The Silly Robbers

Amerin Hamada

Rated : T semi M (untuk mesum)

Genre : Action, Comedy n Romance ( Maybe )

Disclaimer : Punya Masashi Kisimoto, cuma minjem karakternya

Terinspirasi dari Film Indonesia Comic 8

Warning : OOC, gaje, typo, garing, n bla..bla

IF YOU DON'T LIKE, DON'T READ AND CLOSE THE TAB

Hai, ketemu lagi sama Amerin! Oh ya, ini fanfic Naruto pertamaku terinspirasi dari film Comic 8, udah pernah nonton kan? Kalo udah pasti readers tahu ceritanya...semoga suka!

Summary : Apa jadinya jika Naruto, Sasuke, dan para Akatsuki merampok bank? Apakah mereka bahu membahu ketika dikepung oleh polisi untuk kabur dan membawa hasil rampokan?

Chapter 1

.

.

.

TAP...TAP...TAP

Seorang pemuda berambut hitam dan berkulit pucat berjalan dengan santai sambil membawa pizza menuju ke sebuah gedung. Gedung itu adalah 'Konoha Bank Central'. Dia tidak memperhatikkan keadaan di sekitar luar Bank, keadaan saat itu tegang dan dikepung oleh Polisi, S.W.A.T, dan Tentara (ni mau nangkap Teroris atau apa sih?) yang memberi teriakan peringatan padanya agar menjauh dari Bank. Diantaranya bahkan melambaikan tangan mereka seperti acara 'Masih di Dunia Lain' ketika para pesertanya tidak kuat lagi dengan makhluk halus.

"HEI BUNG! MENJAUHLAH DARI SANA!" teriak salah satu anggota tentara berambut merah gelap dan memiliki tato di dahinya dengan menggunakan toa.

"ABANG TUKANG PIZZA YANG GANTENG! KEMARI DONG!" pekik seorang gadis anggota polisi berambut pirang dan bermata aquamarine dengan mata love-love, namanya Ino.

"HEI PENGANTAR PIZZA! KEMARI DAN BERIKAN PIZZA ITU!" perintah seorang polisi yang gen-(digaplok Chouji *woi author gua nggak gendut cuma tulangku besar-besar!*)

Kroakk...kroakk...kroakk.. (*pake suara gagak, sekali-kali gak papa kan?.*)

Para polisi, tentara dan S.W. A.T pun langsung sweatdrop mendengar teriakan Chouji dan langung memasang tampang 'betapa-konyolnya-dirimu-kawan'. Gaara si tentara berambut merah itu berdeham.

"Chouji...INI SAATNYA BUKAN UNTUK MAKAN!" bentaknya sambil memukul kepala polisi gen-eh salah lagi-gemuk, "KAU ITU POLISI ATAU BUKAN SIH?!".

"Tentu saja aku Polisi, tapi saat aku melihat Pizza aku jadi lapar." Kata Chouji membela diri.

"Ah, sudahlah malas aku bicara padamu!" kata Gaara lalu kembali meneriakkan peringatan untuk si Pengantar Pizza itu.

Namun, si Pengantar Pizza itu cuek dan tetap melangkahkan kakinya masuk ke Bank, dia membuka pintu gedung dan masuk.

"TIDAAAAAAKKKKKKK!" Seru mereka bertiga.

"hiks...hiks...kuharap dia selamat...hiks," tangis Ino.

"hiks...kuharap Pizza-nya selamat...hiks," tangis Chouji (Ini mah mentingin keselamatan makanan, bukan manusia.)

.

.

.

Si pengantar Pizza itu masuk dan menuju teller bank, dia tidak menyadari adanya para nasabah dan karyawan yang dalam posisi tiarap dengan wajah ketakutan. Dia berteriak dengan lantang.

"ADA YANG PESAN 20 PEPPERONI PIZZA DAN TOMATO SALAD?!"

ZAPP...! Langsung saja dia ditodong senjata oleh 11 orang perampok. Siapakah mereka? CEKIDOT...

*FLASBACK*

THE GANGSTERS

Di sebuah pelabuhan, berkumpulah 3 orang pemuda berusia sekitar 20 tahunan sambil membaawa tas dan menunggu.

"Duh, mana sih si Pantat Ayam dan si Keriput Sialan itu?" keluh pria muda bersurai oranye dan di seluruh wajahnya penuh pierching ini, namanya Pein Yahiko.

"Mereka tuh ngaret ya?!" kata pemuda bersurai sama dengan Pein, namun warnanya kuning dengan geram, dia adalah Namikaze Naruto.

"Kalau mereka terlambat satu jam, aku akan menembak mereka dengan AK-47 ku!" ancam si Baby Face yang sebetulnya bisa jadi anak alim (ditodong *thor, ngga usah ada pendeskripsian kaya gitu atau gue tembak lu!* Iya, maafin broo..)namanya Sasori.

Tak lama kemudian, terdengar suara raungan mobil Lamborghini berhenti di depan mereka. Pintu mobil terbuka dan keluarlah pemuda berambut 'Chicken-Butt' dan bermata onyx, berjalan dengan sok gagah dan keren, dialah Uchiha Sasuke. Pintu mobil kedua terbuka dan keluarlah Pria tu-eh salah maaf- muda bermata onyx sama seperti Sasuke namun memiliki sepasang keriput di wajahnya, dialah Uchiha Itachi.

Kedua Uchiha itu berjalan dengan gagah ala gangster, tidak mempedulikan tatapan psikopat dari rekan mereka. Sayangnya Sasuke tidak memperhatikan ada sebuah batu di bawahnya, jadinya dia tersandung dan jatuh tengkurap dengan tidak elit-nya (*WTF what are you say thor?!*Sasuke).

Naruto, Pein, dan Sasori yang tadinya bertampang psikopat akhirnya tertawa terbahak-bahak sambil nunjuk-nunjuk Sasuke yang bangkit menahan malunya dari insiden besar (katanya mah) yang terjadi padanya, Itachi, yang harusnya membela adiknya malah ikut menertawakannya (Kakak yang nggak bener-_-)sambil megang perutnya. 'Udah pake tampang cool, diinterupsi pake acara jatuh lagi' batin si bungsu Uchiha.

Mereka terus menertawakan Sasuke yang akhirnya berhasil berhenti dengan tembakan peringatan yang ditembakan oleh Sasuke dengan mata psikopat.

"UDAHAN KETAWANYA, WOII!" teriaknya lalu mengarahkan pistolnya pada mereka berempat "AKU MALU BOOOK!".

Note : Sasuke kalo panik atau malu OOC-nya kambuh dan kalo nggak dicegah bisa berakibat fatal.

"NOTE KAMPRET APAAN ITU?!" pekik Sasuke "KAYA PENYAKIT AJA!".

Keempat rekannya menenangkannya supaya mencegah hal yang tidak diinginkan, setelah itu, mereka bersembunyi di balik sebuah kargo dan merencanakan sesuatu.

"Oke," kata Sasori "jadi apa rencana kita hari ini?", Naruto dan Pein mengangguk dengan pertanyaan Sasori, mereka heran apa yang akan mereka lakukan di dermaga ini?

"Hm," kata Itachi "Kalian lihat apa yang ada di balik kargo ini?" katanya sambil menunjuk sebuah kargo di belakang mereka.

Tanpa buang waktu, mereka bertiga mengintip apa yang ada di balik kargo itu. Di balik kargo itu, tampak kejauhan ada sebuah mansion mewah, setelah itu mereka berbalik dan menuju tempat persembunyian mereka berlima.

"Mansion apa itu?" tanya Naruto "Kenapa berada di dermaga?"

"Kalian tahu apa mansion itu?" kata Itachi "Itu adalah pabrik narkoba yang terbesar di Konoha!" lanjutnya dengan berapi-api.

Mereka bergidik ngeri apa yang dikatakan Itachi, walaupun mereka berlima adalah geng 'The Gangsters' yang terkenal ahli dalam merampok, mereka tidak akan mendekati obat-obatan terlarang se-inchi pun.

"Hiyy...apa kita akan membeli narkoba? Jika begitu aku pergi." Kata Pein dengan tampang ketakutan.

"Ndak ah! Ntar ketahuan Kaa-san dan Tou-san." Ujar Naruto menolak.

"Dengar semuanya walaupun aku dikenal garang dan psycho, aku tetap berbakti pada Nenek Chiyo, DAN AKU SAYANG SAMA NENEK CHIYO!" Sasori dengan lantangnya membanggakan nenek tersayangnya.

Kroakk...kroakk...kroakk.. *suara gagak lagi*.

"Teme, apa hubungannya dengan menolak narkoba dengan nenekmu?" tanya Itachi.

"Hmph...karena ente semuanya anak durhaka, ane jelaskan. Ane mengabdikan hidup ane untuk merampok agar ane bisa ngebahagiain Nenek Chiyo dengan ngasih kejutan buat nenek berupa paket umroh ke tanah suci. Titik!" (Pake dialek arab yang belepotan lagi : P).

'Ni anak tambah gaje aja.' Batin mereka sweatdrop.

"Hn, sebenarnya," kata Sasuke dengan mode cool on "kita tidak membeli narkoba. Tapi, kita berlima akan merampok hasil penjualannya, ngerti nggak?"

Naruto, Pein, dan Sasori bernapas lega, 'Ternyata ngga beli barang laknat itu, syukurlah.' Batin mereka bertiga. The Gangsters langsung mendiskusikan rencana mereka.

.

.

.

Setelah berdiskusi tentang rencana perampokan mereka, akhirnya, The Gangsters berjalan dengan Itachi yang memimpin menuju daerah luar mansion mewah yang dijaga oleh beberapa penjaga yang tampaknya membuang waktu lagi, para The Gangsters menyerang mereka dengan senjata api mereka masing-masing. Naruto dengan STG 44, Sasuke dengan M16, Itachi dengan Lee-Enfield SMILE, Pein dengan FN FAL, dan Sasori dengan AK-47. Mereka menembak seperti menembak para zombie di Resident Evil.

Setelah menyikat habis para penjaga, mereka berdiri di pintu dan menunggu aba-aba dari Itachi.

"YOSH! Kita sudah berhasil menyikat para penjaga di luar, kini kita habisi penjaga di dalam. Kalian tunggu aba-abaku, kalian siap?"

Mereka mengangguk.

"Tiga...Dua...Satu...FIREEE!" Seru Itachi mendobrak pintu mansion dan menembak penjaga di dalam dengan gila-gilaan.

Para penjaga di dalam lebih kuat daripada yang di luar, namun mereka tidak menyerah demi merampok uang triliunan Yen.

"HYYYAHHHHH!"

"MONEY I AM COMING FOR YOU DATTEBAYOOOO!"

"DEMI PIERCHING EMAS! RASAKAN INI!"

Kini musuh yang tinggal setengahnya, tidak menyerah melawan para penyusup. Para musuh menembakan senjata mereka pada para pemuda berjiwa tangguh. Tapi mereka cekatan menghindari peluru musuh.

Sasori menghindar ala Neo di The Matrix, Naruto dan Pein melakukan aksi bela diri mereka ketika musuh benar-benar di dekat mereka, sedangkan Itachi dan Sasuke menembak dengan saling membelakangi punggung.

Namun, Itachi merasa ada kejanggalan dari aksi mereka, maka ia meneriakan mereka dan musuh untuk berhenti dan menengadahkan wajahnya ke atas dan berteriak ke Author.

"WOYY THOR!"

"KENAPA CHI?" kata Author.

"GANTI BACKSOUND-NYA SIH! MASA MUSIK TARI TOPENG ?!"

Mereka semua sadar atas kejanggalan itu, mereka menyadari bukannya backsound-nya lagu-lagu keren seperti di film-film, malah...MUSIK TARI TOPENG!. Sang Author juga menyadari dan meminta maaf atas kelakuannya yang dianggap para karakter itu nista.

"EH, IYA, MAAF...MAAF,KALIAN MAU LAGU APA?!"

'Sampai lebaran pun, kami tidak memaafkanmu thor.' Batin mereka *kalian jahat!*

"LAGU NYA BON JOVI AJA THOR, YANG 'IT'S MY LIFE'!"

"WOKEEHH!"

*Backsound : It's My Life*

"THANK YOU THOR!"

"YO MAN! NTAR KALO MAU NGE-REQUEST ATAU PROTES LAGI NANTI PAS TBC AJA YA! SOALNYA ADA 'ZONA REQUEST DAN PROTES KARAKTER 'TSR'!"

"OKE DEH!"

Semuanya kembali dalam kegiatan mereka, musuh mulai bertumbangan...dan HABIS. The Gangsters menang!

"Ha..ha..kita menang. Ini berkat Author karena dia memutar lagu kesukaan kita semua!"

"Sekarang, ayo kita ke brangkasnya. Letaknya di ruang Manager!"

.

.

.

Mereka berlari melewati lorong menuju ruang Manager. Mereka melewati pintu-pintu yang mereka duga adalah ruangan pembuatan barang laknat itu. Akhirnya Pein menemukan pintu Manager di ujung lorong, tanpa membuang waktu, Pein segara mendobrak pintu ruangan. Sayangnya,ketika mereka melihat isi ruangan itu, dan...SPLASHH!... mereka langsung mimisan.

Bagaimana tidak? Ruang kerja itu tidak bisa dikatakan ruang kerja yang formal pada umumnya. Biasanya kan berbau bisnis. Tapi ini berbeda, di rak buku tersimpan majalah dan buku bokep yang biasa di baca orang-orang mesum, kaset film bokep, dan lain sebagainya yang berbau mesum.

Kembali ke The Gangsters,mereka menyumpal kedua lubang hidung mereka dengan tisu yang di bawa Naruto agar mencegah banyaknya darah yang keluar dari hidung mereka.

'Ini godaan lahir dan bathin." Batin Naruto.

'Aku pria suci...Aku pria suci...Aku pria suci.' Batin Sasuke sambil guling – guling dengan tidak elit-nya (*Suci apanya? Lo mimisan Sasuke...*)

'He...he...he, ntar aku usulkan ke The Gangsters, jangan hanya merampok uang saja, majalah bokep rampok aja sekalian...He...he...he.' batin Pein penuh dengan kebejatan.

Hanya Itachi dan Sasori saja yang tidak terbawa suasana. Buktinya mereka langsung sembuh dan menghampiri meja Manager, terdapat papan nama manager itu, yang bunyinya 'HATAKE KAKASHI' yang sedang membaca sebuah buku yang 'mencurigakan'.

'Orang ini pantas disebut 'Manager Mesum' batin Itachi.

'Icha-icha paradise ? buku itu kan langka banget.' Batin Sasori (*Yahhh...lu sama-sama mesum*)

Itachi langsung berdeham keras agar si Manager teralihkan dari buku 'mencurigakan' itu. Tak perlu dua kali si Manager mendongkakkan wajahnya pada mereka dan berkata dengan santai "Duduk.". Mereka berdua heran, kenapa si Manager itu tetap santai dan tidak ketakutan bila ada perampok. Lamunan mereka buyar ketika Kakashi memberi perintah lagi.

"Hei, kalian bertiga, bangun dan duduk di sofa, nih ada kapsul penambah darah."

Oh ya, jangan lupakan pada Naruto, Sasuke, dan Pein yang dalam keadaan tepar akibat darah yang keluar dari hidung mereka. Mereka bersusah payah bangkit dan berjalan terhuyung-huyung menuju sofa yang berada di samping meja Manager dan langsung minum obat penaik darah. Seketika wajah mereka kembali berwarna dan menjadi fit kembali.

Kakashi yang sedari tadi membaca buku itu, menatap para The Gangsters seakan dia sudah kenal mereka dari dulu, berkata dengan tenang.

"Sudah puas?"

"Puas apanya?" tanya Pein.

"Main tembak-tembakannya?"

"NGGAK!" seru Sasori.

Sasori segera menembak pria tak berdosa itu ( *tak berdosa apanya thor? Dia mesum!* Sasori ) dengan wajah ganas nya. Si Manager itu tewas dan darah berlumuran di meja. Teman-temannya tidak percaya apa yang telah dilakukan Sasori.

"S-s-sasori?" kata Itachi.

"Apa?"

"WHAT THE F*CKING HELL ARE YOU DOING?! KAU MEMBUNUH KAKASHI!" Amuk Itachi.

"Terus kenapa?" tanya Sasori dengan wajah baby face nya yang tanpa dosa sekalipun.

"SI MANAGER MESUM ITU MERUPAKAN KODE BRANKAS UANG ITU! KAU HARUSNYA PAKSA SI UBANAN ITU MENYEBUT KODE BRANGKASNYA LALU BARU KAU TEMBAK! YOU ARE DAMN!" Bentak Itachi dengan hidung kembang-kempis seperti banteng.

"Habisnya dia bilang sudah main tembak-tembakan nya belum. Aku belum puas nembak orang makanya kutembak saja dia."

"SASORIIIII!" geram mereka berempat.

"Sudah langsung ke rencana B, Naruto mana dinamit yang kusuruh bawa itu?" kata Sasuke.

Naruto langsung melemparkan banyak dinamit ke Sasuke dari tas nya. Sasuke menangkap dinamit itu dan segera menaruhnya di depan pintu brankas yang berukuran besar. Sasuke menyusun dinamit itu dan menyalakan korek api lalu membakarnya ke sumbu, setelah menyala dia langsung berlari berlindung.

"YOSH! Dinamit ini akan meledak dalam 3 detik. Hitung bersama-sama!"

"SATU..."

"DUA..."

"TIGA...DAN.."

DHUARRR!

Pintu brankas hancur dan menampakan isinya. The Gangsters (Kecuali Sasori karena dihukum Itachi, disuruh berdiri angkat kaki kiri dan menjewer telinganya sendiri *kaya anak sekolahan aja*) berebut masuk brankas dan mengambil isinya.

Sayangnya ketika di dalam brankas, lengkaplah sudah kekecewaan mereka. Ternyata isi brankas itu...KOSONG?!.

"Isinya kosong?" kata Itachi tdak percaya.

"It's empty?What the happen?" kata Sasuke dengan bahasa Inggrisnya yang alay.

"Di pindahin ke bank kali..." celetuk Sasori masih dengan posisi hukuman.

"Sotoy lo Sas, bagaimana kau tahu?" tanya Naruto.

"Tuhhhh..." kata Sasori ala Tok Dalang, menunjuk sebuah kertas.

Mereka menuju kertas di atas meja dengan penasaran. Kertas itu tertulis K.B.C., yang berisi sebuah rencana sebuah perampokan.

"K.B.C, apaan itu?" tanya Naruto.

"Kolor Babeh Cokelat, mungkin." Celetuk Pein.

"Baka! K.B.C itu singkatan dari 'Konoha Bank Central' !" ujar Itachi sweatdrop.

"Tunggu! Kertas ini adalah rencana perampokan di Bank!" kata Sasuke mengambil kertas untuk membaca nya lebih jelas.

"Kau benar! Ini rencana perampokan besar-besaran, Minna kita tidak gagal!" seru Naruto.

"YESSSS! Besok, kita akan merampok!" kata Itachi.

"Ayo! Tapi," Sasuke berpikir " Sebaiknya kita berganti penampilan dulu." Lanjutnya sambil memandangi penampilan teman-temannya.

"Kau benar," kata Naruto "Kita semua sudah terlalu tua untuk gaya rambut ini." Sambungnya sambil mengacak-acak rambut jabrik nya.

"Ya, terus habis cukur, kita pinjam setelan di fandom 'Men In Black' (ngapain ni anak bawa-bawa fandom sebelah?) . Biar kaya gangster di film-film gitu," kata Pein bersemangat "Biar aku saja ke fandom tetangga. Aku pergi ke sana dulu ya, jaa'" Lanjutnya lalu pergi meninggalkan teman-temannya.

"Jaa'" kata Itachi "yuk sambil nunggu Pein kita ke tempat cukur langganan kita yuk!"

"Ayo!"

.

.

.

THE AMATEURS

.

.

.

Ada sebuah gang kecil di Konoha. Gang itu dikuasai oleh 3 preman yang akan bermetafosis jadi perampok amatiran. Mereka adalah Kakuzu-si Pemalak yang kikir, Zetsu-si Petarung yang hebat, dan terakhir Hoshigaki Kisame-si Pengancam yang handal .

Suatu hari ada anak SD berambut pirang kuning yang bergaya seperti daun. Berjalan pulang ke rumahnya. Sialnya untuk menuju rumahnya ia harus melewati gang itu, tapi anak ini sangat cerdas (*cerdas nyari modus*) agar uang sakunya selamat dan bisa sedang dalam perjalanan, ia sengaja melewati Kisame yang berdiri menunggu mencari mangsa.

"Woyyy! Berhenti kau!" Kisame memanggil anak laki-laki yang sengaja melewatinya. Si anak itu langsung berhenti dan berhadapan dengan Si Siluman Hiu ini.

"Beri aku uang atau kau pulang dengan wajah babak belur!" ancam Kisame.

"Waduh, uang saya cuma tinggal 2 Yen." Ujar si Anak.

"Ya udah, berikan 2 Yen-mu!"

"Rumah saya jauh bang. Mesti naik angkot dua kali, ongkos naiknya aja 3 Yen, Jadi totalnya 6 Yen. Sekarang saya kurang 4 Yen." Kata si Anak modus. (*maksudnya itu nyari uang jajan tambahan*)

"Ya udah, gue punya 6 Yen." Kata Kisame mengeluarkan uang 6 Yen-nya.

"Gimana kalau nuker uang? 2 Yen-nya saya kasih ke abang, 6 Yen-nya abang kasih ke saya. Gimana?" kata Anak dengan otak briliannya (baca : licik).

"Oke, nih." Kata Kisame lalu menukar uangnya pada si Anak.

"Makasih ya, saya pergi dulu. Gomen ganggu bang." Kata si Anak berpamitan.

"Iya sama-sama."

Kisame sama sekali tidak tahu, kalau dia udah ditipu habis oleh Anak itu. Ketika si Anak sudah menjauh, dia memegang uang 6 Yen-nya dengan tertawa penuh dengan kelicikan.

'He...he...he. Idemu benar-benar brilian, Boruto' batin si Anak yang bernama Boruto.

Sementara, di tempat Kisame,dia hanya memandangi uang 2 Yen hasil penukaran oleh Boruto. Ia hanya memandangi uang itu dan merasa sadar.

Loading 20%

Loading 35%

Loading 48%

Kisame masih belum sadar.

Loading 67%

Loading 78%

Loading 89%

Loading 99%

Loading 120% (*Anjrit kelewatan*)

"NANNNNIIII'!" pekik Kisame "AKU DITIPU!" . Kisame hanya bisa tertunduk lemas dan menangsis tersedu-sedu dan cahaya malaikat menyinari dirinya.

2 Preman lainnya, Kakuzu dan Zetsu melihat Kisame yang menangis ala sinetron. Mereka langsung sweatdrop ketika melihat Zetsu.

"Kisame kenapa sih? Nangis kaya cewek aja." Keluh Zetsu.

"Gak tahu, kaya nya dia habis ditipu, tuh lihat dia menangis sambil megang uang." Komentar Kakuzu.

Mereka berdua langsung menghampiri Kisame. Seketika aura alay Kisame tadi berubah menjadi normal.

"Eh, ada...hiks...hiks...kalian berdua." Kata Kisame sesegukan.

"Kau kenapa?" tanya Zetsu.

"Hiks...tadi ada anak SD yang modusnya hebat banget, sampai terharu. Ternyata anak kecil bisa bikin modus."

Kakuzu dan Zetsu tambah sweatdrop mendengar itu, "Ah, sudahlah, hari ini dan seterusnya kita bertiga tidak akan memalak ke anak-anak kecil lagi," Kata Kakuzu "Kita akan merampok uang di Bank!" lanjutnya sambil mengeluarkan segulung kertas blueprint dan membukanya.

"Darimana kau dapat kertas itu, Kuju?" tanya Kisame dengan memanggil nama Kakuzu dengan nama panggilan yang amit-amit.

"Jangan panggil aku Kuju, gunakan nama baku! Aku menemukannya di tempat sampah." Kata Kakuzu yang kesal karena dirinya dipanggil dengan panggilan yang menurutnya tidak baku. *emang kaya kata baku dan tidak baku di pelajaran Bahasa Indonesia apa?*

"Kau serius mau merampok Bank?" tanya Zetsu.

"Ya iyalah, aku serius, nih rencana resmi bin halal bin legal by si Ganteng Kakuzu." Kata Kakuzu dengan menekankan kata ganteng yang lebay (*Ini menurut Kakuzu, menurut author sih dia kaya kebo*)

Kakuzu membuka lebar gulungan itu dan di gulungan itu tertulis 'K.B.C', tampak sinar putih yang lebay menyinari mereka bertiga dan suara malaikat.

"Wowww..." kagum Kisame dan Zetsu dengan lebay, sambil megang pipi lagi.

"He...he...he,gimana keren kan? Ini rencana beserta strategi perampokan."

"Kapan kita merampok?" tanya Zetsu.

"Besok, hari ini kita persiapkan dulu." Kata Kakuzu.

The Amateurs tidak sabar untuk menunggu besok.

.

.

.

THE FREAKS

.

.

.

Di suatu daerah di Konoha.

Sebuah minivan melintas di daerah Panti Asuhan di Konoha. Minivan itu berhenti di lahan, dan keluarlah 3orang yang menggunakan kostum Zorro plus atribut khasnya. Mereka masing-masing membawa sebuah tas yang berisi uang itu berjalan menuju panti asuhan. Zorro yang satu berambut putih dan klimis namanya Hidan, Zorro yang kedua berambut pirang panjang namanya Deidara, dan yang terakhir dia memakai topeng oranye berbentuk seperti lollipop namanya Tobi.

Sekedar info, mereka adalah perampok yang merampok untuk menghidupi orang-orang miskin. Setiap malam mereka habis merampok mereka langsung pergi ke daerah orang-orang miskin, mereka melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Mereka hanya menaruh uang di depan pintu dan secarik kertas yang berbunyi 'Semoga kalian bahagia dengan pemberian kami.'. Pesan itulah yang selalu ditemukan orang ketika membuka pintu dan terkejut ada uang di depan mereka. Orang-orang masih penasaran siapa mereka.

Sekarang, ketiga orang ini di hadang oleh segerombolan preman yang bertampang sangar.

"Hei aneh! Berikan uang itu pada kami!" seru pemimpin preman pada mereka bertiga.

Hidan tidak terima dengan itu, jadi dia mengatakan "Hn, tidak boleh! Jashin bilang uang ini diberikan untuk kaum miskin, bukan golongan macam preman seperti kalian!"

"Dia benar un! Jangan halangi kami un!" kata Deidara membenarkan.

Preman itu membunyikan buku-buku jarinya "Hmm...sepertinya malam ini ada yang harus kita hajar. Minna, serang mereka!" perintahnya pada segerombolan anak buahnya.

"DENGAN SENANG HATI BOS!"

Hidan mengeluarkan sabitnya, Deidara menyiapkan tanah liat C4-nya, dan Tobi membuka topengnya dan muncullah wajah Uchiha Obito. Dan Author membawa pentungan dan memukul kepala mereka dan mengingatkan ini bukan fic canon.

"Hadeuuhh...thor boleh tidak pinjam pentungan un?" pinta Deidara pada Author.

"Hn, boleh, tapi buat apa?" kata Author.

"Jangan banyak bacot lo un, cepat berikan. Kami ingin menghajar gerombolan itu!" kata Deidara sambil menunjuk preman yang sudah siap menyerang.

"Oke, ini pentungannya Dei. Ntar balikin sore ya!"

"Iya deh."

Akhirnya, The Freaks, dengan berbekal pentungan pinjaman Author. Mereka sudah siap sekarang.

"Hmm...ini gimana cara kerjanya ya, dei-senpai?" tanya Tobi.

Deidara kebingungan cara menggunakan pentungan pinjaman Author. Tiba-tiba secarik kertas muncul di hadapannya yang bertuliskan—

Catatan Author : Gomen Dei-kun, author lupa ngasih tahu cara menggunakannya, anggap aja elo mukul zombie, itu saja. Good Luck! : )

"Hmm...seperti menggunakan samurai? Baiklah akan kucoba." Kata Hidan memantapkan diri.

The Freaks mengambil posisi kuda-kuda dan bersiap menendang para preman yang menghalangi.

"DEMI KEDERMAWANAN HATI KITA SERAAAANNNGGG!"

.

.

.

Lama setelah pertarungan...

Kini para preman tepar bergelimpangan seperti para tentara yang tewas di medan perang, sementara The Freaks sehat walafiat.

"Ha! Ini hukuman dari Jashin untuk kalian karena menghalangi kami!" seru Hidan penuh kemenangan.

Si pemimpin preman perlahan-lahan bangkit dari teparnya dan menghampiri Hidan, dan refleks mereka bertiga menyiapkan pentungan. Barangkali si pemimpin itu menyerang mereka lagi.

Tak di sangka si preman malah mengeluarkan saputangan putih dan mengibar-ngibarkannya yang menandakan kalau dia sudah menyerah.

"Cukup, aku sudah menyerah," kata si preman ngos-ngosan "ini ambilah, anggap saja ini hadiah kemenangan kalian." Lanjutnya sembari memberikan gulungan kertas.

"Err...arigatou un," kata Deidara agak canggung "ini apa un?"

"Buka saja dan kalian akan tahu sendiri." Kata si Preman, setelah mengatakan itu dia tiba-tiba pingsan.

"Tobi kasihan sama senpai itu," kata si topeng oranye "senpai itu baik sekali ya." Timpalnya. Deidara dan Hidan menatapnya dengan sweatdrop.

Hidan mengambil gulungan itu dari tangan Deidara dan membukanya. Mata si Jashin Lovers ini langsung melebar ketika melihat isi gulungan itu.

"Mata Hidan-senpai kenapa Dei-senpai, seperti lihat gambar bokep saja." Kata Tobi dengan polos sekali.

Hidan langsung menjitak si Tobi anak baik itu "Dasar autis! Isi kertas ini rencana perampokan tahu!"

"Hahh?! Mana aku juga mau lihat!" kata Deidara mengintip isi kertas itu.

Mata The Freaks membaca isi rencana perampokan itu, setelah mengerti isi rencana itu langsung teersenyum.

"Ini rencana perampokan di Konoha Bank Central, akhirnya Jashin memberikan kesempatan lagi untuk berbagi."

"Ya, lagipula jumlah tabungan nasabah itu besar sekali termasuk uang para pejabat." Ujar Deidara.

"Tunggu apalagi?besok kita akan merampok bank!" kata Hidan bersemangat.

"Yuk! Kita balik lagi ke rumah dan langsung bersiap-siap untuk besok!" ujar Deidara.

"Ayo!" kata Tobi semangat sekali, tapi kemudian dia terdiam "Tapi, Dei-senpai tunggu!"

Deidara memandang Tobi kebingungan "Kenapa un?. Tobi menatap si pecinta ledakan itu dan berkata "Sebaikan Dei-senpai juga mencukur rambut senpai." Lanjutnya.

"Iya, Tobi benar," kata Hidan membenarkan "sebaiknya cukur rambutmu atau nanti kau ditatap mesum oleh laki-laki di situ."

"Tapi aku cowok un," sergah Deidara "hanya kalian berdualah yang menanggapku cowok."

"Makanya tunggu apalagi? Cukur rambutmu!" kata Hidan sambil berjalan untuk pulang.

Note : yang tadi itu introducing para karakternya readers, sekarang Author langsung ke cerita.

.

.

.

Konoha Bank Central, 8.15 AM.

The Amateurs sedang berada di sebuah gang samping bank, masing-masing mereka membawa tas untuk membawa hasil rampokan.

"Hn, baiklah," kata Kakuzu "kita sudah mempelajari isi rencana itu dan sekarang kita beraksi." Sambungnya sambil memberikan pistol pada Zetsu dan Kisame.

"Sembunyikan itu di jaket kalian." Perintahnya pada Zetsu dan Kisame.

"Tapi nanti ketahuan kalau kita bawa senjata." Kata Zetsu.

"Tenanglah, senjata ini tidak terbuat dari besi ataupun lainnya." Kata Kakuzu.

"Memangnya ini terbuat dari apa?" kata Kisame "Kok ringan ya?"

"Diamlah! Dan sekarang ayo kita masuk ke bank." Bentak Kakuzu.

Kisame dan Zetsu langsung terdiam dan mengikuti si cadar itu masuk ke bank. Di dalamnya mereka langung bersikap seperti para nasabah bank, seperti mengisi formulir dan mengantri di teller.

Rencana mereka sangat simple, mengantri-menodongkan senjata-merampok uang. Rencana itu mereka sebut dengan 3M. Walaupun terdengar simple tapi harus menghadapi resiko yang ada.

.

.

.

1 jam kemudian...

Tiba-tiba masuklah 5 orang mamakai setelan jas hitam seperti di 'Man In Black' dan menggunakan topeng badut, salah satunya menembakan tembakan peringatan. Seluruh orang-orang di Bank ketakutan dan tiarap (dan itu termasuk The Amateurs).

"WOY JANGAN BERGERAK!"

"JIKA TIDAK KAMI AKAN MENEMBAK KEPALA KALIAN!"

2 dari 5 orang itu melempar tas ke karyawan yang bertugas di teller, sementara yang lainnya berjaga-jaga agar para sandera tidak melarikan diri atau menelepon polisi.

"HANDPHONE DUIT MASUKIN KE SINI!" perintah pria tersebut membuka topengnya dan tampaklah Namikaze Naruto yang kini berambut cepak, menodongkan snipernya ke salah satu karyawan.

"CEPAT MASUKAN SEMUANYA! KAMI TIDAK MAU MENUNGGU!" perintah pria satunya yang membuka topengnya dan menunjukkan wajah Uchiha Sasuke yang kini rambutnya berrgaya emo.

Para karyawan hanya tidak dapat membantah dan cepat-cepat memasukan uang dan handphone ke dalam tas yang ditunjukkan para perampok itu.

Sementara 3 perampok lainnya berkeliling ke penjuru ruangan dan mengawasi, salah satu dari mereka menatap tajam ke salah seorang karyawati berambut biru dengan hiasan bunga yang hanya berdiri mematung.

"Ini ngapain ni yang satu nggak tiarap," kata si perampok membuka topengnya dan tampaklah wajah Uchiha Itachi "WOY TIARAP WOY!" serunya sambil menodongkan senjatanya ke karyawati itu.

"Kan tadi disuruh jangan bergerak, bapak-eh mas." Ujar karyawati itu ketika melihat perempatan di dahi Itachi karena kesal di panggil 'Bapak', karyawati itu mengira Itachi sudah tua.

"Ban*sat, kalo lo nggak tiarap gue tembak kepala lo!" ancamnya pada Karyawati.

"MATTE! JANGAN!" teriak si perampok satunya yang juga membuka topengnya dan menunjukkan wajah Pein yang penuh tindikan. Pein langsung melindungi si Karyawati itu.

"Cewek cantik ini jangan dibunuh dong," protes Pein "dia harus dilindungi, benar kan-" Manik ungu Pein mengarah pada nametag yang tertera di dada kiri karyawati itu, "Konan-chan?" Pein merangkul Konan-si Karyawati dengan kasih sayang.

Tik...

Tik...

Tik...

"INI BUKAN SAATNYA UNTUK MENCARI PACAR, BAKA AHO!" teriak Itachi menunjuk-nunjuk wajah Pein yang masih memeluk Konan.

"Biarin daripada gue sama-sama jones kaya elo." Timpal Pein. Jleb banget dah di hati Itachi.

Itachi memegang dada kirinya dan tertunduk lemas 'Oh, Kami-sama hilangkan lah keriputku dan buat para gadis terpikat olehku' batinnya sambil menangis.

'Ini kan ceritanya mau ngerampok bank, kok jadi melodrama gini sih?' batin Naruto, Sasuke, dan Sasori sweatdrop.

"OII ANIKI! INI BUKAN KELAS DRAMA!" teriak Sasuke pada Itachi yang masih menangis dramatisir.

'OH YA AKU INGAT!,' teriak Itachi dalam hati 'HARI INI KAN MAU NGERAMPOK BUKAN DI KELAS DRAMA!' Itachi lalu bangkit dan menepuk-nepuk dadanya ala tentara dan berkata "Ya, kita akan merampok bank sekarang!"

Itachi mulai mengomandani rekan-rekannya, "Sasori, kau pergi ke ruang brankas, Naruto dan Otoutou awasi area ini jangan sampai ada orang yang kabur atau lainnya. Dan Pein..." Itachi menatap tajam Pein, "kau jangan goda terus cewek itu. Di sini bukan tempat untuk pacaran."

"HAI'"

.

.

.

Sementara itu Sasori memasuki ruangan Brankas yang dikunci dengan menggunakan kode melalui komputer. Dan Sasori ahli yang satu ini.

"Yeah, akhirnya nyampe juga ke tempat kerja gue," ujarnya dengan senyum lebar lalu mengelus-elus pintu brankas besar yang terkunci "Adik-adikku bentar lagi kalian akan keluar kok." Katanya.

Note : Yang dimaksud Sasori 'Adik-adikku' adalah UANG.

Pria Baby Face itu menghancurkan kamera CCTV dengan menggunakan snipernya.

"Waktunya kerja, uhuuyyy," katanya sambil menyimpan snipernya "lumayan bisa buat bayar nge-kos yang 5 bulan belum di bayar (*edaaannn Sas.*), ibu kos-nya dari kemaren ngamuk terus." Katanya sambil curhat (?) "Nenek Chiyo umroh euy...umroh euy..." katanya sambil membuka laptop dan menghubungkannya ke komputer bank.

Cuekin aja dia dulu, karena Sasori benar-benar edan.

.

.

.

Sementara di teller, Naruto dan Sasuke mengawasi para sandera, keadaan itu sangat hening hanya langkah kaki mereka yang terdengar.

"Duh, sepi sekali sih-ttebayo!" keluh Naruto yang akhirnya buka suara.

"Diam kau! Kita harus menjaga para sandera agar tidak kabur atau melapor ke polisi." Ujar Sasuke.

"Iya aku tahu, tapi tidak sehening seperti ini sih!"

"Seharusnya kita sekarang menyetel musik, tapi i-phone ku hilang!" kata Sasuke.

"Hola Amigos!"

Sasuke dan Naruto menoleh ke arah sumber suara itu. Seorang pengamen berpenampilan ala rocker muncul di depan pintu bank, rambutnya pirang pendek seperti Light Yagami dan membawa gitar.

Si Pengamen itu menghampiri mereka.

"Salam saudaraku! Tidak keberatan kan jika aku menyanyi di sini un?" katanya dengan ramah.

Sasuke merasa kesal, kenapa ada penganggu di sini? Apa dia polisi? Batinnya. Dia menghampiri pengamen itu dan menolak secara halus.

"Dengar maaf ya, kami bukan bermaksud kasar atau apa. Bisakah kau mengamen di tempat lain saja? Kami sedang ada kerjaan di sini."

"Wah, nggak bisa un, ngomong-ngomong kerjaan apa sih un?" kata cowok itu kepo.

"Kepo banget sih lu! Udah sana pergi!"

"Oh tidak bisa!" cowok itu manas-manasin.

"Oh harus bisa!" balas Sasuke.

Naruto yang mendengar pertengkaran kecil itu menghampiri mereka.

"Ada apa sih?" tanyanya.

"Begini, orang ini mau mengamen di sini, kutolak saja secara halus. Malah dia nyari masalah."

Si pengamen itu memperhatikan mereka lalu mendengus.

"Kalian salah sangka! Aku bukan pengamen un. Tapi...kami adalah-" Si cowok itu bersiul dan munculah dua orang berpakaian sama seperti cowok itu yang muncul tiba-tiba dari atas dan memasang kuda-kuda "KAMI JUGA PERAMPOK!"

To Be Continued... ( Ini belum benar-benar bersambung...)

Zona Request n Protes fic TSR

.

.

.

Sasuke : *gebrak meja belajar author* Woy thor gue mau protes sama elo!

Author : Kenapa Sasu-chan?

Sasuke : Kenapa di fic di chap ini ada bagian yang nista banget bagi gue?!

Author : Bagian yang mana itu?"

Sasuke : Yang ini nih...

*muncul tulisan di atas* jadinya dia tersandung dan jatuh tengkurap dengan tidak elit-nya (*WTF what are you say thor?!*Sasuke).

Sasuke : Yang bagian ini thor, kenapa gue nista di bagian itu hah?!

Author : Itu kan salahmu...

Sasuke : Kok gue di salahin sih?

Author : Elo nya sih jalannya sok cool gitu, ngga merhatiin jalan lagi. Makanya liat-liat kalo jalan

Itachi *entah muncul darimana* : Author bener Sasu-chan, makanya gak usah sok cool gitu deh

Naruto, Sasori, dan Pein *nongol di jendela kamar author* : BETOOOOLLL!

Sasuke : 'Kampret, kok malah nambah menyudutkanku sih?' ARRGGH! SUDAH JANGAN TAMBAH MASALAHKU! OH YA THOR GUE PUNYA REQUEST!

Author : Apa itu?

Sasuke : DI FIC ABAL-ABAL INI ADA SAKURA-CHAN TIDAK ?!(capslock jebol)

Author :Ada kok...tenang aja...gue kan juga SasuSaku lovers...

Sasuke : YESS! (OOC nya kambuh nih readers)

Itachi *nyeret Sasuke keluar* : Maaf ngerepotin ya thor, gue seret adik gue dulu ya...dah. Gangsters bantu gue!

*Naruto, Sasori, dan Pein bantuin Itachi nyeret Sasuke keluar*

Author hanya bisa sweatdrop melihat aksi mereka.

To Be Continued (kali ini beneran bersambung..)

Hola! Akhirnya selesai juga chapter 1 ini, maaf kalo humornya garing dan actionnya kurang. Sebetulnya ini dibuat sebulan yang lalu. Tapi karena Amerin sebulan lagi ada urusan seperti UKK, Bagi Rapor, Nebas Rumah, dll. Dan fic ini juga untuk author Dera Maori yang waktu itu nanya Amerin kapan nge-publish cerita ini. By The Way...Gomen kalo Sasuke nya terlalu OOC, dia nya begitu gara-gara bersemangat merampok bank (dan mau ketemu Sakura...he...he...he #plakk)

Oh ya sebetulnya di chapter berikutnya masih bagian Flashback, entah sampai di chap berapa flashback ini selesai...So...Mind to RnR?