JUST YOUR ORDINARY ROMCOM STORY.

A Beelzebub Fanfiction

By Maplerivers.

Apapaan Hilda itu, menurutnya dengan mengatakan, "Tolong terima kehadiran kami sebagai anak anda," semuanya bisa dengan tenang menerima Beelze? Untung saja keluargaku cukup bodoh untuk melakukan interogasi sehingga kalian langsung diterima. Setelah diusir oleh keluargamu karena Beelze, sekarang kau meminta tanggung jawabku. Kau sudah lupa ya, dengan janjimu sendiri akan membesarkan bayi ini tanpa kehadiran orang sepertiku?!

~0~

"Oga-kun…. Berangkat sekolah yuk…!"

"Urusai Furuichi!"

Kenapa dengan Furuichi baka itu, emangnya aku anak SD dipanggil kayak gitu. Pagi-pagi udah bikin keributan di depan rumah orang, kalau sampai Baby Beel nangis karena suara cempreng jeleknya itu, aku akan membunuhnya.

"Cepatlah..!"

"Gyyyaahhh… waa….!"

"Furuichi baka, aku bilang diam!"

Nah kan kubilang juga apa, Baby Beel nangis lagi. Karena semaleman dia gak tidur pagi ini dia jadi bad mood, dan apa pun yang sepertinya mengganggunya, dia akan langsung merajuk. Dan kubilangi ya, merajuknya dia itu bener-bener gak seperti bayi-bayi kebanyakan. Benar-benar mengerikan, memang dia itu bayi iblis.

"kau membuat anakmu menangis lagi."

"Dia juga anakmu!" iblis wanita ini, kadang-kadang ngeselin. Mana Beelze gak mau ikut dia, katanya Beelze merindukan ayahnya. Jadilah Beelze nempel terus denganku.

"Hati-hati, susunya sudah kau bawa kan? Makan siangmu juga tidak ketinggalan kan?"

"Gak usah cerewet, udah kubawa semua," kataku pada Hilda, dia hanya memandangku datar.

"Tatsumi, gak usah galak-galak sama istri napa sih? Kalau Hilda marah dan pergi nanti gimana loh?"

"Syukurlah," kali ini giliran kakak cerewetku yang menceramahi.

"Apa kau bilang?"

Em, itu yang ada di punggungnya bukan aura membunuh kan? Sepertinya aku yang salah telah mengatainya di saat yang tidak tepat. Aku tidak jeli melihat pisau di tangan kanannya. Kakakku ini meski sekarang sudah taubat dari red tail, tapi kalau marah ekornya akan langsung keluar semua. Sembilan jumlahnya.

"Ak..aku, akan berangkat.." ucapku. Lebih baik tidak mengganggu Misaki.

Sementara..

"Kau tidak perlu membelaku," kata Hilda pelan sambil menunduk

"Tatsumi baka. Hilda kau tidak perlu mengalah untuk orang sepertinya, meski kau merasa bersalah, tapi karena Tatsumi juga Beelze ada di dunia ini. Jadi semua ini salahnya juga, Dasar anak nakal," ucap Misaki masih merutuki adiknya. Meskipun apa yang diucapkan Misaki hanya karena masalah sepele, malah membuat Hilda semakin merasa bersalah.

Hilda tahu, Misaki pasti telah kecewa dengan adiknya. Seluruh anggota keluarga pun demikian, meskipun mereka telah meminta maaf pada Hilda setelah apa yang dilakukan Tatsumi padanya, tapi Hilda tahu, mereka masih belum sepenuhnya menerima kehadiran Baby Beel di rumah ini.

Dia semakin bersalah setelah melanggar janjinya untuk membesarkan Beelze tanpa ayahnya, dan malah datang ke rumahnya. Tapi sekarang dia memang sudah tidak punya siapa-siapa lagi, keluarganya sudah tidak bisa menerimanya.

"Tatsumi hanya kesal, tidurnya yang biasanya pulas kini harus terganggu dengan Baby Beel," Hilda mencoba menurunkan kemarahan Misaki

"Huh, benar. Biar saja, biar jadi pelajaran buatnya,"

"Anoo, Oga, siapa bayi itu..?" Furuichi akhirnya mencoba bertanya setelah cukup lama mereka berjalan dengan diam, teman dari kecil Oga itu akhirnya memberanikan diri bertanya, meskipun dia tidak yakin Oga akan menjawabnya atau langsung menonjoknya.

"Dia.."

"Ai dabu..!" Baby Beel terlihat senang melihat mobil merah yang barusan menabrak tiang listrik

"Bayi.."

"ai.. ai.." ada pitbull yang terkurung di halaman rumah orang, dia sepertinya rabies. Dan Baby Beel semakin girang.

"..ku,"

"….. AAAAPPPPAAA…?" setelah berdebar-debar menunggu jawaban dari Oga yang sudah memasang tampang silumannya, dan apa yang didapat Furuichi. Oga memang benar-benar tidak bisa bercanda yang lucu. Kalau cuman mau bercanda 'Dia bayiku, hasil hubunganku dengan mantan pacarku' mestinya dia tidak perlu memasang tampang jahanam.

"Bohong kan? Pasti dia anak kakakmu.. hehe,"

"Furuichi baka," Oga Punch #1

".. aku tidak bohong, lagian Misaki jomblo dua tahun ini, dia gak laku," Oga Punch #2

Meski sudah mendapat bogem mentah dari Rampaging Ogre, Furuichi masih tidak percaya dengan kata-kata Oga. Dia sepertinya membuktikan julukannya selama ini, Orang bodoh yang masih bisa menempel dengan Oga.

"Kau tidak perlu menonjokku, dan apapaan bayi itu kenapa dia malah senang sekali?"

"Aii dabu aih."

"Ah iya, karena dia memang anakku, dia senang melihatmu menderita,"

"Kamu serius?" Oga Punch #3

"sejak kapan aku mulai tidak serius, bukannya kamu sendiri yang bertanya dengan serius dia Bayi siapa?" Oga menjawab Furuichi. Walau dia tahu tidak perlu menonjok temannya itu, tapi melihat Bayi di punggungnya terlihat senang, dia akan tetap melakukannya. Daripada melihat Baby Beel merajuk, mending menganiaya Furuichi. Hitung-hitung juga melampiaskan kekesalannya setelah semalaman gak tidur.

"Lalu siapa ibunya?" Furuichi coba menanyakan pertanyaan yang lebih pintar, dia yakin Oga pasti tidak bisa menjawabnya. Selama ini Furuichi yakin Oga juga jomblo, tidak laku. Memangnya ada yang mau dengan orang kejam, menakutkan dan pemberontak. B*ajingan yang tidak pernah memikirkan orang lain sepertinya.

"Kau ingat Hilda?"

"Hilda?"

"Orang berambut pirang yang kita temui saat karya wisata itu?"

"…" Ingatan Furuichi kembali saat mereka kelas satu. Saat mereka melakukan piknik sekolah ke Osaka. Samar-samar dia mengigat seorang dengan rambut pirang yang membawahi semua berandal dari SMA yang kebetulan berbarengan dengan sekolah mereka.

"Bukan pria dari SMA Chinkou itu, Furuichi BAKA!" Oga Punch #4

"Lalu siapa, kamu pasti Cuma mengada-ada kan?" Furuichi sudah mulai kehilangan kesabarannya. Memang ngomong sama Oga harus siap fisik dan mental.

"oh iya, saat itu kamu pasti sedang di kamar mandi karena Diare, haha,"

"Kenapa kamu malah mengejekku? Sekarang terangkan siapa si Hilda itu?"

"Dia gadis yang…" sebenarnya Oga sudah sangat ingin melupakan kesan pertamanya terhadap Hilda saat pertama kali dia bertemu dengan gadis yang terbilang HOT itu. Tapi jujur bukan hanya karena tubuhnya saja Oga Tatsumi tertarik pada Gadis pirang itu. "… kutemui saat jalan-jalan sendirian, tidak ada yang tahu aku bertemu dengannya?"

"Lalu kalian 'melakukannya'?"

"Tidak secepat itu Baka? Memangnya dia cewek apaan? Memangnya aku cowok apaan? Aku tidak serendah itu..!"

Dan selama ini Furuichi mengira selain Oga berandalan Oga juga tipikal orang yang terjerumus di lembah hitam seperti itu. 'Ternyata aku belum sepenuhnya mengenalnya,' pikir Furuichi

"Lalu sebenarnya bagaimana kejadiannya, Oga kamu terlalu bertele-tele.." komentar Furuichi

"Diam Kamu! Itu karena aku sudah malas mengingatnya!"

"Hah ha, semalas apapun kamu mengingatnya, sudah ada bukti otentiknya di sini, haha," Furuichi menunjuk Baby Beel, yang masih melihat korban kecelakaan mobil merah tadi dengan berseri-seri. Dia sendiri tidak yakin apakah sudah mulai percaya dengan cerita Oga atau belum, tapi yang pasti dia percaya bayi dipunggung sahabatnya itu sangat mirip dengan Oga.

"Grr…," Oga mulai geram dengan kebodohan Furuichi, "Pokoknya dia anak Hilda, kalau kamu gak percaya ada orang macam Hilda yang telah melahirkan bayi iblis macam ini, datang saja kerumahku, Furuichi cerewet," Kata Oga lalu meninggalkan Furuichi. Bayi dipunggungnya sudah mulai ingin menangis karena ayahnya berlalu begitu saja dari tontonannya.

"Oga? Dirumahnya ada seorang Gadis? Mungkin aku harus percaya dengan ceritanya, mana mungkin keluarganya bisa diajak berbohong begitu.." Furuichi sempat termenung namun setelah dipikir masak-masak dia masih perlu membuktikan cerita Oga, mana mungkin gadis yang diajak tidur olehnya berambut pirang tapi bayi hasil hubungan mereka berambut hijau mentereng seperti itu.