"Jungkook-ah, kemari."

Jungkook langsung menangkap maksud dari Kim Taehyung saat pria itu menepuk pahanya sendiri, dan karena sejak pagi mood hyung-nya sedang buruk, Jungkook hanya menurut dan langsung duduk di pangkuan sang hyung. Tangan hyungnya dengan otomatis melingkari pinggangnya, mencegahnya hilang keseimbangan. Ah terkadang dia khawatir akan berat badannya (Jungkook hanya takut tulang paha Taehyung patah sewaktu-waktu), tapi karena Taehyung sendiri yang meminta, Jungkook bisa apa?

Jungkook menggeser bokongnya untuk menyamankan diri. Geraman rendah didapatnya, dan ia balas menatap polos pada sumber suara. "Apa?"

"Jangan memancingku, Kook."

"Aku hanya menggeser sedikit posisi dudukku, kau ini kenapa sih?"

Hening menyelimuti mereka. Ini benar-benar membuatnya tidak nyaman. Apa tadi suaranya terlalu keras? Apa dia telah membuat mood hyungnya semakin buruk? A-ata—pikirannya terputus saat Taehyung mendekat, menelusup ke area lehernya yang terbuka dengan kilau dari keringat tipis yang mengundang. Bernapas di depan telinganya lalu berucap rendah, "Kau tahu? Sejak kemarin aku menahan diri. Kerumunan itu terus menatapmu dengan tatapan lapar. Aku tidak tahan lagi."

Kecupan terasa di bagian rahang, perlahan turun menelusup ke bawah dagu. Mengecup dengan perlahan, memberikan sedikit hisapan, lalu jilatan basah. Bibir itu menelusuri jenjang lehernya, membuat jantungnya terasa bergemuruh ketika kecupan yang kini berubah menjadi ciuman lambat itu sampai di dada kirinya yang terekspos, terbuka karena kerah bajunya yang begitu lebar. Wajah Jungkook memanas, dengan genangan air mata yang siap meluncur kapan saja. Bibir basah bagai kuncup bunga mawar, setengah terbuka, siap mengeluarkan desahan putus asa saat ciuman itu berubah menjadi hisapan kuat. Menyesap permukaan kulitnya dengan begitu mendamba. "A-ah h-hyung,"

Hisapan itu tidak berhenti, "Uhh h-hyung itu akan berbekas, b-berhenti, kumoho-hnn."

Seakan menutup telinganya, Taehyung terus menyesap kulit sang kekasih, memberikan warna merah yang merekah di permukaan kulitnya yang begitu halus. Tangannya memeta punggung yang terbalut kain brukat transparan itu. Ia merasa panas karena marah dan terbakar gairah. Jungkooknya begitu cantik, sayang bukan hanya dia yang dapat menikmati keindahan itu. Kimono putih itu mengekspos tiap inci permukaan punggung kekasihnya yang kini melengkung cantik akibat ulah dari bibir dan jemarinya. Taehyung ingin membuat dunia tahu bahwa hanya karenanya seorang Jeon Jungkook dapat hilang akal akibat tenggelam dalam gairah. Hanya karenanya seorang Jeon Jungkook dapat menjerit tak karuan dimakan oleh rasa nikmat. Dan bahwa Jeon Jungkook adalah sepenuhnya milik Kim Taehyung.

Taehyung berhenti sebelum semuanya semakin jauh. Dengan napas terengah menahan gairah, dia berucap, "Ingat itu, kau milikku."

"Mm yea, milikmu, sepenuhnya milikmu." Jawab Jungkook dengan suara yang mengawang setengah sadar, hampir tenggelam bersama gairahnya akibat permainan kecil Taehyung. Matanya berkilauan dengan bulu mata lentik yang basah, cantik. Pipi dan pucuk hidung yang memerah. Bibir yang merah merekah akibat ia gigit untuk menahan desahan. Sempurna. Jungkooknya selalu sempurna. Takkan ia biarkan lepas.

Kemudian ia menarik kepala sang kekasih ke dalam dekapan. Memutuskan untuk tidur sejenak dalam posisi berpangkuan sebelum fanmeeting hari kedua mereka dimulai. Jungkook menutup matanya, dan Taehyung tak akan pernah bosan untuk mengagumi keindahan kekasihnya bahkan dalam kondisi mata tertutup seperti saat ini, benar-benar cantik, seperti malaikat. Ia terus menatap, hingga kelopak matanya memberat dan ikut ke alam mimpi bersama sang kekasih dalam dekapan.