FAITH

Part 1

By Hana Jaeri

Pairing : Yunjae

Cast : DBSK member dan karakter-karakter yang author bikin sendiri

Warning :: ini cerita YAOI, yang nggak suka nggak usah baca ! Ini fict hasil dari author aba-abal, cerita ngebosenin dan nggak jelas

.

.

Dong Bang Shin Ki, siapa yang tidak mengenal mereka. The rising god from the east. Mereka adalah king of K-pop. Namun karena sebuah masalah dengan manajemen mereka, 3 member memutuskan pergi untuk sementara dan mencari jalan keluar yang benar. Tapi perpisahan itu membuat perubahan yang besar bagi Jaejoong dan Yunho. Karena dengan perpisahan itu, sepasang kekasih ini jadi jarang bertemu dan berkomunikasi. Seiring waktu bergulir, Jaejoong merasa tidak yakin akan hubungan mereka. Akan hubungan mereka yang semakin samar dan tidak menentu ini.

.

.

Suasana di perumahan elit Seoul itu masih sangat sepi. Matahari pun belum ingin menunjukkan dirinya. Hawa dingin pagi hari terasa menusuk dan membuat Jaejoong merapatkan cardigan hitam yang ia kenakan.

"Aku pulang dulu, Boo," kata seseorang yang ada di depan Jaejoong. Jaejoong hanya mengangguk kecil. Namun meskipun begitu, matanya menyiratkan rasa tidak rela jika orang itu pergi.

Orang itu baru saja akan membuka pintu mobilnya saat Jaejoong berkata, "Tidak bisakah kau di sini lebih lama, Yun?" Orang yang dipanggil 'Yun', atau lebih tepatnya bernama Yunho itu berbalik dan menatap Jaejoong.

"Pagi ini aku harus berangkat ke Jepang, Boo. Lagipula jika aku tidak pulang sekarang, akan ada orang yang—"

"Melihat mobilmu ada di depan rumahku dan berita bahwa kau datang ke sini akan tersebar ke mana-mana. Ya, aku tau itu," potong Jaejoong dengan cepat.

Jaejoong menghela nafasnya pelan sebelum melanjutkan, "Tapi tidak bisakah untuk hari ini saja? Setelah ini kau akan lama tidak di korea dan kita akan jarang bertemu. Untuk hari ini saja bisakah kau tinggal lebih lama dari jam 3 pagi, hmm?"

Yunho menghela nafas berat. Sebenarnya dia juga ingin lebih lama berada di rumah kekasihnya itu, jika bisa dia tidak ingin pergi dari sana. Tapi apa yang bisa dia lakukan. Jam 7 pagi nanti dia harus take off ke Jepang untuk mempersiapkan konser Tohoshinki yang seminggu lagi akan dimulai. Lagipula jika dia lebih lama berada di sini, ia takut jika ada seorang fans yang menemukan mobil Yunho di depan rumah Jaejoong dan menyebarkan rumor-rumor. Sebenarnya tidak masalah bagi dirinya, tapi yang dia takuti jika pihak SM akan melakukan sesuatu pada Jaejoong.

"Maafkan aku, Boo. Tapi aku benar-benar harus pergi," Yunho merasa berat sekali saat mengatakannya. Ia dapat melihat kekecewaan yang terpancar dari mata Jaejoong.

Yunho menarik Jaejoong dan memeluknya, mengelus punggung Jaejoong supaya namja itu merasa nyaman. "Tenang saja, Boo. Aku akan terus menelponmu," bisik Yunho tepat di telinga Jaejoong. Jaejoong hanya terdiam menikmati sentuhan Yunho.

"Sekarang kau tidurlah. Lihat, kantong matamu terlihat jelas sekali," kata Yunho setelah melepas pelukannya. Jaejoong masih diam dan menatap Yunho lekat. Yunho tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke arah Jaejoong.

CHU~

Ciuman singkatpun mendarat di bibir Jaejoong.

"Saranghae," bisik Yunho tepat di depan wajah Jaejoong, hingga Jaejoong bisa merasakan nafas hangat Yunho di wajahnya.

"Nado saranghae," Jaejoong berbisik menjawab peryataan Yunho. Yunho tersenyum dan mulai beranjak membuka mobilnya. Sebelum memasuki mobilnya, sekali lagi Yunho menoleh dan melempar senyum pada kekasihnya itu. "Annyeong, Boo."

Perlahan-lahan mobil audi hitam Yunho berjalan meninggalkan rumah Jaejoong. Jaejoong masih diam berdiri menatap lekat mobil hitam Yunho hingga mobil itu hilang di tengah kegelapan pagi.

"Haah…" Jaejoong menghela nafas pelan dan berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan lesu. Kepalanya terus menunduk hingga ia tiba di ruang tamu dan melihat Jiji dan Yoyo, kucing peliharaannya, sudah tidur di keranjang mereka masing-masing. Jaejoong mengunci pintunya dan segera beranjak menuju kamarnya. Setelah sampai,langsung saja ia menjatuhkan dirinya di atas kasur.

Jaejoong mengerang kecil saat merasakan kenyamanan kasurnya. Jaejoong membalikkan badannya menghadap langit-langit. Pikirannya kembali melayang.

'Selalu saja seperti ini' batin Jaejoong. Jaejoong menatap kamarnya yang sepi itu. Haahh, padahal baru saja Yunho ada di sini, tapi sekarang dia sendirian lagi. Jaejoong meregangkan otot-otot tangannya untuk sesaat. Dia memang lelah sekali hari ini. Tapi kemudian malamnya Yunho datang dan menghabiskan waktu bersamanya hingga akhirnya Yunho pulang sebelum pagi datang.

Awalnya Jaejoong merasa tidak masalah dengan hal itu, dia malah merasa senang dia masih bisa menghabiskan waktu berdua dengan Yunho setelah masalah dengan SM itu. Tapi lama kelamaan Jaejoong jadi lelah sendiri. Dia merasa waktu beberapa jam saja tidak cukup. Ia merasa jika intensitas pertemuannya dengan Yunho semakin berkurang. Mungkin karena mereka berdua yang sama-sama sibuk.

Pernah sekali Jaejoong baru akan tidur karena merasa tubuhnya sangat lelah dengan fan meeting hari itu, saat Yunho tiba-tiba datang ke rumahnya jam 12 malam. Jaejoong tentu saja tidak akan membuang waktu bersama Yunho hanya untuk tidur. Akhirnya Jaejoong menghabiskan waktunya dengan Yunho walaupun badannya sangat lelah dan matanya terasa sangat berat. Hingga akhirnya Yunho pulang pukul 3 pagi, seperti biasanya.

Jaejoong senang, tapi dia juga sangat lelah. Dia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Yunho dengan bebas. Bukan hanya tengah malam dan diam-diam seperti ini. Yunho selalu saja memperhatikan kelakuannya supaya hubungan mereka tidak diketahui fans-fans mereka.

Tapi Jaejoong tahu jika Yunho mencintainya, diapun mencintai Yunho. Hanya saja saat ini dia merasa lelah. Sangat lelah.

.

.

.

"Drtt..drt…"

Perlahan Jaejoong membuka matanya dan mengerjap-ngerjapkannya, membuatnya sangat imut apalagi dengan rambutnya yang agak berantakan, namun itulah yang member kesan manis pada wajahnya. Tangan kanannya bergerak untuk mengambil ponselnya yang sedang berdering di meja di samping kasur. Tapi sebelum Jaejoong sempat menjawab atau melihat siapa yang menelponnya itu, ponselnya berhenti berdering. Tapi setelahnya ponsel Jaejoong bergetar lagi. Tapi getaran yang tidak lama itu menandakan bahwa ada pesan masuk.

You have 5 missed calls.

You have 4 messages.

Siapa yang menelponnya pagi-pagi begini? Jaejoong melirik jam dinding dan matanya agak terbelalak saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Ternyata ini sudah siang. Jaejoong mulai memeriksa siapa yang menelponnya.

You have 3 missed calls from Yunnie and 2 missed calls from Minwon.

From : Yunnie

06.46

Boo, pesawatku akan berangkat. Aku tadisudah menelponmu tapi kau tidak menjawabnya. Sepertinya kau masih tidur ^^ Istirahatlah , maaf sudah membuatmu tidak tidur tadi malam. Saranghae 3

From : Yunnie

06.53S

Oiya, aku akan menelponmu sesering yang aku bisa. Jangan lupa makan dan jangan tidur larut malam, arachi ?

Jaejoong tersenyum membaca pesan Yunho. Dengan cekatan Jaejoong langsung membalas pesan Yunho.

To : Yunnie

Iya iya.. cerewet sekali ..Kau juga jangan lupa makan dan tidur. Semoga konser kalian sukses Yunnie, fighting ^^

Setelah menekan tombol send. Jaejoong menghela nafasnya. Yunho sekarang pasti sudah sampai di Jepang, dan pasti mereka tidak akan bertemu untuk waktu yang lama. Yunho sedang dalam persiapan konsernya minggu depan. Haahh, harusnya mereka berlima ada di konser itu bersama-sama. Karena itulah mereka, Tohoshinki yang terdiri dari 5 member.

Jaejoong kembali menghela nafas kecil dan mengecek ponselnya lagi.

From : Minwon

08.47

Jaejoong-ah, ayo cepat bangun! Kau ada jadwal jam 11 nanti, tapi kau sudah harus sampai di sini jam 10..

From: Minwon

09.01

Isshh! Kau sepertinya belum bangun. Aku akan menjemputmu. Kau cepat bersiap-siap, saat aku datang kau harus sudah siap.

Jaejoong mengerjapkan matanya. Sepertinya dia lupa kalau hari ini dia ada jadwal. Ia segera bangun dari tempat tidurnya dan masuk ke kamar mandi. Setelah mandi, Jaejoong pergi beranjak ke arah dapur. Penampilannya kini sangat menawan dengan sebuah kaos putih berleher v-neck dan celana hitam jeans serta tangannya yang membawa sebuah jaket berwarna abu-abu. Rambutnya coklatnya terurai dengan indah dan terlihat sangat halus. Penampilannya sungguh sangat memukau. Yah, walaupun sebenarnya apapun yang ia kenakan, Kim Jaejoong akan tetap terlihat menawan.

Di dapur Jaejoong melihat kucing yang bernama Yoyo sedang bermain dengan mainan karetnya, sedangkan Jiji, kucingnya yang satu lagi, hanya duduk dengan tenang di samping kotak makannya.

Jaejoong menyampirkan jaketnya pada sebuah kursi makan dan berjalan ke sebuah laci, "Ckk, Jiji-ah. Kau seharusnya lebih banyak bergerak seperti Yoyo, bukan hanya duduk diam seperti itu," Jaejoong menasehati Jiji walaupun ia tahu Jiji mungkin tidak mengerti apa yang ia katakan. Sudah menjadi kebiasaan Jaejoong untuk berbicara dengan binatang peliharaannya itu. Karena ia hanya tinggal sendiri, siapa lagi yang bisa diajak bicara selain Jiji dan Yoyo.

Jaejoong kini berjongkok di depan mangkuk makan Jiji dan Yoyo dengan membawa sekotak susu. Melihat majikannya membawa makanan, Yoyo langsung saja berlari mendekati Jaejoong.

"Meoww.."

"Haha, kau selalu saja bersemangat jika sudah melihat makanan, Yoyo-ah," Jaejoong segera menuangkan susu di mangkuk Jiji dan Yoyo. Jiji dan Yoyo tanpa bersuara langung menglurkan lidahnya di mangkok masing-masing.

"Jiji-ah, Yunnie pasti sudah sampai di Jepang. Kita pasti tidak akan bertemu untuk waktu yang lama," Jaejoong kembali mengajak Jiji berbicara. Tangan kanannya terulur mengelus punggung Jiji. Tapi yang diajak bicara masih asik menikmati susunya tanpa menghiraukan majikannya sama sekali.

TINN TINN.

Jaejoong sedikit terlonjak saat mendengar suara klakson di depan rumahnya. Pasti itu Minwon. Ia segera berdiri dan meraih jaketnya lalu berjalan membuka pintu depan dan menampakan seorang pemuda berdiri di depan pintunya. Rambutnya yang hitam ditata dengan gel sedemikan rupa, ia memakai kaos putih dan celana jeans hitam. Badannya juga dihiasi dengan otot-otot lengannya. Tidak menawan, tapi cukup menarik untuk dilihat.

"Hai, Minwon-ah," sapa Jaejoong santai.

"Hai? Kau tidak tahu ini jam berapa? Ayo berangkat!" Jaejoong terkikik saat melihat wajah kusut Minwon.

"Iya iya.." Jaejoong segera mengunci pintu rumahnya dan mengikuti Minwon ke mobilnya yang berwarna biru tua.

"Hari ini kau ada pemotretan dengan Yoochun dan Junsu untuk iklan produk. Kalian juga setelah itu harus menyiapkan konser kalian. Cjes juga sudah mencari pengganti dancer yang terkilir minggu lalu, kalian juga harus berlatih bersama supaya dia cepat bisa." Baru saja Jaejoong mendudukan dirinya di kursi di samping kursi sopir, tapi pria di sampingnya sudah mencecokinya dengan jadwal nya panjang.

"Aissh, tidak bisakah kau biarkan aku duduk dengan nyaman dulu," protes Jaejoong. Managernya ini selalu saja seperti itu.

Lee Minwon adalah manager Jaejoong saat Jaejoong masuk ke agency CJes. Awalnya Minwon adalah seorang staff DBSK saat masih di SM dulu, tapi saat Jaejoong, Junsu dan Yoochun memutuskan untuk menggugat SM dan membentuk agency baru, Minwon mengikuti mereka keluar dari SM dan bekerja di Cjes. Karena ia sudah mengenal Jaejoong, Junsu dan Yoochun sejak lama dan cara kerjanya yang cekatan, ia diberi pekerjaan sebagai manager Jaejoong.

Dan hasil kerjanya terbukti. Sejak ia menjadi manager Jaejoong, Jaejoong selalu datang tepat waktu dan jadwal kerja Jaejoong sesuai dengan Jaejoong, tidak terlalu padat. Minwon juga selalu memperhatikan pola makan Jaejoong supaya pria itu tidak lemas saat menjalani jadwalnya.

Benar-benar manager yang baik.

"Salah sendiri kau bangun siang. Kita harus cepat sampai agar pihak produk yang kau iklani itu tidak marah," perlahan mobil mulai melaju meninggalkan rumah Jaejoong.

"Mereka tidak akan marah, saat melihatku mereka pasti tidak jadi marah dan malah wajah mereka akan berseri-seri," canda Jaejoong.

"Ya ya, aku tau kau penyanyi terkenal yang tampan dan punya banyak fans," sahut Minwon sambil memutar matanya.

"Haha.."

"Tapi Jaejoong-ah, tumben sekali kau bangun siang? Apa yang kau lakukan tadi malam?" Minwon melirik ke Jaejoong yang duduk di sampingnya.

"…" Jaejoong memilih tidak menjawab dan hanya tersenyum sambil mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil.

"Apa Yunho datang ke rumahmu lagi tadi malam?" pertanyaan Minwon tidak membuat Jaejoong terkejut. Minwon merupakan salah seorang yang tahu akan hubungannya dengan Yunho yang lebih dari sekedar teman, selain member DBSK dan teman-teman dekatnya.

"Hmm.." gumam Jaejoong mengiyakan pertanyaan Minwon.

"Ishh, selalu saja seperti itu. Tidak bisakah dia lebih manusiawi? Saat malam adalah waktu untuk istirahat, bukannya datang berkunjung ke rumah orang. Tidak bisakah kau memberitahunya supaya tidak terlalu larut malam ia datang ke rumahmu? Jika tidak, kau akan selalu terlambat untuk seterusnya," omel Minwon.

Jaejoong hanya menggumam pelan. Pikiranya melayang lagi. Ia juga ingin seperti itu. Ia ingin tidak hanya saat malam saja ia bisa bersama Yunho. Ia ingin pagi dan siang juga bersama Yunho. Tapia pa yang bisa ia lakukan? Ia

"Jika ia peduli padamu,ia pasti tidak akan mengganggu waktu istirahatmu," lanjut Minwon.

"Ia datang tengah malam kerena saat siang kami sama-sama sibuk, dan kami juga sama-sama mempunyai waktu luang saat malam hari," bela Jaejoong.

"Tapi tidak perlu semalam itu juga, bukan? Jika ia punya waktu luang, ia tidak akan datang selarut itu dan tidak akan pulang pagi-pagi buta seperti itu," sahut Minwon lagi. Ia memang mengetahui kebiasaan Yunho yang datang ke rumah Jaejoong saat tengah malam dan pulang pagi-pagi sekali.

Jaejoong terdiam sejenak sebelu ia menjawab, "Itu supaya tidak ada yang melihatnya di rumahku."

Minwon memutar bola matanya tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. "Dia masih sama seperti dulu. Masih tidak berani memberitahukan hubungan kalian,"

Jaejoong sedikit tertohok mendengarnya. "I..itu.. Dia bukannya tidak berani, tapi ini masih bukan waktu yang tepat," sahut Jaejoong pelan. Sepertinya ia sendiri tidak seberapa yakin dengan apa yang ia katakan.

"Apa kau yakin?" tanya Minwon lagi dengan suara yang lebih serius dan melirik ke arah Jaejoong untuk sesaat.

Kali ini Jaejoong hanya diam.

.

.

.

"Yunho hyung!" seru Changmin dengan melambaikan tangannya. Yunho yang melihat Changmin langsung saja masuk menuju sebuah meja dan duduk di samping dongsaengnya itu.

"Kenapa baru datang jam segini?" tanya seorang yang berwajah oriental yang duduk di hadapan Yunho dan Changmin.

"Iya! Lihat makanannya sebagian besar sudah masuk ke perut Changmin," sahut seseorang yang duduk di samping orang berwajah oriental itu tadi diikuti tawanya dan Changmin.

"Tadi aku ketiduran, jadi aku datang terlambat," jawab Yunho sambil tertawa pelan.

"Kau pasti lelah, tapi kau harus tetap bersenang-senang di sini," kata orang berwajah oriental itu lagi sambil tersenyum lebar.

Ya, malam ini Yunho dan Changmin sedang berada di sebuah restoran di Yokohama. Mereka dan staff-staff Tohoshinki sedang mengadakan pesta kecil-kecilan sebelum konser mereka dimulai besok. Suasana restoran ini sangat ramai dipenuhi canda tawa dan antusias staff-staff akan konser yang akan dimulai besok.

"Tentu saja, Nakashii. Aku tidak akan melewatkan waktu untuk bersenang-senang dengan kalian," jawab Yunho diiringi dengan suara tawanya. Orang berwajah oriental yang dipanggil Nakashii itu juga ikut tertawa melihat tawa Yunho.

"Hyung, kalau kau tidak makan, bagaimana kalau aku saja yang memakan makananmu?" tanya Changmin tiba-tiba. Orang-orang yang ada di sekitarnya termasuk Yunho , langsung menoleh kea rah Changmin dengan tatapan melongo, dan sedetik setelahnya , tawa mereka pun pecah.

Ckck, dasar maniak makanan!

Di tengah-tengah tawanya, Yunho merasakan ada yang bergetar di sakunya. Yunho kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan melihat ponselnya menerima satu pesan.

From : Go Ara

Yunho oppa, aku dengar kau akan memulai konsermu di Jepang besok. Semoga konser oppa sukses fighting!

Setelah membaca isi pesan dari ara itu, Yunho langsung membalas pesan itu dengan ucapan terima kasih dan kembali mengobrol dengan teman-temannya.

Ya, somoga saja konser Tohoshinki ini bisa sukses seperti konser-konser Tohoshinki yang sebelumnya, meski kali ini tidak semua member Tohoshinki bisa hadir.

.

.

.

Yunho melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 11.36 malam. Yunho melihat keadaan sekeliling. Staff-staff masih ada yang ada di restoran ini, meski ada beberapa yang sudah pulang. Makanan-makanan yang tadi tersaji di atas meja sudah digantikan dengan gelas-gelas dan botol-botol sake. Changmin masih ada di sampingnya sedang mengobrol dengan drummer Tohoshinki. Nakishii sedang pergi ke toilet.

Yunho akhirnya memutuskan keluar dari restoran utuk mencari udara segar.

"Haahh.." Yunho menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Udara mala mini terasa dingin tapi juga menyegarkan.

Yunho meraih ponselnya dan mengetik nomor Jaejoong dan menelponnya. Ia ingin mendengar suara Jaejoong yang belum ia dengar seharian ini.

"Halo, siapa ini?" akhirnya suara lembut Jaejoong terdengar dari ujung ponsel Yunho.

"Kau tidak mengenaliku?" Yunho menekuk mukanya walau ia tahu Jaejoong tidak dapat melihatnya saat ini.

"Ah! Yunnie! Mianhe, Yun. Aku sedang tiduran di kasur dan tidak melihat siapa yang menelpon,"

"Ah, mianhe, Boo. Kau pasti capek, kalau begitu tidurlah sa—"

"A..ani! Aku masih belum mengantuk," Jaejoong langsung menyahut cepat. Tidak ingin Yunho segera menutup panggilannya.

"Tidak, aku tau kau capek. Lebih baik kau tidur saja, Boo," Yunho merasa bersalah ia sudah mengganggu Jaejoong.

"Tidak," jawab Jaejoong tegas. " Bagaimana persiapan konsermu?" Jaejoong mengalihkan pembicaraan.

"Ya, begitulah. Sudah siap semua, semoga saja semuanya lancar," Yunho tidak memaksa lagi. Karena pada dasarnya ia memang masih ingin mendengar suara Jaejoong. "Ini saja kami sedang mengadakan pesta kecil-kecilan sebelum konser,"

Jaejoong menggumam di seberang sana.

"Apa yang kau lakukan hari ini?" tanya Yunho.

"Tidak ada yang menarik. Hanya pemotretan seperti biasa,latihan dance untuk konser, lalu aku dan Yoochun pergi makan malam bersama,"

"Apa benar hanya makan malam?"

"Tentu saja, memang mau apa lagi?"

"Tidak, kukira kalian pasti akan minum," tebak Yunho.

"Err.. Yah, itu.. cuma minum sedikit kok,"

"Iya, iya. Aku tidak melarangmu. Tapi akan lebih baik jika kau tidak menghabiskan 3 botol soju sekaligus,"

"Aku tadi hanya minum beberapa gelas," Jaejoong mencoba membela diri. Tapi tadi dia memang hanya menegak beberapa gelas soju.

"Sungguh?"

"Iya!" jawab Jaejoong tegas.

"Haha, kau lucu sekali, boo. Seandainya aku bisa melihatmu," Yunho tertawa kecil.

"Lalu kau mau apa?"goda Jaejoong.

"Aku akan memelukmu, mencubit pipimu, menciummu, lalu—"

"Yah! Kau mau menyiksa tubuhku?" gerutuan Jaejoong yang imut sontak membuat Yunho tertawa.

Pembicaraan mereka berlanjut hingga kurang lebih 5 menit kemudian. Mereka bercerita tentang apa yang mereka lakukan seharian itu dengan Jaejoong yang terkadang menguap di seberang sana, membuat rasa bersalah Yunho yang tadi sempat hilang datang lagi.

"Yunho," panggil seseorang dari balik punggung Yunho. Yunho menoleh ke belakang dan menemukan Nakashii sedang menunggunya.

"Boo, aku pergi dulu, ya?" pamit Yunho.

"Baiklah. Bye, yun. Saranghae,"

"Nado," Yunho segera menutup panggilannya dan berjalan menuju Nakashii yang memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Ada apa?" tanya Yunho saat ia sudah berada di hadapan Nakashii.

"Kau masih dengan dia?" tanya Nakashii tiba-tiba. Suaranya datar dan matanya menatap lurus ke arah Yunho.

Yunho mengernyit, "Maksudmu?"

"Jejung… kau masih bersamanya ?" Kernyitan Yunho menghilang. Dia mengerti sekarang. Nakashii memang mengetahui hubungannya dengan Jaejoong. Karena Nakashii sudah bersama mereka sejak lama, sejak mereka datang untuk yang pertama kalinya ke Jepang. Nakashii, ketua staff yang baik. Dia selalu membantu Tohoshinki dalam banyak hal. Mengajar mereka bahasa Jepang, budaya Jepang dan juga terkadang member Tohoshinki juga meminta saran pada Nakashii karena sifatnya yang hangat dan bijak.

Karena kedekatan itulah, akhirnya Yunho dan Jaejoong memutuskan untuk memberitahukan hubungan mereka pada Nakashii. Awalnya pria berumur 4o tahunan itu terkejut mendengarnya, namun lama-kelamaan dia bisa menerima hubungan mereka, walaupun pada awalnya ia agak tidak setuju dengan hubungan yang seperti itu.

"Iya, kenapa?" jawab Yunho bingung. Memangnya apa ada alasan baginya untuk tidak bersama Jaejoong?

Nakashii terdiam untuk sesaat sebelum akhirnya ia menghela nafas panjang. "Tidak apa-apa."

"Ayo masuk, yang lain sedang menunggumu untuk bersulang bersama," lanjut Nakashii sambil berjalan memasuki restoran lagi. Yunho hanya mengikuti Nakashii tanpa suara. Yunho bingung. Suara Nakashii saat menjawab tadi lebih berat dari biasanya. Dan lagi raut wajahnya tadi memperlihatkan ia sedang memikirkan sesuatu yang serius.

Yunho tidak yakin, tapi entah kenapa perasaannya jadi agak tidak enak.

.

.

.

"YA, JAEJOONG-AH! Kau tau jam berapa sekarang ?" Jaejoong langsung menjauhkan ponselnya dari telinganya saat mendengar suara yang memekakkan telinga.

Jaejoong melihat caller id-nya dan menempelkan ponselnya pada telinganya lagi, "Haish, Minwon-ah. Pagi-pagi kau sudah berisik sekali!"

"Pagi?" suara Minwon terdengar terkejut. "Itu jika kau menganggap jam 9.30 masih pagi."

Mata Jaejoong langsung terbuka lebar , "Jam 9?" Jaejoong segera bangun dari tidurnya dan berjalan membuka lemari pakaiannya dengan kelabakan. Dia kan punya jadwal jam 10.30.

"Haish! Aku akan menjemputmu, aku sedang dalam perjalanan, cepat bersiap-siap!" kata Minwon dari ujung telepon dan setelahnya terdengar bunyi panggilan ditutup. Jaejoong spontan melemparkan ponselnya ke atas kasur dan segera mengambil baju yang sekiranya cocok lalu berlari kecil menuju kamar mandi. Tidak peduli atau tidak sadar akan tatapan heran Jiji dan Yoyo akan majikannya itu.

15 menit kemudian, mobil Minwon sudah ada di depan rumah Jaejoong. Jaejoong yang masih merapikan barang yang akan ia bawa itu semakin tergesa-gesa. Earphone, sisir, mp3, ipad, tissue, posel, langsung ia masukkan begitu saja dalam tasnya. Kemudian ia segera berlari menuju pintu depan, menguncinya dan masuk ke dalam mobil Minwon. Begitu Jaejoong masuk dalam mobil, Minwon langsung menjalankan mobilnya.

Jaejoong menyandarkan tubuhnya dan menguap dengan telapak kanan yang menutupi mulutnya. Dia masih mengantuk. Jaejoong yang menguap membuat Minwon menoleh ke arah Jaejoong.

"Pasti semalam kau tidur larut lagi," tebaknya tepat sasaran. Jaejoong hanya mengangguk mengiyakan. Minwon mengalihkan pandangannya lagi ke jalanan.

Ya, Jaejoong memang tidur larut semalam. Semalam, Jaejoong sampai di rumah pukul 11 malam, setelah sebelumnya ia berlatih dance bersama Yoochun dan Junsu dari jam 3 sore dan pergi makan malam dengan Yoochun. Jaejoong merasa sangat lelah dan sudah membaringkan tubuhnya di atas kasur saat Yunho tiba-tiba menelponnya. Jaejoong tentu saja tidak jadi tidur dan malah bercakap ria dengan Yunho yang memang seharian itu belum mengabarinya.

"Jaejoong-ah. Sudah hampir seminggu ini kau selalu bangun siang, dan akhirnya kau terlambat bekerja," kata Minwon.

"Apa ini karena Yunho masih selalu menelponmu saat tengah malam?" lagi-lagi Minwon bertanya tepat sasaran.

"Benar, kan? Aish, si Yunho ini!" omel Minwon yang mendapati Jaejoong hanya terdiam. "Kau tidak mengatakan padanya agar dia tidak menelponnmu terlalu malam?"

"Tadi malam itu.. dia kebetulan sedang ada pesta dan akhirnya ia bisa menelponku di sela-sela pestanya," jawab Jaejoong. Memang setelah tiba di Jepang, Yunho tidak bisa sering-sering menelpon Jaejoong karena jadwalnya. Apalagi sejak 3 hari yang lalu, Yunho tidak menelpon dan tidak mengangkat ponselnya sama sekali, mungkin karena sudah menginjak H-3 untuk konsernya. Hingga akhirnya Yunho menelpon Jaejoong kemarin malam.

"Tidak bisakah dia menelpon paginya?" Minwon ternyata masih betah mengomeli Jaejoong.

"Dia pasti sibuk," Jaejoong menjawab dengan suara pelan dengan pandangannya yang masih mengarah ke luar jendela mobil.

"Tapi meski begitu, jika Yunho peduli padamu, dia pasti akan memikirkan waktu istirahatmu,"

"Yunho pasti memikirkannya!" jawab Jaejoong tiba-tiba dengan suara keras. "Kemarin Yunho sedang tidak sibuk, dan akhirnya dia bisa menelponku setelah 3 hari!" Minwon agak terkejut dengan reaksi Jaejoong.

Minwon melirik Jaejoong, "Aku tau,tapi tidak bisakah dia menelpon saat siang atau sore? Atau dia masih ingin dengan rapi menutupi hubungannya denganmu"

"Yunho tidak seperti itu! Sudah kubilang dia pasi sedang sibuk!"

"Apakah dia segitu sibuknya?" balas Minwon.

"Minwon-ah!" Minwon lagi-lagi tersentak dengan suara Jaejoong. Dia menoleh dan menoleh ke arah Jaejoong yang saat ini menatapnya tajam.

"Tolong, hentikan," pinta Jaejoong.

Minwon menghentikan mobilnya yang ternyata sudah sampai di gedung Cjes. Lalu ia menoleh menatap Jaejoong lagi.

"Ini bukan salah Yunho. Aku akan mengatur waktuku dengan lebih baik lagi. Aku janji aku tidak akan terlambat lagi. Jadi, bisakah kau tidak membicarakan hal ini lagi?" setelah berkata demikian, Jaejoong langsung pergi keluar dari mobil dan menutup pintu mobil Minwon. Meninggalkan Minwon yang masih menatap Jaejoong hingga pria manis itu hilang dari pandangannya.

.

.

.

TBC

hyaa~ gimanaaa?

Ada yang tertarik sama nih ff? FF ini muncul waktu aku galau gara-gara yj.

Masa' ada peramal yang bilang kalo sekarang yj itu putus, trus si jae lagi deket sama cowo lain.

YA! Berita apaan tuh! Aku nggak terima kalau yj sampe putus (kalau mereka beneran pacaran ) !
jaeis yun's, yun is jae's ...

kekeke..

yauda deh, yang udah baca, gomawo sudah baca ^^

jangan lupa RnR yaah,jebal...

Thanks for reading :) Hope you enjoy it :)