White Heart

.

.

Lagi-lagi Baekhyun terpaksa menelan rasa sakitnya lagi. Entah sudah yang keberapa kali Chanyeol menyakiti hatinya, kemarin adalah hari ulang tahunnya dan Chanyeol berjanji akan menemui Baekhyun di taman dekat rumahnya. Saat itu hujan turun dengan cukup deras, tapi Baekhyun dengan keras kepala tetap ingin menemui Chanyeol di taman. Dan jadilah ia menunggu selama dua jam di tengah malam saat hujan deras dan Chanyeol tak kunjung menemuinya. Baekhyun mencoba berpikir mungkin Chanyeol lupa dengan janjinya atau Chanyeol lelah dengan pekerjaannya. Lagipula Baekhyun tak yakin di urutan keberapa dirinya berada dalam pikiran Chanyeol. Tapi nyatanya hingga hari ini Chanyeol sama sekali tak menghubunginya. Baekhyun mulai berpikir Chanyeol mungkin sudah bosan dengannya melihat akhir-akhir ini mereka jarang bertemu. Bukan karena Baekhyun sibuk atau tak ingin bertemu tapi Chanyeol sendirilah yang memang seperti tak ingin menemuinya.

Dan inilah Baekhyun sekarang. Namja manis itu terbaring di kasurnya, wajahnya pucat dan kepalanya terasa pusing. Efek hujan-hujanan kemarin di tengah malam baru terasa sekarang. Ia butuh Chanyeol-nya. Ia butuh lelaki itu berada disisinya sekarang. Ia butuh Chanyeol untuk memeluknya. Tapi lagi-lagi itu hanya harapan belaka. Jadilah sekarang Baekhyun hanya bisa meringkuk memeluk tubuhnya sendiri di dalam selimutnya. Air matanya menetes perlahan, ia rindu Chanyeol-nya. Ia rindu lengan kekar itu memeluk tubuhnya.

"Chanyeol, aku sakit." Suara Baekhyun keluar dengan perlahan.

.

.

Sementara di seberang sana, seorang namja sedang tertidur dengan keadaan yang lumayan berantakan. Bajunya tercecer di segala sudut ruangan. Belum lagi seorang yeoja meringkuk dengan nyaman di dalam dekapannya. Mereka berdua sama-sama telanjang dan saling berpelukan. Aroma seks sejak semalam tak kunjung hilang. Benar-benar malam yang panjang dan menyenangkan untuk mereka berdua.

Park Chanyeol, namja yang sedang tertidur tadi perlahan membuka matanya berusaha membiasakan matanya dengan volume cahaya yang masuk ke retinanya. Ia merasa kalau tangan kanannya pegal, ia menengokkan kepalanya ke kanan. Chanyeol meringis sakit, pantas saja tangannya pegal ternyata sejak semalam tangannya ditindihi oleh yeoja yang tertidur di sebelahnya. Ia perlahan menarik tangannya dan sedikit bergeser ke kiri menjauhi yeoja itu. Otaknya mencoba mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Perusahaannya menang proyek besar, bersenang-senang di bar, menyewa wanita disana, dan malam panas pun terjadi.

Chanyeol bangkit dari tidurnya dan berjalan keliling ruangan mencari celana dalamnya yang entah terlempar kemana yang ternyata menggantung dengan indah di lampu meja nakas. Pria tampan itu kemudian mengambil botol air mineral kemudian meminumnya sambil mengecek telepon genggamnya. Beberapa pemberitahuan dari sekretarisnya dan beberapa kolega bisnisnya. Tapi wajah Chanyeol tiba-tiba berubah menjadi pias saat melihat beberapa pesan dari seseorang.

From: My Baekkie

23.15

Channie aku di depan taman sekarang, kamu dimana ? Aku kedinginan L.

From: My Baekkie

23.45

Chan, aku ditaman dekat rumah sesuai dengan permintaanmu untuk bertemu denganku disini. Cepatlah datang hujannya semakin deras.

From: My Baekkie

00.15

Chan, apa kau sudah tidur ? Apa kau sedang sibuk ? Apa kau lupa dengan janjimu ? Aku akan tetap menunggumu disini.

From: My Baekkie

00.45

Chan tidak bisakah kau datang ? Atau paling tidak balas pesanku jika kau memang tidak datang.

From: My Baekkie

01.10

Chan, aku lelah.

Chanyeol memandang telepon genggamnya dengan pandangan kosong. Perasaan bersalah mulai menyeruak di dadanya dan itu membuatnya sesak. Sadar atau tidak ia membuat hati Baekhyun terluka dengan membohongi kekasihnya itu. Sedetik kemudian seperti tersambar petir, namja tampan itu buru-buru bangkit dan mencari pakaiannya. Hanya satu yang ada di pikirannya. Ia harus segera pergi ke rumah Baekhyun. Ia harus meminta maaf pada kekasihnya. Dasar alkohol sialan ! Ia mabuk-mabukkan semalam dan melupakan janjinya dengan kekasihnya.

.

.

.

Chanyeol tiba di depan rumah Baekhyun sepuluh menit kemudian setelah kebut-kebutan di jalanan dan menerobos beberapa lampu merah. Ia segera turun dari mobilnya dan berlari kedepan pintu rumah Baekhyun. Chanyeol membunyikan bel berkali-kali tapi tak ada jawaban dari dalam, jadilah ia menerobos rumah Baekhyun yang ternyata tidak di kunci.

"Baekkie-ah ! Baek ! Baekhyun ! Kau dimana ?"

Chanyeol berteriak seperti orang kesetanan. Oh pikiran buruk Chanyeol mulai menguasai pikirannya. Ia mencari di ruang tamu, dapur hingga halaman belakang, kemudian ia melangkahkan kakinya ke kamar Baekhyun. Ia mendesah lega saat melihat gundukan di tempat tidur Baekhyun yang tertutupi selimut. Ia berjalan pelan ke tempat tidur Baekhyun dan duduk di pinggirnya. Ia memandang wajah Baekhyun yang sedang tertidur, kemudian mengerutkan keningnya. Wajah Baekhyun terlihat sangat pucat dan keringat membasahi dahi Baekhyun.

"Baek ! Baekhyun-ah ! Hei bangun ! Baekkie sayang !"

Chanyeol menepuk pelan pipi Baekhyun berusaha membangunkan namja manis itu, hanya inign memastikan apakah kekasihnya pingsan atau tertidur. Perlahan Baekhyun mengeratkan pelukan di badannya sendiri. Mengerutkan keningnya, ia merasa kepalnya benar-benar pusing sampai terasa ingin pecah.

"Eunghh... Chanhh.. hiks... hiks..."

Chanyeol mematung di tempatnya. Ia mendengar Baekhyun-nya menangis dalam tidurnya dan memanggil namanya. Rasa bersalah semakin membesar dalam hati Chanyeol. Bagaimana bisa ia membiarkan kekasihnya menunggu dirinya di tengah malam saat hujan. Tanpa berpikir panjang segera Chanyeol menggendong Baekhyun ke dalam mobilnya dan segera menjalankan mobilnya ke rumah sakit.

.

.

.

"Ia terkena hipotermia karena kedinginan. Ia harus beristirahat penuh selama seminggu."

Chanyeol hanya duduk sambil mendengarkan apa yang dikatakan dokter padanya. Tangan kirinya menggenggam tangan Baekhyun dan tangan kanannya mengusap lembut rambut Baekhyun. Pandangannya tak pernah berpaling dari wajah Baekhyun yang terlihat pucat.

"Ia akan sadar sebentar lagi. Aku mohon undur diri, Mr. Park."

Tak terlalu ia pedulikan perkataan dokter itu. Ia sibuk memandangi wajah kekasihnya. Chanyeol jadi ingat masa-masa awal mereka pacaran. Baekhyun adalah namja yang manis, ia suka dengan strawberry segala sesuatu yang menyangkut dengan buah itu namja manis itu suka. Baekhyun itu mandiri. Ia hidup di Seoul seorang diri, sementara keluarganya berada di Daegu. Ia adalah tipe pacar yang manja tapi tidak banyak menuntut, ia akan berubah manja jika mereka sedang berduaan. Selama mereka pacaran Baekhyun tak pernah minta macam-macam padanya. Tak pernah sekalipun Chanyeol merasa repot dengan Baekhyun, ia justru mengharapkan Baekhyun meminta apapun padanya. Pernah dulu Baekhyun ia belikan sebuah apartemen mewah, tapi namja manis itu menolaknya dengan alasan ia tak ingin repot-repot memindahkan barang-barangnya dari rumah ke apartemen. Padahal Chanyeol membelikan apartemen sekaligus isinya untuk Baekhyun. Jujur Chanyeol sendiri merasa akhir-akhir ini mereka menjadi jarang bertemu. Chanyeol sibuk dengan segala urusan perusahaannya dan Baekhyun sendiri ... Chanyeol tak terlalu tahu dengan apa yang dilakukan Baekhyun akhir-akhir ini.

Tak lama kemudian Chanyeol merasakan pergerakan di tangan Baekhyun. Ia menatap cemas Baekhyun yang mulai membuka matanya. Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun dengan lebih erat, membuat namja manis itu menolehkan kepalanya ke arah samping dimana Chanyeol berada. Baekhyun tak mengeluarkan ekspresi apapun dan tak berbicara apapun membuat Chanyeol cemas.

"Baek, apa kau merasa pusing ? Apa kau haus ?" tanya Chanyeol.

Tapi namja itu tak kunjung merespon perkataannya. Namja manis itu malah dengan perlahan melepaskan tangannya yang digenggam Chanyeol dan mengarahkan telapaknya ke leher Chanyeol. Baekhyun melihat sesuatu di leher Chanyeol yang menarik perhatiannya. Ia mengelusnya perlahan, sementara Chanyeol diam membeku di sampingnya.

"Inikah alasanmu mengapa kemarin tak menemuiku ?"

Itu sebuah kissmark baru dari yeoja semalam. Di leher Chanyeol. Dan Baekhyun melihatnya.

.

.

Misi lewat yeeeee... Ff baru nih, fresh keluar dari otak gue. Comment nya ya guys ! Gue ga ngerti apa ini udah bagus atau belom.