HUAHAHA, SAYA KEMBALI |D (Readers : siapalu?) Nggak kenal saya? baca aja noh profil aye #seenaknya (Readers: CEPETAN GIH! GAK USAH BASA-BASI GEJE!)
Disclaimer : Eyeshield 21 bukan punya saya |D Eyeshield 21 punya Richiro inagaki dan Yuusuke Murata |D
WARNING : Ane sama si Kushala pake Fem!Kakei (ANDALAN SUDAH KITA BERDUA PAKE GENDERBENDING), OOC akut, tipo bertebaran dimana-mana, ADA BAGIAN YANG AGAK RET M JADI BUAT ANAK SD JANGAN DILIHAT YA *ketawa nista*
Editor: Kushala Berlitz Karpusi
Tokyo, 21 Juli 2011, jam 12.40 siang
.
Seorang gadis bermata biru laut, berambut pendek seleher (tanpa ahoge) sedang duduk dibench taman kota sambil menikmati daun yang berguguran. Gadis itu terlihat seperti menunggu seseorang yang tampaknya tak kunjung datang, padahal dari 2 jam yang lalu atau lebih tepatnya jam 10 lewat 40 dia sudah menunggu di tempat ini, tempat yang mereka janjikan untuk bertemu.
Gadis itu, -Shun Kakei-. Rupanya dia adalah seorang gadis yang bersifat (agak atau malah kelewat) Tsundere, dan orang yang dia tunggu sedari tadi itu adalah kekasihnya, ya, dia menunggu kekasihnya -Hayato Akaba-, banyak orang bilang kalau Akaba mengidap suatu kelainan dikarenakan menyukai anak kecil yang berada di dibawah umur. Padahal kenyataanya dia dan Kakei hanya berbeda satu tahun, sekali lagi, SATU TAHUN, atau dikarenakan Kakei yang memang terlihat terlalu manis seperti layaknya seorang gadis yang duduk di sekitar bangku kelas 2 SMP? Ketika ditanya akan hal ini, Akaba membantah dan hanya menjawab sekenanya sembari memainkan gitarnya"Aku ini bukanlah seekor Pedobear atau apalah itu sebutannya yang suka anak kecil yang berada dibawah umur, justru mungkin ini hanya karena Kakei saja yang terlalu manis? Entahlah, kalau kalian masih bersikeras menyebutku sebagai Pedobear, mungkin hal itu dikarenakan selera dan kepekaan musikku dengan selera dan kepekaan musikmu pada dasarnya berbeda, Fuh." Ujarnya panjang lebar sambil menggenjreng gitarnya yang notabene tidak ada hubungannya sama sekali dengan kasus ini.
Sepertinya kita melakukan sedikit OOT tadi, dikarenakan itu, mari kita kembali ke bumi.
Scene sekarang ini masih tampak sang gadis yang sudah disebutkan di awal tadi, Shun Kakei, ya, nama gadis itu, dia sekali lagi melihat jam di handphone miliknya, dan waktu menunjukkan pukul 12 lewat 57 menit sekarang.
.
"Hmph! Lama sekali si Pedobear merah itu! Aku sudah mulai jamuran nih!" Keluh Kakei sembari mendumel sendirian yang sekarang ini sedang sibuk browsing internet melewati handphonenya, bukan handphone yang terlalu bagus memang, tapi dia menyukai handphonenya karena handphone tersebut adalah pemberian dari Akaba, lalu jika kita sedang membicarakan soal mood, terkadang kalau Kakei kesal(baca: ngambek, walau tidak sampai mogok makan dan kabur dari rumah) dia sering, hm, SANGAT sering (catatan: dengan penekanan spesial di kata SANGAT) memanggil Akaba dengan sebutan abnormal seperti 'Pedobear merah' atau 'Abaka', terkadang juga dengan sebutan 'Laba Laba kebakaran' atau 'Mata merah menjijikkan', namun hebatnya dia -Akaba- selalu tabah dengan sebutan sebutan yang cukup menusuk itu, dan malah sebaliknya, Akaba juga sering, sekali lagi, SANGAT sering (Penekanan khusus di kata SANGAT, Part 2) memanggil Kakei dengan sebutan 'Moe Moe Kakei', 'My Princess', 'My Lovely Lead Guitar' dan lainnya, walau kalau diperhatikan memang sebutan terakhir tadi nyaris tidak ada hubungannya, serta merta terdengar sangat absurd.
Kakei yang sudah amat sangat kelewat kesal, dia mengeluarkan browser di handphonenya, menuju kontak, meluncur ke arah kontak "Merahku yang ganteng", kemudian langsung menelpon kekasihnya sang Pedobear merah yang sedari tadi tidak terlihat setelah 2 jam lamanya, Hayato Akaba, dan untungnya, betul betul beruntung, tidak sampai 5 detik langsung diangkat.
"HEI, PEDOBEAR MERAH BAKA! KAU ADA DIMANA SEKARANG, BODOH? SUDAH 2 JAM 39 MENIT DAN 35 DETIK AKU MENUNGGUMU DISINI! CEPAT KESINI, WAKTUKU BERHARGA! ATAU KUHANCURKAN GITAR ABSURD MILIKMU ITU NANTI!" Teriak Kakei dengan sewot, emosi, dan nafsunya, sekali lagi, beruntung tidak ada seorang insan manusia pun yang melihat amukan dahsyatnya.
"Fuu... Aku ada disini, dasar kau Moe Moe Kakei ku sayang.." Kata Akaba yang tiba-tiba muncul dibelakang Kakei, Kakei facepalm dan menutup telponnya dengan perasaan bercampur antara malu, lega, dan kesal.
"Hei! Se-sejak kapan Pedobear merah ini ada dibelakangku?" kata Kakei langsung menceracas dengan wajah kesal bercampur facepalm, Akaba hanya tersenyum tipis, senyum misterius yang dimana terdapat aura aura mesum didalamnya, dan benar saja, si mesum itu meremas dada Kakei yang terbilang cukup besar.
"DASAR PEDOBEAR MERAH BAKA! INI TEMPAT UMUM TAHU, B-BODOH!" berontak Kakei sambil sedikit memerah, Akabapun memberhentikan kegiatan mesumnya yang sebenarnya tidak boleh dibaca oleh anak dibawah umur, yaitu meremas dadanya, dan kemudian langsung saja dia memeluk Kakei, membuat yang bersangkutan langsung blushing semerah strawberry yang rupanya ingin ikut eksis menyaingi tomat "Ya-ya, aku tahu itu. Sesekali tidak apa-apa kan, Moe Moe ku?" kata Akaba lembut sambil kemudian ia mencium pipi Kakei.
"Sesekali katamu? Kau sudah melakukan hal yang sama nyaris 5 kali berturut-turut, baka!" Kata Kakei sambil ngambek dan menggembungkan pipinya seperti anak kecil kemudian melipat tangannya, namun biarpun Kakei terlihat tidak senang dengan Akaba, tapi pada kenyataanya tetap saja Kakei mau berpacaran dengan Akaba.
"Fuu... Maaf kalau kau begitu, tetapi bukannya kau menyukai ya? Mengakulah..." Akaba mulai menggoda Kakei lagi dan mencolek colek pinggang Kakei dengan jari telunjuknya, Kakei yang dicolek langsung memukul Akaba tepat diwajahnya, dan hal berupa pukulan yang cukup keras tersebut sukses membuat Akaba tersung—eh? Dia masih hidup? Oh, baiklah, Akaba yang -Ajaibnya-masih hidup itu langsung mendatangi Kakei dan berdiri didepannya, dihadapannya.
"Kau tahu, manisku? Bahwa pada faktanya sekeras apapun kau memukulku, itu tidak terasa sakit sama sekali bagiku." Ujar Akaba sambil mendekatkan wajahnya kewajah Kakei, hingga ia bisa merasakan deru nafas yang tak beraturan dari gadis tersebut "Karena gadis manis sepertimu tidak memiliki kekuatan lebih sepertiku.."
"Ap-hmph!"
Kakei tidak sempat berkata-kata dikarenakan sebabnya Akaba mengunci bibirnya yang mungil itu, namun pada faktanya tidak sampai 3 menit mereka berciuman Akaba sudah melepaskan ciumannya, tentu saja dikarenakan itu adalah tempat umum.
Kakei menatap mata Merah milik Akaba dengan lembut, sontak Kakei langsung berdiri dan memeluk si Pedobear merahnya tercinta, sang Ace bermata merah dari Bando Spiders, Hayato Akaba, sementara Akaba sendiri hanya bisa tersenyum layaknya seorang pedofil dan mencium kening Kakei.
"Sudah kubilang, Moe-moe Kakei memang senang jikalau dia di'main'kan oleh sang Hayato Akaba ini" Akaba mulai menggoda Kakei lagi, Kakei cemberut dan menggembungkan pipinya lagi.
"Aku bukan 'mainan'mu! Dengar itu! Dan camkan baik baik, Pedobear merah baka!" Ujar Kakei sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah, Akaba langsung menarik tangan Kakei dan menggandengnya.
"Eh? Mau kemana kita?" tanya Kakei kaget dikarenakan ditarik tiba tiba seperti itu "Kencan ditempat yang lain." Jawab Akaba singkat-Padat-Jelas,
TBC (tuberklosis? |D )
HUAHAHAHA, AKHIRNYA SELESAI JUGA INI FIC DENGAN TUBERKLOSIS ANDALAN AYE |D #PLAK
R
E
V
I
E
W?
