Setha's Café

PAIRING : SHIKATEMA, SASUSAKU

RATED : T

DISCLAIMER : NARUTO © MASASHI KISHIMOTO

SUMMARY : Setha's Café. Terkenal dengan Café yang konon katanya dapat menyatukan hati pasangan muda mudi kembali. Shikamaru dan Temari yang hubungannya retak karena suatu hal, apa bisa disatukan kembali?

CHAPTER 1

-Setha's Café Pukul 20.00 waktu setempat-

"Apa kau yakin dengan keputusanmu Temari?" Tanya seorang gadis berambut merah muda sembari menyesap chocolate panas yang baru dipesannya. Sementara gadis yang ditanya hanya menatap chocolate panas miliknya dengan malas.

"Ya," Hanya kata itu yang dapat keluar dari bibir indahnya. Ia memalingkan wajah mengarah pada jendela yang ada disampingnya. Gadis itu tampak memikirkan sesuatu yang menyusahkan saat ini. Gadis itu terlihat gelisah. Ia hanya bisa menghela nafas panjang, menerima semua kenyataan yang terjadi padanya.

"Hei, hari ini kau sudah menghela nafas lebih dari 20 kali Temari, ayolah bergembiralah," Gadis merah muda yang akrab dipanggil dengan sebutan Sakura tersenyum kecut pada Temari. Sepertinya Sakura tidak berhasil menghibur temannya.

"Terima kasih sudah mau menghitung Sakura," Temari bersandar pada kursi dibelakangnya ia menerawang ke langit-langit café yang diukir dan dicat membentuk awan awan putih serta langit kebiruan. Dan dalam hitungan detik, ia kembali melamun.

Sakura kembali menghela nafas. Sepertinya ia akan menyerah untuk menghibur sahabatnya. "Pulanglah Temari, beristirahatlah. Kau bisa hubungi aku kapanpun kau mau," Sakura merapikan peralatan pribadi yang sedari tadi diletakan dia meja kemudian berbegas menuju kasir tepat di depan bangku mereka.

"Pulanglah dulu, aku masih ingin disini."

"Baiklah, aku pergi dulu yaa.. Jaa nee~" Sakura melambaikan tangan pada Temari. Namun sepertinya sia-sia, Temari hanya diam memandang salju diluar

~OOO~

"Sasuke-kun.." Sakura membuka pintu apartemen Sasuke dengan hati-hati. Kemana Sasuke ya? Kenapa dari tadi tidak ada? Sakura meletakan tasnya di ruang tamu sementara ia berjalan ke kamar Sasuke.

Tok.. Tok.. Tok..

Tidak ada jawaban..

Tok.. Tok.. Tok..

Masih tidak ada jawaban..

Sakura memutuskan untuk memutar kenop pintu kamar itu. Ternyata, tidak dikunci. Saat pintu terbuka seluruhnya, dari kejauhan Sakura dapat melihat Sasuke terbaring dengan tenangnya di kasurnya. Karena, pintu kamar Sasuke tidak dikunci. Sakura menghampiri Sasuke sembari duduk di pinggir kasur.

"Sasuke-kun, kau tidur?" Sakura mengguncang tubuh Sasuke pelan agar tidak membangunkannya. Sasuke hanya menggeleng singkat tanda bahwa ia tidak tidur.

"Lalu ken- hei, kau sakit Sasuke-kun? Badanmu panas sekali.." Sakura terkejut dan langsung berlari ke kamar mandi tempat kotak obat Sasuke biasa diletakkan. Bertahanlah Sasuke, aku akan mengobatimu..

"Sasuke-kun ini tolong diminum," Sakura segera menyodorkan obat panas dengan segelas air. Sakura agak sedikit bingung kenapa Sasuke hanya menurut saja pada Sakura. Padahal biasanya, Sasuke selalu susah untuk minum obat

Sakura tersenyum puas melihat Sasuke menurut padanya. Namun, kecemasan tidak luput dari sorot mata gadis itu. Setelah semua selesai, sakura memberanikan diri duduk di sebelah Sasuke dan bertanya "Jadi, kau mau cerita padaku kenapa kau bisa seperti ini?"

"Aku pusing Sakura.." Sasuke menjawab dengan susah payah

"Ah, kau terlalu banyak bekerja Sasuke-kun. Beristirahatlah, bersantailah.." Sakura mengelus pipi Sasuke perlahan sambil menatap sepasang onxy yang lesu.

"Bagaimana denganmu Sakura, kau baik baik saja kan?" Sakura hanya tersenyum lalu menjawab "Tidak biasanya kau perhatian padaku Sasuke-kun. Tapi, aku baik-baik saja kok."

"Maaf ya Sakura, aku hanya bisa menyusahkanmu."

"Tidak apa-apa aku dengan senang hati mau membantumu Sasuke-kun."

"Hari ini Itachi-nii tidak pulang," Jawab Sasuke masam

"Baiklah, aku akan menginap disini untuk memastikan kau hidup Sasuke-kun."

"Arigatou, aku memang butuh itu."

Suasana hening kembali menyelimuti kamar Sasuke. Tak tahan dengan suasana hening, Sakura memutuskan untuk pergi ke dapur "Sasuke-kun, aku akan buatkan makan malam untuk kita. Kau disini saja yaa."

"Sakura.."

"Mmm?"

"Kemarilah.."

CUP

"EH?" Sakura loncat menjauh begitu tersadar keningnya telah dicium Sasuke. Sasuke tersenyum sementara pipi Sakura dibuat semerah warna rambutnya.

"Pergilah.." Sasuke mengelus kepala Sakura dengan lembut. Sebenarnya apa yang terjadi denganmu Sasuke-kun? Kenapa kau berubah jadi romantis seperti ini..

"Ah.."

~OOO~

Shikamaru berjalan menghampiri kekasihnya yang sedang duduk melamun di bawah pohon taman belakang kampus mereka. Ia hanya dapat menghela nafas. Ia bingung, kenapa akhir akhir ini kekasihnya diam. Padahal biasanya kekasihnya sangat amat teramat cerewet.

"Melamun lagi eh?" Panggil Shikamaru sambil menepuk pundak kekasihnya. Shikamaru memposisikan duduknya disamping kekasihnya.

Kekasihnya tidak menjawab. Ia kembali menerawang ke langit-langit dan tampak berpikir. Shikamaru tidak tahan dengan semua sikap kekasihnya ini. Ia ingin kecerewetan kekasihnya, tawanya, bahkan marahnya

"Temari.."

"Hmmm.." Temari hanya menjawab sekenanya. Dan itu membuat Shikamaru kesal. Tapi, ia berusaha bersabar

"Kau kenapa akhir akhir ini? Kau menghindar dariku eh?"

"Tidak.."

"Lalu? Aku tau hubungan kita baru berjalan 6 bulan. Tapi kau bisa cerita apapun kepadaku Temari.."

"Tidak ada yang harus kuceritakan Shikamaru.."

"Baiklah.. Terserah kau saja.." Shikamaru bangkit berdiri hendak meninggalkan Temari saking kesalnya. Namun tangannya ditahan oleh Temari

"Apa?" Tanya Shikamaru tak sabar

"Aku ingin putus.." Jawab Temari dingin. Sedetik kemudian Temari bangkit dan langsung berlari meninggalkan Shikamaru sendirian

"APA?"

~OOO~

Temari berjalan sendirian di sebuah lorong kampus besar di kota Konoha. Lorong sunyi itu hanya memantulkan bunyi sepatu converse berwarna merah yang empunya sedang melamun. Temari melangkah pelan sekali setelah berlari cukup jauh beberapa menit yang lalu. Temari kembali menghela nafas untuk yang kesekian kalinya.

Shikamaru.. maafkan aku, aku sangat menyesal. Aku juga tidak ingin mengakhiri hubungan ini, tapi.. aku harus. Ini demi kau dan demiku juga. Berkali kali Temari berteriak dalam hati. Ya, dia harus menjauh dari Shikamaru. Selamanya. Mereka harus berpisah.

Flashback on

"Kaa-san, maafkan aku tidak memberitahukanmu sebelumnya. Aku benar benar minta maaf. Sebelumnya aku juga tidak tau bahwa Shikamaru.." Belum selesai Temari berbicara, Karura langsung memotong pembicaraannya

"Sudahlah! Aku tidak mau mendengar nama itu! Kau tau dia itu orang jahat Temari! Masa kau lebih membela orang yang membunuh keluargamu sendiri menjadi kekasihmu?" Kakura menangis di sofa sementara Temari berlutut sambil menyentuh kaki Kaa-san tersayangnya

"Shikamaru tidak sengaja membunuh Tou-san.. Ini semua sebuah kecelakaan! Kaa-san tidak tau apa pun dibalik semua itu!kaa-san tau kan Tou-san itu seorang anggota dari Yakuza!"

"Kau tidak tau apapun! Tou-sanmu sudah keluar dari geng itu! Dan saat Tou-sanmu bertobat, dia datang dengan menyalahkan dia dan membunuhnya dengan hukum pancung!" Karura beteriak sambil megguncang tubuh Temari

"Tapi Tou-san memang pantas mendatap semua itu! Apa Kaa-san lupa apa yang sudah ia lakukan padamu? Padaku? Pada Gaara dan Kankuro? Tou-san memeras semua hartamu! Terlebih dia bermain dengan wanita jal-"

PLAK!

Temari jatuh tersungkur saat Karura dengan kasar dan tanpa ampun menampar keras pipi mulus Temari. Temari memegang sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Tepat setelah itu kakura pun jatuh dari sofa akibat penyakit jantungnya yang kambuh.

Temari tidak peduli dengan lukanya. Ia langsung menuju kotak obat mengambil obat dan memberikan pada Karura secepat mungkin agar tidak lebih parah. Temari membopong Karura kembali ke kasur setelah itu Temari berlutut di pinggir kasur.

"Maafkan aku Kaa-san.. aku mencintainya," Ucap Temari dengan lirih

"Ka-kau keras kep-kepala Temari. Aku tidak akan pernah.. membiarkanmu dengan pria itu. Putuskan hubungan kalian atau kau membunuh aku seperti dia membunuh suamiku."

Temari diam mematung mendengar kata kata Karura tadi. Mendadak wajahnya menjadi lesu. Mana yang akan Temari pilih? Kaa-sannya? Atau Shikamaru?

Flashback off

~OOO~

2 minggu setelah Shikamaru putus dengan Temari. Setidaknya, itu menurut pikiran Temari. Shikamaru masih menganggap Temari kekasihnya. Karena Temari memutuskannya dengan tiba-tiba tanpa persetujuan dari Shikamaru.

"Jangan melamun Shikamaru. Hanya kau harapan kami dalam misi kali ini." Seorang pria yang sebaya dengan Shikamaru duduk disamping sambil menatap matanya.

Bagaimana aku bisa serius kalau aku selalu memikirkan Temari, dasar bodoh kau Uchiha. Rutuk Shikamaru dalam hati. "Tidak apa."

"Kau adalah pemburu Yakuza terbaik 2 tahun terakhir ini. Aku mohon kau mengerti posisimu."

"Ya, Sasuke."

"Aku tau masalahmu. Kau bisa cerita padaku. Ini nomor telepon kalau kau butuh sesuatu. Aku harus pergi."

"Hmm.."

Pria yang dipanggil Sasuke itu pergi dengan jaketnya. Sepertinya dia ingin kencan.. pikir Shikamaru. Haah.. hari yang membosankan tanpa Temari. Shikamaru menguap. Ia membiarkan kepalanya bersandar di meja kerjanya. Tangannya merogoh sesuatu dari tas ranselnya.

Sebuah ipod kecil ia keluarkan. Sepasang headset ia kenakan pada kedua telinganya. Ia memilih lagu dan mulai memutar lagu. Lagu yang dapat menyampaikan perasaannya saat ini

Doushite itsu kara
Nagai yume demo mite iru youna
Owari no hajimari na no

Kurakute fukakute
Kanashimi ni michita
Sekai no hate ni mayoi konda no
Shiawase sugita no
Anata no hoshita kioku subete ga
Watashi kore kara hotsureta kokoro
Ai de tsumuide
Itsumade

Lagu itu mulai menghanyutkan pikiran Shikamaru. Ia menghela nafas. Sejak kapan Temari? Kenapa kau berubah? Ada apa Temari? Ini seperti permulaan dari kesakitan yang kau tinggalkan padaku. Semua terjadi seperti mimipi. Mimpi yang panjang.

Perasaanku telah mati. Ditelan oleh kegelapan dunia. Diriku penuh dengan duka dan sedih setelah kau pergi. Semua kenangan yang kau tinggalkan padaku. Kenangan kita bersama. Canda tawa, perkelahian, cinta.

Oh aishiteru no
Kotoba no imi wo oshiete kureta
Anata sono mama hitomi no oku ni egao nokoshite
Towa ni shizuka ni

Aku mencintaimu Temari. Kau memberiku apa artinya cinta. Senyuman ceriamu, sifat apa adanya dirimu yang kadang merepotkanku, masih melekat sempurna di lubuk hatiku yang paling dalam.

Naze na no ano toki honno wazuka sure chigai
Ano hi ni modorenai no?
Tsurakute kurushikute
Todoku koto no nai kanashimi
Donna ni setsu nai no

Kenapa kau menjauh dariku Temari? Apayang telah kuperbuat padamu sehingga kau seperti ini? Aku rindu masa-masa bahagiaku denganmu. Tidak bisakah kita kembali di hari itu? Apakah kau tau rasa sakit yang kuhadapi Temari?

Cause i don't have a clue what to say
Thinkin about the world and how i changed
Mukai au koto de
Maru de toki au you ni
Ooh who am i? it almost got to me
Yagate hitotsu ni naru no

Kau ingat saat aku melihatmu, seakan aku mencair di hadapanmu. Tapi keyakinanku, bahwa suatu hari kita akan bersatu. Tak ada yang dapat memisahkan kita.

Dakara zutto hashirenai yo
Shinjita hibi wo konna ni tooku ga meguri meguttemo
Yagate itsuka nagai me kara
Aishiteru

Aku, tidak akan pernah lupa. Saat aku percaya, tak peduli berapa waktu lagi kita akan berpisah, aku yakin aku pasti terbangun dari mimpi buruk panjangku yang baru kumulai ini. Dan saat ku terbangun, sebuah tangan mungil akan menuntunku kembali kejalan yang benar. Aishiteru Temari

~OOO~

-Apartemen Sasuke, 19.00 waktu setempat-

Sakura sedang memasak makan malam untuk Sasuke serta Itachi-nii. Inuzuka Hana yang sekarang sudah berganti menjadi Uchiha Hana pun membantu Sakura di dapur. Sepertinya keluarga kecil ini sedang bahagia.

"Nee, Sakura-chan kapan kau akan mengikuti jejak kami?" Tanya Hana sambil membolak balik telur dadar yang sedang dibuatnya. Sementara Sakura yang mengerti maksud Hana hanya memunculkan semburat merah padanya

"Ano, kami berdua masih kuliah sambil bekerja. Sasuke-kun juga masih sibuk dengan pekerjaannya memburu para Yakuza, sementara aku masih harus menangani banyak pasien di rumah sakit. Jadi entahlah, mungkin biarkan waktu berjalan saja," jawab Sakura malu-malu

"Ahaha, baiklah kalau begitu. Kusarankan nikmati dulu masa muda kalian. Aku salut punya adik ipar seperti Sasuke dan kamu Sakura-chan."

"Eh, kenapa?"

"Kalian memikirkan masa depan untuk keluarga kalian. Kalian bersikap dewasa. Tidak seperti anak-anak muda lainnya. Hanya memikirkan dengan cinta semua cukup. Padahal, pernikahan itu adalah hal sulit."

"Ah, benar sekali nee-chan. Aku hanya tidak mau nanti keluargaku, anak-anakku, susah di masa mendatang. Aku ingin menyiapkan semua segala sesuatunya dengan matang. Aku yakin Sasuke-kun setuju," Jawab Sakura sambil menuangkan sup ke mangkuk

"Kau benar Sakura. Ayo, kita makan malam," Ucap Hana sembari membawa makanan ke meja makan.

Setelah makan malam, Itachi serta Hana pamit pulang sambil membawa barang-barang Itachi dari apartemen Sasuke. Sekarang Itachi sudah menikah, apatemen yang dulu di tinggalkan oleh dua kakak beradik sekarang hanya tersisa sang adik.

"Barang-barang Itachi sepertinya sudah pindah semua ya Sasuke-kun," Tanya Sakura sambil menyusuri kamar Itachi-nii

"Hn."

"Berarti kau akan sendirian dong Sasuke-kun?"

"Hn. Membosankan."

"Kan masih ada aku Sasuke-kun."

Sasuke tersenyum pada Sakura "Arigatou Sakura."

"Doitashimaste Sasuke-kun."

Sasuke menggenggam tangan Sakura menuju ruang tengah untuk menonton televisi. Sembari mereka menyaksikan acara tv, handphone Sakura dan Sasuke tiba-tiba berbunyi. Mereka berdua saling pandang dan tertawa

"Angkatlah Sakura. Aku juga angkat mengangkatnya," Jawab Sasuke sambil menekan tombol hijau pada handphonenya

"Halo Sasuke? Ini Shikamaru. Kau bilang jika butuh bantuan aku bisa menelponmu. Apa itu benar?"

"Hn. tentu saja," Jawab Sasuke pendek

"Haah, baguslah. Aku sudah berpikir, aku akan bertemu dengan Temari dan membicarakan masalah ini. Bagaimana menurutmu?"

"Gagasan yang bagus tuan jenius. Apakah kau sudah punya tempat yang bagus?"

"Itulah yang ingin ku tanyakan padamu, Tuan Uchiha."

"Setha's café."

"Apa? Disana? Kau yakin? Café itu café romantis Sasuke. Kau tau kan masalahku?" Jawab Shikamaru kecewa.

"Pergi kesana atau tidak sama sekali. Terserah kau saja."

"Dasar gila. Baiklah, awas saja kalau sampai tidak berhasil."

"Berhasil atau tidak semua tergantung padamu."

"Baik. Arigatou Sasuke."

"Doita. Semoga berhasil."

Sasuke menutup teleponnya dan melihat Sakura. Sepertinya percakapan Sakura belum juga selesai. Sasuke mendekati Sakura yang sedang berbicara di telepon. Sasuke memberi inisial yang berarti ia bertanya Sakura berbicara dengan siapa. Sakura membalas Sasuke dengan memberi inisial jari. "Temari," Ucapnya pelan. Sasuke tersenyum sambil mengangguk dan kembali menonton acara tv

"Jadi, bagaimana Sakura? Aku tidak ingin Shikamaru terus sakit hati."

"Kau harus jujur padanya apa yang menjadi masalahmu Temari, aku yakin Shikamaru pasti punya jalan keluar."

"Tapi apa dia mau bertemu denganku? Setelah apa yang kulakukan?"

"Tentu saja. Karena dia mencintaimu."

"Baiklah. Kira-kira dimana aku harus bertemu?"

Tanpa pikir panjang Sakura langsung menjawab "Setha's Café."

"Uapa? Jangan harap Sakura."

"Kalau begitu tidak usah bertemu saja."

"Haaah~ Baiklah."

"Baiklah Temari, semoga berhasil."

"mmm!"

Sakura menutup flip handphonenya dan duduk disamping Sasuke. "kau tau Sasuke Shikamaru dan temari itu sangat serasi."

"Benar," Sasuke menjawab sambil menguap. Ia menyandarkan kepalanya di bahu sakura dan mereka pun tertidur dengan keadaan tv yang masih menyala

~OOO~

"Setha's Café katanya? Ugh.. aku sangat menghindari tempat itu. Dasar Sakura," Temari berjalan di taman sambil mengobrol sendirian. Ia tidak terima kalau disuruh berbaikan di café itu.

Kenapa ia menghindar? Karena Setha's Café adalah sebuah Café istimewa yang merupakan peninggalan sejarah dari kota Konoha. Konon katanya siapa pasangan yang sering mengunjungi tempat itu hati yang retak akan kembali disatukan

Temari mendecih. Mana ada Café yang seperti itu. Ia membenamkan wajah pada topi yang ada di jaketnya. Memang suasana Café itu sangat romantis. Banyak juga orang yang terubahkan setelah mengunjungi café itu. Tapi, apa rahasia dibalik Café itu?

"AHH!" Temari menendang botol bekas minuman kaleng ke udara. Tak sadar sampai mengenai seseorang yang sedang duduk dibangku

"AW!" seorang gadis berambut pirang panjang meringis kesakitan. Temari yang terkejut kangsung menghampiri gadis itu

"Hei! Ino! Kau tidak apa-apa? Ma-maafkan aku. Aku yang menendangnya! Tapi aku tidak bermaksud-"

"Eh? Ah tidak apa Temari-san. Aku baik baik saja kok."

"Kau yakin?" Tanya Temari ragu. Sementara yang ditanya hanya memberi anggukan kecil. Temari menghela nafas lalu duduk di samping Ino. Ino melihat ke arah Temari. "Kau ada masalah Temari-san?"

"Ah, bukan masalah yang rumit kok. Panggil saja aku Temari."

"Kau bisa cerita padaku kalau kau mau," kata Ino dengan tersenyum

"Humm.. menurutmu bagaimana dengan Setha's Café?"

"Café itu? Ah, menurutku itu hanya sebuah Café yang merupakan peninggalan kota ini yang dulu dibangun oleh seorang pahlawan Hashirama Senju. Café itu juga dibangun berdasarkan arsitektur romawi kuno. Tempat bagi para muda mudi mengurusi urusan cintanya."

"Kau, dari mana kau tau semua itu?"

"Karena Ayahku yang sekarang mengelola Café itu. Keluarga Yamanaka sangat dekat dengan keluarga Senju."

"Ah, begitu ya. Lalu bagaimana dengan mitos yang menyebar tentang Café itu?"

"Begini, bukan Café yang membuat pasangan muda mudi menjadi bersatu kembali. Tapi sebenarnya kekuatan cinta mereklah. Semua tergantung pada cinta kalian. Café ini hanya membantu mencairkan suasana."

"Kalau begitu, ada beberapa yang gagal?"

Ino tidak menjawab, ia menundukan kepalanya. Perlahan sebutir air mata turun dari mata indahnya mengalir bebas sampai menetes di kedua tangannya. Temari terkejut melihat tubuh Ino bergetar. Temari memeluk Ino dengan prihatin

"Kau, bisa cerita padaku," Kata Temari sambil mengelus rambut pirang Ino

"Kami gagal. Sai, hanya berpura pura. Dia pergi dengan wanita lain," Tangis Ino semakin deras. Temari mengerti hal seperti ini bukanlah hal yang patut dibicarakan

"Temari, berusahalah dengan Shikamaru. Aku yakin, kalian ini bisa bahagia," Lanjut Ino sambil menghapus air matanya. Tiba tiba, handphone Temari berbunyi tanda panggilan masuk. Temari membuka flip handphonenya. Ternyata telepon dari shikamaru. Angkat tidak ya?

"Angkat Temari!"

Temari dengan ragu menekan tombol hijau dan bersuara "Ha-halo?"

"Oh! Thanks God! Kupikir kau tidak mau mengangkat teleponku!"

"Langsung sa-saja tidak usah banyak basa-basi," Jawab temari dingin. Padahal dalam hati Temari sangat senang, sangat rindu dengan suaranya

"Baik. Begini, aku tidak tau kenapa tiba-tiba mengajak putus. Tapi, bisakah kita bertemu? Kalau ini terakhir kita bertemu tidak apa-apa yang pasti aku ingin tau pasti kenapa kau meninggalkanku. Kumohon? Satu hari saja?" Terdengar suara disana bahwa Shikamaru sangat memohon

"Baiklah. Dimana?"

"Setha's Café," jawab Shikamaru mantap

"Baik. Kapan?"

"Sekarang? Kau pasti punya banyak waktu Temari. Aku tau jadwalmu."

"Baiklah." Percakapan diakhiri temari begitu cepat. Ia langsung meletakan kembali handphonenya ke dalam kantong.

"Bagaimana?" Tanya Ino penasaran

"Dia ingin bertemu. Di Setha's Café. Bagaimana ini?" Temari agak sedikit gugup dan panic. 3 minggu sudah mereka tidak bertemu. Walaupun sebenarnya Temari sangat rindu pada Shikamaru

"Semoga Berhasil Temari," Ino menjulurkan lidah lalu berlari menjauh dengan tiba-tiba

"He-Hei! Tunggu Ino! Arggh! Dasar Baka!"

TBC

Heheheh! (?) Apa kabar Minna?

Bagaimana dengan ceritaku kali ini?

Kalian pasti bertanya, kenapa udah bikin cerita baru?

Jawabannya, Ai sedang menulis ketika lampu dirumah tiba-tiba mati dengan tidak elitnya. Dan Ai tidak nge-save datanya..

Jadi dengan berat hati harus diulang. Ai usahakan akan update besok

Sedangkan ide aneh untuk cerita ini, entah dapat dari mana.. #abaikan

Lagu yang dinyanyikan Shikamaru diatas judulnya Aishiteru oleh Monkey Majik. Sekedar Info lagunya kalau ada yang mau denger. Enak loh~~ *plak*

Baiklah! Cerita ini sebenarnya mau dijadikan one-shot tapi nanti alurnya kecepetan jadi mungkin 2 chap kali yaaa..

Baiklah, semoga berkenan di hati senpai senpai~~

Review?