PROMISE
Park Chanyeol X Byun Baekhyun
Yaoi
Boys X Boys
Boys Love
Drama/Romance
Mengandung konten dewasa
Homophobic dont read my story
Dont bushing my story/ tidak suka tidak usah baca
Menulis apa yang ingin ditulis
Niniebee present
.
.
.
Hari ini keadaan cafe sangat sibuk seorang pelayan hilir mudik melayani banyak pelanggang yang datang di cafe itu, pelayan dengan pipi tembem dan mata sipitnya yang terbalut eye liner itu nampak sangat terlihat gesit walaupun peluh membasahi dahinya, tapi dengan semangat dia selalu menyunggingkan bibirnya untuk menyambut setiap pelanggan yang datang kecafe itu, the flolar cafe.
" Baekhyunee kau bisa istirahat sekarang." ucap sipemilik cafe
" Ah iya Minseokie Hyung terimakasih, mungkin sebentar lagi." Jawab laki-laki mungil itu.
Ya Baekhyun kerja di cafe milik minseok, suami dari sahabatnya Kim Jongdae, Jongdae menyarankan kepada baekhyun untuk membantu minseok di cafe yang dikelola minseok, dan kala itu baekhyun yang tidak memiliki pekerjaan mengiyakan tawaran jongdae untuk bekerja di cafe milik suami sahabatnya itu, dan ternyata diluar ekspektasi baekhyun, minseok adalah orang yang baik dimatanya, minseok adalah sosok laki-laki yang ramah, itu mengapa dia sangat betah bekerja di cafe milik minseok.
"Baekhyunee gaji untuk bulan ini sudah aku transfer ke rekeningmu dan ada sedikit bonus untukmu."
" Ah hyung kau selalu memberiku bonus setiap bulan."
" Tidak apa-apabaek, ini karna hasil kerjamu sangat memuaskanku, pakailah uangmu untuk pindah ke apartment yang lebih layak, aku tidak suka kau tinggal disitu."
" Ah tidak hyung, aku sudah nyaman tinggal disana, lagi pula orang-orangnya sangat menyenangkan disana."
" Kau tahu baek aku takut kalau terjadi sesuatu saat kau pulang nanti, karna jalan yang kau lewati saat pulang sangat sepi."
" Sudahlah sayang, tidak akan ada yang berani mendekati baekhyun, kau tau dia juara satu judo." Seorang laki-laki bersurai hitam pekat dengan setelan jas kerjanya masuk kedalam cafe dan mengintrufsi obrolan kedua orang laki-laki mungil itu.
" Ya suamimu benar hyung, aku akan menghajar orang itu jika dia berani macam-macam padaku." Baekhyun mengepalkan kedua tangannya sambil mengarahkannya ke arah minseok.
" See, dengar itu sayang, baekhyun akan baik-baik saja, jadi kau berhenti menyuruhnya pindah."
" Ah baiklah, tapi kau ingat baek,kalau sampai ada apa-apa padamu kabari aku dan jongdae segera."
" Iya hyung aku akan mengabari kau dan chen, jadi aku bisa pulang hari ini."
" Oh baiklah, hati-hati dijalan baek."
Baekhyun kini tengah duduk di halte bis tak jauh dari cafe milik minseok, baekhyun tahu kalau sudah tidak ada bis lagi jam segini, waktu sudah menunjukan pukul 22.00 malam, dan ia tahu bahwa menunggu bis adalah hal terkonyol karna sudah tidak ada bis jam-jam segini, baekhyun bangkit dan hendak memberhentikaan taxi, saat kakinya ia langkahkan ke jalan untuk memberhentikan taxi, tapi secepat kilat mobil BMW berwarna hitam melesat dengan cepat menyerempet tubuh kecil baekhyun, baekhyun terpental hampir beberapa meter, sipemilik mobil tak berhenti justru dia malah melesakan mobilnya meninggalkan baekhyun yang terkapar dipinggir jalan.
Baekhyun tidak dapat lagi merasakan sekujur tubuhnya, rasanya semuanya ngilu dan sakit, dia dapat melihat dan mendengar sayup-sayup suara orang-orang yang mengerumuninya, saling melemparkan kata-kata untuk segera memanggil ambulance, dan beberapa saat baekhyun melihat sosok minseok yang berteriak memanggil-manggil namanya, dan baekhyun pun kehilangan kesadarannya seketika.
"Baekhyun..Byun Baekhyun sadarlah, baek bangunlah baek." Ucap minseok histeris.
Baekhyun pun dilarikan kerumah sakit, dengan begitu banyak luka disekujur tubuhnya, baekhyun langsung ditangani oleh dokter yang berada di IGD, Minseok yang panik ditenangkan oleh jongdae, jongdae yang sedari tadi memeluk bahu sempit minseok sambil mencoba menenangkan simungil, baekhyun sudah minseok anggap sebagai adiknya sendiri, makanya minseok sangat terlihat sangat panik saat mengetahui bahwa baekhyun menajadi korban tabrak lari.
"Jongdae-ah siapa yang tega menabrak baekhyunee dan tidak bertanggung jawab huh." Ucap minseok lirih.
" Aku tidak tahu sayang, kita doakan saja semoga tidak ada yang terjadi kepada baekhyun." Jongdae memeluk tubuh mungil sang kekasih hati mencoba menyalurkan ketenangan kepadanya, padahal jujur saja jongdae juga merasakan hal yang sama, yaitu khawatir terhadap keadaan baekhyun.
Tidak selang berapa lama dokter paruh baya keluar dari ruangan IGD, menghampiri minseok dan jongdae yang berdiri sedari tadi di depan ruangan itu.
" Dokter bagaimana keadaan baekhyunee." Tanya minseok buru-buru.
Dokter itu tersenyum ke arah minseok, sangat paham dengan kekhawatiran minseok terhadap keadaan baekhyun. Dokter mencoba untuk memberikan penjelasan yang tidak membuat panik semuanya.
" Pasien saat ini masih kritis. Ada luka serius dibagian kepalanya karena efek benturan, dan juga dengan sangat menyesal kami harus memberitahukan bahwa, ada kerusakan saraf yang menyebabkan kaki pasien lumpuh."
" APA!" ucap serempak minseok dan jongdae.
" Ya pasien mengalami kelumpuhan permanen." Ucap dokter shindong
Minseok berhambur kepelukan jongdae, melampiaskan segala kesedihannya, baekhyun masih kritis dan sekarang dia masih belum sadarkan diri, bagiamna ini, itu yang ada di fikiran minseok dan jongde sekarang ini.
" Kapan baekhyun akan sadar dokter.?" Tanya jongdae
" Kita akan memindahkannya keruang ICU, dan memantaunya disana." Ucap dokter, " Kita hanya butuh sebuah keajaiban sekarang agar pasien segera tersdar dari komanya." Tambah dokter.
Minseok dan jongdae menyusul perawat menuju ruang ICU, disana sudah terlihat baekhyun yang kenah terbaring lemas dengan perban dibagian kepala dan tangannya, baekhyun masih belum sadar, dan itu membuat minseok sangat merasa sedih melihatnya.
"Baekhyunee, bangunlah, katakan padaku kalau kau baik-baik saja baek." Minseok memegang tangan baekhyun sambil sedikit menitikan air matanya. Tapi sayangnya baekhyun hanya terdiam seribu bahasa, jangankan untuk bicara membuka matanya saja dia enggan.
"Baek bangunlah." Lirih minseok. Chen yang melihat suami mungilnya itu menangis tersedu-sedu hanya bisa mengusap lembut menenangkan sang kekasih hati agar tetap tenang, padahal jika dikatakan chen juga sangat khwatir dengan keadaan baekhyun sekarang
...
Baekhyun masih belum sadarkan diri setelah lima hari berada dirumah sakit, jongdae dan minseok yang bergantian melihat baekhyun, baekhyun masih berada di rung ICU dokter bilang belum ada progres yang signifikan mengenai baekhyun, minseok sangat sedih, ini hari kelimanya dirumah sakit tapi baekhyun masih saja betah memejamkan matanya.
" Jondae-ah bagaimana ini, kenapa baekhyun kita masih saja belum sadarkan diri." Ucap minseok sambil menempelkan tangannya kejendela ruang icu dan memperhatikan baekhyun yang terbaring dengan berbagai alat medis disana.
" Tenang dulu saja, baekhyun kuat aku yakin dia akan bisa melewati semua ini aku percaya itu." Ucap jondae menengkan kegelisahan suaminya itu.
...
"Jadi dia belum sadar kai.?" Tanya seorang laki-laki.
" Belum, aku mendengar dari dokter dan perawat disana, katanya dia masih koma, dan-." Kai menjeda kalimatnya, " Dan apa.!" Ucap silaki-laki itu.
" Dan—dia sepertinya lumpuh yeol." Ucap Kai
Laki-laki berjas hitam itu terdiam, tanpa kata apapun, dia hanya terdiam mendengarkan semua penuturan sang sekertaris.
"Pantau terus keadaannya dan laporkan semuanya padaku." Ucap laki-laki itu
" Baiklah Yeol." Ucap Kai.
...
Hari ini minseok mengunjungi baekhyun dengan membawa sang buah hati, hasil dari pernikahannya dengan jongdae, Kim yerin bayi berusia delapan bulan itu memiliki pipi gembil nan lucu.
" Nah yerin-a kita akan mengunjungi baekhyun hyung, apa kau senang." Ucap minseok kepada bayinya itu yang kini berada di gendongannya, bayi lucu itu hanya bergumam bahasa bayi menandakan kalau dia senang.
Minseok berjalan keruang ICU, kata dokter hari ini baekhyun akan dipindahkan keruang rawat inap, karena baekhyun sudah mulai stabil, ya meskipun belum ada tanda-tanda kalau baekhyun akan siuman, ini hari kedelapan baekhyun berada di rumah sakit, tapi setidaknya baekhyun sudah tidak tergantung lagi pada mesin.
Kini baekhyun sudah berada diruang rawat inap, setelah suster memeriksa keadaan baekhyun dan kini meninggalkan minseok yang menungguinya.
" Baek, aku merindukanmu, dan lihat yerin juga, apa kau tidak mau melihat anakku huh." Ucap minseok, minseok tahu akan ada kesedihan lain saat baekhyun sadar nanti, kenyataan bahwa baekhyunnya akan menderita kelumpuhan, pasti akan membuat simungil ini terpuruk.
Saat minseok tengah membaringkan yerin di soffa ruang rawat itu tiba-tiba minseok menangkap pergerakan tangan baekhyun, astaga minseok sangat terkejut, dan senang, apakah baekhyun sadar, apakah baekhyun sudah akan terbangun dari komanya, dan benar, baekhyun membuka matanya pelan, mencoba membiaskan cahanya yang masuk kedalam retinanya, minseok tidak bisa menahan air mata bahagianya.
" Ba—baek kau sadar huh." Ucap minseok lirih. " Aku akan panggilkan dokter sebentar." Minseok berlari keluar luar ruangan untuk memanggil dokter, sedangkan baekhyun masih mencoba untuk membiasakan matanya dengan semua cahaya ini.
" Ssshh kenapa sakit sekali, aku dimana." Gumam baekhyun, baekhyun mencoba mengingat-ngingat apa yang terjadi, tapi kenapa kepalanya sangat sakit.
Pintu terbuka minseok kembali dengan seorang dokter dan seorang perawat masuk kedalam ruangan baekhyun.
" Halo tuan byun, akhirnya anda siuman juga, aku akan memeriksa anda sebentar." Ucap dokter kepada baekhyun, dokter itu memeriksa semuanya mata, detak jangtung dan juga motorik baekhyun lainnya.
" Bagaimana keadaanya dokter Oh." Tanya minseok
" Seperti yang sudah dokter shindong bicarakan sesaat setelah baekhyun koma, ada beberapa saraf kaki baekhyun yang rusak, dan itu akan menyebabkan kelupuhan permanent kepada kaki baekhyun." Ucap dokter Oh sehun
" A—apa, aku apa." Gagap baekhyun
" Baek kau." Gumam minseok, " Aku apa, katakan dokter aku apa, aku lumpuh, kau bilang aku lumpuh, minseok hyung, aku akan lumpuh, itu artinya aku tidak bisa berjalan lagi." Baekhyun meracau minseok yang tidak tega melihat baekhyun lantas langsung menghampirinya dan memeluk baekhyun, baekhyun meraung-raung menangis di pelukan minseok, sambil sesekali menggumamkan ketidak percayaannya.
Sedangkan sehun yang melihat adegan ini nyatanya entah kenapa ada sedikit rasa iba yang menyentuh hatinya.
" Dokter Oh kita masih memiliki pasien." Ucap sang perawat yang mana membuyarkan lamunan sehun tentang baekhyun.
" Baiklah aku akan memberikan resep dan silahkan ambil di bagian fharmasi." Ucap sehun
...
Keesokan harinya baekhyun tampak murung bahkan minseok yang menyuruhnya makanpun tidak di gubrisnya, baekhyun hanya duduk diatas kursi rodanya menghadap kejendela, pipi tirus, bibir pucat, dan masih ada sisa-sisa bekas luka di sekujur tubuhnya, bahkan kepalanya pun masih terbalut perban.
" Baekhyunee makanlah dulu, biar kau cepat sembuh, dan kau bisa pulang." Ucap minseok
" Tidak—aku tidak mau hyung." Ucap simungil
" Tapi baek, kau belum makan sedari pagi." Bujuk minseok lagi
" Kau bilang biar aku cepat sembuh hyung, aku bahkan tidak akan bisa berjalan lagi, aku lumpuh, aku cacat sekarang, dimananya yang kau sebut sembuh." Baekhyun meracau sambil air matanya mengalir deras di pipinya. Minseok tidak tersinggung dengan apa yang keluar dari mulut baekhyun, nyatanya minseok tahu apa yang sedang anak itu rasakan.
" Setidaknya jika mau memiliki tenaga kau bisa mulai untuk terapi berjalan." Potong sehun, entah sejak kapan sehun berda diruangan baekhyun.
" Dokter Oh, apa anda mau melakukan pemeriksaan." Ucap minseok
" Iya, ini jadwalku memeriksa tuan byun baekhyun." Ucap sehun
Baekhyun yang merasa namanya disebut mencoba membalikkan kursi rodanya, " Hyung bantu aku naik keranjang." Ucap simungil, saat minseok akan menghampirinya tapi sehun lebih dulu mengangkat baekhyun dari kursi rodanya, dan mendudukannya disisian tempat tidur, baekhyun yang terkejut tidak mengatakan apapun.
" Nah kita lihat kakimu sekarang." Sehun memeriksa dan mengetuk-ngetuk lutut baekhyun dengan menggunakan Reflex Hammer sejenis alat untuk memeriksa reflek tandon dalam lutut.
" Apa ini sakit." Tanya sehun, baekhyun menggelengkan kepalanya, lantas sehun mencoba menggerak-gerakan kaki baekhyun.
" Aku sudah memeriksa hasil rontgen baekhyun kemarin, dan sepertinya saraf dikakinya tidak begitu parah, aku akan mencoba menjadwalkan baekhyun untuk psioterafi semoga itu akan membuat setidaknya baekhyun bisa berdiri dan berjalan menggunakan kruk." Ucap sehun kepada minseok, sambil sedikit memperhatikan baekhyun.
" Kau dengar baek, kau dengar apa yang dokter Oh bilang, kau akan bisa berjalan, jadi aku mohon makan ya." Ucap minseok
Baekhyun jujur saja senang dengan apa yang dia dengar dari dokter sehun, tapi yang jadi pertanyaan apakah benar dia akan bisa berjalan lagi. " Tapi berapa lama?, berapa lama aku harus psioterafi.?" Tanya baekhyun
" sembilan, sembilan bulan, dan aku yang akan menanganimu langsung." Ucap sehun.
" Baiklah kalau begitu." Ucap simungil
...
Baekhyun masih belum senang dengan apa yang didengarnya, sembilan bulan itu bukan waktu yang sebentar untuknya, dan selama sembilan bulan itu apakah dia akan terus-terusan merepotkan minseok dan jongdae, sedangkan mereka juga memiliki bayi yang harus mereka urus.
Baekhyun membawa kursi rodanya kesebuah taman rumah sakit, dia di bantu suster untuk sampai ditaman, sejujurnya sehun melarang baekhyun untuk keluar, tapi baekhyun bersikukuh untuk keluar dengan alasan ingin menghirup udara segar, dan dia bosen berada di dalam ruang rawat inapnya.
" Ibu ayah, lihat aku, sekarang aku tidak bisa berjalan. Bahkan aku kini tidak berguna, aku bahkan merepotkan minseok hyung dan jongdae, kenapa aku tidak mati saja saat mobil itu menabraku." Gumam baekhyun sambil menahan air matanya yang ingin segera keluar dari matanya. Baekhyun terisak dan tanpa sadar seseorang berada disampingnya.
" Apa itu sakit, apa kau sangat merasa kesakitan." Ucap pemilik suara baritone itu.
Baekhyun mencoba berbalik dengan menggerakan roda kursi rodanya, tapi nyatanya kursi rodanya ditahan oleh laki-laki yang entah siapa itu, jadi dia hanya bisa menengokkan kepalanya, seorang laki-laki tinggi dengan mata bulat dan iris yang tegas sedang menatapnya intens.
" Maaf bisa kau melepaskan kursi rodaku, aku rasa aku harus segera kembali kekamar." Ucap baekhyun
" Katakan padaku apa itu sakit." Tanya laki-laki itu
" A—apa yang sakit." Tanya baekhyun gagap
" Luka ini dan semuanya." Ucap laki-laki itu
" Ah ya, sedikit tapi sekarang sudah tidak." Ucap baekhyun lagi.
" Baiklah kalau begitu." Ucap Laki-laki itu lagi. Laki-laki itu meninggalkan baekhyun tanpa sepatah kata apapun, baekhyun masih dibuat bingung dengan apa yang diucapkan laki-laki itu, ah biarlah baekhyun yang akan mendorong kembali kursi rodanya kekamarnya sebelum dia bertemu dengan sehun.
" Kau mau kemna? Tanya sehun.
" Aku ingin kembali kekamar dokter Oh." Ucap baekhyun
" Baiklah biarkan aku yang membantumu." Ucap sehun, sehun mendorong kursi roda baekhyun tanpa penolakan dari simungil, dan kembali masuk kedalam rumah sakit.
" Yeol apa kita akan terus memperhatikannya dari jauh."
" Tidak kai, aku akan segera membawanya setelah dia keluar dari rumah sakit, aku berjanji akan bertanggung jawab atas penderitaanya."
" Baiklah yeol, aku akan menunggu intruksi selanjutnya." Ucap kai.
.
.
.
TBC
PS : semoga kalian suka, jangan lupa like dan reviewnya satu patah kata dari kalian menyemangatiku, rencanya aku Cuma bikin 2 chap atau lebih tergantung alur ceritanya nanti see you next chap yeorobun.
