Dreams

PROLOGUE

When you were dreaming you can make something impossible to be true in your own world

Saat kamu bermimpi kamu dapat membuat sesuatu yg tak mungkin menjadi nyata di dunia milik mu

But … is not a reality…..is just only a fiction a world that trapped in a lie

Tapi itu bukanlah kenyataan , itu hanyalah fiksi , sebuah dunia yang terkurung dengan kebohongan

Kim Myungsoo , seorang laki-laki tanpa arah dan tujuan hidup yang jelas tiba-tiba bermimpi tentang seorang laki-laki yang menghantui hidupnya , memimpikanya terus-menerus membuatnya sadar bahwa mimpi yg ia dapati bukanlah mimpi biasa.

Lama – kelamaan ia mengetahui bahwa laki-laki yang selalu ada di dalam mimpinya bernama "Lee sungyeol" bahkan laki-laki tersebut sempat berbincang-bincang dengan myungsoo didalam mimpinya.

Kehadiran sungyeol bagi myungsoo memberinya sebuah percikan harapan untuk hidup…

Tetapi…

Sampai kapan myungsoo akan membohongi dirinya sendiri..
Bahwa sungyeol itu hidup?

Dan bukan bagian dari mimpinya… seorang yg tak nyata sama sekali….

"bila tuhan memang adil , aku hanya berharap ,kalau kau benar-benar ada dan nyata… karena kehadiran mu bagiku seperti obat yang dapat menyembuhan semua luka di sanubari ini , yg ternodai"

"Yang perlu kau lakukan hanyalah menutup matamu , bayangkan suatu dimensi kosong , dan disanalah aku akan muncul menemanimu , mendengarkan semua keluh kesalmu , bukankah kau membutuhkanku?"


"Sebuah takdir yang tidak dapat di hindari"

Myungsoo membuka matanya yang berat perlahan-lahan , ia merasa seluruh pandanganya agak kabur ketika ia mencoba memaksakan tubuhnya untuk bangun dari tidur lelapnya , segera dengan otomatis ia pun terbangun , masingpun keadaan tubuhnya masih belum membaik.

Ya , Kim Myungsoo seorang laki-laki frustasi berusia 24 tahun yang menjalani pekerjaan beratnya sebagai kurir bangunan di Seoul memang selalu gampang kelelahan , kehidupan yang berat membuatnya terpaksa untuk bekerja 15 jam sehari dengan upah yg pas-pasan . tapi yang patut di pertanyakan , kenapa dia memilih jalan hidup yang beriiku? Kenapa ia tidak memilih jalan hidup yang lebih mudah? Dengan bersekolah lebih panjang? Mencari pekerjaan yang lebih gampang?

Karena dia hanya seorang "Myungsoo" seseorang yang tidak mempunyai arah tujuan dalam hidup , seseorang yang tidak pernah mengenal apa rasa "kasih" dan "sayang" ataupun "cinta" itu sendiri , seseorang yang tak mengenal rasa "sakit" …

Dia hanyalah Seorang Myungsoo..yang telah dibutakan oleh dunia , dilupakan oleh tuhan , dilupakan oleh seluruh mahluk didunia ini….

Dengan mengkubur semua hal itu dalam benaknya myungsoo dapat bertahan menjadi myungsoo yang sekarang berdiri sambil bergeming di kaca kamar mandinya , melihat dirinya dengan seksama , apa yang salah padanya hari-hari ini..

Ada apa denganya?

Kenapa dia tak bisa tidur dengan tenang?

Tepatnya siapa laki-laki yang membelakanginya dalam mimpi?

Kenapa dia selalu muncul dalam mimpinya ?

Hal itu membuat myungsoo kesal apalagi laki-laki dalam mimpinya itu selalu berkata "Jangan lari dari takdir mu" atau "Jangan takut untuk tersakiti" lagipula apa maksudnya? Kata-kata yang sulit ia mengerti membuat kepala nya sakit seketika , suara laki-laki itu selalu terngiang di telinganya sampai sekarang.

Dengan pikiran yang semeraut ia pun segera mencuci mukanya dengan air dingin yang sedikit demi sedikit membangunkan kesadaranya , perlahan-lahan rasa lelahnya menghilang , tubuhnya serasa melupakan rasa sakit yang ia pikul semalaman , tetapi hanya satu yang ia tidak dapat hilangkan dari tubuh maupun pikiranya…

Laki-laki itu…..

Yang berada dalam mimpinya

Pada malam hari ini myungsoo lagi-lagi terlihat resah ketika ia mencoba bersiap untuk membaringkan tubuhnya di kasur reyodnya yang sudah tidak layak di baringi , ia teringat akan mimpi yang selalu menghantuinya satu bulan belakangan , kehadiran laki-laki dalam mimpinya yang membuat ia selalu menjadi tegang dan berkeringat dingin saat dia mencoba untuk memejamkan matanya.

"siapa dia…." Gumam myungsoo dalam hatinya..

"apakah dia akan muncul lagi…" pikirnya resah sambil menutup matanya perlahan

"apa…kenapa? Kenapa dia selalu muncul dalam mimpiku?! Kenapa dia selalu mengganggu ku!"

Pekiknya lagi sambil memegang selimutnya erat , dan tanpa di sadari , kesadaranya pun perlahan-lahan melemas dan ia pun tertidur lelap…


Tak disadari lagi-lagi myungsoo membuka matanya perlahan , tapi hal ini berbeda dengan sebelumnya , bila sebelumnya setiap kali ia bangun ia merasakan rasa sakit yang tak terelakan , sekarang ia merasa badan nya terasa lebih nyaman. Dan anehnya lagi ia melihat ruangan disekitar nya terlihat gelap,berpasir ,dan hanya kursi putih lah yang dapat ia lihat didepanya.

Myungsoo pun terheran-heran dengan tempat disekitarnya , apakah ini mimpi yang sama lagi? Mimpi dimana ia bertemu dengan laki-laki misterius yang selalu menghantui mimpinya? Sekarang apa lagi yang akan laki-laki itu katakan padanya? Apakah ia akan menceramahinya lagi dengan kata-kata yang sulit ia mengerti?

Pertanyaan satu persatu menghilang seketika saat ia melihat sosok laki-laki berambut hitam lekat dan berkulit putih menghampirinya , laki-laki itu tersenyum kearah myungsoo sambil melambaikan tanganya seakan ia sangat mengenal myungsoo dan berteman dengan nya. Myungsoo hanya membalas senyumanya dengan tatapan dingin.

"apa kau sudah tak sabar menemuiku ?" Tanya laki laki itu sambil tersenyum dan duduk di pasir

Myungsoo memberi tatapan heran sambil mengkerutkan keningnya , laki-laki itu hanya tersenyum simpul melihat reaksi myungsoo .

"kau tak perlu takut , aku bukan lah hantu ataupun mahluk aneh seperti yang kau bayangkan sekarang di benakmu Kim Myungsoo"

Kali ini myungsoo membuka matanya lebar-lebar ,bagaimana bisa laki-laki ini mengetahui namanya? Apakah dia benar-benar hanya mahluk dalam mimpi? Lagipula mimpi ini terasa terlalu nyata baginya

"Aku mengetahui namamu karena aku merupakan illusi dari pikiran mu sendiri Pabo (bodoh)! Oh ya aku lupa perkenalkan namaku Lee Sung Yeol , sung untuk harapan dan Yeol untuk berkat ! kau harus ingat nama ku dengan jelas Ya Myung!"

Kali ini bukan hanya matanya yang ia buka lebar , mulut myungsoo terbuka seketika , terkaget-kaget dengan ucapan mahluk nyata/tidak nyata didepannya , jika ini benar-benar mimpi tidak mungkin orang didepan nya ini tiba-tiba menngatakan namanya sendiri bukan? Ini benar-benar telalu aneh untuk myungsoo cerna , dan seakan-akan tubuh nya telah bangun sekarang dan ini bukan mimpi sama sekali.

Karena kesal dan bingung myungsoo yang merasa semakin tertekan pun hanya bisa menghela nafas panjang sambil mengusap-usap dadanya , mencoba untuk terlihat tenang

''Lalu kau ini apa?" Tanya myungsoo , sedikit menekan nada biacaranya pada kata "Apa"

" Ya…aku ya..siapa lagi kalau bukan Lee sungyeol" Balas laki-laki itu dengan wajah tanpa dosanya sambil tersenyum simpul , myungsoo semakin gerah tampaknya tak bisa menahan ocehan laki-laki kekanak-kanakan di depan nya.

"dengar ya , lee sungyeol atau siapapun nama mu itu , aku hanya ingin kau tahu bahwa kau benar-benar "MENGGANGU" Ku , kau buat hidupku menderita dan membuatku frustasi dengan kehadiranmu yg selalu ada dimimpiku selama beberapa bulan! Kau dengar? BEBERAPA BULAN! Aku sampai kehilangan selera makan , terlalu letih , gara-gara kau mengusik mimpiku! Jadi lebih baik mulai sekarang kau ENYAH SAJA!" Bentak myungsoo sambil meninggikan nada bicaranya

Disisi lain sungyeol tampak santai menyikapi semua amukan myungsoo , ia hanya melihat myungsoo dengan tenang sambil membuka mulutnya sedikit dan berbisik 'oh' , reaksinya ini membuat myungsoo semakin kesal saja.

"oh…jadi ini ya yang namanya "marah"…" celetuk sungyeol sambil membuka mulut nya terkagum-kagum akan amarah myungsoo tadi

"kau ini kenapa selalu-…apa kau bilang?" Tanya myungsoo sedikit heran

"ah , tidak apa-apa oh ya lebih baik sekarang tenangkan dirimu , karena sekarang sudah waktunya kau bangun" jawab sungyeol santai sambil tersenyum lagi

"eh apa? Apa maksud-"

Saat ia ingin meneruskan apa yang ia ingin katakan, ia dengan cepat membuka matanya , terbangun dari dimensi mimpinya , myungsoo langsung terkaget ketika ia bangun , karena sedikit-demi ia menyadari , bahwa kehidupanya dan mimpinya sendiri …sekarang telah sulit dibedakan.