I hope i can hold youre hand
I hope i can
But i cant
"Sangilcukkahaminda... Sangilcukkahamnida... Sangilcukkahamnida... saranghanuel uri minnie, sangilcukkahamnida." Nyanyinya dengan senang hati. Tangannya menadah sebuah kue tart putih yang tidak terlalu besar, dan potongan buah, stik coklat, dan sebuah kepingan coklat yang cukup besar dengan tulisan, 'Happy birthday my minnie.' Senyum lebar menghiasi wajahnya saat ini. Mungkin ini kejutan pertama yang bisa dilakukannya sejak tiga tahun kebersamaan yang terjadi diantara keduanya. Akhirnya setelah menunggu selama kurang lebih satu jam diluar ini karena changmin tidak kunjung bangun dari tiduur nyenyaknya.
Matanyaa yang awalnya sayu karena bangun tidur langsung membulat kesekita. "Apa yang kau lakukan tengan malam disini?" Namja ini bukannya terharu atas apa yang dilakukan oleh kekasihnya, ia malah jadi diliputi ke khawatiran.
Mata bulatnya menatap kekasih yang ada didepannya dengan bibir yanng dikerucutkan. Seharusnya ia bahagia karena bisa merayakan ulangtahun kekasihnya yang selama ini selalu setiap disampingnya selama ini. Selalu membantunya dalam setiap kesulitan dan selalu menjadi tempat menyandarkan tubuhnya disetiap rasa lelah yang selalu datang. "Seharusnya tadi aku langsung pulang, tidak perlu berjalan jauh-jauh hanya untuk merayakan ulangtahun seseorang yang ternyata tidak mengaharapkan ku." Ucapnya dengan nada kesal yang tertahan.
"Ha... Bukan begitu maksudku." Katanya tergagap. Otaknya tiba-tiba saja membeku, hingga sulit untuk memikirkan alasan yang baik dan tidak menyakiti hati orang yang berada didepannya. Tangannya meraih tangan sosok yang ada didepannya. "Mianhae... aku hanya khawatir saja. Bukannya tadi kau harus lembur berkerja dan jarak dari tempat kerja ke rumah ku sangat jauh,kyunnie." Ucap changmin panjang lebar.
Kyuhyun mengerutkan dahinya, menatap changmin dengan kedua matanya dengan pandangan yang serius. "Hanya karena jauh?" Ia tersenyum lebar. "Kau tidak perlu sekhawatir itu. Aku bisa naik bus. Halte tidak jauh dari kompleks ini,minnie. Sudah, ayo tiup lilin ini. Lihat lilinnya sudah menjadi kecil dan mengotori kuenya,minnie."
"Nde, arra..." Changmin menutup kedua matanya, berdoa, lalu meniup lilin yang ada diatas kue tartnya. "Ayo, masuk. Kita akan menjadi tontonan orang seluruh kompleks jika terus berdiri disini."
Kyuhyun mengikuti changmin berjalan pelan menuju dapur, meletakkan kue tarnya diatas meja. Ia membuka sweeternya, menaruh benda itu diatas kursi yang kosong, lalu bergerak mengambil piring kecil, sedok, dan pisau khusus untuk memotong kue tart. Ia menyamankan tubuhnya duduk diatas kursi meja makan itu.
Changmin sedari tadi hanya duduk santai dengan senyum diwajahnya memperhatikan seluruh kegiatan kyuhyun. Ia senang melihat kyuhyun ada disini merayakan ulangtahunnya karena kedua orangtuanya yang selalu sibuk mengurusi bisnis mereka. 'I got you under myskin...' Suara bunyi rongtone smartphone changim. Namja itu melihat nama yang tertera dilayar smartphonenya lalu tersenyum lebar, dengan lincah jari telunjuknya mengeser layar smartphonenya lalu menempelkan benda canggih itu ketelinganya.
"Yakkk, eomma.. Bogoshipoyo."
"Anak nakal." Ucap sang eomma bukannya membalas ucapan anak semata wayangnya. Kyuhyun hanya duduk disamping changmin memperhatikan changmin yang berbeda dari yang diketahui orang pada umumnya. "Sudah semakin dewasa ternyata."
"Eomma...!"
"heheheh..." Terdengar tawa renyah sang ibu. "Sangilcukka uri minnie. Nado Bogoshipta. Mianhe, eomma dan appa tidak bisa merayakan bersamamu chagi. Sebagai gantinya eomma anak mengabulkan semua permintaanmu."
"Jinjja?" Tanya changmin penuh dengan rasa senang yang luar biasa.
Nyonya jung adalah tipe wanita yang selalu memegang setiap janjinya tidak perduli seberapa lama waktu untuk menepati janji itu. "Kapan eomma pernah berbohong,minnie."
"Kalau begitu nikahkan aku dengan kyunnie changi sekarang juga,eomma." Pintanya tanpa berpikir panjang. Tangannya meraih tubuh kyuhyun dalam rangkulannya yang hangat.
"Mworago. Kyaaa... Jung Changmin!" Teriak nyonya jung dan otomatis changmin menjauhkan smartphonenya dari telinganya yang sensitif. "Yunnie... Lihat anakmu dia memintaku untuk menikahkannya dengan kyuhyun." Aduh nyonya jung pada sang suami. Suaminya jung yunho hanya tersenyum lucu melihat tingkah istri dan anaknya.
"Sudah, kabulkan saja. Toh, mereka juga sudah selalu bersama sejak kecil. Bukannya kau juga sangat menyukai kyuhyun,chagi." Jawab yunho.
Seperti empat tanda siku tertera diwajah nyonya jung mendengar perkataan sang suami. "Yunnie, aku memang menyukai kyuhyun tapi mereka masih sekolah." Ucap nyonya jung sambil meleparkan deathlear pada suaminya lalu kembali menelephon anak semata wayangnya yang tercinta. "Minnie, kau harus sekolah yang benar. Jangan seperti appamu yang tidak waras ini." Jelas nyonya jung. "Kyuhyun juga kau harus menjaganya, jangan berbuat yang aneh padanya. Jangan menyentuhnya melebihi yang eomma katakan." Kata-kata nyonya jung yang terdengar sampai telingan kyuhyun sukses membuat pipi kyuhyun merona heboh.
"Ah, eomma jangan membuatku malu."
Nyonya jung kembali terkikih kecil membayangkan wajah changmin merona merah saat ini. "Nanti saja, jika eomma pulang akan eomma lamarkan kyuhyun untukmu. Sudah hati-hati dirumah,ya! Mianhae, eomma dan appa tidak bisa merayakan ulangtahunmu,chagi." Suara nyonya jung terdengar penuh kesedihan. "Jangan merasakan kesepian,ya." Ia sebenarnya menghibur hatinya sendiri karena jauh dari buah hatinya yang selalu manja itu.
"Kyunnie disini eomma. Mana mungkin aku kesepian." Changmin pamer pada eommanya jika ia tidak sendirian. Lalu tertawa bahagia.
"Huh, katakan pada kyunnie eomma merindukannya. Annyeong,minnie sangilcukka uri aegya."
"Gomawoyo eomma. Saranghae."
"Nado saranghae." Kata nyonya jung sebelum sambungan telphone itu terputus.
"Sudah?" Tanya kyuhyun. Changmin hanya mengeluarkan cengiran lebarnya. "Mau makan ini atau bagaimana?" Tanya kyuhyun menunjuk kue tart changmin.
Namja itu tampak berpikir sejenak. Sudah terlalu malam jika harus makan kue tart dan dia tidak terlalu ingin memakannya. Kue itu terlalu berharga jika harus berakhir dengan bentuk yang rusak karena dimakan. "Kau tidak mengantuk kyunnie dan lagi ini sudah jam 2 pagi. Bagaimana jika kita tidur saja. Tartnya bisa kita makan besok! Kau juga perlu istirahat, pasti sangat melelahkan hari ini kan." Changmin berdiri dari duduknya, mengambil kue tart, memasukkannya ke dalam freezer, kemudian ia menarik kyuhyun menuju kamarnya.
Kyuhyun menyamankan dirinya berbaring disamping changmin, namun tetap saja dia tidak bisa memejamkan matanya jika changmin terus menatapnya. "Aku tidak bisa tidur jika kau terus menatapku,minnie." Keluh kyuhyun.
"Arra.. arraseo.." Tapi tetap saja changmin trus menatap kyuhyun. "Bagaimana dengan sungmin?"
Kyuhyun membalikan tubuhnya mengarah pada changmin. "Aku tadi bilang padanya jika tidak bisa kembali dan harus menginap di Pub karena harus lembur. Dia tidak masalah dengan hal itu, aku rasa." Kyuhyun mencoba menyakinkan dirinya jika adik kecilnya baik-baik saja dirumah.
"Dia masih tidak bisa menerimaku,ya?" Tanya changmin. Kenangan itu bahkan masih melekat dengan jelas diingatannya jika sungmin tidak pernah menyukainya dengan alasan apapun. Tak ada satupun yang mengetahui mengapa adik kyuhyun yang hanya masih duduk dibangku junior high school itu sangat bahkan begitu membenci changmin yang memang sudah ditunangkan dengan kyuhyun sejak mereka berada dikandungan eomma mereka masing-masing. Ini memang salah kedua eomma yang akan menjodohkan kedua anaknya tidak perduli apa jenis kelaminnya dan beruntungnya kedua anak itu dapat menerima satu sama lain dengan baik.
Kyuhyun menatap wajah kecil changmin yang sedikit sayu. "Dia pasti bisa menerimamu tapi mungkin masih butuh waktu,minnie." Kyuhyun memeluk changmin untuk menenangkan hati kekasihnya. "Dia selalu bersamaku, dia tidak biasa ada oranglain yang berada begitu dekat denganku melebihinya,minnie. Apa lagi sejak eomma dan appa meninggal sungmin jadi semakin ketergantungan denganku dan aku tidak bisa berada jauh darinya. Hanya aku yang dimilikinya didunia ini."
"Ya, mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk membuatnya bisa menerima keberadaanku." Changmin mengelus surai hitam kyuhyun penuh sayang. "Gomawoyo sudah membuat kejutan untukku." Ucap changmin lalu mengecup bibir kyuhyun singkat.
~blushing~ itu yang dialami kyuhyun. Changmin itu sebenarnya mempunyai dua kepribadian hanya saja sebenarnya changmin sosok yang hangat namun kadang bisa menjadi sosok yang dingin dan menakutkan seketika. "Nde... ayo, kita tidur." Kyuhyun mencoba menutup kedua matanya. Tubuhnya benar-benar lelah saat ini, seakan semua tenaganya habis terkuras saat ini.
#Snow
Butiran air sisa dari hujan tadi malam masih meninggalkan jejaknya disetiap sudut kota seoul ini. Genangan air masih ada dibeberapa jalan, airnya bahkan menets dari daun menuju rerumputan, dan jatuh ketanah.
Aroma roti panggang jelas terasa disebuah rumah ini. Kedua kakak beradik bermarga choi itu sedang asik menikmati roti panggangnya dengan damai.
"Minnie, ingat besok kita harus chekup. Pulanglah lebih awal jangan berlatih menyanyi bisakan?" Tanya sang hyung yang telah selesai dengan sarapannya.
Namja manis bernama sungmin itu hanya mengangguk sebagai tanda jawaban. "Hyung.." Panggilnya.
"Hmm..?"
Sungmin tampak memainkan garpu yang ada ditangannya. Ia sedikit tidak berani untuk bertanya pada atau mengutaran pendapat pada hyung tercintanya. Ia takut jika hal itu akan menyakiti hyungnya dan hyungnya akan pergi meninggalkannya. Sungguh sebuah pemikiran yang bodoh.
"Ada apa cho sungmin?" Tanya sang hyung yang sejak tadi menunggu kata-kata yang keluar dari mulut sang adik.
"Bisakah hyung kita pergi chekup hanya berdua tanpa changmin hyung?" Tanya sungmin ragu-ragu.
"Waeyo?"
Sungmin tampak menundukkan kepalanya semakin dalam, "Hanya saja kita jarang pergi berdua sejak hyung kerja parung waktu di club malam dan aku sangat merindukan hyung. Kita hanya bertemu saat sarapan setiap hari,hyung. Jika hyung pulang biasanya aku sudah terlelap dan tidak bisa berbicara pada hyung."
"Baiklah,minnie chagi. Kita akan pergi berdua. Akan hyung katakan pada minnie hyung untuk tidak mengantar kita ke rumah sakit." Ucap kyuhyun lalu berdiri dari duduknya. "Hyung sudah selesai. Ayo, cepat hyung akan mengantarmu hingga sampai ke sekolah." Kyuhyun berjalan pelan meninggalkan sungmin menuju garasi dan mengambil motor sportnya yang diberikan oleh kedua orangtuanya dulu sebelum kejadian naas itu menimpa kedua orangtuanya..
.
Kyuhyun menghentikan motornya tepat berada didepan pintu gerbang sekolah adik kesayangannya. Sungmin turun dari motor kyuhyun dan menyerahkan helm pada hyungnya lalu merapikan lagi seragamnya yang sedikit rusak karena kebiasaan hyungnya yang tidak bisa kalau tidak mengebut.
"Mianhae jadi berantakkan lagi." Kyuhyun melihat sungmin yang sibuk dengan seragamnya.
Sungmin hanya tersenyum mendengar ucapan hyungnya. "Hyung kenapa membawa motor?" Tanya sungmin. Ini masih terlalu pagi untuk datang ke sekolah. Bahkan hanya murid-murid tertentu yang datang pada jam seperti ini.
"Hanya ingin saja. Lagian bosan harus naik bus ke terus. Jika sekali-sekali naik motor kan terasa seru." Kyuhyun mengelus surai hitam sungmin. "Lihat, kita jadi lebih cepat sampai ke sekolah. Kau juga tidak menjadi lelah karena harus berjalan jauh."
"Hyung benar juga. Sayang jika motor sport ini harus trus dibagasi hyung."
"Iya, sekali-sekali kita harus menggunakan apa yang kita miliki." Timpal kyuhyun. "Sudah, masuk sana hyung harus segera berangkat ke sekolah hyung jika tidak ingin terlambat.
Sebenarnya kyuhyun berasal dari keluarga yang cukup berada untuk ukuran sebuah keluarga pada umumnya, hanya saja saat keduaorangtuanya meninggal dan penyakit sungmin yang terus memburuk karena depresi yang parah membuat kyuhyun harus menjaul segala yang dimilikinya untuk menyelamatkan sungmin. Tapi tetap saja penyakit yang diderita oleh adiknya itu sulit untuk disebuhkan dan sungmin sama sekali tidak suka jika harus meminta pertolongan dari oranglain kecuali hyungnya. Jadilah kyuhyun yang tidak bisa hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun untuk bisa mempertahankan adiknya dan dirinya sendiri agar trus hidup. Walaupun changmin dan kedua orangtuanya bisa saja menolong kyuhyun namun kyuhyun selalu menolak itu semua karena sungmin pasti akan menolak semua hal yang berkaitan dengan changmin.
.
.
.
"Lihat itu kan kyuhyun namja pemakai kaca mata setebal botol yang memengkan olimpiade matematika. Kenapa dia bisa membawa motor sport yang bahkan sangat sudah untuk ditemukan di seoul."
"Iya, ku dengar harga motor sport itu bahkan dua kali lipat dari harga mobil yang kubawa sekarang."
"Dia bahkan masih terlihat sangat ungly. Bagaimana dia bisa membawa motor sport seperti itu?"
"Jung Changmin pernah membawa motor yang sama namun warnanya berbeda. Milik changmin berwarna silver sedangkan milik kyuhyun hitam. Tapi jika changminssi aku nyakin ia bisa membelinya. Perusahaan keluarganya sangat lah banyak dan terus berkembang."
"Mungki kyuhyun menjual tubuhnya untuk membeli barang semacam itu."
"Ah, aku tidak nyakin. Bahkan jika diobral kyuhyun tidak akan pernah laku. Siapa yang mau membeli namja membosankan seperti itu."
Cemohan dan ejekkan terhadap kyuhyun terus berlanjut semua orang menebak-nebak bagaimana sosok namja cupu seperti kyuhyun yang notabennya adalah namja yang selalu memakai kaca mata super tebalnya, seragam yang selalu nyaris sempurna rapinya, dan otak pemenang kejuaran matematika se korea selatan. Namja yang tidak menarik sama sekali selain untuk dibully. Bahkan kyuhyun tidak memiliki teman dekat selain wookie teman satu bangku yang mengetahui seluruh rahasia kyuhyun yang sebenarnya.
Kyuhyun berjalan cuek, tidak memperdulikan setiap ucapan semua orang yang ditemuainya sepanjang koridor. Wajar saja mereka seperti itu, mereka tidak tahu kyuhyun sebenarnya seperti apa. Bahkan hanya ada beberapa orang yang mengetahui kedekantan kyuhyun dan changmin yang merupakan namja flowerboy di sekolah mereka.
"Ku dengar kau membawa motor sportmu itu. Kau mau mencari sensai,cho kyuhyun?" Tanya wookie saat kyuhyun duduk diatas bangkunya.
"Aniyo."
"Jadi?" Tanya wookie lagi penuh selidik. Namja cantik itu tahu benar watak kyuhyun yang bagiaman. Dia tidak akan mudah percaya dengan perkatan kyuhyun jika tidak ada alasan panjang dibelakangnya.
"Kata dokter sungmin tidak bisa diselamatkan lagi. Kesempatan satu-satunya segera menemukan donor untuknya. Aku hanya ingin berusaha meringankan bebanya. Selama ini ia selalu menderita dengankku. Aku bahkan hanya memiliki dirinya. Aku tidak ingin melihatnya harus berdiri penuh sesak didalam bus, berjalan pulang kerumah, dan kelelahan setelah itu. Hal itu bisa memperburuk kondisinya."
"Bukannya sungmin telah menjalani operasi?"
"Operasi saja tidak cukup untuk mempertahankannya disampingku,wookie sayang." Tidak ada rasa sedih disetiap kata-kata kyuhyun. Namja itu bisa sangat mudah menutupi perasaanya. Dia foker face yang yang terjadi ia selalu tampak santai. "Sudahlah, aku akan mengumpulkan banyak uang dan membuat sungmin sembuh."
"Cho kyuhyun, Fighting!" Seru wookie menyemangati kyuhyun dengan sepenuh hati.
#Snow
Changmin tersenyum singkat saat melihat motor yang sama seperti yyang dimilikinya berada dipakiran. Sekolah mereka memang berbeda dengan sekolah pada umumnya. Murid disini kebanyakkan adalah anak para kolongmerat yang ada dikorea jadi wajar saja jika setiap murid sekolah membawa kendaraan yang berbeda-beda. Hanya sedikit murid yang berasal dari beasiswa dan jalur khusus yang dibuat olah sekolah. Salah satunya kyuhyun dan changmin keduanya sudah menjadi murid yang diincar oleh sekolah ternama di korea ini. Bahkan keduanya merupakan rival tetap dalam pelajaran. Perbedaanya hanya pada semua orang tahu siapa itu Jung Changmin yang merupakan anak semata wayang dari jung yunho dan kim jaejoong pemilik perusahaan Jung Corp. Namun tidak ada yang mengetahui siapa itu Cho Kyuhyun karena kyuhyun meminta pihak sekolah untuk merahasiakan statusnya.
"Changmin oppa, oppa tahu ada murid yang memakai motor sport sama seperti oppa." Lapor seorang siswi bersama teman-temannya. "Namanya Cho Kyuhyun. Anak kutu buku yang selalu menjadi rival oppa."
Changmin hanya mentap bosan sekumpulan gadis yang selalu mengerumuninya tanpa henti setiap saat. Hidupnya tidak dapat senormal sama seperti murid-murid yang lain. "Aku tahu." Jawab changmin singkat.
#Snow
Sungmin berlari kencang menerobos pintu rumahnya, membanting benda tak berdosa itu sekuat tenaganya, langkah kakinya semakin cepat menuju kamar hyungnya, dan disana ia dapat melihat hyungnya tertidur dengan damai dengan sosok yang palilng tidak disukainya yang sedang duduk memperhatikan hyungnya.
"Kyunnie baru saja terlelap. Jangan membuat keributan disini. Kita bicara diluar saja." Ucapnya lalu beridir dari duduknya sementara sungmin sudah keluar dari kamar hyungnya. Namja itu menutup pintu kamar kyuhyun perlahan dan berjalan mengikuti sungmin yang berjalan menuruni tangga menuju lantai dasar.
"Apa yang terjadi hingga hyung seperti itu?" Tanya sungmin yang menahan amarahnya. Jantungnya berdetak dengan cepat hingga membuat rongga dadanya nyeri seketika.
"Aku tidak tahu tapi beberapa mengatakan jika para yeoja gila itu menyuruh orang memukulinya karena kyunnie memiliki motor sport yang sama dengan milikku." Jawab changmin sesuai apa yang diketahuinya. Ia benar-benar marah saat tahu kyuhyun tergeletak dengan luka lembam diwajah dan beberapa bagian lainnya. Changmin yang salah karena tidak bisa menjaga orang yang seharusnya memang menjadi tanggungjawabnya, ia merasa tidak berguna sama sekali karena menyetujui ide kyuhyun untuk menutupi hubungan mereka berdua dari semua orang hanya karena kyuhyun tidak ingin merusak citra changmin yang selama ini selalu disegani.
"ALASAN GILA SEPERTI APA ITU?!" Terik sungmin mengeluarkan semua amarahnya yang dipendamnya sejak tadi. "Dan kau jika tidak bisa melindunginya?" Sungmin memandang changmin penuh ketidaksukaan. "Jika kau tidak bisa bersikap tegas pada hyungku dan tidak bisa menjaganya maka pergi saja dari hidupnya. Jangan selalu seperti ini." Sungmin bahkan sangat ingin mengantikan peran changmin untuk menjaga hyungnya namun ia tidak akan pernah bisa melakukan itu semua dan ini buka pertama kali kyuhyun pulang seperti ini. Ini sudah ketiga kalinya murid-murid kaya tanpa otak itu membully hyungnya.
Changmin terteguh mendengar ucapan sungmin. Ia bahkan sangat ingin menjaga kyuhyun dengan kedua tangannya, namun namja itu selalu melarangnya. Mengatakkan jika changmin sudah banyak mendreita karenanya. Bahwa changmin yanng terbaik baginya, bahkan saat kyuhyun dalam keadaan depresi berat namja itu selalu berada disampingnya menjaganya setiap saat, menemaninya, memeluknya memberikan kehangatan, dan juga menangis bersamanya. Namja bermarga jung itu bahkan tidak kenal waktu dan tempat jika kyuhyun membutuhkannya ia akan selalu ada setiap saat. "Aku akan menjaganya. Aku tidak akan membiarkannya terluka lagi." Mata itu dipenuhi kesedihan didalamnya seperti sebagian dari dirinya menghilang seketika.
"Pulanglah.. aku bisa mengurus hyungku tanpamu." Ucap sungmin penuh nada kebencian. "Kau tak perlu mengkhawatirkannya. Aku bersamanya disini dan kau tahu aku membencimu sejak awal." Tidak ada lagi rasa hormat untuk hyung yang lebih tua. Matanya benar – benar sudah dipenuhi kebencian. Sungmin berjalan meninggalkan changmin yang masih berdiri membeku, baru kali ini sungmin melontarkan kata-kata yang menyakitkan. Sedikit namun berbisa.
#Snow
TBC...
Happy Birthday SHIM CHANGMIN...
Uri oppa ^^ i love you,
i always love you nomatter how evil you are :D
