jejak remah

Hetalia – Axis Powers © Hidekaz Himaruya. Tidak ada keuntungan material apapun yang didapat dari pembuatan karya ini. Ditulis hanya untuk hiburan dan berbagi kesenangan semata.
Pairing: Spain/Belgium. Genre: General/Romance. Rating: T. Other notes: untuk Spabel Week 2015.

(Jejak-jejak remah kisah-kisah. Dari fantasi hingga melodi sehari-hari.)


.

hari 1: Fantasy [ Icterine ]

.


a. kelopak

Sebuah kelopak tulip kuning melayang pergi dari ladangnya. Bukan, bukan kehendaknya, bukan pula tuntutan angin. Bukan pula Emma, si Peri Bunga Kuning yang berkehendak. Barangkali ini adalah takdir, yang mana Emma tak bisa mengelaknya dan hanya bisa ikut terombang-ambing bersama angin di atas si kelopak.

Ya, memang takdir, ketika kelopak bunga itu mendarat di sebuah ladang baru bunga carnation yang serba merah dan suasananya hangat, dia tiba-tiba disambut, "Kau tidak terluka, Peri Kuning?"

Dia Penjaga Merah. Emma terperangah, si peri penjaga itu tersenyum lebar. Genggaman tangannya akrab dan ramah juga menjanjikan.


b. pangeran

Dia Emma, putri yang telah seratus dua puluh tujuh hari mengurung diri di puncak kastil dan tak pernah menanggalkan gaun kuningnya lagi sebagai bentuk protes karena, "Paman, aku tidak mau menikah dengan dia!"

Dia mengunci pintu dari dalam dan menanam kuncinya di tembok, dia menghitung hari dengan ukiran di dinding untuk menandai seberapa jauh dia telah berharap dengan doanya, aku ingin malaikat penyelamat.

Lalu ia menemukan mawar merah di bingkai jendelanya yang tiba-tiba menghujani dirinya sendiri dengan sembur-sembur gemerlap, tiga detik kemudian malah menjadi seorang pangeran, "Hai, Putri Emma."


c. mahkota

Emma mengangkat mahkota dari kepalanya. Cahaya kuning dari permata terbesarnya bersinar, mengecup matanya dengan cahaya yang sama seperti semangat semesta, lalu dia menaruhnya di atas bantalan di depan cermin besar kamarnya.

Emma mengecup permata itu. "Hai, Antonio."

Kutukan itu melemah sebentar, lalu Antonio tampil di balik cermin kekuningan itu, "Selamat malam, ratuku."


d. gandum

"Jadi, sekarangkah?"

Antonio mengangkat keranjangnya. Alisnya meninggi, dan dia tertawa melihat binar mata Emma yang sudah tak sabar lagi, dengan senyum yang segurih gandum matang dan secerlang padang keemasan di musim panen itu. Ia mengacak rambut Emma, lalu ia pun menggenggam tangan wanita itu. Mengajak terjun. Luncur gugur di permukaan pelangi.

"Kita buka musim panen gandum tahun ini!"


e. mutiara

Emma menembus semak yang menjalar di dasar. Antonio sudah melambaikan tangan di depan sana, dan sebuah kerang raksasa sudah dimanja oleh tangannya. Emma mereguk oksigen dari senyawa penyusun laut dengan cepat, mengurai hidrogennya dengan mudah, melepaskannya cepat, setangkas ia menghampiri Antonio. "Ada apa, Tuan Penjaga Gua Laut-ku sayang?"

Antonio nyengir lebar, lalu dibukakannya kerang itu, dan tujuh belas mutiara lonjong kuning cerah pun beterbangan, lalu tersusun dengan rapihnya di lehernya.

"Selamat hari jadi, Putri Penjaga Bunga Laut-ku Sayang."

.

tbc.


a/n: happy spabelweek hari pertama!