SULAY FANFICTION INDONESIA
==Present==
Sexically Sexical
By
Flying White Unicorn
*Pairing*
Kim Junmyeon*Zhang Yixing
Yaoi
Bxb
Rate M NC17
Don't plagiat
Many typo(s)
Konten dibawah benar-benar banyak menggunakan bahasa sensual mohon disesuaikan dengan umur anda semua yang akan membaca
JANGAN BACA KALAU MASIH UNYU PLEASE T.T
I just wanna travel and fuck you on hotel balconies
…..
" Junmyeon! Junmyeon!." Seorang pemuda mengejar pemuda di depannya yang pergi seakan tidak mendengar suara teriakannya.
" Kalau kau tidak panggil aku hyung sampai suaramu hilang pun aku tidak akan melayani mu!."
" Oh baiklah, Junmyeon….hyung?."
" Ne ada apa Kim Jongdae?."
" Apa tidak keterlaluan aku harus memanggilmu hyung? Aku tahu kau lebih tua tapi.. Kau tahu kan aku sudah menikah dan kau masih seperti anak muda."
" Lalu siapa yang memutuskan kau menikah dahulu? Bahkan dengan laki laki yang usianya lebih tua dari hyungmu."
" Sttt..Kau ini, kau tahu kan akibatnya kalau membuat Minseok marah?." Jongdae menarik tangan Junmyeon untuk duduk jauh di luar rumah.
" Selain kau akan tidur diluar malam ini?." Tanya Junmyeon kesal
" Hais sudah-sudah. Jadi bagaimana tawaranku?."
" Kau teriak-teriak memanggilku hanya untuk setuju dengan rencanamu itu? Jawabanku masih sama, tidak."
" Oh tolonglah aku mohon sekali ini saja bantu aku."
" Lalu apa yang kudapatkan dari menolongmu? Kau mendesah di atas ranjang sedangkan aku harus pergi ke Jepang mengurusi bisnis mu? Tidak." Ucap Junmyeon tegas
" Kumohon, kau tahu kan Minseok takut naik pesawat dan aku tidak mungkin meninggalkan dia sendirian." Mohon Jongdae
" T.I.D.A.K."
" Baik, kalau begitu. Kalau kau tidak mau membantu ku. Tidak apa aku akan menyebranginya dengan kapal. Biar saja angin utara menerjang kapalku hingga karam. Setidaknya aku dan Minseok akan mati seperti Jack dan Rose." Ucap Jongdae
" Hmm…" Junmyeon menghela napas.
Adik satu-satunya tapi terkadang orang tidak bisa membedakan antara Junmyeon dan Jongdae yang mana lebih tua. Jongdae selalu bertingkah layaknya dialah si sulung. Sedangkan Junmyeon yang cuek tidak pernah peduli dengan kelakuan dan kehidupan sosialnya. Sehingga orang berpikir bahwa dialah adik dari Jongdae.
" Kau tahu akhir cerita Titanic itu Rose tidak mati dan dia menikah dan mempunyai cucu. Jack yang mati dan tenggelam. Kurasa dia dimakan hiu juga." Ucap Junmyeon
" Er… Tapi setidaknya mereka pasangan legendaris." Ucap Jongdae
" Baiklah-baiklah! Aku akan menggantikanmu. Tapi dengan sebuah syarat."
" Wee apapun syaratnya! Bahkan jika kau meminta aku tertawa selama dua jam mendengarkan leluconmu." Ucap Jongdae semangat
" Bukan. Pesankan aku satu geisha paling termahal disana." Ucap Junmyeon tertawa
" Mwo! Benarkah? Waa tak kusangka kau punya pikiran juga kesana. Jangan-jangan selama ini kau mengintip kehidupan seks ku bersama Minseok."
" Tidak perlu mengintip Jongdae! Kalau kau menggunakan meja makan untuk menidurkan pasanganmu itu atau tangga sebagai alas kalian!."
" Wah-wah. Aku curiga selama ini kau main solo? Sini ku lihat kalau lecet berarti benar tebakanku." Jongdae berusaha membuka celana Junmyeon.
" Hais apa-apaan kau ini. Turuti kemauan ku atau aku tidak akan pergi." Ucap Junmyeon meninggalkan Jongdae
" Tenang saja! Aku akan mengurusnya hari ini juga!." Teriak Jongdae semangat.
Jongdae mengeluarkan ponselnya sambil bersenandung bahagia, dengan begini dia tidak perlu berpisah dengan Minseok.
" Halo? Kau jadi datang apa aku batalkan saja kerjasama kita?." Sapaan dari ujung telepon
" Halo! Ya ya tenang saja. Adikku akan mewakiliku datang kesana." Ucap Jongdae
" Adik? Siapa itu? Kau menipuku. Kau tidak punya adik aku tahu daftar keluargamu."
" Apa? Kau tahu aku tidak punya adik? Tidak-tidak aku bukan bermaksud berbohong. Ya hyung ku! Puas!."
" Dasar masih kecil saja sok tua."
" Baiklah, tapi tolong carikan satu penghibur paling termahal disana untuknya. Ya kau tahu kan maksudku penghibur?"
" Maksudmu yang menghisap penismu dan bergoyang di atas badanmu?."
" Yak! Tidak perlu di jelaskan seperti itu. Dasar mesum. Ingat paling mahal siapapun dia. Pastikan juga dia bersih. Kau tahu kan ini untuk hyung ku."
" Baiklah. Akan ku catat."
" Baik, senang berbisnis dengan anda."
Jongdae menutup ponselnya, membayangkan bahwa hyung nya pernah melihat dirinya melakukan seks dengan Minseok. Tiba-tiba pikiran Jongdae mendadak liar. Membayangkan dirinya menelanjangi Minseok di depan orang yang tidak mereka kenali.
" Minseook! Sayangku! Aku punya ide bagus…!." Teriak Jongdae kegirangan.
…
Japan
Junmyeon membuka botol wine di sofa hotelnya. Beginilah dia dengan terpaksa akhirnya menuruti kemauan adiknya untuk menggantikannya menghadiri pertemuan bisnis di Jepang. Ia sudah sering menolak untuk membantu adikny mengurusi bisnis, karena orangtua mereka menginginkan antara saham Junmyeon dan Jongdae terpisah sehingga kekuasaan bisnis mereka semakin melebar. Tapi semenjak Jongdae bertemu dengan Minseok, kehidupannya hanya berputar di dalam rumah, kamar, bathroom, ruang makan dan sofa-sofa. Junmyeon yang harus tetap tinggal bersama Jongdae atas perintah appa nya hanya mampu pasrah menerima setiap detik desahan dari dua orang yang sama-sama bernapsu besar itu.
Junmyeon memang belum pernah melakukan hubungan seperti itu, tetapi ia sering kali memikirkan fantasi-fantasi liar. Bukan karena tidak ada partner sex untuk melakukan fantasi liar Junmyeon. Diluar sana banyak wanita yang rela mengantri hanya untuk di turunkan celana dalamnya oleh Junmyeon. Tapi Junmyeon memiliki standar yang tinggi. Ia menginginkan pengalaman pertamanya itu dilakukan dengan orang yang sudah profesional dan susah untuk di dapatkan oleh orang lain. Karena itulah, Junmyeon meminta syarat seorang geisha yang mahal kepada Jongdae.
Junmyeon menarik bibirnya keatas, kembali ke dalam fantasinya. Memikirkan seorang geisha yang malam nanti akan di temuinya setelah pertemuan bisnis. Tidak ada komitmen, cinta ataupun perasaan lainnya. Hanya keprofesional kerja, matahari terbit maka berakhir jugalah kontaknya bersama sang geisha.
Tok tok tok
Junmyeon meletakkan gelasnya di meja kamar hotelnya, menuju pintu untuk membukanya.
" Maaf, saya utusan dari tuan Kim Jongin, yang akan mengadakan pertemuan bisnis dengan anda tuan."
" Oh baiklah, lalu?."
" Saya diminta membawa anda untuk menuju ketempat pertemuan sekarang juga."
" Boleh, beri saya waktu sepuluh menit untuk bersiap."
Junmyeon kembali menutup pintu kamarnya, tidak menuju kopernya untuk bersiap Junmyeon kembali duduk di sofa untuk menghabiskan wine nya di dalam gelas. Setidaknya dia punya waktu sepuluh menit untuk menikmati hari sebelum pertemuan bisnis diadakan.
Tok tok tok
Junmyeon melirik jam tangannya, memang sudah lebih dari sepuluh menit dia menikmati wine nya. Melupakan orang yang sudah menunggunya di luar kamar hotelnya. Junmyeon berdiri dengan malas, mengancingkan kemeja atasnya dan menyambar jas yang tergeletak tidak jauh dari sofa tempatnya duduk.
" See you tonight.." ucap Junmyeon kepada botol wine nya.
.
.
.
Langkah kaki Junmyeon memasuki ruangan dengan bau melati yang kuat. Hanya ada satu orang yang menunggu di ruangan besar itu. Seseorang dengan penampilan yang cuek dengan balutan jas cream di kulit tan nya yang mencolok. Laki-laki itu langsung berdiri begitu Junmyeon mendekat ke arahnya.
" Jongin…"
" Junmyeon…" Junmyeon menarik tangan Jongin sedikit ketika berjabat.
" Bagaimana Jepang? Apa sudah mencicipi Sushi kami?." Tanya Jongin basa basi
" Bisa kita langsung mulai saja?." Tanya Junmyeon cuek sambil melihat jam nya.
Senyum Jongin memudar seketika melihat rekan bisnis yang menggantikan Jongdae itu bersikap angkuh di depannya.
" Maaf bukan bermaksud tidak sopan, aku hanya tidak suka basa basi." Ucap Junmyeon terus terang
" Oh baiklah, kalau begitu kita akan langsung saja menuju topik bisnis kita." Ucap Jongin mempersilahkan Junmyeon duduk.
Tidak ada urusan yang tidak beres di tangan Junmyeon. Beruntunglah Jongdae mempunyai seorang hyung yang mampu mengatasi masalah-masalah bisnisnya. Jongin dengan mudah langsung menyetujui kontrak kerjasama dan pembagian saham kepada Junmyeon. Seketika presepsi Jongin tentang Junmyeon awalnya mengira seorang yang arogan berubah menjadi kagum.
" Baiklah kurasa kita tidak akan menemukan kendala apapun dalam kerjasama ini." Ucap Jongin
" Tentu, aku tidak menyukai masalah begitu juga kau kurasa." Balas Junmyeon
" Benar-benar. Oh iya masalah yang dititipkan oleh Jongdae untukmu malam ini. Aku sudah mempersiapkannya. Dan kurasa kau akan cocok sekali dengannya." Ucap Jongin semangat
" Hmm berapa harganya?."
" ini free. Anggap ini servis selamat datang dari kami."
" Bukan-bukan. Aku juga tidak mau membayarnya. Cuma aku ingin tahu berapa harga yang kau bayar untuknya? Aku tidak memerlukan cocok Mr. Jongin, karena aku tidak mencari jodoh disini." Ucap Junmyeon
Jongin mendengar penjelasan Junmyeon hanya mampu membuka mulutnya karena merasa Junmyeon jauh lebih profesional daripadanya.
" USD 5.000. Apa itu cukup untuk standar mu?." Tanya Jongin
" Oh baiklah, ku tunggu malam ini. Oh ya aku punya request sedikit, tolong pakaikan renda untuknya. Terimakasih atas kerjasamanya." Junmyeon menarik lagi tangan Jongin untuk bersalaman dan meninggalkan Jongin yang masih terdiam.
" Damn! Bahkan dia tidak terkejut dengan harga segitu untuk semalam. Seprofesional mana dia dalam berhubungan seksual!." Jongin mendadak frustasi oleh sikap Junmyeon.
….
Yixing menarik stocking putih yang dia kenakan, dia benci berpakaian seperti ini. Walaupun dia seorang penghibur tapi dia tetap tidak suka ketika ada pelanggan memintanya menggunakan peralatan perempuan. Dia tetaplah seorang laki-laki walau bagaimanapun tetap dia tidak pernah menusuk lubang manapun. Yixing menyembunyikan stockingnya di dalam celana kain ketat yang di gunakannya, jas hitam beserta pin yang menggambarkan mahkota di salah satu sematan jas nya. Jika orang tidak mengetahui bahwa Yixing adalah laki-laki panggilan maka orang akan beranggapan Yixing seorang anak konglomerat dengan gaya dandy nya.
Yixing memeriksa ponselnya, membaca pesanan dari salah satu orang yang sanggup membayarnya yang menunjukkan dimana lokasi kamar yang akan dia datangi. Begitu kakinya melangkah ke dalam hotel mewah itu, Yixing sudah menduga siapa yang akan dia layani. Sudah tentu seorang laki-laki tua yang menyembunyikan kelainan seksual nya dari istri dan anak-anaknya. Yixing tidak pernah menerima job untuk perempuan. Karena Yixing merasa tidak menemukan feelingnya.
Walaupun pekerjaannya bukannya sesuatu yang hebat tapi bagi Yixing pekerjaannya tetap membutuhkan feeling dan mood untuk melakukannya. Yixing menekan tombol lift, seseorang yang akan naik juga tersenyum padanya. Wanita muda mungkin seumuran dengan dirinya. Berharap bisa menarik perhatian laki-laki berpenampilan kaya seperti Yixing. Yixing membalas senyuman wanita itu dengan sopan. Kemudian menyibukkan diri dengan ponsel yang tidak menerima jaringan sinyal. Sepertinya wanita itu menyadari bahwa Yixing tidak meresponnya, ia pun membiarkan Yixing memainkan ponselnya untuk menunggu lift menuju atas.
Ting!
Yixing keluar dan membuka lagi isi pesan, mencoba meyakinkan nomor kamar yang akan dia datangi. Berharap siapapun di dalam kamar itu bisa mempercepat waktu datangnya pagi. Yixing mempercepat langkahnya dia tidak ingin dianggap terlalu lama membuang waktu. Dengan tarif yang dia miliki rasanya akan banyak komplain jika dia datang telat nantinya. Akhirnya Yixing menemukan kamar yang ia cari. Dengan kunci hotel yang sudah dia dapatkan beserta chek pembayaran tunai nya. Yixing membuka pintu kamar tersebut.
" Permisi…"
" Lama sekali kau memoleskan lipstik…."
.
Junmyeon kembali dengan sofa hotel dan wine ditangannya. Memeriksa jam ditangannya, dia tidak suka menunggu tetapi senang ditunggu. Begitulah Junmyeon. Ia juga sangat penasaran dengan geisha yang dipesankan oleh Jongin kepadanya USD 5.000 hanya untuk semalam! Itu jumlah fantastis untuk seorang penghibur. Junmyeon tersenyum, ia berharap tambahan permintaannya tidak membuat Jongin menambah uang lagi.
Membayangkan wanita Jepang serta desahannya, membuat Junmyeon larut dalam wine di tenggorokannya. Junmyeon telah siap melepaskan pengalaman pertamanya kepada si penghibur USD 5.000 itu.
Clek..
" Permisi…"
" Lama sekali kau memoleskan lipstik…."
Junmyeon tidak melanjutkan ucapannya, melihat kedepan orang yang membuka pintu kamarnya. Memastikan benarkah seseorang di depannya itu adalah laki-laki atau wanita tomboy.
" Kim Junmyeon?." Tampaknya yang di penasarkan oleh Junmyeon juga ikut penasaran melihat reaksi Junmyeon
" Sebentar." Ucap Junmyeon mengambil ponselnya.
" Halo. Jongdae berikan aku nomor Jongin sekarang!."
Junmyeon segera menekan ponselnya lagi sesuai dengan nomor yang di ucapkan Jongdae adiknya, sambil sesekali menatap Yixing yang masih berdiri di depannya.
" Halo, aku Junmyeon. Lelucon apa lagi ini? Kenapa kau kirim laki-laki kesini?."
" Bukannya yang kau minta paling mahal? Di depan mu itulah yang paling mahal di negara ini. Aku tidak tahu seleramu, kau hanya memesan renda saja bukan?." Ucap Jongin
Junmyeon segera menutup teleponnya kembali memandang pria di depannya yang sepertinya sudah biasa dengan reaksi pelanggan seperti Junmyeon.
" Siapa namamu?." Tanya Junmyeon
" Yixing." Jawab Yixing
" Berapa mereka bayar untukmu?."
" Semalam USD 5.000."
" Short time?." Tanya Junmyeon lagi
" Tidak menerima short time."
" Oh sekuat itukah kau?." Selidik Junmyeon
" Apa sebaiknya aku pergi saja?." Tanya Yixing jenuh
" Hmm…" Junmyeon berpikir sejenak haruskah membiarkan si penghibur dengan tarif mahal ini atau menyelidiki kenapa tarif nya melebihi para wanita.
" Tidak perlu. Buka baju dan celanamu." Ucap Junmyeon kembali meminum wine nya seakan tidak ada kejadian apapun.
Yixing menuruti keinginan pelanggannya, membuka jas dan kemejanya. Perlahan ia sangat yakin orang bernama Junmyeon di depannya memperhatikannya di balik gelas yang menempel di bibirnya.
Yixing membuka celananya juga, menyisahkan stocking putih dan celana dalam renda yang telah di pesan. Menunggu apa lagi suruhan dari Junmyeon.
Junmyeon memandang Yixing, dia memang benar laki-laki, tapi bagaimana bisa dia terlihat cocok dengan celana dalam renda dan stocking yang digunakan nya. Tidak ada dada yang menggantung layaknya perempuan, digantikan dengan puting kecil Yixing yang tampak kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Junmyeon sedikit banyak mengakui pesona tubuh Yixing.
" Hmm lalu?." Tanya Yixing
" Apa perlu aku ajarkan untuk USD 5.000 itu?." Tanya Junmyeon dingin
Yixing menghela napasnya, tidak menyangka bahwa laki-laki di depannya ini lebih mengesalkan daripada pria tua yang dipikirannya. Yixing maju kedepan, berlutut di depan Junmyeon yang masih sibuk meminum wine nya. Mengendus-ngendus kaki Junmyeon layaknya peliharaan.
" Kenapa?." Tanya Junmyeon seakan memancing
" fuck me master…." Ucap Yixing lembut
Suara Yixing menggetarkan Junmyeon, memaksanya untuk menarik Yixing keatas dan menciuminya. Aroma vanila dan rasa manis terasa di mulut Yixing, Junmyeon melumat dalam-dalam menarik bibir Yixing yang tidak ada penolakan dari sang empunya. Yixing memundurkan lehernya menarik napas yang terpotong akibat ciuman dari Junmyeon. Mengusap saliva yang menetes di sudut-sudut bibirnya.
" Siapa yang mengizinkanmu menghentikan ciumanku?."
Junmyeon menarik Yixing kasar, mendekatkan bibirnnya lagi ke bibir Yixing. Dalam sekejab bibir Yixing telah menjadi candu untuknya. Ciuman Junmyeon berbanding terbalik dengan kelakuannya menarik Yixing tadi. Ciuman nya begitu lembut kemudian berubah menjadi lebih menuntut. Menuntut menginginkan yang lain. Tangan Junmyeon menari di sekitar paha Yixing, menarik-narik kecil stocking putih Yixing.
Yixing membalas dengan gigitan kecil di bibir Junmyeon, meremas rambut Junmyeon seakan berkata bahwa dia telah siap menerima yang lainnya dari Junmyeon. Dengan tangannya yang kekar, Junmyeon membawa Yixing menuju kasurnya. Membaringkanya disana dan memegangi tangannya, kini mulut dan lidahnya telah berpindah ke daun telinga Yixing. Menjilati dan mengulumnya.
" Eunggghh…" Yixing mendesah tidak karuan menerima perlakukan dari Junmyeon.
Junmyeon Meneruskan ciumannya ke leher Yixing, mengecup dan menariknya. Meninggalkan bekas merah keunguan di sekitar leher Yixing. Si empunya leher hanya menendang-nendang kakinya menahan geli dan nikmat yang ia terima.
Tangan Junmyeon menuju dada datar Yixing, meremas nya dan memelintir puncak dari dada Yixing, entah karena kebiasaan yang dilihatnya di video ataupun karena keinginan nalurinya.
"Ahhhh.."
Yixing mendesah untuk kedua kalinya, Junmyeon smirk mendengar desahan Yixing. Tidak seheboh wanita Jepang yang dia pikirkan tadi, tapi desahan Yixing mampu membangkitkan gelora asmaranya. Tangan kanan Junmyeon sibuk dengan putting Yixing, tangan kirinya kini mulai membelai lembut celana dalam renda yang Yixing gunakan. Tidak perlu repot membukanya, Junmyeon hanya memiringkannya dan mengeluarkan Junior Yixing. Junmyeon mengocok lembut junior Yixing.
" Aahh..aahh.."
Yixing mendesah ini bukan pengalaman pertamanya tapi entah mengapa biasanya dia yang memimpin permainan kini malah hanyut dalam permainan Junmyeon. Junior Yixing menegang sempurna, Junmyeon masih terus mengocoknya dengan cepat. Entah kapan tangannya telah dibalurkan cairan membuat Yixing semakin ngosh-ngosan menerima perlakuan darinya.
" Aahh… Junmyeon aku mau keluarr aaacchhh…."
Yixing mengeluarkan cairan pertamanya malam ini, membuat napasnya tersenggal-sengal seakan dia baru mengikuti lari marathon.
Junmyeon turun dari kasurnya, membuka kemejanya dan celananya. Yixing memperhatikan tubuh Junmyeon yang berotot. Sungguh tidak sesuai rasanya dengan wajah angelic yang di milikinya. Yixing menelan ludahnya membayangkan junior Junmyeon yang masih berada di dalam boxernya.
Junmyeon mengeluarkan smirk nya lagi, tidak tahu dia belajar darimana tetapi Yixing membuatnya seolah-olah seorang profesional. Junmyeon kembali ke tubuh Yixing menyedot dada Yixing dan mengigit putingnya.
" Nnggh…"
Yixing terus mendesah, membalas dengan menendang-nendang kecil junior Junmyeon yang masih terbungkus.
" Hmm mulai nakal ya." Junmyeon kemudian membuka celananya. Memperlihatkan apa yang di penasaran oleh Yixing.
Yixing lupa untuk kebiasaanya tidak memuji pelanggannya, matanya terus terpaku melihat junior Junmyeon yang sudah siap untuk bertempur. Yixing menelan ludahnya kasar, dirinya mulai termakan napsu. Junmyeon menarik Yixing untuk duduk, mendekatkan juniornya di mulut Yixing yang tipis.
" Hisap…" perintah Junmyeon
" Tidak! Aku tidak pernah menerima menghisap penis siapapun." Ucap Yixing
Plaak
Junmyeon menampar pipi Yixing keras.
" Aku tidak bertanya. Hisap.." Perintah Junmyeon lagi
Yixing masih terpaku memegang pipinya yang ditampar Junmyeon, pelanggan yang kurang ajar tapi membuat dirinya ingin segera mencicipi juniornya. Junmyeon semakin mendekatkan juniornya di mulut Yixing. Menggerakkan juniornya yang berotot di bibir Yixing. Mulut Yixing pelan-pelan terbuka. Junmyeon segera menerobosnya membuat Yixing tersedak.
" Ahh.. Cepat hisap.."
Ini pengalaman pertama bagi Yixing menghisap junior seseorang. Si empunya tampak kenikmatan menerima sevis mulut Yixing. Yixing memandangi Junmyeon dari bawah sambil mengulum dan menghisap Juniornya. Wajah Junmyeon mulai berkeringat, mata dan raganya seakan terbang entah kemana atas apa yang dilakukan Yixing.
Yixing semakin bersemangat menyervis Junmyeon, hal yang selama ini Yixing hindari malah membuat dirinya ketagihan. Tangan Yixing menurut pelan junior Junmyeon, sesekali menyedot twin balls Junmyeon. Tangan Junmyeon terus mencengkram rambut Yixing menahan segala kenikmatan yang diberikan Yixing.
" Agghhh.. berbaringlah.." perintah Junmyeon lembut
Yixing menghentikan pekerjaan nya, mulutnya terasa kaku dan kebal akibat junior Junmyeon yang keluar masuk. Kini ia membaringkan tubuhnya bersiap menerima serangan dari Junmyeon.
Junmyeon menaikkan kaki Yixing di atas pundaknya, memasukkan dua jarinya sekaligus ke lubang Yixing.
" Aachh sakit…" protes Yixing
Plaak
" Jangan protes, nikmati saja…" ucap Junmyeon
Yixing tidak lagi kesal karena tindakan kasar Junmyeon, dia hanya memegangi pipinya yang merah sambil mengangguk.
" Aaachh…Aaahh…"
Jari Junmyeon semakin intens memaju mundur dalam lubang Yixing. Masih terlalu ketat tapi sudah membuat Junmyeon tidak sabar ingin mencicipinya. Junmyeon mengurut perlahan juniornya, memasukkannya sebagai peganti jari tangannya.
" Aaaakk…" Yixing benar-benar berteriak kesakitan
Junmyeon mengeluarkan lagi juniornya, dan kembali memasukkannya dengan sekali hentakan.
" Aaachh… fuck me harder master…"
Desah Yixing menerima genjotan demi genjotan dari Junmyeon. Junmyeon tersenyum ia tahu di pengalaman pertamanya ini dia bukanlah seorang pecundang. Dia bahkan mampu menaklukkan si USD 5.000 ini. Junmyeon semakin cepat memaju mundurkan pinggulnya. Menumbuk keras titik kenikmatan Yixing.
" Aaachh.. aku suka ini…" Desah Junmyeon di luar kendalinya
" Aaggh.. Eungghh…"
Dengan kedua tangannya Junmyeon membawa Yixing untuk membalikkan badannya, dengan junior yang masih terbenam di lubang ketat Yixing Junmyeon menundukkan Yixing. Tangan Yixing kini mencengkram kuat seprei yang telah berserakan. Posisi seperti ini adalah kelemahan nya. Ia tahu sebentar lagi dia akan keluar untuk kedua kalinya.
" Aaachhh.. master.. Aaachhh…"
Cairan Yixing kini keluar lagi untuk kedua kalinya, Junmyeon yang tidak peduli dengan keletihan Yixing terus memaju mundurkan miliknya.
" Aaachh.. hentikan dulu…Aaahhh master… aku aachhh.."
" Bukan kau yang mengatur permainan! Aahh.. rasanya ini.. membuatku ketagihan aaah.. aku keluar Yixing.. kemarilah…"
Junmyeon segera membalik paksa Yixing membuka mulut Yixing dan membenamkan juniornya di dalam mulut Yixing.
Cairan Junmyeon keluar hingga tak tertampung berceceran di sekitar mulut Yixing dengan mata Yixing yang melotot kaget tidak menyangka akan disuruh untuk meminum seluruh isi cairan Junmyeon.
" Uhuuk.. Uhuuk…" Yixing tersedak dan terbatuk akibat Junmyeon. Sedangkan Junmyeon seperti seorang yang telah membebaskan sesuatu yang ditahannya sedari tadi.
" Hmm tak kusangka kau bisa memuaskanku." Ucap Junmyeon yang kemudian baring disebelah Yixing dengan santai.
Yixing sibuk mengelap wajahnya dengan tangannya, sebenarnya dia sangat marah dengan apa yang dilakukan Junmyeon. Tapi sepertinya dia tidak memiliki hak untuk bersikap seperti itu.
" Istirahat la jika kau capek." Ucap Yixing
" Haha katakan itu untuk dirimu sendiri. Kalau aku tidak tega mungkin sekarang aku sudah memaksa mu untuk mengoral kembali juniorku." Ucap Junmyeon
Yixing terdiam, pelanggan seperti Junmyeon memang tidak sedikit. Tapi rasanya stamina Junmyeon memang lebih banyak dibanding pelanggannya biasa.
" Ambilkan wine dan dua gelas itu." Ucap Junmyeon
Yixing menuruti kemauan pelanggannya, dengan perlahan ia mengambil botol wine dan dua gelas di meja. Bagian bawahnya masih sakit tapi ia tidak ingin Junmyeon tahu.
" Haha kenapa jalan mu seperti itu? Kurasa aku bukan orang pertama yang melakukan itu denganmu." Ucap Junmyeon mengambil botol dan gelasnya.
" Tidak apa-apa." Ucap Yixing
" Kau tidak mengeluh?." Tanya Junmyeon sambil menuangkan wine ke gelas Yixing.
" Aku benci orang yang mengeluh pada pekerjaannya. Tidak ada pekerjaan yang di dapat dari terpaksa. Semua butuh usaha tapi aku benci melihat mereka kemudian mengeluh pada pekerjaannya." Ucap Yixing
" Oh benarkah?. Lalu apa cita-citamu? Kurasa kau juga memiliki cita-cita kan?."
" Aku hanya bercita-cita membuat adikku menjadi dokter." Ucap Yixing
Junmyeon menghentikan kegiatan nya meminum wine, melihat Yixing yang walau tanpa ekspresi tapi ia tahu bahwa Yixing sedang sedih.
" Hmm karena itu kau bekerja seperti ini?." Tanya Junmyeon
" Iya dan tidak. Aku bekerja juga untuk kesenanganku."
" Dengan tarif super seperti ini?."
" Aku hanya ingin tidak semua orang bisa menikmatiku. Manusia terus berevolusi master, tapi kita sendiri jadi penentu dimana titik kita berada."
" Haha kau tahu, teori terbaru tentang evolusi? Bahkan manusia sekarang beranggapan bencana alam disebabkan karena posisi bumi yang salah. Apa yang kau harapkan dari titik kau berada?."
" Jangan meremehkan orang kecil seperti kami mister, apa kau tidak tahu soal teori bigbang yang mengatakan alam semesta ini merupakan sebuah titik yang kemudian mengembang dari sebuah ledakan?."
" Menunggu kemarahan orang-orang kecil seperti kalian akan menyebabkan sebuah perkembangan baru?."
" Ya contohnya sistem demokrasi."
Junmyeon terdiam mendengar penjelasan Yixing, dia tahu manusia disebelahnya ini bukanlah sekedar lelaki panggilan USA 5.000, dia lebih menyerupai kemunculan suatu partikel yang menyangkut dalam isi perut bumi. Tidak diharapkan tapi kehadirannya membawa pengaruh bagi yang di hinggapinya.
" Kini aku tahu kenapa kau mahal. Memang tidak cukup satu malam bersamamu."
" Eh?." Yixing kaget mendengar pernyataan Junmyeon kemudian tersenyum
" Berapa tarif mu untuk satu tahun?. Aku akan menuliskan chek untukkmu." Ucap Junmyeon
Yixing tersenyum kemudian melirik jam tangan Junmyeon yang tergeletak di sebelah tempat tidur mereka.
" Aku juga tidak membuka penawaran selama itu master, maafkan aku ini sudah masuk pagi hari. Aku harus pamit." Ucap Yixing bersiap memakai kembali kemeja, jas dan celananya.
" Lalu kapan kita akan bertemu kembali? Berikan kontak mu." Ucap Junmyeon seakan tidak rela Yixing akan pergi meninggalkannya.
Yixing tersenyum manis kemudian perlahah mendekat ke arah Junmyeon.
" Percayalah master bukan kali ini saja aku menerima perkataan sepertimu. Dan mungkin jika aku tidak pintar menolaknya aku sudah menjadi simpanan laki-laki kaya raya sejak dulu. Kita akan berjumpa nanti. Jika kau menyewaku kembali dan aku memiliki waktu untukmu. Selamat tinggal."
Yixing mengecup mesra bibir Junmyeon yang masih tersisa wine dipinggiran bibirnya. Kemudian berjalan keluar tanpa sepatah kata lagi. Junmyeon mengutuk Yixing yang langsung pergi dari dirinya tanpa berharap benar-benar akan bersamanya.
" Aku akan memilikimu… percayalah…" Gumam Junmyeon dengan ambisinya.
END
*JANGAN LUPA REVIEW KAKA^^*
Long time no see
Lilac nanti bakal di lanjutin
Yang masih sabar menunggu makasih yaah
Kali ini oneshoot aja dulu yaah heheh ^^
