This part, all of Sungyeol POV
Aku menghabiskan sisa sarapanku, walau aku tidak berselera. Aku bangkit dari kursi dan mengelap sisa makanan di wajahku dengan serbet. Ku lihat hyung sangat sibuk mencuci piring dan aku membereskan piring di atas meja, lalu ku berikan pada hyung.
"Mau ku bantu hyung?" tanyaku sambil mengulung lengan seragamku.
"Tidak usah, kau berangkat saja,," kata hyung sambil memegang lenganku.
"Baiklah,," kataku kemudian.
"Sungyeol ah,,, maaf ya, hyung tidak bisa mengantarmu sekolah hari ini"
"Tidak apa. Aku mengerti. Lagian kalau hyung mengantarku sekolah, siapa yang menjaga toko… ya sudah aku berangkat ya hyung…"
"Ya, hati-hati…"
Aku menutup pintu. Tidak lama terdengar suara benturan dan ringisan dari dalam.
"Hyung.. kau baik-baik saja.."
"Ne, aku baik-baik saja… hanya terbentur lemari … kau tidak usah khawatir…"
"Baiklah.."
Di jalan
Baru setengah jalan aku sudah merasa lelah. Lalu ada suara kring kring sepeda dari belakang.
"Hey Choding, mau ku boncengi tidak?"
"Hey, lalu aku bagaimana ?" Tanya Hoya yang membonceng di belakang.
"Kau jalan saja. Lagian, tinggal sedikit lagi juga sampai kan ke sekolah" kata Woohyun yang bicara sambil berbisik-bisik.
"Sudahlah tidak apa-apa. Sebentar lagi juga sampai.." kataku yang merasa tidak enak pada Hoya.
"Sudah tidak apa-apa.."kata Woohyun sambil memegang tanganku. "Kau sudah kelihatan lelah… Hey Hoya, cepetan kau turun dari sepedaku.." dengan tatapannya yang tajam dan dengan patuhnya Hoya turun dari sepedanya. Woohyun membimbingku naik ke sepedanya. Sambil memeluk pinggangnya aku menoleh ke Hoya, dengan tatapan rasa bersalah. Tapi si Hoya enjoy aja dan ngajak -merayu- namja dan yeoja untuk jalan bareng ke sekolah.
Angin semilir menerpa wajah saat sepeda melaju. Tidak terasa aku sudah sampai di sekolah.
Di kelas
Jam pelajaran hari ini begitu melelahkan, apa karena semalaman aku maen game online ya? Rasanya mulut ini tak mau berhenti menguap.
Ting.. tong.. teng.. tong…
Bel tanda istirahat pun berbunyi.
"Hey Choding, ayo kita makan siang bareng, aku bawa bekal lho..!" kata Woohyun sambil mengeluarkan bekalnya.
Aku masih merebahkan diri diatas meja. Ngantuk.
"Hari ini aku lupa membawa bekal. Aku juga malas ke kantin. Ya sudah kau makan saja. Aku akan menemanimu makan,,,"kataku sambil melanjutkan tidur.
"Apa? kau lupa membawa bekal?" Tanya Woohyun tak percaya, "Bagaimana kalu kau sakit. Kenapa hari ini kau sampai lupa membawa bekal?" Dia mengatakannya denga cerewet sekali an aku sudah biasa mendengarkan ini darinya. Lalu ahirnya, "Ya sudah kau makan bekal punyaku. Kita bagi dua."
Tanpa pikir panjang aku langsung nyomot makanan Woohyun.
Bel masuk pun berbunyi.
*ah kelamaan, banyak cincong neh penulisnya. Bel mulu yang di urusin*
(Ok ok akan ku persingkat.
Intinya Sungyeol masih setengah tidur mpe mau pulang.)
"Choding, kita pulang bareng yuk?" ajak Woohyun.
Dari arah luar kelas Hoya datang. Aku dan Woohyun sekelas tapi Hoya beda kelas.
"Woohyun, kau sudah bolos latihan berapa lama? Ketua sudah marah-marah. Kalo kau tidak datang juga, kau akan di pecat sebagai anggota." Kata Hoya dengan gaya ngomong yang super duper cepat.
"Tapi aku akan pulang dengan Sungyeol…" rajuk Woohyun.
"Ayo cepat.." sambil narik tangan Woohyun dan melirik kearahku "Tidak apa kan kalau Woohyun aku bawa?"
Woohyun menatapku agar aku mencegahnya. "Tidak apa. Aku bisa kok pulang sendiri. Woohyun kau harus latihan." Kataku sambil mendorong Woohyun. Woohyun akhirnya ikut dengan Hoya.
Biar bagaimanapun Hoya teman yang baik bagi Woohyun dan aku suka menculiknya, jadi hanya ini yang bisa kulakukan untuknya.
Aku melewati jalan sedikit memutar, biasanya aku melewati pertokoan, hari ini jalan menyusuri sungai kecil, jalan yang sepi dari lalu lalang kendaraan. Sungainya sedikit menjorok ke bawah dari jalan.
Lalu aku melihat hal yang tidak menyenangkan. Aku melihat seorang anak di pukuli oleh empat orang yang berbadan sedikit besar darinya. Satu orang memukuli, dan sisanya memegangi tubuhnya agar tidak melawan. Aku ingin berteriak minta tolong, tapi tak ada yang lewat, salah-salah aku akan diapa-apakan oleh mereka. Terpaksa aku melakukan ini walaupun aku tak suka.
"HEY, ADA POLISIIIIII…."
Langsung anak-anak itu menghentikan kegiatannya dan lari terbirit-birit. Dasar bodoh, mana mungkin polisi lewat sini. Begitu anak-anak itu menjauh, aku langsung mendekati anak itu. Wajahnya terluka tapi tetep ganteng . Aroma darah tercium dari tubuhnya tapi samar-samar ada bau yang aku suka yaitu strawberry.
Aku langsung mengelap lukanya dengan saputangan * ya iyalah masa sapu ijuk* tapi dia langsung menolak.
"Untuk apa kau menolongku? Aku tidak perlu ditolong,," katanya lalu meninggalkanku sendirian.
Ini neh orang yang ga tau berterima kasih, udah ditolong nyolot.
Aku menaruh saputangannya di saku. Saat aku berdiri, aku melihat sebuah dompet di bawah kakiku dan aku membungkuk untuk memungutnya. Mungkin punya anak yang barusan, tapi saat aku mau memanggil anak itu, anak itu sudah hilang dari pandanganku.
Cepat sekali hilangnya, pikirku. Aku membuka dompet itu dan menarik tanda pengenalnya.
"Kim MyungSoo, SMU Myeong dong."
TBC...
eotteyo? kalau mau di lanjut, R n R ya... kalau tidak, ya ku hentikan saja sampai sini..
muahahahahahahaha...
