Rii: Yo~ Minna~! Saya kembali dengan fic baru setelah melaksanakan UN (^o^)

Len: Kembali sih kembali tapi kenapa nggak sama dengan 'Becouse The Movie' saja!

Rii: Itu karena data because the movie chapter 5 ato 6 ya, daku lupa, yang jelas data fanfic itu sama fanfic KH yang 'White Cinderella' last chapter ada di laptop, dan karena entah mengapa ntu laptop rusak belum dibawa ketempat service, jadi saya nggak bisa berbuat apa-apa ditambah lagi saya ngetik udah mau selesei! *jeduk-jedukinkepalaketembok*

Len: R-Rii sudahlah, yang penting sekarang jelasin tentang fic ini dulu…

Rii: Ini fic sequel dari 'My Heart Belong to You', dan aku nggak tahu akan sampai sepanjang apa yang jelas the end-nya kamu nikah aja sama Rin~

Len: Umm… kayaknya disini banyak selang selingnya, kayak tambahan keluarga ya **.

Rii: Berikan! *ambildiskripsinya* yang jelas disini akan muncul seseorang yang nggak bersangkutan denga Vocaloid~ hehehehe

Len: WTF!

Rii: Udah disclaimer, ini udah kepanjangan ngomongnya=="

Len: Rii doesn't own Vocaloid, she just own this idea of fiction and her own self.

*LxR*

Hold Me Forever

Chapter 01: New Home Teacher

Normal POV.

Suatu hari yang amat tentram di Vocaloid High School, anak-anak sedang asyik berbicang selagi bel masuk belum berbunyi. Seperti yang dikatakan pada kalimat sebelumnya tiga orang gadis disini juga sedang berbincang ria.

"Ah~ sayang sekali kita udah pulang ke Tokyo dari Kyoto," keluh Rin.

"Kenapa, Rin? Kok kamu gitu sih, bukannya disini enak bisa ketemu keluarga lagi?" tanya Luka.

"Enak? Enak darimana Luka-chan, dirumahku semua kakak-kakakku ribut menagihi oleh-olehnya, ya kecuali Lenka-neechan"

"Oh bilang saja kalau disana, kamu bisa menghabiskan momen-momen romantis berduaan sama Len disana," Teto tersenyum licik.

"Ugh! Apa—" "Mornin' sweethearts~" Len memutus omongan Rin dengan pelukan tiba-tiba dari belakang.

"Biasa ya, yang udah punya pacar mah," bisik Luka ama Teto.

"Luka-chan! Teto-chan!" teriak Rin jengkel sekaligus malu.

"Gomen Rin, gomen~!" ucap Teto.

"Ugh, padahal aku tahu kamu juga lagi PDKT ama cowo merah magenta kelas sebelah!" sahut Rin menekankan kata 'PDKT'.

"Sudahlah Rinny~, kamu nggak perlu semarah itu lagian bel sudah berbunyi kok," ucap Len membuat ketiga gadis itu menatapnya.

"Hah? Beneran Kagami-san?" tanya Luka, walau wajahnya agak kaget tapi masih saja ngeluarin death-glare.

"Kapan? Kok aku nggak dengar sih?" tanya Teto.

"Begitu juga aku," Rin menyetujui kedua pendapat temannya.

Belum sempat Len menjawab, pintu ruang kelas itu sudah dibuka oleh seorang guru yang tak lain dan tak bukan adalah Pak guru Delly-Welly diikuti oleh seorang gadis remaja pake kacamata berambut hitam diikat buntut kuda. Len langsung melepas pelukannya dari Rin dan berjalan menuju bangkunya begitu pula dengan Luka dan Teto.

"Pagi anak-anak," sapa Pak guru Dell.

"Pagi Pak," ucap anak-anak dalam kelas itu acuh tak acuh.

"Pada hari ini bapak perkenalkan guru seni rupa kalian yang baru," kata pak guru Dell selagi menuliskan nama guru tersebut di papan tulis dengan kapur.

"Hazukashi Rii desu, yorosh(i)ku minna," sapa gadis remaja berkacamata itu dengan senyum penuh maksud(?). "Mulai hari ini saya akan mengajarkan pelajaran seni rupa pada kalian, mohon bantuannya".

"B-baik Hazukashi-sensei!" jawab semua murid yang terkena 'fear' dari guru baru itu(?).

"Panggil aku Rii-sensei saja," pintanya dijawab dengan semua anggukan anak-anak.

"Kalau begitu saya akan pergi ke kelas lain dulu," pak guru Dell meninggalkan ruang kelas tersebut.

"Baiklah, mari kita mulai season pertama," Rii mengecheck daftar nama-nama siswa alias absen para siswa. "Nah, cari pasangan kalian dan kita akan menggambar wajah pasangan kalian masing-masing"

Semua anak-anak disana langsung ribut mencari pasangannya masing-masing.

"Kuharap kalian bisa tenang sedikit," ucapan itu membuat anak-anak disana jadi lebih tenang. "Dan kuharap kalian tidak salah mencari partner masing-masing"

"Eh, emangnya mengapa sensei?" tanya Gumi.

"Karena pasangan ini akan berlaku sampai kenaikan kelas, dan kalian tak bisa berganti, kusebut ini pasangan takdir~"

"EEEEEEEEHHHHHHHH!" teriak semua siswa.

Rin yang mendengarnya dengan cekatan menghampiri Len dan langsung menggenggam tangannya. Disisi lain Luka sudah berada disebelah Gakupo dan Teto disebelah Mikuo.

"Sepertinya semua sudah dapat pasangan takdir masing-masing, kalau begitu mari kita memulai saja pelajaran ini," ucap Rii melihat para siswanya telah ber-"lovely-dovely" dengan pasangannya. "Yak, kalian kerjakan tugas ini dirumah"

.

.

.

"NANI!" teriak semua murid disana.

"R-rii-sensei, anda bercandakan?" tanya Luka.

"Bukannya kau bilang kami akan menggambar pasangan kami masing-masing di sini?" tanya Defoko.

"Oh well~ kalau disini pasti wajah pasangan kalian akan jadi aneh-aneh, lagian kalo dirumah bisa full body, right?" jawab Rii dengn wink (?).

Para siswa laki-laki disana langsung mimisan kecuali Len, Rei, Taito.

"Jadi kalian bisa bebas hari ini"

"YEAH~!" sorak-sorai keluar dari mulut para siswa.

"Ngomong-ngomong, pak Dell lupa memberitahu kalau mulai hari ini juga aku bertugas sebagai wali kelas di kelas ini," ucap Rii dengan watadosnya.

Semua siswa menatapnya tidak percaya. Rin berjalan pelan menuj ke Rii. Dia menatapnya dengan mata anjing polos penuh harap. Tangannya menggenggam tangan Rii sekarang. "Apakah itu benar, Rii-sensei?" tanyanya innocently.

Rii mengangguk pasti, "Hem, dia bilang dia nggak kuat menangani kelas ini".

"HOREEE~!"

"Nah Rin-chan, kenapa kau tidak kembali kesana dan menikmati moment berdua ama Len-kun?" tanya Rii.

*LxR*

Rin POV

"Nah Rin-chan, kenapa kau tidak kembali kesana dan menikmati moment berdua ama Len-kun?" tanya Rii-sensei kepadaku.

Aku terkaget-kaget mendengarnya. Sejak kapan sensei ini tahu bahwa aku sudah pacaran dengan Len! Aku hanya bisa terbengong-bengong karena shock.

"Hallo? Rin-chan? Kau masih disana? Kalau kau tidak kesana sekarang aku akan mati ditatapi seperti itu oleh Len-kun," ucapnya menyadarkanku dari bengong.

"E-Eh?" aku membalikan badanku menatap Len.

Ya tepat, Len sedang memberikan death-glare kea rah kami atau lebih tepatnya hanya ke Rii-sensei. Hanya saja bukan hanya death-glare saja yang menyeramkan, tapi aura yang dipancarkannya sama seperti aura 'autis'-nya.

"Nah, kembalilah dan bicarakan soal pose apa yang akan kau perlihatkan untuk membuat tugas pertama," kata Rii-sensei yang membuatku blushing.

"Baiklah, sensei," aku meninggalkannya dengan menundukan wajahku dan berjalan kepada Len.

Len masih member death-glare kepada Rii-sensei. Aku memang nggak enak ngeliatnya, tapi kalau ngomongin tentang apa yang dikatakan sensei akan lebih memalukan.

"Rin, tadi apa yang dibilang sensei padamu?" tanya Len dingin.

"Um.. tentang tugas yang diberikannya," jawabku simple.

"Jelasnya?"

Aku menggigit bibirku… aku tak dapat menjawabnya, itu sangat memalukan! Aku memejamkan mataku, tiba-tiba saja aku merasakan tepukan tangan yang sangat lembut berlabuh di pundakku. Kubuka mataku dan melihat Rii-sensei memberikan wink (lagi) kepada kami berdua.

"Rin-chan bilang, dia ingin kau datang kerumahnya untuk mengerjakan tugas ini~" ucapnya berhasil membuat Len tak berkutip dan aku jawsdropped.

"B-benarkah Rin? Kau serius?"

"Dia juga bilang ingin mendiskusikan pose apa yang akan ditunjukannya kepada Len-kun~" Rii-sensei tersenyum licik.

Aku hanya bisa diam tak berkutip sama sekali. Kurasa wajahku sangat merah dan panas, begitu juga dengan wajah Len. Aku juga dapat merasakan teman-teman sekelas memperhatikan kami berdua.

"Nah diamlah dulu seperti itu," kudengar suara Rii-sensei dan aku mematuhinya.

"Ka. Ga. Mi. Len." Kudengar Luka menekan-nekan perkataannya dan suara Teto yang menahan Luka, serta bisikan-bisikan dari teman-teman lainnya.

"Yap, selesai kalian boleh melepas CIUMAN kalian sekarang," kata Rii-sensei menekankan kata 'CIUMAN'.

E-eeeeehk? Sejak kapan aku ciuman sama Len….. Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku sedang Len menutup mulutnya dengan siku-nya.

"Anak-anak, lebih baik sekarang kita bicarakan tentang kelas ini dan juga apa yang akan kita buat pada festival sekolah 2 minggu lagi," ucap Rii-sensei memngubah topic.

Aku sih merasa lega karena sudah bukan jadi pusat perhatian lagi. Tapi dalam sekejap aku dapat merasakan sebuat kertas kugenggam dengan erat. Aku menganggkat tanganku dan melihatnya, ternyata itu adalah doodle yang dibuat Rii-sensei yang merupakan diriku dan Len yang sedang berciuman!

"Jadi Rinney, apa hari ini jadi?"

Aku menatap Len heran karena pada kalimat yang baru saja ia ucapkan ada 2 kata jadi.. dan itu memusingkanku.

"Jadi apa Len?" tanyaku.

"Jadi maen kerumahmu 'kan?" tanya Len dengan polosnya.

"O-ok deh.."

Seutas senyum tertampar diwajah Len dengan mulusnya. Senyumannya begitu hangat dan lembut.

Entah mengapa jantungku jadi berdebar sangat kencang…

Doki-Doki~

.

.

.

TBC

*LxR*

Rii: Ya? Gimana?

Len: Ku'so! Kenapa malah diri lo yang muncul!

Rii: Karena lebih mudah untuk ngejailin kalian, karena disini Miku takkan bisa ngejailin kalian (baca 'My Heart Belong to You' dan kau akan tau alasannya). Kalo hanya Teto nggak akan mempan bukan?

Len: tch

Rii: Btw, karena kurasa skill-ku tidak improve dan bahkan aku merasa skill-ku mengetik fiction menjadi down gara-gara UN kek, UTAU kek, ARTWORK kek, mau dari apapun yang jelas gue minta FLAME! Yang bisa ngasih flame berikan padaku! Beritahu kesalahan yang selalu kubuat! (except buat typo and EYD and OOC, karena itu kewajaran).

Len: Ckckckck, dasor udah stress kali dikau!

Rii: Stress mah biarin aja, yang jelas aku mau improve skill! Jadi Read and FLAME please~