Chapter 1
Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Highschool DxD © Ichiei Ishibumi
Summary : Namikaze Naruto adalah anak bungsu dari Namikaze Minato yang merupakan direktur utama Namikaze Corp. Kepindahan Naruto ke Jepang membawa kebahagiaan bagi kakak perempuannya, tapi dibalik semua itu Minato menyimpan rahasia besar yang tidak bisa dipercayai oleh kalangan manusia biasa.
Genre : Adventure, Drama, Romance, Humor.
Warning : Typo, AbalAbal, AlurAcak-Acakan, Incest, MILF, Lime (Maybe), Lemon (Maybe), OC, OOC, OverpowerNaru!, AU!, MinaKushiAlive!,
Rate : M
Pair : (Naruto x ...)
"Don't Like Don't Read"
Happy Reading..
Chapter 1 : Complicated To Understand
"Hoaamm.."
Saat ini terlihat pemuda bersurai pirang jabrik namun agak panjang tengah berjalan santai dengan tampang malas, tapi entah mengapa mampu membuat merona para kaum hawa yang melihatnya.
Ia berjalan santai keluar dari Narita Airport, mengeluarkan handphonenya, ia menelpon seseorang yang katanya akan menjemput saat ia berada di Jepang.
"Halo Nee-chan, kau dimana ?"
"…"
"Ya jangan lama-lama"
"..."
"Iyaa iyaa, sudah cepat segera kemari"
"..."
"Kalau kau bicara terus-menerus kapan kau akan berangkat Baka Nee-chan!"
"..."
"Hoiii ! Apa maksudmu ? Aku kemari karena dipaksa Tou-san dan Kaa-chan!"
"..."
"Cepatlah NEE-CHAN!"
Tutt Tutt!
Saluran telepon itu diputus sepihak oleh pemuda bersurai pirang ini. Belum sampai 15 ia menginjakkan kakinya di Jepang, ia harus menahan emosi untuk menghadapi kakak perempuannya yang kelewat cerewet.
15 menit menunggu membuatnya merasakan beban berat di kelopak matanya. Ingin sekali ia duduk bersandar, namun keinginannya mungkin tak bisa terwujud karena semua tempat duduk di bandara ini tak memiliki sandaran.
Dalam hati ia merutuki kelakuan Tou-sannya yang tak memberi tahukan kakaknya bahwa ia akan pindah ke Jepang.
Greb
Chuuuup!
Saat ia sibuk bergelung dengan pikirannya, ia merasakan sebuah pelukan di punggungnya, sebuah benda kenyal seperti menekan punggungnya rapat. Apalagi ciuman di pipinya yang lama, ia sudah bisa menebak siapa pelaku semua itu.
"Hentikan tingkahmu itu Nee-chan, kau semakin mesum!"
"Aku hanya kangen padamu Naru"
Naruto Pov
Yoi, Aku dipaksa pindah ke Jepang, yaah tak buruk bagiku. Hanya saja kenapa Tou-san tak memberi tahukan Nee-chan bahwa aku pindah!
Huufft, Oke aku Namikaze Naruto, aku awalnya tinggal di Amerika bersama Kaa-chan dan Tou-san, tapi entah kenapa tiba-tiba Tou-san menyuruhku untuk pindah ke Jepang, katanya 'Kau harus menemani kakakmu Naruto, kasian dia sendiri di Jepang. Dan lagi dia sangat merindukanmu' Uhh Tou-san, kau tak tau saja aku juga sangat merindukan kakak perempuan paling cerewet ini.
Jujur memang aku sangat merindukan kakak perempuanku ini, surai merah halusnya, kulit putih mulusnya, wajahnya yang manis, dan yang paling ku rindukan adalah tingkah manjanya yang ia tujukan hanya kepadaku. Sebenarnya aku memang memiliki rasa untuk kakak perempuanku ini, bukan rasa seperti seorang saudara, melainkan rasa tertarik dengan lawan jenis. Mungkin saja aku mencintai kakakku, yaah aku memang buta dengan yang namanya cinta.
Mungkin jika diamati, orang tak akan percaya bahwa aku dan Kakak perempuanku ini adalah saudara kandung. Yaah aku Namikaze Naruto, surai pirang, mata Blue Saphire, kulit tan agak kecoklatan. Sedangkan kakakku, surai merah darah, kulit putih susu, kacamata merah senada dengan rambutnya. Tapi satu kemiripan yang kami miliki, Manik Blue Saphire, yaa itu menjadi ciri khas putra dan putri seorang Namikaze Minato.
Namikaze Minato, seorang pengusaha sukses sekaligus direktur utama Namikaze Corp. Perusahaan ini bergerak di bidang Teknologi dan Komunikasi. Kakakku pindah ke Jepang bukan tanpa alasan, ia disuruh Tou-san untuk mengambil alih perusahaan Namikaze cabang Jepang. Dan parahnya aku akan ikut mengalami hal-hal Merepotkan ini.
Oke ciri-ciri kakakku sudah ada di atas, jangan tanya lagi. Namikaze Karin, selisih 2 tahun denganku, saat ini Nee-chan berusia 20 tahun, dan aku 18 tahun.
Aku termasuk dekat dengan kakakku ini, ia kadang bisa manja, lembut, cuek, tegas, galak, menyebalkan, cengeng, dan yaah jangan diteruskan, Karin Nee seperti memiliki semua sifat seorang gadis yang merepotkan.
Oke fix, sepertinya aku akan menemukan hari-hari yang merepotkan di Jepang ini. Menyesuaikan diri, teman baru, lingkungan baru, Haahh Malasnya...
Naruto Pov End
Pemuda pirang yang diketahui bernama Naruto kini sedang bersama kakak perempuannya, Namikaze Karin. Ia memandang malas makanan didepannya, kata kakaknya makanan ini populer di Jepang. Odori Don, dari namanya saja sudah aneh, apalagi bentuknya. Naruto hanya menghela nafas melihat makanan didepannya, namun ia harus cengo dengan mulut melebar saat melihat kakaknya makan dengan lahap.
Odori Don adalah semacam sushi tapi terbuat dari gurita tanpa kepala, dengan kata lain hanya tentakel dan tubuhnya saja, dan mentah. Disajikan dengan berbagai saus, tapi kebanyakan menggunakan saus asin. Ditambah dengan adanya telur ikan salmon yang terlihat seperti mutiara orange transparan, Uhh amisnya nggak ketulungan.
Tak mau mengambil resiko dirinya akan muntah, Naruto memberikan makanannya kepada kakaknya. Ia kembali memesan makanan tapi kali ini agak normal, Kare dengan toping daging sapi krispi.
Uhh kenapa Jadi Lapaaaar -_-
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, saat ini Naruto baru saja selesai mandi. Ia hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya, menampilkan dada bidang, perut kotak-kotak, dan kedua lengan yang kekar. Beberapa tetesan air dari rambut yang turun ke tubuhnya menambah kesan seksi bagi kaum hawa yang melihatnya.
Melangkahkan kakinya menuju dapur di apartemen kakaknya, Naruto sejenak memandang punggung kakaknya yang saat ini tengah memasak. Mengalunkan lagu kesukaannya, suara Karin begitu merdu terdengar di telinga Naruto.
"Suaramu bagus Nee-chan" seru Naruto sambil meminum air dingin yang baru ia ambil dari kulkas.
Karin yang mendengar suara adiknya menolehkan kepalanya ke belakang. Tiba-tiba wajahnya terasa panas, nafasnya agak memburu saat melihat Naruto yang tengah bertelanjang dada sedang meminum air yang diambilnya di kulkas.
Entah kenapa Karin merasa ada sesuatu yang hangat di dadanya. Ia tersenyum sesaat melihat adiknya kini menjadi sosok pria yang tampan dan seksi.
"A-apa yang ka-kau la-lakukan Naru ?"
Karin merutuki kebodohannya saat membalas sapaan adiknya itu. Sifat gagap nya kembali muncul saat ia grogi melihat adiknya yang terlihat sangat seksi.
Naruto menaikkan sebelah alisnya saat mendengar ucapan kakaknya yang tergagap. Ia menyeringai dalam hati, 'Saatnya bermain dengan Nee-chan' batin Naruto.
Berjalan mendekati kakaknya, Naruto menampilkan senyum yang mengembang diwajah tampannya. Untuk Karin, jangan ditanya lagi, wajahnya memerah saat perlahan Naruto berjalan mendekat, apalagi senyum yang terlihat mencurigakan itu seakan menjadi senyum menakutkan bagi Karin.
"Kenapa kau grogi Nee-chan~" ucap Naruto mulai menggoda kakaknya.
"Na-naru.."
"Kau terlihat cantik malam ini Nee-chan~ " ucap Naruto membelai pipi kiri Karin.
"..."
Karin yang sedari tadi menutup matanya tak merasakan apapun, mencoba membuka mata, Karin dibuat bingung sekarang. Wajahnya kembali memerah, namun dalam artian yang berbeda dari sebelumnya. Asap mengepul keluar dari kepalanya, matanya memicing, dan tiba-tiba terdengar..
"NARUTOOOOO!"
Teriakan menggelar dari dapur, dengan jelas Naruto mendengar dari kamar saat ia mengganti pakaiannya. Tawa geli ia keluarkan saat mendengar kakaknya berteriak kesetanan karena kembali dikerjai oleh anak bungsu keluarga Namikaze ini.
Setelah itu hanya makan malam yang tenang dengan wajah Karin yang manyun, ditambah nada ketus saat ia berbicara. Naruto kembali memutar mata bosan melihat tingkah kakaknya ini.
Masuk waktu tidur, kini Naruto bersiap untuk tidur di sofa ruang tamu. Apartemen Karin ini hanya memiliki satu kamar tidur, jadi terpaksa ia harus tidur di sofa malam ini. Karin memang sengaja memilih apartemen ini karena ia sebelumnya hanya hidup sendiri di Jepang. Saat telah menutup matanya, Naruto samar-samar mendengar kakaknya memanggil namanya.
"Naru.."
"..."
Tak ada jawaban.
"..."
"NARUUU!"
Kembali teriakan Karin menggelar masuk Indra pendengaran Naruto. Segera mendudukkan tubuhnya, Naruto menatap kakaknya yang tadi berteriak.
"Apa Nee-chan ?"
"Ayo tidur!" Sebuah perempatan muncul di kening Naruto. Apa maksudnya mengganggu dirinya untuk mengajaknya tidur.
"Aku memang akan tidur tadi Nee-chan" balas Naruto.
"Bukan itu maksudku"
"Trus ?"
Bingung, yaa kata itu kini tepat berada dalam pikiran Naruto. Melebarkan matanya, ia sadar apa maksud kakaknya.
"Tidurlah bersamaku Naru -"
"- aku tak mau kau sakit punggung saat bangun besok, Apalagi kau akan sekolah besok"
Oke kini Naruto tau pikirannya tak salah lagi, tapi ranjangnya hanya ada satu. Apa Karin mengajaknya tidur satu ranjang ?!
"Tapi ra-ranjang nya hanya sa-satu Nee-chan"
Hohoho saat ini giliran Karin yang menyeringai melihat tingkah Naruto yang satu ini. Tertawa dalam hati, Karin mendatangi Naruto dan menariknya untuk masuk kedalam kamarnya.
Cekleek..
Pintu kamar akhirnya dikunci oleh Karin. Menuntun Naruto tidur di ranjang, Karin membaringkan Naruto di sisi ranjang. Kemudian ia melangkah ke sisi ranjang lainnya, dan masuk selimut dan memposisikan dirinya menghadap Naruto.
Tanpa Naruto sadari Karin menyeringai, "Naruuuhh aku kedinginan~"
Ucapan Karin kali ini lebih mirip desahan erotis yang bisa saja membangunkan sesuatu yang berbahaya. Naruto yang mendengar ucapan Karin berusaha sekuat tenaga untuk tidak menerkam Karin saat ini.
Tanpa aba-aba, Karin merapatkan tubuhnya, kini ia mulai membelakangi Naruto. Tubuhnya ia rapat kan di dada bidang Naruto. Kemudian Karin menuntun tangan Naruto untuk memeluk perutnya, memberikan kehangatan bagi keduanya. Tanpa melihat Naruto, Karin bergumam..
"Oyasumi Naru.."
Belum ada balasan..
.
.
.
Masih belum ada balasan..
Tapi tiba-tiba pelukan Naruto menjadi lebih erat. Naruto mendekatkan wajahnya ke telinga Karin, "Oyasumi Tsundere Nee-chan~"
'Cup'
Senyum menghiasi wajah keduanya, mengantarkan mereka ke dunia mimpi. Tapi saat belum benar-benar tertidur, Karin mendengar suara Naruto yang membuatnya semakin bahagia.
"Aishiteru Nee-chan" gumam Naruto diambang kesadarannya, entah bermimpi atau masih terjaga.
Senyuman kembali tercetak diwajah cantik Karin, "Baka Hihihi, Aishiteru mo Baka Ototo"
Karin yang menyangka Naruto tertidur akhirnya ikut memejamkan mata dan akhirnya larut dalam dunia mimpi.
Namun setelah terdengar suara Karin mendengkur halus, Naruto membuka matanya. Segaris senyum kini Terpampang di wajah putra bungsu direktur Namikaze Corp ini.
"Aishiteru, Hontoni Aishiteru Karin-chan"
Hingga akhirnya Naruto ikut menyusul Karin ke dunia mimpi.
Sinar mentari mulai menyusup masuk ke kamar apartemen Karin melalui jendela yang memang tak dipasang gorden. Membuka matanya, Karin tersenyum. Pagi ini adalah pagi yang hangat untuk Karin, hari dimana ia terbangun dan langsung disuguhi wajah tampan adiknya yang masih terlelap.
Jika di hari-hari biasanya ia hanya menatap guling saat bangun tidur, kini ia menatap wajah Naruto yang menunjukkan ekspresi damai dan tenang. Terus menatap.. Terus... Terus... Karin akhirnya tak mampu menahan diri lagi saat melihat bibir tipis Naruto. Tanpa sadar ia memajukan wajahnya, kulit wajah bersentuhan, Bibir mulai berdekatan..
5cm
4cm
3cm
2cm
1cm
'Cup'
Akhirnya kedua bibir itu menyatu, Karin memejamkan matanya, mulai melumat bibir adiknya lembut.
Merasa bibirnya bergerak sendiri, Naruto membuka matanya dan langsung melebar seketika. Namikaze Karin, kakak kandungnya kini menciumnya telat di bibir.
Menekan tengkuk Karin, Naruto mengunci penuh pergerakan kepala Karin. Naruto mulai membalas ciuman kakaknya, membuat Karin terbelalak segera menghentikan ciumannya itu.
"Na-naru.." tanya Karin merasa bersalah.
"Kenapa kau menciumku Nee-chan ?" tanya Naruto memandang Karin penuh arti. Karin yang mendengar pertanyaan Naruto hanya terdiam, ia tak mampu membuka mulutnya untuk menjawab, seakan bibirnya itu lumpuh sementara karena efek ciuman.
Naruto yang tak kunjung mendengar jawaban Karin kini pandangannya mulai berbeda seakan menabung rasa kecewa dihatinya.
Tersenyum kecut, Naruto beranjak dari ranjang menuju kamar mandi meninggalkan Karin tanpa sepatah katapun terucap dari bibir Naruto.
Setelah Naruto keluar kamar, Karin mengumpat dalam hati. Tadi itu adalah kesempatan yang Naruto buka untuk menyampaikan perasaannya selama ini. Namun ia hanya diam seakan tak pernah ada pertanyaan itu sebelumnya. Dalam keadaan mood yang buruk Karin keluar kamar menuju ke dapur untuk memasak sarapan untuk Naruto
Setelah mandi dan memakai seragam yang telah disiapkan oleh kakaknya, Naruto menuju dapur untuk menemui kakaknya.
"Ohayou Nee-chan"
Karin yang mendengar sapaan dari Naruto membalikkan badan dan tersenyum canggung karena masih terus memikirkan kejadian saat dikamar tadi.
"O-ohayou Na-naru.." Karin kembali mengumpat dalam hati, bisa-bisanya ia malah gugup saat ini.
"Kau kenapa Nee-chan ?" tanya Naruto.
Namun tak ada balasan dari Karin, Naruto hanya mengangkat bahu mencoba bersikap biasa-biasa saja.
Setelah sarapan Naruto memakai sepatu dan bersiap untuk berangkat ke sekolah barunya. Tapi sebelum berangkat Naruto mencari kakaknya, menemukan kakaknya sedang melamun ia hanya bisa menghela nafas.
"Kau kenapa Nee-chan ?"
"..."
Karin tak menjawab, tak melirik kearah Naruto sedikitpun.
Naruto yang memandang Karin masih terdiam kembali menghela nafas, ia tarik tangan kakaknya, dan membawanya ke ruang tengah apartemen. Tak ada penolakan dari Karin, saat sampai diruang tengah, Karin akan menyampaikan sesuatu namun Naruto menahan bibir Karin dengan jari telunjuknya.
"Kita bicarakan setelah aku pulang Nee-chan, Yasudah aku berangkat dulu Nee-chan" ucap Naruto diakhiri senyuman.
'Cup'
Tiba-tiba Naruto mencium pipi Karin, tanpa menunggu respon kakaknya, Naruto berangkat keluar apartemen, "Ittekimasu".
Karin masih terdiam, tangannya menyentuh pipi sebelah kirinya yang tadi dicium Naruto. Wajahnya memerah, "Itterasshai" gumam Karin dengan senyum diwajahnya.
"Aishiteru Ototo" gumam Karin lagi.
Saat ini Naruto tengah berada di gerbang sekolah barunya, ia memandang sejenak Gapura sekolahnya yang bertuliskan 'Kuoh Akademi'.
'Hmmmm, cari ruang kepala sekolah untuk melapor' batin Naruto.
Berjalan dalam diam, ia bisa mendengar beberapa pekikan histeris dari beberapa makhluk yang disebut perempuan. Ia memandang ngeri murid perempuan yang kini menatapnya dengan tatapan penuh cinta. Ia mempercepat langkahnya mencari ruang kepala sekolah untuk menghindari tatapan mengerikan murid perempuan yang kini makin banyak menatapnya.
Mulai bingung tak kunjung menemukan ruang kepala sekolah, Naruto akhir bertanya salah kepada salah satu murid perempuan yang ia temui.
"Sumimase, bolehkah saya bertanya" ucap Naruto sopan kepada gadis didepannya.
Mendengar suara dibelakangnya, gadis itu menoleh ke sumber suara yang terdengar asing di telinganya. Saat melihat siapa pemilik suara, pipi gadis itu menampilkan semburat merah tipis.
"Ah i-iyaa ada yang dibantu ?" jawab gadis itu kikuk.
Naruto yang mendengar kosakata bahasa yang tak sinkron hanya menaikkan sebelah alisnya, kemudian ia kembali bertanya.
"Saya murid baru disini, tepatnya pindahan. Ruang kepala sekolah ada dimana ya ?" tanya Naruto sopan diiringi senyum.
"Ooh kau murid baru yaa, pantas saja aku tak pernah melihatmu Ano.. err... ?"
Naruto yang mendengar nada menggantung kemudian teringat ia belum memperkenalkan dirinya.
"Maaf sebelumnya, saya Namikaze Naruto salam kenal" ucap Naruto sambil mengulurkan tangannya.
"Saya Tsubaki Shinra, Salam kenal Namikaze-kun" jawab gadis tadi yang bernama Tsubaki Shinra sambil membalas jabat tangan Naruto.
"Mari kuantar Namika-.."
"Naruto saja Shinra-san"
Ucapan Tsubaki dipotong Naruto cepat membahas masalah panggilan nama.
"Uhmm, baik. Panggil aku Tsubaki Na-naruto-kun" jawab Tsubaki tergagap.
Kembali Naruto menaikkan sebelah alisnya melihat respon gadis cantik didepannya ini. 'Jika diperhatikan gadis ini cantik juga, rambut hitam panjang se pinggang, Manik coklatnya ditutupi oleh kacamata berframe hitam. Tingginya hanya seleherku. Tubuh proporsional, dan dada nya... WHAAATT!' batin Naruto yang menyadari pikiran nistanya.
Setelah sampai di kantor kepala sekolah, Naruto kembali diantar Tsubaki ke kelasnya yang sekaligus kelas Tsubaki sendiri, jadi mereka menempati kelas yang sama 12-A.
'Uwaaa, sekelas dengan Naruto-kun!' jerit Tsubaki kegirangan dalam hati.
Tok Tok Tok!
"Masuk"
"Sumimase Sensei, saya diperintahkan kepala sekolah mengantarkan murid pindahan" ucap Tsubaki setelah membungkuk sopan. kepada Sensei nya.
"Ha'i terimakasih Shinra-san, kau boleh kembali ketempat mu" balas Sensei.
"Yang diluar silahkan masuk" lanjut Sensei mempersilakan Naruto masuk.
"Baiklah silahkan memperkenalkan diri nak" ucap Sensei saat Naruto sudah membuka pintu.
Pandangan kini fokus kepada Naruto, murid perempuan kini menatap Naruto dengan mata berbinar.
"Perkenalan saya Namikaze Naruto, pindahan dari Amerika. Mohon bantuannya" perkenalan Naruto yang diakhiri senyuman.
'Sialll!' batin Naruto mengumpat.
Bagaimana tidak, saat ini keadaan kelas makin tak karuan. Ada siswi yang pingsan, ada yang meneteskan darah dari hidungnya, ada yang kejang-kejang, dan yang terakhir ini agak frontal..
"Uhh Naruto-kun seksiihh~" ucap salah satu murid perempuan yang lebih mirip desahan erotis.
"Kyyaaa Naruto-kun kereenn!"
"Jadilah pacarku Naruto-kun!"
Naruto merinding melihat respon teman sekelasnya yang mayoritas perempuan. Tapi ia sempat melihat respon yang wajar dari beberapa murid, salah satunya Tsubaki Shinra, murid yang mengantarkannya ke ruang kepala sekolah.
"Baiklah, 1 pertanyaan untuk Namikaze-kun. Kenapa kau fasih berbahasa Jepang Namikaze-kun ?" tanya Sensei penasaran.
"Itu karena ibu saya orang Jepang asli Sensei, dan juga di Akademi saya dulu diwajibkan menguasai minimal 3 bahasa asing selain Inggris" jawab Naruto sopan kepada Sensei nya.
"Hmmm, mengejutkan. Baiklah Namikaze-kun silahkan duduk di bangku kosong sebelah Himejima-san. Untuk Himejima-san silahkan angkat tanganmu"
Setelah Naruto menangkap seorang gadis bersurai dark blue yang mengangkat tangan, membungkuk sejenak kepada Sensei nya Naruto duduk yang telah ditentukan Senseinya.
"Ha'i Namikaze-kun, Aku Akeno Himejima. Salam kenal"
Naruto yang baru saja duduk dikejutkan suara merdu gadis disebelahnya yang memperkenalkan diri. Membalas jabat tangan gadis bernama Akeno itu, Naruto juga memperkenalkan dirinya. "Naruto Namikaze, Salam kenal juga Himejima-san" balas Naruto tersenyum.
Blusssh
"Ufufufufu, panggil saja Akeno Namikaze-kun~" balas Akeno dengan nada yang terdengar aneh bagi Naruto.
"Ah! Panggil saja Naruto Akeno-san" balas Naruto.
Hari pertama disekolah baru, membuat Naruto mendesah lelah. Saat Istirahat hampir setiap bertemu murid perempuan ia selalu dihujani banyak pertanyaan tak penting seperti,
'Apa kau sudah makan Naruto-kun ?'
'Apakah Naruto-kun punya pacar ?'
'Tanggal berapa Naruto-kun berulang tahun ?'
'Makanan kesukaan Naruto-kun apa ?'
Yaah beberapa lagi banyak yang lebih frontal. Naruto akui memang dirinya menarik, surai pirang agak panjang, wajah cukup tampan, kulit tan eksotis, dada bidang, tubuh tinggi tegap dan atletis, tali Naruto tak pernah menyangka akan seperti ini jadinya.
'Tampan tak selalu menguntungkan' batin Naruto dengan narsisnya.
"Padahal baru hari pertama, Haaaahh" desah Naruto.
Entah kenapa ia kembali mengingat kakak perempuannya, Namikaze Karin. Ingin rasanya ia berteriak 'I LOVE YOU NEE-CHAN!' dan jika itu ia lakukan, maka besok mungkin ia akan banyak tampil di layar televisi. Yaa Nee-chan memang mulai terkenal saat 1 tahun lalu mengambil alih kepemimpinan Namikaze Corp cabang Jepang.
Merasakan hembusan angin yang seakan membelai wajah dan tubuhnya, Naruto merasa sangat nyaman berada di atap sekolah ini. Yaa Naruto tak sengaja menemukan tangga yang menuju atap sekolah, saat para Fansgirl dadakan Naruto mengejar Naruto layaknya copet.
Selesai sudah hari pertama Naruto di Kuoh Akademi saat bel tanda jam pelajaran terakhir telah usai. Ia mendadak menjadi salah satu murid populer karena ketampanan, kesopanan, dan sikap ramah yang ia miliki.
Naruto yang kini berjalan keluar kelas di hadang 2 sosok perempuan, salah satunya adalah teman sebangku yang ia kenal dengan nama Akeno Himejima. Tapi sosok disebelah Akeno mengingatkan Naruto dengan kakaknya, surai merah, tubuh proposional, kulit putih susu, sungguh mirip dengan ciri-ciri kakaknya, Namikaze Karin. Tapi satu yang selalu menjadi pertanyaan di kepala pirang Naruto, 'Akeno-san dan gadis tomat ini kenapa bisa memiliki payudara yang menggoda' batin Naruto yang tak sengaja membandingkan payudara gadis tomat itu dengan Akeno.
"Ada apa Akeno-san ? Apakah kau ada perlu denganku ?" tanya Naruto sopan.
Akeno yang ditanya hanya tersenyum dan menggeleng, lalu Naruto mengalihkan pandangannya kearah gadis tomat didepannya. "Maaf apa kau ada perlu denganku ?" tanya Naruto lagi sambil memandang gadis tomat itu intens.
"Maaf perkenalkan namaku Rias Gremory, Salam kenal" ucap gadis tomat yang ternyata memiliki nama Rias Gremory.
"Ah iyaa aku Naruto Namikaze, kita sekelas bukan Gremory-san ?" tanya Naruto yang merasa bahwa Rias ini sekelas dengannya.
"Cukup Rias saja Namikaze-san, dan yaa kau benar kita sekelas"
"Kalau begitu panggil aku Naruto saja Rias-san. Dan ada keperluan apa perempuan secantik dirimu dengan siswa baru sepertiku ?" jawab Naruto sekaligus menanyakan keperluan Rias.
Akeno yang berada disamping Rias harus menahan emosi karena seperti diabaikan oleh Naruto dan Rias. "Hey kalian tak melupakanku kan ?" tanya Akeno dengan perempatan siku di keningnya.
"Ah Hahaha Maafkan aku Akeno-san aku terbawa suasana, jadi ada keperluan apa kalian menemuiku ?" tanya Naruto dengan nada kikuk saat disinggung Akeno.
Rias yang sebelumnya dipuji 'Cantik' oleh Naruto wajahnya memerah, ia sampai hilang fokus saat bersama Naruto. Tujuannya kali ini hanya mengajak Naruto bergabung dengan klub penelitian makhluk gaib, yang kebetulan Rias sendiri yang menjadi ketuanya.
Akeno yang disebelah Rias tersenyum misterius saat Rias kini hanya terpaku memandang Naruto. Mengerti dengan pandangan mata Rias yang seperti terpesona, Akeno mulai angkat suara.
"Maaf Naruto-kun, kami kemari untuk mengundangmu datang ke klub kami untuk yang ketuanya adalah Rias" jawab Akeno lalu menyenggol lengan kiri Rias.
"Ehh.. Maukah ka-kau la-lakukan i-itu ?" tanya Rias spontan dengan wajah memerah. Akeno yang mendengar ucapan Rias cengo, 'Apa maksudmu Rias ?' pikir Akeno.
"Melakukan apa Rias-san ?" tanya Naruto masih bingung.
"Ah ma-maksudku mau kah kau mampir ke ruang klub ku ?" tanya Rias yang mulai menguasai emosinya, ia merutuki kelakuannya didepan murid pindahan ini. Baru kali ini Rias menjadi kikuk dan tergagap saat bicara dengan seseorang.
"Oh klub ya ? Tapi maaf saat ini aku ada sesuatu yang harus segera dikerjakan, mungkin lain kali aku bisa mampir" jawab Naruto.
"Ohh Baiklah tak apa, kami tunggu kedatanganmu Naruto-kun!" jawab Akeno.
"Oke, kalau begitu aku permisi dulu Akeno-san, Rias-san" balas Naruto berpamitan melangkah meninggalkan kedua gadis terpopuler di Kuoh Akademi itu.
Setelah kepergian Naruto, Akeno dan Rias segera berjalan menuju ruang klub penelitian makhluk gaib. Disaat perjalanan mereka berbincang mengenai suatu aura yang berasal dari tubuh Naruto.
"Akeno Apa kau merasakan aura yang Naruto keluarkan ?" tanya Rias.
"Ha'i Buchou, samar-samar aku juga merasakan aura yang sangat pekat seperti aura iblis, tapi itu ditutupi oleh aura manusia Naruto-kun" jawab Akeno.
"Aku bingung apakah Naruto itu-Hey sejak kapan kau memanggil Naruto dengan suffix-kun ?" tanya Rias yang awalnya membahas aura Naruto namun mendelik kearah Akeno setelah sadar dengan panggilan Akeno ke Naruto.
"Ara araa.. Apa kau cemburu Buchou ? Naruto-kun masih belum jadi kepemilikan siapapun lhoo~ Ufufufufu~" jawab Akeno malah memanas-manasi Rias.
"Ce-cemburu u-untuk a-apaa ?" balas Rias tergagap langsung melangkah mendahului Akeno.
"Ufufufufu~ Seorang Ruin Princes kini tergagap hee~?" kembali Akeno menggoda sahabatnya itu.
Saat ini Naruto sedang berada di dapur apartemen kakaknya, sebelum pulang ia mampir ke supermarket untuk membeli persediaan makanan yang menipis, apalagi kini penghuni apartemen bertambah dengan kepindahannya ke Jepang. Setelah selesai menata makanan di kulkas, Naruto bergegas untuk mandi karena merasa gerah setelah pulang sekolah dan waktu juga menunjukkan sudah sore menjelang malam.
Butuh 15 menit untuk Naruto menyelesaikan urusannya di kamar mandi. Setelah itu ia memakai pakaian santai sembari menunggu kakaknya pulang dari kantor.
Bingung tak ada yang bisa ia kerjakan, Naruto memutuskan untuk memasak makan malam hingga kakaknya bisa langsung mandi, makan, dan Istirahat saat sampai di apartemen. Melangkahkan kakinya menuju dapur, Naruto membuka kulkas melihat bahan makanan yang mungkin bisa ia gunakan.
'Jamur, telur, daging sapi, hmmm membuat Tonkatsu, Gyudon, dan Enoki seperti enak. Apalagi sepertinya akan hujan sebentar lagi' pikir Naruto yang memikirkan masakan yang lezat saat udara dingin.
Dengan bantuan Smartphone, Naruto mencari resep untuk ketiga masakan yang akan dibuatnya itu. Selesai mencatat resep dan cara memasak, Naruto bergegas menyiapkan bahan masakan dan peralatan masaknya.
"Yooossh, Chef Namikaze Naruto siap bertugas" ucap Naruto semangat.
20 menit berlalu kini Enoki dan Gyudon sudah selesai dan rasanya tak mengecewakan. Enoki adalah sup jamur dengan kuah kaldu, sedangkan Gyudon adalah daging sapi yang dimasak tongseng pedas dengan tambahan beberapa sayur. Membersihkan beberapa bahan masakan yang berserakan, Naruto menyiapkan bahan-bahan untuk makanan terakhir nya, yaitu Tonkatsu.
Tonkatsu sendiri sebenarnya menggunakan daging babi sebagai bahan utamanya, namun karena Naruto tak seberapa menyukai rasa daging babi yang terlalu berlemak. Jadi untuk masakan terakhir ini Naruto mengganti daging babi dengan daging sapi. Tonkatsu adalah daging yang dilumuri dengan tepung panir, dan digoreng krispi.
Saat sedang memanaskan minyak Naruto mendengar suara pintu yang dibuka, dan suara kakaknya yang menggelar.
"Tadaima Naruuu!"
"Okaeri Nee-chan!"
Karin yang mendengar suara Naruto dari arah dapur langsung membuka sepatunya dan melangkahkan kakinya menuju dapur.
"Wah wah waaah, kau memasak Naru ?" tanya Karin saat melihat adik laki-lakinya itu sedang sibuk memasak.
"Tidak Nee-chan, Aku sedang merakit bom" jawab Naruto ketus.
"Teheee jangan ngambek Naru, aku kan cuma tanya" balas Karin cengengesan.
"Yasudah ayo aku bantu!" lanjut Karin sambil melipat bagian lengan kemejanya.
Setelah menyelesaikan masakan ketiga, Karin kemudian mandi untuk membersihkan keringat yang lengket ditubuhnya. Sedangkan Naruto menghangatkan Gyudon dan Enoki untuk makan malam, dan menyiapkan semuanya di meja makan.
Tak lama menunggu akhirnya Karin keluar kamar dengan menggunakan hot pants dan tanktop tipis berwarna merah yang senada dengan warna rambutnya. "Maaf membuatmu menunggu Naru" ucap Karin dengan senyum cerianya.
Naruto yang melihat penampilan Karin meneguk ludah kasar, kakaknya itu terlihat ehm sangat seksi. Kaki jenjang putih mulus terekspos sampai 20 Senti diatas lutut, ditambah tanktop tipis tanpa lengan Uhh sungguh mampu meruntuhkan pertahanan Naruto. Tanpa sadar Naruto terus memperhatikan Karin dengan rona merah menghiasi pipinya.
Karin yang melihat Naruto memandangnya tanpa berkedip dan sedikit rona merah di pipinya membuat Karin menyeringai.
Pikirkan kotor mulai hinggap memenuhi kepala Naruto, khayalan kakaknya telanjang dan tersenyum menggoda semakin terlihat jelas sebelum sebuah suara menyadarkannya dari khayalan mesumnya.
"Hmm kau sedang memandangi apa Naru~ ?"
Suara itu terdengar merdu, saat ini kakaknya berdiri menyilangkan tangannya dibawah dada. "Ehh Ne-nee-chan ? Sedang apa kau disitu ?" tanya Naruto tiba-tiba.
Karin yang ditanya hanya mendesah pelan, "Ya memangnya apa yang dilakukan orang-orang di meja makan ?" bukan menjawab Karin malah balik tanya kepada Naruto.
Naruto yang kini sudah mencerna perkataan Karin hanya mampu mengumpat, merutuki kebodohannya saat ini.
"Yasudah ayo lekas makan, aku sudah lapar. Tapi nanti aku ingin berbicara serius denganmu" lanjut Karin dengan suara yang tegas.
30 menit dihabiskan untuk makan malam yang tenang antara Naruto dan Karin. Setelah selesai dengan makan malam dan membereskan semua, Karin mengajak Naruto ke kamarnya yang sekaligus kamar mereka berdua. Saling menyandar di ranjang Karin memulai pembicaraan.
"Hey Naru kau belajar masak dimana ? masakan tadi sungguh enak"
"Ahhahaha aku sebenarnya lihat di internet resep dan cara memasaknya tadi Nee-chan"
Perbincangan berlanjut dengan pembahasan yang tak terlalu penting, seperti 'Bagaimana hari pertama sekolah ?' 'Keseharian saat masih di Amerika ?' 'Apa kau punya pacar ?' yah tak begitu penting untuk dijelaskan. Hingga Karin tiba-tiba menggenggam tangan Naruto, matanya fokus menatap Blue Saphire jernih milik adiknya.
Naruto yang ditatap Karin seperti itu mulai merasa tak enak hati, suasana canggung kental terasa untuk Naruto. Kemudian ia memberanikan diri menatap tepat ke manik biru samudra kakaknya.
Masih bertahan dengan posisi itu, keduanya tak bergeming, saling memandang dan ekspresi perlahan berubah dari keduanya.
"Apakah kau mencintaiku Naru ? jawab dengan menatap mataku Naru!" ucap Karin memecah keheningan sambil terus memandangi kedua mata Naruto.
Naruto Pov
Gilaa kenapa aku tak bisa berpaling dari Karin-nee, ap ini yang dinamakan cinta.
"Apakah kau mencintaiku Naru ? jawab dengan menatap mataku Naru!"
Tiba-tiba Karin-nee menanyakan hal yang paling aku hindari. Ingin sekali aku mengatakan "Aku mencintaimu Nee-chan!" tapi ini hal yang tabu dan akan berakibat buruk untuk keluarga Namikaze
Tapi.. Sangat sulit untuk berkata tidak, Kenapa kau menanyakan hal itu sekarang Nee-chan...
Kami-sama kenapa kau permainkan perasaanku seperti ini..
Tapi mungkinkah..
Yakinkan tekadmu Naruto! Yakinkan dirimu!
"Nee-chan.."
Tekadku sudah bulat..
Naruto Pov End
Satu menit berlalu Naruto belum menjawab, tapi tak lama setelah itu suara serak memasuki gendang telinga Karin.
"Nee-chan.."
Karin tak mau tau apa yang nantinya terjadi antara dirinya dan Naruto. Yang ia mau saat ini hanya perasaan Naruto yang sesungguhnya, Karin sudah tak mampu menutupi lagi perasaannya, rasa cintanya kepada Naruto. Bukan cinta seorang Kakak kepada adiknya, tapi cinta sebagai seorang wanita kepada lawan jenisnya.
"Nee-chan Aku.."
Suara Naruto bergetar, ia menundukkan kepalanya memutus kontak mata dengan kakaknya, menggigit bibir bawahnya menahan perasaannya selama ini. Malu, sedih, senang, rindu, dan takut, semua bercampur aduk saat ini.
Naruto malu mengakui bahwa ia memang mencintai kakaknya.
Ia sedih karena baru sekarang ia menyadarinya.
Ia senang karena akan mengatakan semuanya tak peduli hasilnya.
Ia rindu dengan kebersamaannya dengan Karin, dan...
Ia takut Karin akan menjauhinya saat kakaknya itu tau kebenarannya.
Karin tak bergeming, ia setia menanti jawaban yang akan diberikan adiknya ini. Tapi saat melihat adiknya begitu tertekan, Karin merasa ada sesuatu yang besar menghalanginya untuk menggapai Naruto. Dengan tekad kuat Karin memutuskan untuk..
"Aishiteru Naru.."
'DEG'
'Aishiteru Naru'
'DEG'
Ucapan Karin terngiang di kepala Naruto, seperti kaset rusak, kata-kata itu terus berputar berulang-ulang.
"Nee-chan aku.."
.
.
.
.
.
.
.
.
T
B
C
.
.
.
.
.
Catatan Author ^_^
Yoo akhirnya selesai, FF ini adalah hasil remake dari FF Author Namikaze Ichie yang awalnya berjudul "My Troubled Life"
Ini permintaan langsung dari Author Namikaze Ichie, jadi terpaksa saya remake.
Disini saya nggak memasukkan Chara kaum Shinobi, tapi untuk kekuatan Naruto dan yang lain saya mengambil beberapa kemampuan asli Chara.
Mungkin Naruto nggak bakal pake kekuatannya (Belum Bangkit) dalam beberapa chapter, tapi untuk pertarungan bisa menggunakan bela diri.
Untuk masalah pair saya pastikan dalam Fic ini Harem Pair, dan list yang pasti sudah 4 pair. Jika reader-san ingin menambah list Harem Naruto, bisa disampaikan lewat review, bisa Chara Naruto, atau Chara DxD Highschool.
Mungkin segitu dulu yaa, Mohon Review setelah membaca, Terimakasih
Oh iyaa hampir lupa, Selamat Merayakan Maulid Nabi bagi yang merayakan.
Lanjut atau End ?
UzumakiIchie Pamit ^_^
See You Next Time ^_^
Sayonara ttebayou ^_^
