Wajah manis pemuda berambut navy blue itu terlihat tenang dalam tidurnya. Napasnya teratur dan terlihat damai. Siapa pun yang memperhatikan pemuda ini tertidur pasti akan merasakan kedamaian yang entah datangnya dari mana. Apalagi dengan kamar bergaya eropa ini, menyempurknakan suasana tidur pemuda yang berbaring di ranjang yang nyaman.

Fang, nama pemuda yang tertidur itu. Kulitnya mulus dengan warna agak tan. Dia baik, rajin, suka kebersihan, dan maniak dengan donak lobak merah. Kemaniakannya terkadang adalah hal yang lucu, namun juga kadang menyebalkan. Tetapi, semua orang tidak akan menyalahkan kemaniakan Fang. Karena mereka sendiri juga mempunyainya.

Dan saat itu, saat di mana Fang tertidur, angin berhembus pelan menyejukkan ruangan serba putih itu. Baju yang dikenakan Fang berupa kaos putih dengan celana torso putih. Kacamata yang biasa dia pakai tergeletak manis di meja bundar kecil dekat ranjangnya. Selimut hangat sama sekali tidak digunakan Fang, malah dia tindih denga kedua kakinya.

Pintu besar yang cukup tinggi itu terbuka, menghasilkan suara yang cukup besar. Menampakkan pemuda berambut hitam dengan topi dinosaurus berwarna jingga, diikuti oleh keempat temannya yang ada di belakangnya. Yang diketahui mereka adalah Boboiboy, Yaya, Ying, dan Gopal.

"Dia masih tidur ya?" tanya Yaya.

Ying menyahut pertanyaan Yaya dengan senyuman seraya berkata, "Kita tidak tahu kapan dia bangun."

Gopal berjalan ke salah satu kursi yang berwarna putih, menyamankan dirinya dan menyandarkan punggungnya, "Kapan dia bangun? Mau aku habiskan donat lobak merahnya?"

Yaya dan Ying hanya tertawa kecil.

"Kau bisa dihukum berat, Gopal." Jawab Yaya.

"Iya lo, itu makanan favoritnya tahu." Sahut Ying.

Semuanya memasang senyum tersendiri. Tidak terkecuali Boboiboy, dia berdiri dan memperhatikan wajah tertidur Fang yang begitu tenang. Senyumnya mengisyaratkan banyak makna. Sedih, khawatir, damai, atau mungkin putus asa.

"Ingat Boboiboy, kita di sini hanya sebentar. Setelah itu kita harus pergi lagi." Seru Yaya mengingatkan Boboiboy.

Boboiboy mengangguk, "Aku tahu."

"Kangen debat dengan Fang ya?" goda Ying.

Senyum Boboiboy mengembang, "Mungkin saja."

"Alah, kau bisa lebih populer kalau tanpa Fang, Boboiboy." Seru Gopal, yang mendapat delikan tak suka dari Yaya dan Ying.

"Mungkin kau benar." Jawab Boboiboy, "Karena terlalu sering sampai aku kangen. Bukankah dengan begitu kita tidak perlu merasa kesepian. Saling berdebat, itu sudah biasa bukan. Seperti kau Yaya selalu berebut peringkat satu dengan Ying."

Semuanya menundukkan kepalanya, mimik sedih mereka jelas terlukis di wajah mereka.

"Semuanya ayo keluar. Kita tidak boleh berlama-lama di sini." Ajak Yaya berjalan menuju ke pintu yang sedikit terbuka tadi.

Gopal sudah menyusul ke luar kamar dengan Ying, meninggalkan Boboiboy di sana.

"Hei Fang," panggil Boboiboy, dia duduk di tepi ranjang dan mulai mengusap rambut Fang yang lembut, "cepatlah bangun. Semuanya menunggumu di luar sana. Kalau kau bangun nanti, aku belikan donat lobak merah sebanyak yang kamu suka. Aku janji."

Tidak ada respon, Fang masih tertidur dengan wajah manisnya.

Tanpa sadar Boboiboy meneteskan air matanya, yang membahasi pipi dan pelupuk mata kanan Fang, "Maafkan aku, gara-gara aku kau jadi seperti ini," kata Boboiboy seraya membenamkan wajahnya pada pundak Fang, "maafkan aku. Aku akan lakukan apapun asalkan kau bangun Fang. Semuanya mengkhawatirkanmu."

Di belakang sana, Yaya tidak kuasa menahan tangisnya melihat Boboiboy yang menangis. Dia menutupi mulut dan sebagian hidungnya dengan tangannya, berusaha tidak mengeluarkan suara dan mengganggu temannya yand bersedih di sana.

.

.

.

"Maafkan kami, Fang."

.

.

A/N :Haaa, asupan BoiFang menipis pake bgt. Dan saya datang dengan fanfic gaje lagi, dikit lagi.

Review, please?