Jung Hyejin presents

.

.

.

You May Be Absolute, but I'm The King

.

Disclaimer: God, their parents, and their agency

Characteristic inspired by "Kuroko no Basuke" © Fujimaki Tadatoshi

BxB, All in Taehyung's POV, Seme!Taehyung Uke!Jungkook

.


Jeon Jungkook, seorang laki-laki yang tidak bisa diabaikan siapapun, terutama perempuan. Bagaimana tidak? Dia kaya, pintar, pandai dalam bidang olah raga maupun seni, dan fisiknya juga bagus. Oh mungkin cantik, eh imut, ya pokoknya itu. Meskipun begitu ia memiliki sikap yang kurang menyenangkan sehingga ia tidak memiliki cukup banyak teman. Dia adalah seorang shooting guard di klub basket. Kami, teman satu tim-nya, adalah satu-satunya yang tahu betapa baik hatinya seorang Jeon Jungkook. Seperti yang kukatakan sebelumnya, Jungkook itu baik. Hanya saja terkadang aku seperti melihat orang lain dalam dirinya. Dia bisa tertawa lepas dalam satu waktu, tapi bisa menjadi sangat dingin di detik yang lain. Utamanya saat seseorang meragukan pendapatnya atau pemikirannya, dan saat ia menginginkan sesuatu. Kapten tim kami adalah Min Yoongi, aku biasa memanggilnya Suga hyung, seorang point guard. Akan tetapi Jungkook lebih sering memberi komando pada kami. Mungkin hal itu yang menyebabkan ia kurang disukai orang, pengecualian untuk Suga hyung, dia sangat sayang Jungkook. Aku sendiri cukup bisa memakluminya. Jungkook adalah putra tunggal Jeon Company. Perusahaan yang bekerja di bidang video games itu sudah melakukan ekspansi ke beberapa negara. Hal tersebut mungkin merupakan alasan di balik sikap Jungkook yang dingin, karena bisa ditebak, orang tuanya pasti tidak memberinya cukup perhatian. Dan sebagai anak tunggal pemilik perusahaan besar, dia pasti selalu mendapatkan apa yang dia mau.

Berbeda sekali denganku, aku hanyalah putra dari sepasang suami-istri pemilik sebuah kedai ramen kecil. Aku sangat tidak berbakat dalam bidang akademik, ya kecuali kimia. Dari bidang seni, aku hanya bisa memainkan saxophone, sementara Jungkook bisa memainkan semua jenis alat musik. Begitu pun dalam bidang olah raga, aku hanya bisa bermain basket sementara ia pandai di semua bidang, bahkan panahan dan pedang sekalipun. Tapi kalau masalah wajah, tentu saja aku tidak kalah tampan darinya hahaha. Nama? Oh iya aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Kim Taehyung. Iri? Tidak aku sama sekali tidak iri. Sebaliknya, aku sangat penasaran padanya. Aku ingin tahu apa yang membuatnya menjadi begitu dingin di suatu waktu, dan sangat ceria di waktu yang lain. Memang aku adalah orang yang paling dekat dengannya, tapi tetap saja aku merasa masih ada benteng yang ia bangun dengan kokoh. Benteng yang ia bangun setiap kali aku, dan orang lain berusaha menghancurkannya.

DUK!

Sebuah bola basket mengenai kepalaku. Aku meringis dan mengelus-elus kepalaku sambil menengok ke arah pelaku pelemparan tersebut dan mendapati Jungkook yang sedang melipat tangannya di dada.

"Kenapa melamun saja. Cepat latihan." Ujarnya sambil menatapku datar.

"Hehehe maaf, hanya saja kau terlalu keren saat menembakkan bola Jungkookie. Aku jadi terpesona." Jawabku sambil menjulurkan lidahku.

Dia memutar bola matanya malas menanggapi godaanku. Ia melewatiku untuk mengambil bola yang mengenaiku tadi dengan wajah yang masih datar. Berarti mood-nya sedang buruk. Mungkin karena kejuaraan sudah dekat, dan kami masih malas-malasan berlatih. Sebab biasanya jika aku menggodanya wajahnya akan memerah, matanya membola, dan mulutnya membuka untuk mengatakan sesuatu tapi tidak bisa. Lucu sekali. Karena itu aku suka menggodanya. Jika mood-nya sedang buruk seperti sekarang, hanya akan ada rona yang sangat tipis di pipnya yang tidak akan kau sadari jika tidak dilihat baik-baik.

~Cookies~

"Tae-hyung." Panggil Jungkook saat aku sedang mengganti kausku dengan seragam sekolah.

"Ya?" tanyaku sambil tetap fokus pada kegiatan ayo-memakai-seragamku.

"Aku… Aku…" ujarnya terbata-bata. Tumben sekali. Biasanya dia berkata-kata dengan lugas dan pasti. Hal ini tentu saja menarik perhatianku, jadi aku segera menyelesaikan kegiatanku dan mengalihkan pandanganku padanya.

"Aku ingin… ingin…" Ia menghela nafas berat untuk menetralkan wajahnya yang semerah tomat. Tunggu, kenapa wajahnya semerah tomat? Jangan-jangan ia ingin menyatakan cinta padaku? Hahaha mana mungkin 'kan?

"Kenapa sih? Kau seperti ingin menyatakan cinta saja. Hahaha." Candaku. Aku tertawa, tidak menyadari tubuhnya yang sedikit menegang mendengar candaanku.

"Well, bisa dibilang begitu." Ujarnya di sela-sela tawaku. Membuatku mendadak berhenti tertawa.

"Eh? Kau tidak serius 'kan?"

"Tidak sepenuhnya benar. Aku bukannya menyatakan cinta. Aku memerintahkanmu untuk menjadi kekasihku." Ujarnya dengan wajah datar dan suara yang penuh determinasi. Meski aku bisa melihat sedikit rona merah di pipinya, tapi raut wajahnya tetap menampilkan ketegasan dan keseriusan.

Aku mengernyitkan dahiku. Dia serius? Maksudku… kenapa? Bukan apa-apa sih hanya saja, seharusnya seseorang menunjukkan afeksi pada orang yang dia suka, lalu menyatakan cinta bukannya memaksa begini.

"Kalau aku tidak mau?" tanyaku.

"Aku tidak memberimu pilihan." Jawabnya.

"Begini ya Jeon Jungkook. Bukan karena kau kaya, pandai dalam segala hal, dan tampan lantas kau bisa memerintahkan seseorang untuk menjadi kekasihmu. Memangnya selama ini menurutmu kau tidak membuatku kesal dengan tingkah sok kuasamu itu?"

"Lihat dengan siapa kau bicara." Ujar Jungkook dengan nada yang cukup mengintimidasi dan pandangan yang tajam.

"Oh lihat, kau mulai lagi. Begini ya, Yang Mulia Jeon Jungkook. Tidak semua hal di dunia ini berjalan seperti yang kau inginkan. Memang aku sering menggodamu, tapi bukan berarti aku menyukaimu. Aku menyukai—"

"Irene. Center-flyer cheerleader."

"Nah itu kau tahu."

"Sekarang biar aku yang memberi tahumu. Kau menggodaku karena kau tertarik padaku. Tapi kau tidak menyadarinya. Dan perasaanmu pada Irene itu hanya sebatas rasa kagum karena dia cantik."

"Sepertinya kau terbalik—"

"Kalau memang terbalik, buktikan." Perintahnya.

"Baiklah, akan kubuktikan bahwa aku mencintainya." Jawabku dengan mantab.

"Lihat? Tidak susah 'kan menjalankan perintahku? Lantas kenapa kau tidak menuruti perintahku saja untuk menjadi kekasihku." Ujarnya dengan melipat kedua tangannya di dada dan memasang senyum miring.

"Begini Yang Mulia Jeon Jungkook. Aku bukan menuruti perintahmu. Aku menerima tantanganmu untuk membuktikan bahwa kau salah."

"Eoh? Menarik sekali. Sayangnya aku tidak pernah salah."

"Aku tahu kau akan berkata begitu. Maka aku akan buktikan. Kau lihat saja nanti." Ujarku sambil menyeringai. Aku mengambil tas dan jas sekolahku, menyampirkannya asal di bahuku, dan berjalan keluar gym.

"Ah satu lagi. Aku perintahkan untuk tidak berada di ruang piala klub sepak bola besok Jumat jam 5 sore." Perintahnya.

"Aku tidak akan melaksanakan perintahmu, Tuan Muda Jeon." Jawabku sarkastik tanpa repot-repot menoleh ke belakang. Tidak menyadari bahwa ia tengah menyunggingkan sebuah senyum kemenangan.

~TBC~


A/N: Annyeong, Hyejin balik bawa fanfic baru. Ada yang kangen Hyejin? Hahaha pasti nggak, ya sudah deh. Oh iya ini pendek karena baru prolog. Dan karena jujur, baru segini idenya hahaha. Ada lebih sih dikit, kejadian hari Jumat jam 5. Tapi itu masih bakal dijelasin besok-besok hehe. Oke, Hyejin akan memberi sedikit pencerahan di sini. Karakter Jungkook dan latar belakangnya terinspirasi dari Akashi Seijuurou. Salah satu tokoh di Kuroko no Basuke. Akan tetapi sedikit kuubah karena menyesuaikan sifat Jungkook dan menambah kesan uke. Karena kalau mutlak seperti Akashi ntar jadinya seme. Ini aja kelihatan kayak Jungkook seme 'kan? Maaf, tapi untuk sementara waktu Jungkooknya emang begini. Tapi tenang aja Tae-hyungie tetep seme kok. Oh iya, buat yang sadar, Hyejin mengurangi percakapan dan menambah deskripsi di sini, karena Hyejin sadar kalau fanfic buatan Hyejin pasti kebanyakan dialog. Bagaimana? Sudah lebih baik belum? Semoga sudah lebih baik lah ya. Ok last but not least, review please?