

.

.

.

.

Selamat Membaca

.

.

.

April 4, 2012...

Hari ini adalah hari dimana semua siswa lulusan SMP akan menjalani kehidupan siswa SMA yang membawa mereka menuju kedewasaan.

"tolong bergabung dengan kami!"

"klub kami sedang membuat project untuk perlombaan nanti."

"kamu tinggi sekali! Bagaimana jika kamu masuk klub volley?"

"apa kau tertarik dengan membuat cake?"

Suara – suara tawaran ekstrakulikuler menghiasi setiap jalanan dengan brosur dan benda apapun yang berhubungan dengan klubnya. Kesampingkan hal tersebut. Diantara siswa – siswa tersebut, ada satu siswa yang menarik perhatian para hawa. Warna rambutnya yang merah menyala dan matanya yang tajam namun menawan, cukup membuat beberapa wanita tertarik perhatiannya. Apalagi di pria merah ini adalah murid terpintar untuk angkatan kali ini.

Akashi seijurou, dialah yang tadi kuceritakan tadi. dia pendiam dan memiliki kekuatan intimidasi yang kuat. Akashi berjalan dan menolak tawaran ekstrakulikuler dengan sopan, mengabaikan beberapa orang yang membicarakannya. Tak ada yang membuatnya tertarik, dia hanya berjalan sambil membaca novel sastra tua.

"Klub Basket! Klub Basket! Apa ada yang ingin bergabung dengan Klub Basket kami?"

Akashi mengalihkan pandangannya sejenak dari tulisan – tulisan itu. menatap tempat pendaftaran klub basket yang sedari tadi ramai murid – murid yang mendaftar. Tentu saja ramai, di sekolah ini terkenal dengan kekuatan tim basketnya yang memenangkan beberapa pertandingan nasional. Akashi menyimpan novelnya dan langsung mengantri untuk mendaftar juga.

"terima kasih banyak. Selanjutnya..."

Selagi menunggu giliran, manik akashi tak sengaja melihat pemuda bersurai biru muda yang sepertinya...terjepit?

"terima kasih banyak. Selanjutnya..."

Pemuda itu terjepit di antara dua orang yang badannya lebih tinggi darinya, sedari tadi dia mengatakan 'permisi' tetapi sepertinya kedua orang itu tak mendengar suaranya. Apa dia tak bisa minta tolong pada yang lain? Iapun sepertinya kesulitan berjalan dan terlihat pucat. Akashi ingin menolong orang itu tetapi bagiannya akan segera datang, tapi dalam waktu yang bersamaan ada seseorang yang wajah semakin memucat karena tipisnya udara di sekitarnya seakan minta di tolong.

Akashi menghela nafas dan menghampiri pemuda terjepit itu meninggalkan antriannya. Grep! Akashi menarik pemuda itu dari lautan manusia menuju tempat yang lebih luas dan mempunyai oksigen yang lebih banyak.

'tangannya kecil...' batin akashi sambil menatap pergelangan yang ia tarik tadi. deg! Akashi merasakan sesuatu yang aneh, seperti ada yang lewat. Tanpa sadar terlalu lama mengenggam lengan itu, akashipun melepaskan tangan itu.

"apa kau tidak apa – apa?" tanya akashi. Pemuda berambut baby blue itu meluruskan wajahnya. Membuat kedua manik yang berbeda warna bertemu. DEG! Akashi merasakan sesuatu yang aneh, tetapi itu hanya sekilas saja.

"apa maksudmu? Dari awal Aku memang tidak apa – apa." jelas pemuda itu dengan wajah datarnya. Akashi mengeryitkan alisnya.

"tapi wajahmu pucat. Lagipula sudah terlihat jelas jika kau tadi terjepit." Jelas singkat akashi. Pemuda itu masih menatap akashi dengan tatapan datar dan matanya yang bulat itu.

"ah wajahku memang seperti ini. tetapi perkataanmu ada benarnya juga. jadi terima kasih." Jelas si pemuda babyblue itu.

"sama – sama." Balas akashi singkat. Hening. Keduanya jadi merasa canggung.

"kalau begitu aku permisi." Ucap si pemuda babyblue itu sambil membungkuk. Iapun tegak kembali dan langsung meninggalkan akashi. Akashi menatap pundak pemuda itu yang perlahan mulai menjauh.

"anak yang aneh." Jelasnya.

.

.

.

.

April 18, 2012...

DUG! DUG! Suara pantulan bola basket yang dipantulkan oleh akashi menggema di GYM sekolah. Walau hanya Latihan tanding seperti biasa, tapi aura dalam pertandingan itu sama dengan di pertandingan yang sebenarnya. Zrakk! Akashi lagi – lagi memasukkan point dengan shoot 2 point dan membuatnya semakin dekat dengan kemenangan.

Prritttt! Peluit sudah di tiup, hasil pertandingannya 21 – 34, sudah di pastikan jika akashi ada di tim yang mendapatkan skor 34. Ia meraih minum dan handuknya, membersihkan peluh – peluh yang ada di wajahnya dan memberikan air pada tenggorokannya. Sudah 2 minggu akashi memasuki klub basket, dengan sedikit keterlambatan yang menimpanya saat itu tak membuatnya terbuang dari antrian.

Di hari pertamanya yaitu dimana siswa baru di tes kemampuannya, Akashi begitu terkejut saat mendapati pemuda baby blue itu juga memasuki klub yang sama. Akashi menjadi tertarik dengan pemuda baby blue yang di ketahui namanya adalah kuroko Tetsuya. Akashi merasakan sesuatu yang spesial dari kuroko, sepertinya kuroko adalah pemuda yang akan menjadi rival Akashi selama masa SMA.

Tetapi hal itu dan yang membuatnya lebih terkejut adalah...kemampuan kuroko yang di bawah rata – rata. Dia memang bisa mendrible dan mengoper bola dengan tepat, namun tembakannya tak pernah ada yang masuk dan juga tenaganya yang sedikit membuat nilai kurang dari kuroko. Akashi menghela nafas, sudah dipastikan jika akashi merasa sangat kecewa pada kemampuan kuroko. Jadi perasaan apa saat itu?

"akashi." Akashi menoleh ke sumber suara, membuyarkan semua lamunannya.

"ada apa nijimura – san?" tanya akashi pada kaptennya yang lebih tua setahun darinya.

"ada yang ingin ku bicarakan. Bisa ikut aku sebentar saat pulang eskul nanti?" tanya nijimura. Akashi mengangguk.

"tentu." Setelah perbincangan itu, akashi yang sudah mengenakan baju seragam SMA nya ia menunggu nijimura untuk menjemputnya. Tap! Tap! Tapp!

"akashi maaf sudah membuatmu menunggu. Ayo!" ajak nijimura. akashipun mengikuti langkah nijimura dari belakang. Menuju salah satu GYM milik sekolah yang sepi dan jarang di pakai. DUG! DUG! DUG! Saat akashi memasuki GYM itu dari bangku penonton sudah mendengar suara pantulan bola basket. Si pemuda biru yang baru saja di pikirannya tadi sedang memantul bola dan menembak bola itu tapi tak pernah masuk. Terlihat sekali jika kuroko sudah begitu kelelahan, nafasnya tersenggal- senggal, keringatnya juga banyak sampai membuat bajunya basah.

"hei akashi kau sudah tahu kemampuan dia kan?" tanya nijimura sambil melihat kuroko.

"ah aku tahu. Dia begitu bekerja keras tetapi hasilnya tetap tak berkembang." Jelas akashi singkat. Nijimura bersender.

"benar sekali. Lebih tepatnya dia lemah tetapi dia memiliki sesuatu yang tak bisa kita miliki." Ucap nijimura. Akashi sedikit terkejut dengan ucapan nijimura.

"apa pun itu sepertinya tak terlalu penting bukan?" tanya akashi lagi. nijimura tersenyum dan menaikkan bahunya.

"masa sih? Perasaanku malah sebaliknya." Akashi mengeryitkan alisnya.

"maksudnya? Dan juga apa kau menyuruhku untuk mengikutimu hanya untuk membicarakan hal ini?" tanya akashi yang merasa jika waktunya sudah terbuang percuma.

"tentu saja bukan. Hanya saja, bagaimana ya? Aku jadi galau sendiri nih.." jelas nijimura sambil menggaruk tengkuknya. Akashi semakin bingung tak mengerti apa yang di maksud oleh nijimura.

"nijimura – senpai, jika ingin bicara yang jelas..." ucap akashi. Nijimura kini membalikkan badannya dan menatap akashi.

"aku begitu penasaran dengan 'sesuatu' itu. karena itu aku ingin kau mencari tahunya." Pinta nijimura.

"apa yang sedang kau bicarakan sih." – akashi.

"kau juga merasakan hal yang sama kan saat pertama kali bertemu dengannya? Perasaan yang membuat kita tertarik pada bocah itu. apa kau tak ingin mencari sesuatu untuk mengetahuinya?" Deg! Bagaimana nijimura tahu itu? apa nijimura juga merasakan hal yang sama dengannya. Dengan cepat akashi membuang pikiran itu.

"jangan bercanda. Aku tak ingin membuang – buang waktu. Jadi hanya itu saja?" tanya akashi yang mulai serius. Nijimura tersenyum biasa, menyadari jika kesabaran akashi perlahan menguap.

"tentu saja bukan." Ucapan nijimura mulai membuat akashi kesal.

"hah?"

"sebagai kaptenmu aku ingin kau membantunya berlatih. Bisa?" pinta nijimura sambil menepuk pundak akashi.

"apa ini? apa ini termasuk dengan rasa ke'galau'an mu?" tanya akashi untuk memastikan kembali permintaanya itu.

"tidak. Ini murni permintaan seorang kapten." Jelas nijimura kembali. Akashi menatap kuroko dengan seksama yang sedang latihan. Memang benar, dia sedikit tertarik dengan kuroko tetapi hanya sekali lihat saja, kuroko memang sudah di takdirkan untuk tidak bisa melakukan shoot.

"apa alasanmu untuk membuatku membantunya dan kenapa kau ingin membantunya?" tanya akashi. Akashi tak ingin waktunya terbuang – buang hanya untuk melatih orang yang tak terlalu bisa berkembang.

"karena kau seorang akashi, aku sudah lihat kemampuan saat pendaftaran. Kau mempunyai kemampuan leadership yang bagus, dan tinggal di asah. lalu kenapa aku membantu kuroko, karena dia memiliki tekad yang kuat dari yang lain." Jelas nijimura. Akashi masih ragu dengan permintaan nijimura, apakah dia harus menerimanya atau tidak?

"bagaimana kau mau?" tanya nijimura kembali. Setelah dipikirkan kemungkinan, resiko dan hasilnya akashi mengangguk. Lagipula ia tak bisa menolak jika ada kata 'leadership' di alasannya itu.

"baiklah." Ucap akashi. Nijimura tersenyum lebar.

"yosh! Ayo!" ajak nijimura yang langsung melangkah bersiap untuk ke tempat kuroko. Entah kenapa akashi sedikit agak menyesal menerima permintaan nijimura saat ini. apa ini benar – benar yang terbaik? Masalahnya, kuroko adalah satu – satunya orang yang tak bisa ia tebak seperti orang lain. Tanpa sadar, akashi sudah sampai di lapangan.

"Kuroko!" teriak nijimura bermaksud memanggil kuroko. Kurokopun menghentikan kegiatannya.

"selamat sore, Nijimura – san... dan akashi Seijurou bukan?" ucap kuroko yang sempat terpotong saat melihat akashi. Nijimura tersenyum.

"atari. dia adalah akashi seijurou. Dia akan menjadi teman berlatihmu." Penjelasan nijimura membuat kuroko sedikit bingung. Apa maksudnya?

"apa?" tanya reflek kuroko sambil memandang akashi yang juga menatapnya.

"kau tidak keberatan kan? Lagipula aku ingin kau bermain di lapangan ..mengerti?" jelas nijimura kembali menghalangi pandangan kuroko yang sedang menatap akashi.

"aku tidak keberatan tapi...bagaimana dengan akashi – san?" tanya kuroko.

"jika dia ikut denganku berarti dia mau. Iyakan akashi?" tanya nijimura sambil menatap akashi. Akashi mengangguk.

"ah itu benar. Kuroko Tetsuya bukan? Aku akashi seijurou, salam kenal." Jelas akashi sambil mengulurkan tangannya.

"ah kuroko Tetsuya, senang bertemu denganmu." Kuroko meraih tangan akashi, membalas perkenalan akashi. Deg! Tangan kuroko yang lebih kecil dari tangan akashi lalu tangan akashi yang lebih kasar dari kuroko bisa dirasakan oleh keduanya.

'tak kusangka tangannya lebih kecil dari yang ku kira dan tangannya dingin...' batin akashi saat tangannya bersentuhan dengan tangan kuroko.

Sekali lagi, akashi merasakan hal yang sama.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

To be continued?

Mind to reviews? Please Reviews ^^

P.S :

Untuk pertama kalinya Matsu buat FF Yaoi. Awalnya mau buat rate M, tapi karena adegannya masih belum ada, jadinya rate +T... (^^")