Yogen No Ko

Summary : Hidup di bawah kejaran penjahat dunia. Hidup di bawah tekanan kematian sang adik. Hidupnya hanya ingin damai. Hidupnya yang kurang akan kasih. Bagaikan Air dan Api. Yin dan Yang, dua unsur yang tak bisa bersama, namun ditakdirkan bersama.

Rate : M(ature)

Genre : Sci-Fi. Action. Romance.

Desclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Author : R.O.H ( Hanif-Hanafi )


Chapter 0 : Prolog ; That's Day.

" Tou-san... Kaa-san..."

Suaraku yang keluar cukup pelan itu sama sekali tak menghentikan doa yang tengah dipanjatkan oleh gadis di sampingku. Sebelumnya ia menaruh setangkai bunga di atas batu nisan itu, baru kemudian ia mulai berdoa.

Rambut indigonya sedikit bergerak karena terpaan angin. Aku tersenyum manis melihat dia telah selesai berdoa. Dia menatap kearahku dengan mengangkat sedikit kepalanya.

Ia memegang punggung tanganku dengan lembut. Mata lavendernya yang indah membuat semburat merah di pipiku. Indahnya, memang sangat indah, iris lavendernya seindah bunga lavender.

" Ayo."

Aku mengangguk sebagai jawabanku. Ia kemudian berjalan di depanku menuju jalan keluar dari pemakaman. Kakiku mulai melangkah, sempat aku menengok kebelakang. Tempat dimana ayah dan ibuku di baringkan.

" Tou-san, Kaa-san, terimakasih." Ucapku dengan di akhiri sebuah senyuman.

" Mou~ Naruto-kun ikou."

Aku berbalik menatap wajah cemberut dari gadis itu. Kawai, itu yang spontan ada dipikiranku. Wajahnya yang cemberut membuatnya terlihat begitu imut. Aku tertawa kecil dan berlari ringan kearahnya.

" Gomen, ikou Hinata-chan."

Aku menggenggam tangan mungilnya yang begitu lembut. Kami mulai berjalan bersama. Senyumnya yang selalu melekat di wajahnya membuatku begitu senang. 3 tahun telah berlalu dari kejadian itu.

" Naruto-kun."

Suaranya yang lembut memasuki indera pendengaranku, sontak aku mengalihkan direksiku kearah kanan agak kebawah.

Dia yang tahu ekspresi wajahku yang seperti berkata " Ada apa Hinata-chan?" menghentikan langkahnya. Secara otomatis akupun juga menghentikan langkahku.

Grep.

Tanpa aba-aba gadis itu memelukku dengan erat. Aku merasa sedikit terkejut namun kemudian aku juga membalas pelukannya. Namun pendengaranku mendapati sebuah isakan tangis dari arah belakang.

Aku mencoba melepas pelukan Hinata dan menatap wajahnya. Wajah cantik dengan kulit putih itu agak memerah di kedua matanya. Beberapa butir air juga mengalir di sana.

" Hinata, janganlah menangis."

Aku mencoba menenangkan Hinata namun ucapanku tampak begitu bodoh. Aku sangat bingung harus bagaimana sekarang. Lebih parahnya kami tengah berada di trotoar yang di penuhi akan pengguna jalan.

Dengan perasaan gelisah yang menghinggapi diriku aku menggerakkan jari telunjukku untuk menghapus air matanya.

" Tenanglah, semuanya baik- baik saja. Ada aku disini jangan khawatir."

Air matanya perlahan mulai berhenti mengaliir. Aku memegangi kedua pundak gadis itu.

" Hinata, aku akan selalu ada di sisimu, entah apa yang akan terjadi di kemudian hari tapi aku janji aku akan selalu bersamamu. Baik suka ataupun duka aku akan selalu disisimu jadi berhentilah menangis."

Bibirnya mulai sedikit terangkat. Ya, ia mulai tersenyum.

" Nah, kalau tersenyumkan Hinata-chan tampak cantik."

" Mou~ Naruto-kun berhenti menggodaku."

' 10 Oktober tanggal dimana aku dilahirkan, tanggal dimana aku kehilangan kedua orang tuaku, namun tanggal ini juga dimana aku melihatmu tersenyum untuk pertama kalinya. ' batinku seraya tersenyum sembari memandang senyum Hinata yang begitu menawan, akupun juga ikut tersenyum.

" Maaf Naruto-kun aku hanya teringat masa lalu."

" Tak apa. Jadi kita kemana Hinata-chan?"

" Kemanapun Naruto-kun pergi aku akan selalu mengikutimu."

Nada lembut yang ia keluarkan membuatku merasa sangat tenang. Entah bagaimana perasaanku sekarang, namun beginikah rasanya melihat seseorang yang kita sayangi tersenyum bahagia.

" Yosh, kita pergi ke kedai ramen paman Ichiraku."

Ucapku penuh semangat dengan telapak tangan kanan yang menggandeng tangan Hinata. Kami berdua kemudian berjalan kearah kedai ramen Ichiraku.

Hari- hari seperti ini tak pernah aku bayangkan sebelumnya. Kehidupanku yang semula datar dan tak berwarna berubah saat kedatangannya. Beragam warnapun mulai mewarnai hidupku. Aku bersyukur dapat bertemu dengan Hinata.

Hinata gadis yang semula pendiam dan tanpa emosi yang merubah hidupku. Entah bagaimana ceritanya saat pertama kali berjumpa dadaku terasa sangat hangat. Yah, itu semua dimulai 4 tahun yang lalu. Saat aku masih duduk dibangku kelas 2 SMA Seika.

Sekolah sihir paling terkenal di Kekaisaran Jepang dan merupakan sekolah sihir paling di segani di kelima negara.

4

Y

E

A

R

'

S

A

G

O


. . . To Be Continued . . .


Chap ini sebagai pembuka jadi jangan khawatir chap kedepan wordnya lebih banyak :v :v

Salam dari kami R.O.H semoga kalian penasaran dengan sedikit prolog ini :3 :3 Kritikan, saran, pendapat, pujian, pertanyaan, flame, dan segala uneg- uneg kalian tentang fic ini akan kami terima dengan senang hati. Jadi silahkan tulis apa saja yang kalian dapat setelah membaca prolog ini oke (y)

Jumpa lagi di chap 1 paling lambat hari Kamis, tgl 12 Mei deh :v