Semuanya berawal saat aku tidak sengaja membuka sebuah portal antar alam. Dari portal yang kubuka tersebut keluarlah seekor anak anjing kecil berbulu kecokelatan yang terus mendengking kesakitan karena rantai yang membelenggu leher mungilnya.

Saat itu Namjoon si penyihir gila itu marah dan membentakku. Namun kemudian ia sibuk mengurusi anak anjing yang malang itu dengan mantra dan obat-obatan yang kami miliki.

Sejak pertama kali makhluk itu muncul pun aku sudah tahu bahwa anjing itu bukan sekedar anjing. Aku tahu karena aku baru saja membuka portal menuju alam neraka, dan makhluk berbulu itu keluar tepat dari sana. Dia adalah Hellhound, makhluk yang konon sudah punah karena perburuan besar-besaran yang terjadi di neraka sana.

Namjoon memegangi rantai yang sebelumnya mengikat leher anjing itu. " Jimin bodoh, kau hanya akan menonton dari sana? " tanyanya sarkas sambil melempar rantai penuh darah berwarna hitam yang kuyakin berasal dari tubuh anjing neraka di pangkuannya.

Kami berdebat cukup panjang malam itu. Bahkan hingga malam-malam berikutnya kami masih memperdebatkan soal kedatangan anjing yang tak disengaja itu. Namjoon bersikeras ingin aku yang bertanggung jawab dan mengontrak ajing itu agar nyawa anjing itu terselamatkan, dan aku bukan iblis bodoh yang mau sembarangan mengikat perjanjian dengan orang lain karena akan ada konsekuensi yang harus dibayar nantinya.

Namun pada akhirnya aku tetap mengontrak iblis anjing itu karena melihat kondisinya yang sudah rapuh dan hampir mati. Dia selamat dan pulih dalam beberapa hari kemudian.

Satu hal yang membuatku terkejut, ternyata dia memiliki wujud manusianya, menandakan dahulunya anjing ini pernah punya majikan. Umurnya baru 3 tahun, namun memiliki wujud manusia bak seorang pria di umur 25 an membuatku hampir menyesal mengontraknya.

Dan satu hal lagi yang membuatku tercengang.

Majikannya yang lama adalah Asmodeus. Ayahku, si raja dari nafsu birahi yang mati di peperangan melawan malaikat setahun yang lalu.

" Siapa namamu? " tanyaku dari tempat tidurku. Anak itu berdiri sekitar tiga langkah di depanku dan terus menunduk entah karena apa. Ekor coklatnya yang menjuntai sesekali mengibas setiap kali ia menatapku dengan tatapan kikuknya.

" B-baby. " Jawabnya nyaris tak bersuara. Kusandarkan punggungku ke headbed dan mempersilahkannya untuk duduk di sampingku. Awalnya ia menolak, namun paksaan dariku membuatnya langsung duduk di sebelahku sambil terus mengepal tangan. Grogi kah?

Sangat jelas terlihat bahwa anjing ini masih begitu polos. Dengan mudahnya dirinya mengklaim namanya Baby, padahal aku yakin si Asmodeus itu yang selalu memanggilnya begitu.

" Jadi kau dulu peliharaannya Asmodeus ya? " ucapku iseng memainkan ekor panjangnya. Ia mengangguk sebagai jawaban. Asmodeus itu kan mesum, nafsunya beribu kali lipat lebih besar dari manusia biasa. Jadi kalau Asmodeus mengikat kontrak dengan seekor hellhound berwujud seksi seperti ini, sudah tertebak bukan digunakan untuk apa anak ini?

Kurapatkan tubuhku padanya kemudian mulai mengendus bagian lehernya. Anak itu terkesiap, namun tak bergeming. Menandakan bahwa dia pernah berada di posisi seperti ini sebelumnya. Kulingkarkan kedua tanganku di pinggangnya sambil satu tangan memainkan pangkal ekor cokelatnya.

" Seberapa sering kau melayani Asmodeus? " tanyaku menyelipkan tanganku yang lain ke dalam dadanya, meraba dan meremas. Lagi-lagi reaksinya tak seperti seorang yang baru pertama kali disentuh.

Kali ini nafasnya memberat. Wajahnya ia terus hindarkan dariku agar aku tak mencapai bibir ranumnya. " mmh- jarang. " Ia menjawab setelah aku berhasil mengecupnya singkat. Jawaban yang sangat tidak masuk akal bagi seorang King Of Lust. Pasti setiap hari kan? Setiap malam? Atau setap detik? Aku akan lebih percaya jika dia katakan bahwa dia melayani Asmodeus 100x sehari. Kkk~

" Lebih dari 5 kali? " tanyaku kemudian memindahkan tubuh ringannya ke pangkuanku. Tangannya yang masih terbalut perban kusampirkan di kedua bahuku, membuatnya senyaman mugkin berada di pangkuanku. Anggukan dari anak dengan wujud yang belum sempurna itu membuat kedua taringku mendadak muncul dan memanjang di tengah seringaian.

Kami berciuman. Basah, lembut, dan panas. Ia tak menolak sama sekali dan terus mengikuti arah permainanku meski beberapa kali ia terlihat ketakutan. Ciuman penuh saliva itu kuakhiri sejenak, kuganti dengan jilatan serampangan di permukaan lehernya.

" Nhh- Tuan! " Erangnya saat kedua taringku menancap di tanda kontrak yang tercetak di lehernya. Darah berwarna hitam mengucur melewati bibirku namun masuk ke mulut sebagiannya. Tak lupa juga kujilati kembali darah bercita rasa manis itu hingga berhenti keluar dari sana.

Wajahnya merah masak, ekspresinya menggairahkan. Ditambah lagi tubuh berbalut sweaternya yang berada di pangkuanku ini begitu seksi dan menggemaskan. Langsung saja kuarahkan lidahku menuju nipplenya yang mengintip dibalik kerah sweater yang melorot itu.

Tubuh mungilnya bergetar, namun dada itu condong ke depan memintaku melakukan lebih dari sekedar kecupan manja.

Dengan begitu, kupegangi kedua pinggangnya dan kutatap wajahnya yang begitu needy.

" Layani aku, puaskan majikanmu ini, cantik. "

Ia merendahkan tubuhnya, kemudian menyingkap pakaianku hingga ke perut berabs milikku. Satu tangannya menahan bajuku, dan yang satunya membuka simpul di celana yang kugunakan. Milikku sudah menegang sempurna dan menyapa wajah manisnya begitu saja.

Aku menyeringai melihat wajah ragunya. Apakah milikku lebih besar dari pada milik Asmodeus?

Mungkin di luar sana Namjoon sedang mengumpatku yang memasang dinding aura milikku yang tak mungkin bisa ditembus oleh manusia sepertinya. Sudah pasti dia mengkhawatirkan kondisi anjing yang sedang menjilati lolipopku ini.

Lagi pula, wajar bukan jika aku bernafsu pada hellhound rupawan ini? Aku kan Orias, putra Asmodeus sang King Of LUst.