Hey ya! Yuu kembali lagi dengan fic KuroFai dalam bahasa Indonesia! Nekat banget nih anak submit cerita beginian. Tapi keputusan saya sudah bulat! Saya mau publish cerita ini dalam bahasa Indonesia! Lagi capek menggunakan kapasitas cerebrum berlebih buat mentranslate tulisan ke dalam bahasa inggris.

Padahal masih punya utang multichapter yang belom selese. *sigh*

Yah, bagaimana pun juga, silakan nikmati cerita ini! Oya, cerita ini AU.

Warning: shonen-ai don't like don't read and all those blah blah blah, pemakaian bahasa yang amburadul nan proletar (hei, saya lagi suka kata ini, lagi kena dilentatis apalah itu).

Disclaimer: TRC bukan punyaku. Garis besar plot juga bukan punyaku, bisa tebak punya siapa? Cookies for you who correctly guess. *wink*


Game

By Phoebe Yuu

Prolog


Satu kebencian.


"Apa yang sebenarnya kau inginkan?" suara kasar menggumamkan nada kesal, cangkir kopi yang sudah berada dalam setengah perjalanan terpaksa kembali ke dalam dekapan meja kayu yang statis.

Bibir merah muda membentuk sebuah senyuman permanen, menciumi mesra uap hangat dari vanilla latté yang menari riang di udara. "Kau membencinya, kan?"

Mata sewarna rubi jernih menyipit curiga, mengilatkan pertimbangan akan pertanyaan tersebut. "Ya."

"Kalau begitu, itu bagus!" wajah pucat seketika berseri, menyebarkan semburat mawar kegembiraan di pipi seputih susu. Cengiran terentang untuk menunjukkan deretan gigi seputih mutiara. "Aku juga."


Untuk satu orang.


Alis hitam mencuat ke atas. "Kau juga?"

Sebuah anggukan yakin, helaian pirang pucat menari menyetujui. "Yap!"

Sebuah rengutan di dahi kecoklatan, pertanyaan tanpa suara untuk sebuah ketidakpercayaan. "Tapi bukankah dia...?"

"Ya, aku tahu," nada ringan mengkover keseriusan, terkungkung dalam keceriaan palsu. "Tapi aku juga... membencinya."


Berbeda tujuan.


"Tapi kenapa...?" kopi telak terlupakan, perhatian teralih pada figur ramping sesosok malaikat.

Sunyi menyukai ruangan.

Mata safir mengunci jawabannya, menantang rubi menjadi anak kunci untuk membuka kotak Pandora di balik binarnya. "Hal yang sama untukmu. Kenapa...?"

Sunyi mencintai ruangan.

Mata rubi juga mengunci jawabannya, mengancam safir menjadi anak kunci pembuka misteri di balik kilatnya. Tapi kristal safir menolak untuk menjadi kunci.

Dan sebagai persetujuan tanpa kata...

"Kita membencinya."


Menciptakan sebuah alur yang sangat berbahaya.


"Kelihatannya kau punya rencana mengenai hal itu," sebuah seringai melekatkan dirinya di wajah berkontur tegas.

"Sebuah rencana, tepatnya," senyuman melebarkan kekuasaannya. "Dan aku membutuhkan bantuanmu."

Bahu lebar dikedikkan. "Apa untungnya bagiku?"

Mata sewarna laut tersenyum, berbinar dengan usulan. "Harga yang pantas bagi dendammu, tentu saja."

Seringai bertambah lebar. "Kurasa aku akan menyukainya. Katakan."


Terlebih lagi... sebuah permainan.


Senyum berubah menjadi seringai, binar misterius mencuat ke permukaan lautan jernih iris. "Bagaimana kalau kita bermain sebuah permainan yang berbahaya, Tuan Glorious Lily?"

Seringai bangga terlihat. "Berbahaya adalah nama tengahku."

"Nama tengah yang bagus sekali, Tuan Berbahaya!" tawa berdering mengunci kesepakatan diantara dua kutub berlawanan yang menginginkan satu pencapaian yang sama.


Bisakah kita mulai permainan ini?

~To Be Continued~


Yuu's Note:

Yah... bagaimanapun saya akhirnya nekat publish cerita multichapter AU dengan genre suspense. Coba hitung berapa kenekatan yang saya buat! Tapi masih agak sangsi juga, sih. Makanya kalau untuk Prolog ini nggak ada setidaknya... TIGA orang yang dengan baik hati mau mereview cerita abal ini, saya dengan berat hati akan menyatakan fic ini akan langsung ditranslate ke dalam bahasa Inggris.

Kalau ada yang suka, review.

Kalau ada yang nggak suka, review. Tapi tolong gunakan kecerdasan Anda dalam mengejek karya saya. Saya suka diejek - yap, saya masokis dalam beberapa hal - tapi ejekan yang menunjukkan kemampuan integrasi cerebrum tingkat mendasar akan langsung mental dari kuping saya. Makanya tolong ngasih flame yang cerdas.

Setuju dengan perjanjian di atas?

Review