Di sebuah ruang pengadilan yang kini begitu mencekam atas pilihan hukuman yang sesuai untuk sang tersangka.

Sedangkan, si korban hanya diam menunduk sembari memainkan kesepuluh jemarinya sendiri. Mata itu berkaca-kaca dan siap untuk menjatuhkan bulir beningnya.

"Untuk tersangka, dimohonkan agar da--"

"Dia tidak bersalah," lirih pria dengan paras yang cantik itu, namun dapat didengar oleh seluruh saksi dan hakim di sana.

Mereka semua saling berpandangan dan berbisik tajam hingga rasanya membuat telinga sang tersangka dan sang korban ingin meledak saat itu juga.

"Maaf, tersangka ini sudah terbukti melakukan penyanderaan dan tindakan pelecehan seksual pada anda," kata sang hakim dengan lembut sambil memperlihatkan bukti-bukti yang berada di meja yang terletak di depan meja pria cantik itu sendiri.

Kedua tangan Baekhyun, pria cantik itu mengepal karena ketakutan dan sedikit dengan perasaan marah. Sedangkan, tersangka yang sedari tadi berdiam diri dengan menatap kosong di depannya, beralih memfokuskan kepada Baekhyun yang sudah tak dapat mengendalikan air matanya.

Tidak. Baekhyun sama sekali tidak mengharapkan dirinya yang sok ini tiba-tiba saja mengehentikan proses penjatuhan hukuman kepada orang sudah melakukan penyanderaan atas dirinya itu.

Baekhyun sangat ingin dia dihukum, kalaupun bisa dijatuhi hukuman mati sekalian, tetapi Baekhyun tidak bisa melakukannya. Dia tidak bisa sama sekali.

"Tersangka bernama 'Park Chanyeol' dengan ini saya nyatakan--"

"SUDAH 'KU BILANG BERHENTI!"

Baekhyun berdiri dari tempat duduknya dengan kilatan mata yang begitu menyeramkan, bahkan mampu membuat hakim menghentikan tangannyanyang akan mengambil palu.

"Tuan Byun, saya mohon anda tenang," kata pengacaranya sendiri yang merasa serba salah sekarang.

Bagaimana mungkin, kliennya sendiri membela tersangka yang harusnya mereka tuding dan mendorongnya ke balik jeruji besi tersebut.

"Jangan berani menghukum Chanyeol! Jangan pernah!" Baekhyun mendadak histeris, alhasil, kedua temannya yang berada di kursi para saksi pun maju ke depan dan menenangkan Baekhgun yang mendadak tak bisa mengendalikan emosinya.

"Baiklah, Tuan Byun, kami akan menunda pengadilan ini untuk dua minggu ke depan, dan sebaiknya anda menenangkan diri anda terlebih dahulu." Hakim tersebut berdiri bersama yang lainnya, dan para saksi pun berkeluaran dengan saling mengeluh.

Baekhyun terduduk kembali di kursinya dan menatap kedua tangannya dengan tatapan tak percaya, ia tak mengerti dengan sikap bodohnya tadi. Bisa-bisanya dia membela Chanyeol.

Sementara, Chanyeol sudah lebih dahulu keluar dari sana tanpa melihat Baekhyun sekalipun, dan pengacaranya pun hanya membungkuk sedikit padanya dan lalu mengikuti langkah kliennya.

Kali ini tangisan Baekhyun semakin membesar, hingga membuat kedua sahabatnya sedikit kewalahan harus bagaimana lagi untuk menghibur sahabatnya ini.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku tadi, Lu, Soo," isak Baekhyun semakin mengeratkan pelukannya pada sahabat yang memiliki mata rusa itu.

"Aku sebenarnya tak tahu apa yang terjadi padamu kala itu, tetapi menangislah sekarang dalam pelukanku, menangislah hingga kau puas," kata Luhan, pria cantik dengan mata rusanya.

"Kau pengidap Stockholm Syndrome, Baek," kata Kyungsoo, pria manis di lain sisi Luhan yang memiliki mata burung hantu dan juga ia adalah seorang psikiater.

Baekhyun melepaskan pelukannya pada Luhan dan menatap Kyungsoo dengan dahi yang berkerut dan wajah yang memerah karena menangis.

"Aku tak mengerti," sela Baekhyun seraya menggelengkan kepalanya lemah. Ia masih awam dengan istilah seperti itu.

"Kau pengidap Stockholm Syndrome, tetapi itu bisa dihilangkan, asal kau berusaha keras!" Baekhyun semakin tak mengerti dengan kata-kata Kyungsoo yang tak bisa dipahami olehnya.

Seakan tahu maksud dari tatapan itu, Kyungsoo pun menghela napasnya.

"Stockholm Syndrome, di mana pengidapnya mengalami suatu peristiwa tak mengenakan seperti penculikan ataupun penyanderaan, namun para pengidapnya akan merasa terikat kepada sang penculik atau penyandera dengan alasan tertentu."

Baekhyun terdiam.

Kyungsoo benar, Baekhyun merasa terikat kepada Chanyeol, orang yang sudah menyanderanya dan ... memperkosanya.

"Tetapi, kau tak perlu khawatir, sebelumnya aku juga memiliki seorang pasien yang gejalanya sama sepertimu, dan orang itu sedikit demi sedikit dapat keluar dari sindrom itu meskipun rasa terikat itu masih ada," ucap Kyungsoo serta tersenyum. Kyungsoo tidak mau sahabatnya terjebak di masa lalunya akibat sindrom ini.

"Apa kau yakin bisa?" tanya Luhan sedikit ragu, melihat Baekhyun yang tadi tampak sangat keukeuh dengan tidak memperbolehkan hakim menjatuhkannya hukuman kepada Chanyeol sedikit membuat Luhan ragu.

"Aku akan mencoba menyembuhkanmu, Baek, kau tidak akan merasa sepenuhnya terikat kepada Chanyeol, kau akan mengingatnya sebagai masa lalu kelam-mu saja." Baekhyun tak menjawab, pandangannya mengosong setelah itu, lalu keluar dari sana dengan langkah yang lambat.

Luhan dan Kyungsoo saling berpandangan prihatin. Mereka sama sekali tidak bisa melihat sahabat mereka seperti mayat hidup. Jujur saja, setelah Baekhyun dapat pulang, pria cantik itu benar-benar menjadi sosok lain.

Terlebih, dia pernah beberapa kali melakukan hal yang berlebihan, yaitu melukai dirinya dengan alasan ia sudah terbiasa dilukai seperti itu.

Baekhyun tak bisa meninggalkan Chanyeol.

Tidak bisa.

Karena, Baekhyun begitu membutuhkan Chanyeol.

Karena, Baekhyun begitu terikat kepada Chanyeol.

Karena, Baekhyun begitu mencintai Chanyeol.

TO BE CONTINUED!Jangan lupa meninggalkan jejak, ya! •0•V