A/N: Holla teman-teminku! Salam kenal minna! Saya Author baru yang mencoba memulai karir dengan menyiksa chara-Chara di fandom Hetalia ini. HAHAHAHA! Ide cerita ini muncul akibat kedongkolan akan peraturan sekolahku yang SUPER REBEK itu! Saking dongkolnya saya menuangkan ide nista ini dalam bentuk sebuah fic. Ok, saya gak jago bikin A/N, saya hanya memperingatkan bahwa fic ini FULL YAOI, dan ada bebarapa yang OOC dan OC. Maklum Author baru. Okee, di A/N akhir saia bakal curcol! –Plak – (Loe kira disini tempat curcol)! –coret-

My School is The Hell!

Really?

oOOOo

Original Story by Shion

Disclaimer © Hidekazu Himaruya

Pairing Slash Yaoi / Shounen-ai

Beberapa nama OC dan nama panggilannya:

Indonesia: Rangga Prasetya Putra ( Nesia, Indon) , Netherlands: Willem Van der Plast, Malaysia: Ali Wijaya (Malay, Malon) , Denmark: Mathias Kohler, Norwegia : Norge Halldora, Iceland: Erik, Liechstein: Lily

( Nama depan Indonesia dan nama Netherlands saya pinjem dari fic God Father milik ., kakak... aku pinjem namanya,? *Puppyshippingnya Joe* dan Indonesia lebih sering dipanggil Nesia- kalau Malaysia manggilnya Indon- )

Chapter . 1

Seorang pemuda dengan tampang Uke, berambut hitam pendek, berkulit sawo matang, Rangga Prasetya Putra, yang biasa di panggil Nesia, sang personifikasi negara Indonesia. Terlihat berjalan dengan tempo yang cepat – atau berarti berlari menyusuri jalanan yang agak gelap dan dingin – karena saat itu subuh menjelang pagi – menuju sekolahnya.

"Anjrit! Mampus! Gw telat!" Maki Rangga dalam hati.

Sebentar.

Telat? Bukankah ini masih sangat pagi? Ada apa gerangan sampai Rangga - Indonesia – yang lebih sering terlihat ngerujak sambil tidur siang dibalkon rumahnya, dibanding mengurus masalah negaranya yang kian hari kian bertambah, berkata dirinya telat datang kesekolah?

Benar juga, kalian pasti tidak tahu seperti apa sekolah Nesia ,'kan?

Perlu kalian ketahui bahwa Rangga bersekolah di Analyst International High School, yang berada dalam naungan kemiliteran Angkatan Darat. Dan mewajibkan para siswanya datang pagi untuk melaksanakan lari pagi dan PBB (Peraturan Baris Berbaris ) yang alasannya 'Demi kesehatan Mental dan Fisik'. –( Ini sekolah Militer! You know? Don't Know? Ya, sud -lah...)- . dan jangan lupakan Upacara APEL.

Pasti kalian yang anak sekolahan tahu, bila pagi hari sebelum mulai pelajaran dan sesudah kegiatan sekolah ada yang namanya piket kebersihan – atau disini disebut Korvey, yang mengharuskan siswanya yang kebagian jatah korvey datang lebih pagi dibanding yang lainnya yang berarti bila jam masuk biasa disini sudah sangat pagi, maka yang datang untuk Korvey harus datang lebihhhhh pagi lagiii.

Itu juga kalau yang dikorvey hanya ruang kelasnya saja.

Sekedar tambahan, Indonesia disini masih berada dikelas 10, yang peraturannya 'Kelas 10 WAJIB meng-korvey kelas dan terasnya, bagian depan patung Almamater dan bagian belakangnya, tangga menuju kelantai dua, kamar mandi dan Restok ( tempat latihan ) sampai bersih, kinclong, tak berdebu, dll, dkk.'

Oh, dan jangan lupa untuk mengelap jendela dan mengepelnya. Gezz...

Dan saat ini adalah hari Senin dimana Indonesia mendapat tugas korvey. Dimana hari Senin adalah hari dengan pelajarannya yang banyak, berat, pulangnya malam, lengkaplah deritanya... -abaikan-

Kembali pada Nesia yang kini sudah sampai di sekolahnya dan berlari menuju kelasnya. Dan tak lupa menyapa kakak kelasnya dengan ramah~~~~...sebisa mungkin.

"WOII! INDON! KIRA-KIRA, DONG KALAU JALAN! SUDAH DI PEL, TUH!"

Suara toa Ali - Malaysia menghentikan langkah Rangga yang dengan seenak jidat nyelonong masuk kekelas lewat teras kelas yang sudah di pel, dan sepatunya yang sedikit kotor karena melewati jalan becek akibat hujan terus-menerus yang menyebabkabn Jakarta, pusat kegiatan di Indonesia BANJIR yang menyebabkan jalanan MACET PARAH dan menambah tingkat kestressan penduduk Indonesia yang sudah stress tambah stress lagi.

"Eh, Sorry ya, Malon." Permintaan maaf terjutek dari Rangga yang dideklarasikan khusus untuk adik kembarnya itu. Maka, Rangga pun kembali nyelonong masuk kekelas tanpa melepas sepatunya yang SEDIKIT kotor dan kembali menodai lantai yang sudah susah payah dipel oleh Ali.

Ali yang geram pada kakaknya yang menyebalkan dan seenaknya- tapi dirindukannya -( Oh, sungguh so sweet )- dan melemparkan pel-an yang dipegangnya kearah Rangga.

"PEL LAGI, TUH! Udah tahu hari ini korvey, datangnya malah telat." Maki Ali.

Rangga yang tidak terima, balik memaki Malaysia. "EH, Gw 'gak bakal telat kalo' Loe tuh bangunin Gw!"

"HEH! Loe jangan seenaknya fitnah! Gw tuh gedor-gedor pintu kamar loe tadi pagi. Makannya, kalau tidur gak usah dengerin musik. Lepas tuh Headset!"

"Suka-suka gw dong. Kuping-kuping gw yang punya." Nesia tak kalah nyolot.

"HEII! JANGAN BERISIK! LAGI PADA BELAJAR NIH!" Tino – personifikasi negara Finlandia berteriak kesal karena sesi menghafal pelajarannya terganggu.

Sejenak Indonesia terdiam."Eh, belajar? Memangnya Hari ini ada ulangan?' tanya Rangga sedikit panik, berharap perkiraannya salah besar.

"Iya. Tiga mata pelajaran pertama ulangan semua. Jangan bilang kamu lupa, Nesia." Tanya Tino balik.

"APAAA! ANJRIT! GW BELUM BELAJAR!"

"Makanya jangan main laptop mulu. Udah tahu besok ulangan." Ejek Ali.

"EH, GW LUPA NYET! KENAPA LOE GAK KASIH TAHU GW?"

"Aku sudah ngasih tahu, ya. Tapi, elo coman bilang 'Iya, iya. Udah sana pergi. Sibuk nih.'."

"KAMPRET! Eh, ulangannya apa aja?" tanya Nesia kembali pada Tino.

"Matematika pertama, lalu Kimia Organik, dilanjut sama Bakteriologi." Jawab Tino kalem –sebisa mungkin.

"AAAAAHHHH! MATEMATIKA, LAGI!" Jerit Rangga.

"JANGAN BERISIK, BASTARD! GW LAGI NGAPALIN! DAMN YOU PIG!" bentak Lovino sangar.

"ARGGH! GARA-GARA LOE PADA, GW LUPA SEMUA RUMUS AKAR DAN LOGARITMA! TANGGUNG JAWAB LOE SEMUA!" teriak Erik dengan sangat OOC.

"Itu sih derita loe." Ejek Mathias Kohler dan membuat Erik menggerlingkan matanya padanya.

"BERISIK LOE KAMBING!"

"GW BUKAN KAMBING, BOCAH PUFFIN! GW PERKOSA LOE!"

Sebuah kamus bahasa Inggris setebal buku Harry Potter-7 melayang kearah Mathias.

"Berani perkosa adik gw, gw gak bakal kasih contekan." Desis Norge – pelaku pelemparan kamus – jahat.

"Vee~ Ludwig~~ aku 'gak ngerti Matematika." Si otak Pasta, Maniak Pasta, Negara Pasta alias Feliciano Vargas merengek manja pada Ludwig yang sedang mencoba memusatkan pikirannya untuk menghafal pelajaran ditengah keributan kelas.

"Bagian mana lagi yang tidak kau mengerti?" Ludwig pun menutup buku. Pasrah. Menghadapi kelemotan kapasitas otak kekasihnya dalam menerima pelajaran yang berjubel banyaknya.

Dengan polos dan kelewat ceria Feliciano menjawab, "Vee~~ Semuanya." Dan Ludwig pun ber- Gubrak- Ria.

Suasana kelas pun makin ribut oleh anak-anak yang merusuh merusak ketenangan, stres karena belajar 'gak bisa-bisa, macam Gilbert, Alfred dan Mathias. Dan anak-anak yang meminta ketenangan untuk menghafal pelajaran.

"HEI! SIAPA YANG KORVEY HARI INI?" tiba-tiba Arthur, sang Brittania Inggris , muncul diambang pintu dengan tampang oh-horror-sangat, siap-siap mengutuk yang ada dikelas dengan sihir kebanggaannya.

Mendengar pernyataan itu, sontak Indonesia dan Malaysia yang kebetulan petugas korvey yang tersisa di kelas, mengangkat tangan.

"GW!" , "Emang kenapa?" tambah Ali.

Sambil berdecak kesal Arthur menjawab, "Kamar mandi belum dikorvey. Cepat sana dikorvey!" Perintah Arthur marah.

"Indon saja, Gw 'udah Korvey." Kata Ali mengangkat kedua tangannya.

"Eh, Gw mau belajar." Protes Nesia tidak terima.

"Sama, Gw juga mau belajar. Tapi, elo 'kan telat dan belum korvey."

"Tapi...!"

"HEH! Sudah sana cepat KORVEY! RANGGA!"

"EEH, Kenapa aku?" Protes Rangga.

"Karena kamu belum korvey!" Bentak Arthur singkat, jelas, mengungkapkan fakta. Rangga ingin protes tapi tidak jadi, memang benar dia belum mengerjakan tugasnya.

Akhirnya, " Oke,Baiklah." Kata Rangga dengan tampang tak ikhlas dan berjanji dalam hati tidak akan lupa untuk memelet Ali yang tertawa nista dibalik bukunya.

.

"Nesia-chan. Sudah selesai belum korveynya~." Tanya Francis yang disuruh Arthur menjemput Rangga yang sibuk menyikat kamar mandi dengan nistanya.

"Dikit lagi."

"Cepetan, kita mau lari,nih." Dengan suara yang diimut-imukan, "Atau... Kamu mau kita tetap disini, berdua saja?" Goda Francis ngedip-ngedip genit.

"HIIH! OGAH!" Rangga memekik jijik dan secepat kilat menyelesaikan kerjaannya.

"Nah, selesai! Ayo! Katanya lari?" Rangga pun menarik – menggandeng tangan Francis tanpa sadar. Francis yang memang otaknya sudah stadium akut kemesumannya pun salah paham BESAR.

"Aaah, Nesia kalau memang suka aku, gandengannya yang lembut saja." Pinta Francis Narsis.

Sadar apa yang dilakukannya, Rangga pun segera menyentakkan tangan Francis dan encuci tangannya sendiri kekran air terdekat. Bagi Rangga bersentuhan dengan Francis SANGAT HARAM hukumnya.

"Eh, daripada gw naksir loe, mendinga Gw cium Willem didepan si Killer-Germania- itu!" bentak Rangga sambil menyebut nama seorang Study Job (SJ) mereka, yang menjadi – EHEM... kekasihnya.

"Tak perlu malu-malu, Nesia. Kakak rela diduakan olehmu, 'kok."

"NAJIS! Minggir! Jangan deket-deket Gw."

"Hem,hem." Terdengar suara dehaman dari belakang.

"Kalian mau terus disini membicarakan masalah 'Naksir' dan cium-meciumku, atau kalian mau segera berbaris dengan teman-teman kalian untuk lari."

Sontak, Rangga dan francis menoleh kebelakang dan mendapati salah seorang SJ yang berasal dari Netherlands a.k.a Pacar Rangga, dibelakang mereka.

"Jadi," Willem melanjutkan, "Daripada kalian bengong disini sebaiknya kalian segera bergabung, atau Arthur akan marah-marah." Tunjuk Willem pada arthur dikejauhan sana pada Arthur yang sudah mengeluarkan aura hitam yang setara dengan Ivan.

"Ah, kau benar." Kata Francis bergidik melihat arthur yang sudah siap meledak kalau dalam waktu 3 detik mereka belum ada disana. Francis pun berlari kecil kearah barisan.

Rangga bergegas menyusul. Namun langkahnya terhenti saat sesosok tangan kekar menangkap lengannya dan membuatnya jatuh kepelukan Willem.

"Sebentar Rangga." Ucap Willem. "Apa itu benar?" tanyanya.

"A-apa maksudmu?" gagap Rangga menjawab. Walau tidak melihatnya, Rangga bisa merasakan mantam motherlands-nya itu menyeringai mesum kepadanya.

"itu looh... soal kau yang lebih-baik-menciumku..." seringai Willem makin melebar.

Blusssh. Rangga bisa mrasakan wajahnya suah semerah tomat milik Antonio sekarang. 'I-itu hanya gertakan, BAKA!" kilah Rangga.

"Hmm, masa?" tanyanya lagi.

"Tentu saja!"

"..."

"..."

Beberapa menit mereka bertahan dalam posisi itu ( Willem memeluk Rangga dari belakang ). Sayup-sayup terdengar lonceng tanda upacara akan dimulai, berbunyi.

"Hei! Lepaskan aku! Gara-gara kau, aku gak ikut lari!" Rangga mulai berontak di pelukan willem.

"Ayolah, Nesia~." Willem mulai memanggil Rangga dengan nama imut-nya. " Kalau kamu disini terus. Kamu 'gak akan capek karena lari dan PBB,'kan?" rayu Willem.

"Uhh..." dalam hati Rangga membenarkan perkataan Will. Tapi disisi lain MANA MAU dia terus-terusan dipeluk seperti itu. Bagaimana kalau ada klub paparazzi yang memergoki mereka? Apalagi kalau orang-orang macam Kiku dan Elizaveta? Bisa-bisa Headline News besok pagi berisi ' Willem Van der Plast! Lolicon Homo yang menyerang adik didiknya sendiri dikamar mandi!' beserta foto dirinya dan Will yang sedang berpelukan. Uhh, bisa-bisa dia bolos sekolah sampai berita itu dicabut.

"Tapi, Gw 'gak mau begini terus!" Lepasiiiiin!" Berontak Rangga makin sangar. Tangannya yang kecil berusaha melepas jeratan pelukan tangan Willem yang notabene tangannya lebih besar dan kekar dibanding Rangga.

Willem memperhatikan tingkah Rangga-nya yang –menurutnya- manis. 'Anak ini kalau mukanya merah, lucu banget. Kalau dia bisa menunjukkan wajah seoerti ini saat aku melakukan 'itu'...' ', entah apa sebabnya yang membuat pikiran Willem ngalor-ngidur dan mulai menjurus ker ated M.

"Eiiiit!" tiba-tiba willem melepas pelukannya dari Rangga yang sudah mengambil ancang-ancang untuk memakan- ehm...maksud saya- menggigit tangan Willem.

Akhirnya Willem hanza memandang facepalm sosok Rangga yang berlari meyusul teman-temannya. Menghela nafas. Ia tersenyum tipis, tanpa menyadari sedari tadi sepasang mata mengawasi mereka dngan pandangan sendu dan iri.

oOOOo

TuBerCulosis

oOOOo

A/N: UOOOO! INI CERITA APAAN, SIH? Dari humor ngeloyor ke Romance terus endingnya kok jadi serious begini? * Jeritan hati Author yang berubah jadi Reader*

Soal sekolahku yang jam masuknya pagi gila itu emang bener* jam setengah enam harus sampe sekolah! Bayangin! STENGAH ENAM!*. Sekolah dari pagi sampai malem, senin sampe sabtu, beneran kayak orang kerja saja, mending kalau digaji. Gezzz... mana hari Sabtu pulangnya paling malem. KAPAN GW MALAM MINGGUAN! Gw kangen nongkrong di mall buat numpang OL doang! Mana Ujian sebulan lagi! Dan kalau waktu pelaksanaanya seminggu. Ini SEBULAN! Ulangi, SEBULAN PENUH GW UJIANNYA! Selama DESEMBER! Gak ada libur! Demi Melin ( nyangkut ke HarPot) Jammie Oliver masak aja gak segitu lamanya!

Oke, coret semua Curcolan saya diatas.

Buat Readers, coba tebak siapa sosok 'sepasang mata' diatas? Yang bisa jawab dan bener dapat ciuman mesra dari Francis!-dijejelin scone-.

Yah, beberapa alur cerita diatas, saya bikin semirip mungkin dengan kehidupan sekolah saya. Tapi, hint-hint pasangan YAOI en romansa dan semacamnya itu SAYANGNYA TIDAK TERJADI DISEKOLAH SAYA. Huks,huks. *curcol lagi*

Aha, kita akhiri saja A/N gaje ini.

REVIEW. PLEASE?