I'm Your Light Yesterday, Now and In the Future
VMin,and other BTS Member, DaeBaek, Chanyeol, Youngjae, KaiDo, Yongguk, Himchan and ect
Genre : Romance, Family, Friendship and sad
BOYS X BOYS
Don't like Dont read. Just don't read and get gone XD
Memiliki sahabat adalah hal yang menyenakan bukan? Bermain bersama, berangkat ke sekolah bersama, berbagi tawa dan juga kesedihan bersama. Hal itulah yang dimiliki semua orang dan yang selalu dicari oleh semua orang dimuka bumi ini. Seorang sahabat, yang akan berjalan bersama denganmu untuk tetap berjuang, seseorang yang akan selalu berdiri bersisian denganmu meskipun masalah yang dihadapi terasa berat dan melelahkan. Seseorang yang bersedia menjadikan dirinya sendiri sebagai pelampiasan rasa sakit yang kau alami. Yah, setidaknya itulah gambaran seorang sahabat sejati bagi seorang namja berumur 19 tahun yang bernama Kim Taehyung. Putra tunggal dari pasangan Kim Daehyun dan Byun Baekhyun. Namja dingin dan tertutup yang selalu membuat orang lain harus berpikir dua kali untuk mendekatinya. Bukan tanpa alasan namja itu berubah seperti itu, traumanya tentang hal yang disebut sahabat masih sangat membekas baginya. Trauma yang sudah tertoreh semenjak ia menginjakkan kakinya di taman kanak-kanak. Namja yang dalam 19 tahun hidupnya bahkan belum pernah menemukan seorangpun sahabat yang benar-benar tulus ingin berteman dengan dirinya. Menjadi orang yang selalu dimanfaatkan ketulusan dan kebaikan hatinya oleh mereka yang menyebutnya sebagai seorang teman bahkan adalah hal yang sudah sangat biasa baginya. Mengingat dirinya adalah pewaris tunggal dari sebuah perusahan besar di Asia yaitu Kim Corp yang bergerak hampir di seluruh bidang bisnis mulai dari otomotif, perhotelan bintang 5, makanan, dan yang paling besar adalah kemampuan mereka yang luar biasa di bidang ekspor-impor yang hampir mencakup seluruh Asia dan beberapa negara di Eropa. Sebenarnya Taehyung bukanlah orang yang seperti itu, jika kau bisa beteman baik dengannya dan mengenalnya dengan baik maka kau akan tau betapa baik dan cerianya namja bersurai cokelat itu. Tapi semenjak namja ini menginjak masa SMP semua perilaku hangat dan menyenangkan itu hanya akan kau lihat jika ia bersama kedua orang tuanya.
Taehyung menghembuskan nafas beratnya sambil merentangkan tangannya dibalik pembatas balkon kamarnya. Mencoba menangkap tetesan-tetesan hujan yang turun cukup deras di sore hari itu. Ia bergumam pelan, merasa bosan dengan hal yang sudah dilakukannya semenjak 45 menit lalu itu dan mengutuk hujan yang bahkan enggan untuk berhenti barang sejenak. Setidaknya jika hujannya berhenti ia bisa bermain di halaman belakang bersama anjing peliharaannya Lax. Dan itu terdengar jauh dan sangat jauh lebih menyenangkan dibanding hanya duduk dibalkon kamarmu sambil menghitung tetes hujan yang turun dan sialnya itu adalah salah satu dari beribu-ribu pekerjaan tak berguna menurut namja bersurai cokelat itu. Taehyung melangkah pelan meninggalkan balkon kamarnya, berjalan perlahan menuju pintu kamarnya. Ia rasa sesuatu semacam cemilan akan membantu menghilangkan kebosanannya atau mungkin mengganggu oemmanya yang sedang melakukan yoga di teras belakang rumahnya akan menjadi kegiatan selingannya sekarang.
Taehyung berjengit kaget saat anjing peliharaan miliknya langsung berlari menerjangnya saat ia baru saja turun dari lantai dua rumahnya. Untung saja keseimbangan tubuh namja itu sangat bagus, jika tidak mungkin saja kepala bagian belakangnya sudah mencium mesra anak tangga yang ada di belakangnya dan membuat dia harus menghabiskan beberapa jam waktu liburannya hari ini untuk mengunjungi rumah sakit atau mungkin setidaknya klinik kecil milik paman Han yang ada di ujung kompleks. Dan itu adalah hal yang sangat tak diinginkan oleh Taehyung pastinya.
Taehyung mengelus lembut surai kecoklatan anjing peliharaannya. Membuat anjing berukuran tubuh cukup besar itu langsung mendekatkan kepalanya pada wajah sang majikan yang sekarang tertawa kecil melihat kelakuan peliharaannya tersebut.
"waeyo Lax? Kau merasa bosan?",Taehyung masih mengelus surai lebat milik Lax yang sedang membalas ucapan sang majikan dengan gonggongannya yang menggema di ruangan besar tersebut. Seakan mengerti kebosanan seperti apa yang dimaksudkan sang tuan padanya.
"ah, nadoo. Bagaimana jika kita melihat oemma dan memintanya untuk memasakkan sesuatu untuk kita eoh? Kau lapar kan? Ini sudah hampir jam makan malam kau tahu",Taehyung tersenyum pada sang anjing yang lebih dulu meninggalkannya untuk mencari sang Ny. Kim yang ternyata sudah ada didalam dapur untuk membuat makan malam bagi keluarga kecilnya. Ah, Taehyung pikir oemmanya masih saja asik dengan kegiatan yoganya sambil melakukan video call dengan sahabatnya Kyungsoo yang tinggal di busan sana. Sungguh, itu adalah suatu ritual wajib yang selalu dikerjakan oleh Baekhyun setiap hari. Bahkan ia pernah melupakan memasak makan siang untuknya dan Taehyung membuat Taehyung merajuk dan tak mau berbicara dengannya sampai saat makan malam. Baekhyun mencoba membujuknya dengan Japchae kesukaan Taehyung, dan yeah itu berhasil membuat namja tampan itu berhenti merajuk. Namun, Baekhyun harus rela mendapat petuah panjang lebar dari sang suami yang melihat keteledoran sang istri jika sudah berbicara dengan sahabat baiknya itu.
Baekhyun tersenyum lembut melihat sang anak berjalan pelan menuju kearahnya sambil sesekali bergumam merutuki Lax yang berputar-putar disekitar kakinya. Baekhyun mengangkat piring berisi beberapa potong mandu dan juga piring berisi tumis daging sapi kesukaan Taehyung.
"kau sudah lapar ya taetae?",Baekhyun masih tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak tegap sang anak yang hanya dibalas cengiran lebar oleh Taehyung. Namja manis itu kembali menuju pantry yang sudah terisi beberapa macam makanan lainnya yang sangat menggiurkan untuk dicicipi. Taehyung yang mengekori sang oemma di belakangnya secara tiba-tiba memeluk namja manis itu dari belakang, menumpukan kepalanya dibahu sempit Baekhyun. Baekhyun tersenyum lembut mengusap kepala sang anak yang masih setia menumpukan kepalanya sambil menutup kedua matanya.
"wae geurae? Kau ada masalah hmm? Malhaebwa... kau bisa cerita pada oemma",Taehyung membuka kedua matanya, memperlihatkan tatapan sendunya yang sesaat kemudian kembali tertutup.
"hmm... anio. Aku hanya ingin memeluk oemma saja. Ah ya, kapan appa akan pulang oemma?",Taehyung masih memeluk cukup erat pinggang kecil milik sang oemma saat sebuah suara berat menginterupsi moment manis ibu dan anak itu.
"taetae mencari appa eoh? Kau juga merindukan appa begitu?",Taehyung sontak melepaskan pelukannya dari sang oemma dan berjalan menuju appanya untuk sekedar memberikan pelukan selamat datang pada namja berumur 38 tahun tersebut. Daehyun balas memeluk sang anak. Sebenarnya ia sudah datang semenjak Taehyung memeluk sang oemma dengan erat. Daehyun tahu apa yang sedang dipikirkan oleh anak satu-satunya itu. Tapi Daehyun tak bisa berbuat banyak tentang hal itu. Taehyung sudah cukup lelah dengan perlakuan mereka yang menganggap Taehyung sebagai teman mereka selama ini. Ia hanya tidak ingin lagi mereka berpura-pura baik dan manis didepan Taehyung namun menjelek-jelekkannya habis-habisan dibelakangnya. Karena itu Taehyung lebih memilih untuk menjadi tertutup pada teman-temannya di sekolah maupun anak-anak kolega appanya yang sebaya dengannya. Kau tahukan, bagaimana menjekelkannya jika kita harus berpura-pura tak mengetahui apapun sedangkan kita mengetahui semua fakta yang sebenarnya.
"appa, apa kau kehujanan? Pergilah mandi terlebih dahulu, setelah itu ayo makan malam bersama. Aku sudah lapar",Taehyung memeluk manja lengan sang appa. Baekhyun yang melihat kelakuan sang anak, turut bergabung dengan kedua namja tersebut. Ia mengambil tas yang dibawa Daehyun dan juga menerima coat yang diberikan Daehyun padanya. Namja manis itu berjalan menaiki tangga untuk menuju kamarnya dengan Daehyun.
"kau menyuruh appa mu untuk mandi, tapi kau menggandeng lengannya begitu bagaimana dia bisa mandi taetae",Baekhyun berseru cukup nyaring dari ujung tangga sambil terkikik geli melihat sang anak yang mendelik tajam kearahnya.
"ah oemma kau mengganggu momentku dengan Tuan Besar Kim ini tahu!",Taehyung berseru tak kalah nyaring membalas ucapan sang oemma yan sudah tak terlihat lagi di ujung tangga. Daehyun yang mendengar ucapan sang anak tertawa sambil menepuk-nepuk puncak kepala sang anak.
"baiklah, kalau begitu Tuan Besar Kim ini ingin mandi dulu ne Tuan Muda Kim. Kalau tidak kau bisa mati kelaparan karena menungguku",Taehyung terkekeh mendengar ucapan sang appa. Dia melepaskan pelukannya dilengan sang appa dan berjalan menuju ruang keluarga. Memilih menyalakan televisi sambil menunggu orangtuanya menyelesaikan urusan mereka.
Kicauan burung yang bertengger di atas dahan pohon di luar membuat seorang namja berwajah imut tersadar dari alam mimpinya. Kebiasaannya setiap pagi yang seolah sudah menjadi sebuah keharusan untuk bangun saat dia mendengar kicauan burung di luar jendelanya yang sedikit terbuka itu. Namja imut itu berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya, bermaksud membersihkan diri dan bersiap untuk menuju ke sekolah barunya. Yah, ini adalah hari pertamanya di sekolah baru jadi ia tak ingin membuat harinya rusak hanya karena terlambat tentu saja.
Namja imut bernama Park Jimin itu baru saja kembali dari Paris, menyelesaikan masa SMP-nya ditambah satu tahun masa SMA-nya di negara tersebut. Ia memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya setelah mendengarkan rengekan adiknya Park Jungkook yang mengatakan sangat rindu pada hyung semata wayangnya itu. Dengan wajah yang dibuat seimut mungkin ia meminta Jimin untuk kembali ke Korea dan sekolah di SMA yang sama dengannya. Karena begitu menyayangi sang adik Jimin tak bisa menolak keinginannya dan tadaa... disinilah Jimin sekarang. Berdiri di depan cermin menggunakan setelan seragam dengan kemeja putih dipadukan blazer berwarna kuning terang dan bawahan celana bahan berwarna hitam, siap memulai hari dengan sekolah baru yang sangat terkenal seantero korea dan tentu saja bersama sang adik yang sangat manja itu.
DUKK DUKK
Jimin tersentak kaget saat mendengar seseorang mengetuk pintunya yang lebih mirip dengan penghancuran-pintu-yang-tak-bersalah menurutnya dengan suara yang sangat keras. Jimin menghembuskan nafas malasnya, tak perlu sulit-sulit untuk berteriak bertanya siapa pelaku perbuatan anarkis itu karena siapa lagi kalau bukan sang adik tercinta yang terlalu bersemangat untuk berangkat ke sekolah bersama sang hyung, yang sayangnya ini masih sangat pagi untuk segera berangkat ke sekolah. Yah setidaknya itulah yang Jimin pikirkan saat ini, sambil berjalan menuju meja belajarnya dan menyambar tas ransel berwarna biru terang miliknya. Dengan santai membuka pintu yang masih menjadi sasaran utama sang dongsaeng.
"aku sudah bangun dan siap untuk ke sekolah kookie. Tak perlu mengetuk sekeras itupun aku sudah akan bangun",Jimin menjitak pelan kepala sang dongsaeng yang masih melongo menatap sang kakak sudah rapi dengan seragam, sepatu dan tas ranselnya. Sedangkan Jungkook sendiri masih menggunakan piyama merah bergambar mickey mouse kesayangannya. Seketika namja bergigi kelinci itu tersenyum tanpa dosa, dia lupa kalau kakaknya ini sangat-sangat rajin bangun pagi (kecuali hari minggu) dan juga sangat cepat dalam urusan siap-siap, berbeda sekali dengannya.
"kupikir kau belum bangun hyung ehehehe, kajja sarapan pagi. Oemma memasakkan sandwich tuna ekstra pedas untukmu dan juga susu cokelat kesukaanmu",Jungkook dengan segera menarik tangan sang hyung untuk turun ke lantai dasar rumahnya dan menuju ruang makan. Disana sudah ada sang oemma yang sedang sibuk di dapur dan sang appa yang sibuk dengan secangkir latte dan juga koran ditangannya. Sang oemma yang melihat anak-anaknya sudah berada di ruang makan tersenyum sambil tetap melanjutkan acara memasaknya yang Jimin rasa sedang membuat scramble egg untuk sang dongsaeng yang saat ini sudah duduk manis di kursinya sambil memegang sebuah gelas berisi susu strowberry kesukaannya.
"pagi oemma, pagi appa",Jimin mengikuti sang adik dengan duduk disampingnya. Menarik gelas susunya untuk lebih dekat dengan jangkauan namja imut itu.
"pagi Jiminie, aigoo kau tak berubah sama sekali. Masih seperti dulu sayang",sang oemma mengusap pelan puncak kepala sang anak setelah meletakkan sepiring sandwich tuna ekstra pedas milik jimin dan sepiring scramble egg dengan tomat dan lelehan keju milik sang dongsaeng.
"hehehehe aku hanya takut terlambat dihari pertamaku sekolah oemma. Makanya aku sudah bangun dan bersiap. Kupikir Jungkook juga sudah siap tapi ternyata dia masih menggunakan baju kebesarannya itu. Kkk~",Jimin terkekeh pelan melihat sang adik yang mempoutkan bibirnya sambil tetap mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya.
"kau seperti tak tahu adikmu saja chim. Dia akan bersiap saat ia hanya punya sisa waktu 30 menit untuk bersiap dan segera berangkat ke sekolah. Benarkan baby bunny?",sang appa menimpali perkataan Jimin sambil menepuk-nepuk pelan puncak kepala Jungkook sambil tersenyum lebar ke arah anak bungsunya itu.
"hya! Appa mengatakannya seolah-olah aku orang paling pemalas saja. Bukankah appa juga begitu?",perkataan Jungkook membuat Jimin dan sang oemma meledak dalam tawa mereka. Yah like father like son right? Jungkook mewariskan sifat pemalas sang appa dengan sangat sempurna.
Park Jimin dan Park Jungkook adalah anak dari pasangan Park Chanyeol dengan Yoo Youngjae. Chanyeol adalah pemilik dari Park Corp yang bergerak dibidang perhotelan dan juga pusat perbelanjaan. Banyak hotel berbintang 4 dan 5 adalah miliknya begitu pula dengan mall-mall besar di korea yang hampir seluruhnya milik Park Corp. Chanyeol dan Youngjae merupakan rekan bisnis sekaligus sahabat baik dari Kim Daehyun dan Byun Baekhyun. Mereka adalah teman baik semenjak SMP hingga saat ini. Selain itu mereka juga berteman baik dengan Kim Jongin dan Do Kyungsoo yang saat ini memilih untuk tiggal di Busan untuk menjalankan usaha keluarga mereka dan juga Bang Yongguk dan Kim Himchan yang merupakan pasangan artis, komposer lagu sekaligus penyanyi papan atas korea. Hingga saat ini mereka masih menjalin hubungan baik satu sama lain meskipun telah memiliki keluarga dan kesibukan masing-masing.
"ah ya yeobo, kemarin Baekhyun bilang ingin mengundang kita semua kerumahnya bersama dengan sahabat-sahabat kita yang lain. Dia bilang sudah lama kita tak berkumpul bersama sekaligus dia ingin bertemu Jiminie. Rindu katanya..",Youngjae menyesap teh hangatnya perlahan setelah menyampaikan pesan penting dari salah satu sahabatnya yang paling cerewet itu.
"geurae? Baiklah, aku akan mengosongkan semua jadwal rapat untuk nanti sore. Bagaimana? Apa kalian mau ikut? Kalian bisa bertemu dengan teman-teman sebaya kalian disana",Chanyeol menatap kedua anaknya yang sedang sibuk dengan makanan mereka. Kedua kakak beradik itu hanya menganggukkan kepalanya setuju sambil tersenyum.
"kudengar Taehyung masih seperti dulu bahkan semenjak SMP sifat tertutupnya semakin parah saja. Bahkan sekarang ia tak memiliki satupun teman. Aku jadi kasihan dengannya, siapa tahu dengan mengajak jimin dan kookie mereka bisa menjadi teman untuk Taehyung",Youngjae menghembuskan nafas lelahnya, ia benar-benar merasa prihatin dengan anak sahabatnya itu. Kau pasti bisa membayangkan bagaimana kesepiannya ketika kau tidak memiliki bahkan seorang pun teman. Sebenarnya hal itu bukanlah kesalahan Taehyung, bahkan ia sudah mencoba untuk berteman baik dengan orang lain tapi jika pada kenyataannya kau hanya akan dimanfaatkan itu akan membuat dua kali lipat lebih sakit dibandingkan tidak memiliki teman sama sekali.
'Taehyung? Kenapa aku seperti familiar dengan nama itu?' Jimin tampak sedikit bingung. Seolah nama Taehyung tidaklah nama yang asing untuknya.
Jimin dan Jungkook melangkahkan kaki mereka turun dari mobil sport berwarna putih milik Jimin. Berjalan sambil bersenda gurau, mengabaikan segala tatapan terkagum-kagum dari para siswi maupun siswa yang mereka lewati. Jungkook terus merangkul sang kakak untuk berjalan menuju ruang kepala sekolah dan selanjutnya akan menuju ruang guru untuk menemui wali kelasnya.
"hyung, aku akan meninggalkanmu disini. Nanti kau akan ke kelas bersama dengan wali kelasmu. Sampai ketemu saat pulang nanti hyung",Jimin hanya mengangguk sambil melambaikan tangannya kepada sang dongsaeng yang sudah mulai berlari menuju kelasnya.
"oh, Park Jimin. Kajja ikut aku ke kelasmu", Jimin menunduk hormat kepada seorang wanita paruh baya yang tersenyum ramah kepadanya. Ah, itu wali kelasnya yang baru.
Jimin terus memperhatikan sekelilingnya sambil sesekali tersenyum ramah pada siswa dan siswi yang memandangnya. Baik yang menatap kagum dirinya maupun yang menyerngit heran dengan kehadirannya. Oh, Jimin rasa ia tahu kenapa mereka menatap heran pada dirinya, itu karena warna rambutnya yang orange terang dan menurut Jimin itu eumm... sedikit mencolok dan yah aneh mungkin menurut mereka. Tapi ketahuilah Park Jimin yang manis bin tembem, sebenarnya mereka sangat heran kenapa ada makhluk seimut dan semanis dirimu bahkan meskipun dengan warna rambut mencolok yang lebih mirip dengan jeruk itu dan kulit seputih susu yang mereka yakin amat sangat lembut itu. Tipikal nyata dari keluarga Park. Yah, perlu diketahui Jungkook juga memiliki kulit seputih susu dan lembut sama halnya dengan Jimin serta senyum menawan yang tak akan bisa membuat orang yang melihatnya untuk mengalihkan mata mereka dari wajah menawan penerus generasi Park itu. Tapi mereka lebih terkejut melihat bagaimana rupawannya si sulung Park yang benar-benar membuat jatuh cinta, meskipun perbedaanya dengan Jungkook tentu saja hanya karena sang dongsaeng terlihat lebih tampan dan manly. Dan, ngomong-ngomong tentang rambut orange membuat mereka teringat dengan seseorang yang juga pernah menggunakan warna seperti itu untuk rambutnya. Siapa lagi jika bukan Kim Taehyung. Namja tampan yang saat ini berjalan dengan santai dan tak lupa wajah dinginnya yang cukup tak bersahabat itu. Taehyung berjalan dibelakang si manis Park Jimin yang tak menyadari jika sedari tadi pemuda dibelakangnya terus memperhatikannya dengan tatapan tajam menusuknya.
"Annyeonghaseo, naneun Park Jimin imnida. Bangapta chingudeul",Jimin membungkuk sekilas kepada teman-temannya yang sedang menatap takjub padanya. Tak menyangka jika mereka akan sekelas dengan si manis Park Jimin yang ramah. Oh, sepertinya kelas mereka berisi dengan orang-orang populer dan kaya raya.
"baiklah Jimin, kau boleh duduk di samping Kim Taehyung. Oh, dimana anak itu? Apa belum datang?",Jimin sedikit kaget mendengar nama yang barusan disebut oleh sang guru. Hari ini sudah dua kali ia mendengar nama yang menurutnya sangat familiar itu. Dan ia tak menyangka dia sebangku dengan Kim...Taehyung?. Entahlah sekarang Jimin merasa penasaran tingkat dewa dengan orang bernama Kim Taehyung itu.
"aku disini saem. Mianhe aku sedikit terlambat karena ada sedikit urusan tadi",Taehyung membungkuk hormat pada sang guru dengan wajah yang masih saja memperlihatkan ekspresi dingin tak bersahabat itu.
Taehyung mulai berjalan menuju tempat duduknya setelah diizinkan oleh sang guru. Melewati si manis Park Jimin yang masih tercengang sekaligus bingung menatap pemuda bermarga Kim itu.
"kau akan tetap berdiri disana Tuan Muda Park? Atau kau keberatan satu bangku denganku?",Jimin tersentak kaget mendengar suara bass yang ehem- sexy-ehem itu menyapa pendengarannya dengan kata-kata yang cukup menjengkelkan.
"ah, tidak kok. Aku tidak keberatan sama sekali. Mianhe",Jimin membalas ucapan Taehyung sembari tersenyum manis dan melangkah dengan semangat ke arah tempat duduk Taehyung.
"Annyeong, Park Jimin imnida",Jimin mengulurkan tangannya sembari tersenyum imut ke arah Taehyung. Berusaha akrab dengan namja tampan berekspresi sedingin es itu.
"aku sudah tahu namamu. Jadi tak usah repot memperkenalkannya lagi",Taehyung membalas ucapan Jimin dengan cuek, membuat namja manis disampingnya mengerucutkan bibir tebalnya dan mendengus sebal. Tapi Jimin tak akan menyerah untuk bisa dekat dengan si Kim Dingin Taehyung itu. Baru saja ia akan membuka mulutnya, namun kembali menyela...
"Tak perlu bertanya namaku, kau sudah dengar tadikan. Dan bisakah kau hanya fokus pada pelajaran saja. Ck, menyebalkan",Taehyung berdecak sebal tanpa mengalihkan perhatiannya dari papan tulis yang penuh dengan berbagai rumus kimia yang sedang dijelaskan oleh sang guru.
'huh, manusia es menyebalkan. Tak tahu diri, pantas saja tak ada yang mau berteman dengannya jika begitu' Jimin bergumam sangat pelan. Namun karena kelas yang sangat sunyi membuat namja disampingnya masih bisa mendengarnya. Tanpa Jimin sadari, Taehyung tersenyum tipis mendengar gerutuan dari namja imut disampingnya.
Jimin melangkahkan kakinya di mansion luas milik keluarganya. Mengabaikan pangilan-panggilan memekakkan telinga dari adik semata wayangnya yang sedang heboh mengajaknya untuk bermain badminton di lapangan indoor yang ada di sebelah taman tak jauh dari rumah mereka berada. Dan yang benar saja, ini jam 1 siang dan hell, siapa yang mau bermain badminton dengan hujan yang cukup lebat? Itu bukanlah hal yang disukai seorang Park Jimin tentunya. Ditambah lagi kekesalan memuncaknya pada manusia es batu yang menjadi seatmatenya di kelas. Sungguh Jimin ingin menenggelamkan namja itu di kutub utara atau mungkin mengasingkannya ke planet merkurius agar ia bisa menjadi sedikit lebih hangat. Ayolah Park Imut Jimin, apa hubungannya Merkurius dengan Kim Taehyung -_-
Youngjae tersenyum menyambut kedua anaknya itu. Tapi ia sedikit heran melihat si sulung menekuk wajahnya dengan pout imut dibibir tebalnya dan jangan lupakan gerutuan yang terus keluar dari mulutnya. Lain lagi dengan si bungsu yang sibuk berteriak-teriak tak jelas, memanggil sang kakak yang tak menghiraukannya.
"Jiminie, Jungkookie. Kalian sudah pulang honey? Apakah kalian tidak terkena hujan?",Youngjae berjalan mendekati anak-anaknya dengan dua gelas cokelat hangat dan juga sepiring cookies cokelat hangat yang baru saja dibuatnya. Jimin dan Jungkook yang mendengar suara sang oemma menoleh serta menggeleng menjawab pertanyaan sang oemma. Kedua kakak beradik itu menjatuhkan tubuh mereka di sofa empuk ruang keluarga sembari menunggu sang oemma yang membawakan cemilan untuk mereka.
"bagaimana hyung? Ayo bermain badminton",Jungkook masih gigih mengajak sang hyung untuk bermain badminton. Jimin menatap malas sang adik sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan sang dongsaeng di lengannya.
"no kookie. It's rainy, and you know i don't want to go outside. I'm just want to rest kookie-ah",Jimin menatap adiknya dengan setengah memelas. Ayolah dia baru saja dari sekolah, menggunakan seluruh energinya untuk memperhatikan pelajaran, bukankah melelahkan? Ditambah lagi dengan hah astaga Jimin sangat malas untuk mengingatnya.
"Kookie-ah, your hyung must be tired honey. Just let him getting some rest okay",Youngjae mengusap lembut surai hitam kelam milik si bungsu. Membuat si bungsu mempoutkan bibirnya, tapi tak berlangsung lama saat ia melihat cookies cokelat dan segelas cokelat hangat dihadapannya. Astaga, Jungkook ingin sekali melahap semua itu sekarang juga.
"huaaaa... chocolate cookies, you're the best oemma",Jungkook mencomot sebuah cookies yang ada dipiring sambil bersenandung bahagia. Hah Jimin heran dengan mood adiknya yang seperti roller coaster itu. Sangat cepat berubah.
"bagaimana hari pertamamu di sekolah Jiminie?",Youngjae beralih menatap sang anak sulung yang masih cemberut mode on. Jimin menghembuskan nafas beratnya.
"hah, really bad oemma",Jimin menatap oemmanya dengan wajah lelahnya. Mengundang tanda tanya bagi namja manis dihadapannya itu.
"Why? They don't like you? Or anything else?",Youngjae menatap heran sang anak hingga suara si bungsu menginterupsi percakapan itu.
"nonono oemma. Hyung bilang bukan karena itu, dia bilang semua temannya menerimanya dengan sangat baik. Tapi teman sebangkunya membuat moodnya menjadi sangat buruk dengan sifat dinginnya. Dan kau tahu oemma, seatmate Jimin hyung adalah Kim Taehyung",si bungsu bercerita dengan sangat semangat. Melupakan fakta jika mulutya masih penuh dengan cookies cokelat yang dicomotnya sedari tadi. Jimin yang melihatnya menatap tajam sang dongsaeng.
"hya! Park Jungkook. Habiskan dulu makanan dimulutmu baru bicara. Dasar",Jimin menjitak pelan kepala sang adik yang hanya memasang cengiran tanpa dosanya. Mengundang tawa sang oemma yang melihat adegan kakak beradik itu.
"jadi kau satu kelas dengan Taehyungie honey? Otte? Dia tampan kan?",Jimin mendengus kesal mendengar pertanyaan sang oemma. Yeah, Jimin akui namja jangkung berambut cokelat dan bermata tajam bernama Kim Taehyung itu memang tampan bahkan sangat tampan mengalahkan Jungkook sang adik serta mengalahkan ehem...dirinya...ehem. Tapi oemmanya harus tau kalau namja dingin seperti es balok itu benar-benar MENYEBALKAN. Catat itu, MENYEBALKAN! Dan Jimin bersumpah akan membuat namja itu bertekuk lutut untuk mejadi temannya.
"yeah, he's handsome boy. Really handsome I think. But he's really bad person oemma. MENYEBALKAN, ABABIL DAN TAK TAHU DIRI",Jimin mengumpat keras mengingat kelakuan Taehyung yang seharian ini hanya membuatnya kesal setengah mati.
"hahaha berarti kau harus benar-benar mengenalnya terlebih dahulu agar tahu sifat aslinya. Bertemanlah dengannya, dia sungguh anak yang baik asal kau tahu Jiminie",Jimin terkekeh mendengar penuturan sang oemma.
"Yah aku memang berencana menjadi temannya. Tapi bagaimana caranya untuk bisa dekat dengannya jika bahkan ia tak mau bicara denganku jika tak ada hal yang penting. Ditambah lagi wajah dingin menyeramkannya itu dan jangan lupakan kata-katanya yang menyebalkan itu oemma. Aku bersumpah, dia orang paling menyebalkan dan tak berperasaan yang pernah aku temui",Jimin terus merengut sambil memasukkan sepotong cookies cokelat ke dalam mulutnya. Jimin baru tersadar ketika dirinya telah menghabiskan sepotong cookies cokelat. Dengan cepat ia menelan cookies tersebut dan menyambar botol air mineral yang ada di meja tersebut.
"ough oemma, jangan membuatkan aku makanan manis penggoda iman itu lagi. Kau tidak ingin kan anakmu yang tampan dan seksi ini menjadi si gendut yang menyebalkan",Jimin merengut kesal mengingat oemmanya sudah berhasil membuat program dietnya menjadi gagal. Huh, dia tidak ingin menjadi chubby dan gendut lagi. Pernyataan yang meluncur dari bibir tebal Park Jimin membuat kedua manusia lainnya diruangan tersebut larut dalam tawanya.
"Kau tidak akan berubah menjadi hellboy atau hulk hanya karena sepotong cookies jiminie hyung",jungkook menimpali perkataan sang kakak sambil tetap tertawa nista mengejek sang kakak.
Taehyung berjalan memasuki mansion mewah milik keluarga Kim sambil tetap bersenandung kecil dan sesekali tersenyum. Hal yang sangat langka terjadi di saat seorang Kim Taehyung baru saja kembali dari sekolah, apalagi mengingat sifatnya selama ini ditambah lagi cuaca yang sangat tak bersahabat yang akan membuat moodnya turun drastis. Sang oemma yang sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton acara televisi kesukaannya menyerngit heran menatap sang anak. Ya ampun bahkan seorang Kim Taehyung tak sadar jika sang oemma sedang menatapnya sekarang? Ah, apakah keajaiban sudah terjadi? Atau Kim Taehyung baru saja bertemu ibu peri baik hati yang mengabulkan permintaannya? Hah, pemikiran aneh macam apakah itu? Baekhyun berdehem pelan, membuat sang objek utama terkaget mendengar suara sang oemma. Ia memasang cengiran lebarnya menatap polos ibunya yang masih menatapnya penuh selidik.
"hehehe aku pulang oemma. Aku pikir tidak ada orang tadi disana",Taehyung berjalan pelan menuju sang oemma. Duduk disamping namja cantik tersebut dan mulai memeluknya dengan manja. Oh, Taehyung bahkan baru sadar jika di dapur rumahnya yang cukup terlihat dari ruang keluarga ini terdapat beberapa maid yang sepertinya sedang sibuk dengan berbagai bahan makanan? Hah? Apa oemmanya tidak memasak makan siang untuk mereka hari ini?
"kau terlihat sangat bahagia baby Kim. Apa yang membuatmu sesenang itu huh?",Baekhyun melepaskan rangkulan manja sang anak sambil memutar badannya menghadap pada sang anak.
"yah oemma, berhenti memanggilku begitu. Aku sudah hampir 20 tahun dan kalian masih memanggilku begitu? Menyebalkan",Taehyung cemberut menatap sang oemma yang terkekeh pelan mendengar penuturan sang anak.
"kkkk~ bagi oemma dan appa kau tetap uri baby Kim sayang. Walaupun kau sudah hampir 20 tahun siapa yang peduli dengan itu",Baekhyun mengusap pelan wajah sempurna sang anak. Benar-benar perpaduan antara dirinya dan Daehyun dan sangat sempurna. "jadi apa yang membuatmu terlihat aneh tidak seperti biasanya begini hmm?",baekhyun beralih mengusap kepala sang anak dan setelahnya berdiri dari duduknya untuk membuatkan segelas cokelat panas untuk sang anak. Taehyung mengekor dibelakang sang oemma sambil mengerutkan keningnya sekilas, mengingat pertanyaan sang oemma.
"apanya yang aneh oemma? Oemma tidak suka melihatku tersenyum ya?",Taehyung menghentikan langkahnya memasang wajah cukup kaget menatap meja makan yang sangat penuh dengan berbagai jenis makanan yang menggiurkan. Apakah akan ada tamu? Setidaknya itulah yang ada dipikiran pemuda Kim itu saat ini. "Eumm... kenapa oemma memasak sangat banyak begini? Apa akan ada tamu yang datang oemma?",Taehyung menarik salah satu kursi yang ada di depan meja makan besar tersebut. Masih menatap kagum semua masakan sang oemma. Ah, dia pikir sang oemma tidak akan memasak tadi.
"Jongin ahjussi dan keluarganya akan datang dari Busan. Mereka akan pindah ke Seoul hari ini untuk mengurus cabang perusahaan keluarganya di sini. Jadi oemma mengundang mereka untuk makan siang dan makan malam di rumah kita. Kau tahu kan oemma sangat merindukan Kyungsoo dan juga oemma juga ingin bertemu dengan Kim Namjoon dan juga Kim Yoongi. Oemma dengar Namjoon juga akan sekolah di SOPA sama dengan dirimu", Baekhyun menaruh cangkir berisi cokelat panas yang baru saja selesai ia buat di depan Taehyung. Sang anak sedikit menyerngit dengan penuturan sang oemma.
"memangnya dia seumuran denganku? Lalu kapan mereka akan datang?",Taehyung masih meniup pelan cangkir berisi cokelat panas didepannya. "Dia satu tahun lebih tua darimu Tae dan Yoongi dua tahun lebih tua darimu. Oemma dengar dari kyungsoo mereka berdua sama-sama jenius dalam menciptakan lagu dan juga Rap. Ah oemma rasa sebentar lagi mereka akan sampai. Nanti sore akan ada acara barbeque disini. Dan oemma tidak mau mendengar alasan tugas dan sebagainya. Kau harus ikut acaranya arrasseo?",Baekhyun memandang tajam sang anak yang menatap oemmanya tanpa rasa tertarik sedikitpun.
"aku akan ikut tapi jangan paksa aku harus begini dan begitu nantinya. Oemma tau aku tidak menyukai hal-hal yang dipaksakan",Taehyung berdiri dari duduknya. "aku akan ganti baju dulu. Dan oemma, aku sudah lapar. Bolehkah aku makan terlebih dahulu?",Taehyung memasang wajah imutnya yang membuat baekhyun tersenyum lebar namun sedetik kemudian senyumnya berubah menjadi pout lucu "Andwaeyo ! Kita akan makan bersama appamu dan juga keluarga Jongin ahjussi. Jadi cepatlah ganti seragammu itu. Mereka akan sampai 10 menit lagi baby Kim",Baekhyun bisa melihat tatapan tajam yang dihadiahkan sang anak padanya namun hanya dibalas tawa membahana dari namja cantik tersebut.
"OEMMA ! Berhenti memanggilku begitu",Taehyung bergumam kesal sambil berlalu menuju kamarnya.
Taehyung turun dari kamarnya setelah mendengar panggilan melengking yang terlalu bersemangat dari sang oemma. Dia bisa melihat ruang tamunya yang cukup ramai dengan gelak tawa dari beberapa orang. Eh? Bukankah tadi oemma bilang hanya keluarga Jongin ahjussi yang seharusnya hanya empat orang? Tapi kenapa sekarang menjadi sepuluh orang jika ditambah dengan kedua orang tuanya?
"oeh? Tae kemarilah sayang. Beri salam pada Keluarga Jongin ahjussi dan Yongguk ahjussi juga beri salam pada anak-anak mereka",Daehyun menepuk pelan punggung tegap sang anak yang hanya menampilkan ekspresi datar khasnya.
"Annyeonghaseo Kim Taehyung imnida. Mannaseo bangapseumnida",Taehyung memberikan hormat kepada tamu-tamu kedua orang tuanya tersebut.
"Aigo uri Taehyungie kau semakin tampan saja oeh? Bagaimana kabarmu hmm?",Jongin tersenyum menatap Taehyung yang masih setia berdiri disamping sang appa. Taehyung tersenyum sekilas mendengar penuturan dari Jongin.
"aku baik-baik saja ahjussi. Bagaimana kabar ahjussi dan keluarga? Aku harap kalian semua baik-baik saja",Taehyung masih memasang senyum tipisnya saat tiba-tiba bel rumahnya berbunyi.
"baby, bisa kau lihat siapa yang datang?", Taehyung mendengus pelan mendengar panggilan yang digunakan sang oemma. Meski begitu ia tetap berjalan menuju pintu utama rumahnya.
"Nugu-",ucapan Taehyung terhenti saat melihat namja bersurai orange yang kini sedang berdiri di depannya sambil menggenggam sebucket bunga mawar kuning cantik. "apa yang kau lakukan disini Tuan Muda Park?",Taehyung melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap penuh selidik namja manis di depannya yang saat ini sedang mendengus sebal sambil membuang tatapannya ke arah sebuah mobil mewah yang terparkir tepat di depan rumah Taehyung.
"apa begini caranya kau memperlakukan tamu eoh? Disini sangat dingin kau tahu? Apa aku harus tetap berdiri disini huh?",Jimin-namja manis tersebut menatap tak kalah sengit pada pemuda jangkung di depannya. "hyuuung, kenapa meninggalkanku eoh?",Taehyung menyerngit heran melihat seorang namja tampan yang baru saja berdiri di samping Jimin. Sepertinya ia kenal dengan namja itu, tapi siapa ya?
"Eoh, annyeonghaseyo Taehyung sunbae. Aku Park Jungkook dan ini hyungku Park Jimin. Kami kemari untuk menghadiri undangan makan siang dan makan malam dari oemmamu sunbae",Jungkook membungkuk hormat pada Taehyung yang masih menatap sengit keduanya. "heol, dasar manusia es tak tahu diri. Untuk apa aku harus merusak mood dengan menatapnya begini. Kajja Jungkookie, kita cari Baekhyun ahjumma dan Daehyun ahjussi", Jimin menarik lengan kekar sang adik dan menerobos masuk kedalam rumah mewah milik keluarga Kim tersebut. Membuat si pemilik rumah berteriak kesal pada si manis yang ternyata juga bisa menjadi menyebalkan tersebut.
Jimin melihat Baekhyun yang baru saja akan menyusul Taehyung ke arah pintu depan. Namun ia langsung berteriak girang saat melihat Jimin dan Jungkook yang datang. Langsung saja namja manis itu memeluk Jungkook yang yah senang-senang saja diperlakukan seperti itu. Sedetik kemudian ia mencubit gemas pipi Jungkook yang sedikit berisi tersebut, membuat sang empu meringis pelan.
"Omo, apa ini uri Jiminie? Aigoo neomu kyeopta!",kini baekhyun sudah beralih mencubit kedua pipi gembil si manis nan imut Park Jimin.
"eiihh oemma berhentilah mencubitinya",Taehyung yang baru saja kembali dari pintu utama bersama dengan dua orang lain yang diketahui adalah Park Chanyeol dan Yoo Youngjae. Baekhyun memicing tajam menatap anaknya tersebut.
"wae? Kenapa kau marah eoh? Bahkan Jiminie saja tidak marah. Apa kau kekasihnya eoh?",Baekhyun menjitak pelan kepala anak semata wayangnya yang tiba-tiba saja melotot menatap sang oemma.
"bisakah oemma berhenti bicara sembarangan? Aku berkata begitu karena aku merasa bersalah pada orang tuanya melihat anak-anaknya menjadi korban perilaku anarkis oemma",Taehyung menatap datar sang oemma yang kini berteriak diikuti tertawa membahana dari semua orag di ruangan tersebut kecuali Taehyung, Jimin dan juga Baekhyun.
"aigo, uri baby Kim sudah pintar berkilah eoh? Bilang saja kalau kau tidak suka jika oemma dekat-dekat dengan namja imut ini hmm?",Baekhyun tertawa melihat wajah Taehyung dan Jimin yang memerah sempurna mirip dengan kepiting rebus.
"jebal oemma, berhenti memanggilku begitu. Dan terserah saja kau ingin mencubitnya, menggigitnya atau apapun itu apa peduliku",Taehyung berlalu dari hadapan sang ibu menuju ke sofa dan menjatuhkan diri di sebelah sang appa. "dasar tak konsisten",Taehyung dapat mendengar gerutuan yang keluar dari mulut seorang namja berkulit putih pucat yang duduk di sebelah Kyungsoo ahjumma saat ini. 'what? Dia baru saja mengataiku tak konsisten?' Taehyung mengerutkan keningnya lucu mengundang tatapan gemas dari namja tampan yang duduk disebelah Himchan.
"ah ya, karena kita sudah lengkap bagaimana jika kita langsung makan siang saja? Yah walaupun ini sedikit terlambat jika disebut makan siang",Daehyun tersenyum ramah ke arah seluruh sahabat lamanya dan Baekhyun tersebut.
Makan siang di kediaman mewah milik keluarga Kim berlangsung dengan sangat seru. Banyak suara-suara tawa yang menghiasi setiap moment reunian sahabat lama tersebut. Meskipun suasana cukup hangat tidak membuat si tampan Kim Taehyung luluh, ia hanya tertawa sesekali ketika sang oemma sedang sibuk menertawakan Park Chanyeol yang notabene adalah sahabat dekatnya saat SMA dahulu. Bahkan satupun percakapan tidak terjadi antara Taehyung dengan keenam namja yang kini duduk bersisian dengannya.
Dan ah ya, bukankah tidak sopan jika tidak memperkenalkan jelmaan dewa-dewa tampan dan manis itu terlebih dahulu? Baiklah, kita akan memulai dari namja manis yang duduk di bagian paling ujung kanan barisan tujuh namja tampan tersebut. Dia adalah Bang Seokjin, si sulung anak Bang Youngguk dan Kim Himchan yang sangat manis dan ramah. Seokjin atau lebih akrab untuk dipanggil Jin itu merupakan mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas negeri ternama di seoul. Ia merupakan mahasiswa jurusan kedokteran yang sangat pintar. Sedangkan disebelahnya ada Kim Namjoon yang merupakan si bungsu dari pasangan Kim Jongin dan Do Kyungsoo, si tampan berlesung pipi tersebut adalah orang yang termasuk tak suka banyak berbicara. Dia adalah murid tingkat akhir SMA, dan kabarnya ia akan melanjutkan sekolahnya di tempat yang sama dengan pangeran es kita – Kim Taehyung- yang saat ini duduk di sebelah Namjoon. Tidak merasa tertarik sama sekali dengan kehebohan namja manis disampingnya yang tak lain dan tak bukan adalah Park Jimin. Si imut itu sedang heboh bercerita dengan namja berkulit seputih salju yaitu Kim Yoongi. Namja yang lebih tua dua tahun dari Jimin dan Taehyung itu hanya membalas ucapan Jimin dengan seadanya dan senyum simpulnya yang terlihat sangat manis. Yoongi atau lebih akrab dipanggil Suga ini adalah tipikal yang tak banyak bicara, persis seperti sibungsu Namjoon yang juga tak suka banyak bercuap-cuap. Bahkan Yonggi adalah orang yang cenderung ketus dan tak berperasaan jika bicara. Ia adalah mahasiswa semester enam jurusan produksi dan aransemen musik (?) di universitas yang sama dengan Seokjin. Yonggi memang sudah dari dua tahun yang lalu menetap di Seoul untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, berbeda degan sang adik yang baru akan memulai kehidupannya di Seoul esok hari. Taehyung sedikit menyerngit heran, ia bertanya-tanya bagaimana mungkin Jimin sangat antusias bercerita dengan orang irit bicara semacam Yonggi. Selanjutnya di sebelah Yoongi ada si Tampan Bang Hoseok yang sedang tersenyum sangat lebar seperti kuda ke arah Jungkook yang duduk persis di sebelahnya. Hoseok adalah murid SMA tingkat akhir, sama seperti Namjoon. Hoseok atau J-Hope akan bersekolah di tempat yang sama dengan Jimin, Taehyung, Jungkook dan Namjoon. Namja periang dengan senyuman secerah mentari terik di siang bolong itu sangat ahli dalam Rap dan juga Dance dan oh jangan lupa kemampuannya dalam menciptakan lagu. Dia benar-benar mewarisi keahlian sang appa. Mereka semua sangat menikmati makan siang yang sangat menyenangkan tersebut. Menyisakan Taehyung yang masih duduk diam tanpa tahu harus melakukan apa. Namja tampan tersebut menunduk, tersenyum miris sekilas. Menyadari betapa menyedihkannya hidupnya yang selalu monoton tanpa pernah bisa tertawa selepas itu degan teman-temannya. Ah ia lupa, bahkan ia tidak punya teman bukan? Dan Taehyung merutuki kebodohannya yang bahkan tidak mampu memulai percakapan dengan namja-namja di sekelilingnya ini.
Taehyung menaruh sumpitnya, menatap semua orang yang ada di sekelilingnya masih asik dengan semua hal yang menurut mereka sangat menyenangkan untuk dibicarakan. Namja bersurai cokelat tersebut berdiri dari duduknya, membuat semua mata di ruang makan super luas itu menatap ke arahnya. Taehyung hanya balik menatap mereka dengan tatapan datar. Kemudian ia menyunggingkan senyum tipis sekilas. "aku sudah selesai. Aku duluan",Taehyung berjalan menjauh dari ruang makan. Terus melangkah menaiki satu per satu anak tangga yang akan membawanya menuju kamarnya. Setidaknya ia akan merasa lebih nyaman di kamarnya, tanpa harus menyiksa dirinya yang menyedihkan ini dengan pemandangan yang ia sendiri akui itu sangat nyaman dan hangat. Tapi entah mengapa, ia masih merasa tidak mampu untuk membaur dengan mereka. Ia masih takut dengan rasa sakit yang tak ingin ia ingat itu akan kembali ketika ia mencoba membuka hatinya.
Di ruang makan, semua orang yang ada di sana masih terdiam pasca kepergian Taehyung dari ruangan tersebut. Baekhyun menunduk sedih mendapati sikap anak tunggalnya itu. Ia tahu apa yang dirasakan Taehyung saat ini. Kesepian dan rasa takut yang mendominasi, meskipun anaknya tersebut berusaha tersenyum dan menguatkan hati untuk bisa berada di tengah mereka semua. Tapi tak Baekhyun pungkiri Taehyung masih sulit untuk melakukan itu semua dan itu membuat dirinya dan Daehyun merasa sedih.
"Baek, ottokhae? Aku rasa Taehyung tidak terlalu menyukai kehadiran kita",Himchan membuka mulutnya. Menatap namja mungil yang kini masih terdiam menatap kosong makanan dihadapannya. "majja (benar), sepertinya Taetae tidak menyukai kita. Tapi kenapa sifat tertutupnya makin parah begitu hyung?", Youngjae menimpali perkataan dari Himchan. Ia mengusap lembut punggung sahabatnya itu. Youngjae memang yang paling tau semua tentang masalah yang dialami keluarga Kim. Selain karena dirinya dan Baekhyun memang sama-sama memiliki kesibukan sebagai seorang designer juga karena mereka tinggal di komplek yang sama sehingga mereka sangat sering bertemu. Baekhyun menatap sendu sahabat yang sudah dianggapnya sebagai adiknya itu sebelum menghembuskan nafas lelahnya. "mollayo, aku sudah melakukan berbagai cara agar dia kembali mau berteman dengan orang lain. Namun sepertinya belum berhasil. Karena itu aku sangat senang saat mendengar Jimin kembali ke Korea. Mungkin saja dengan Jimin kembali, Taehyung bisa sedikit berubah. Dia terlalu takut untuk memulai perkenalan karena ia takut lagi-lagi harus sakit hati dan kecewa",Baekhyun mengusap lembut pipinya yang sedikit basah karena beberapa air mata yang keluar seenaknya. Jimin yang merasa namanya disebut mengerutkan keningnya bingung. Kim Taehyung? Kepulangannya? Memang apa hubungannya? Bahkan ia sangat sebal dengan sifat namja balok es itu.
"tapi uri jiminie bilang, bahkan Taehyung bersikap sangat dingin kepadanya. Hah, aku benar-benar tidak menyangka, beberapa bulan tidak bertemu denganmu dan bercerita banyak sekali perubahan negatif anak itu",Youngjae menatap si manis Jimin sekilas. Mengundang tanda tanya besar di kepala Jimin. "aku rasa dia perlu waktu agar bisa kembali seperti dulu bersama Jiminie. Dan kenapa aku menyuruh kalian membawa semua anak-anak kalian, aku ingin meminta bantuan pada kalian semua agar bisa membantuku untuk membuat Taehyung lepas dari semua ketakutannya dengan pertemanan. Sungguh aku sangat sedih melihatnya selalu diam dikamarnya ditemani anjingnya, tanpa bisa berjalan-jalan keluar bersama teman-temannya. Mohon bantuan kalian ne",Baekhyun tersenyum menatap ke arah enam namja yang duduk tepat dihadapannya saat ini. Keenam namja itu tersenyum canggung pada Baekhyun.
"Kkokjonghajima ahjumma, kami pasti akan membantu sebisa kami. Lagipula sepenglihatanku, Taehyung adalah anak yang sangat baik dan manis",Jin menimpali ucapan Baekhyun sambil tersenyum manis pada namja mungil tersebut.
"Ne ahjumma, kami pasti akan membantu dan menjaganya. Kami pasti bisa membuat Taehyung bisa berteman dengan orang lain kembali",Hoseok ikut tersenyum pada Baekhyun diikuti oleh seruan riang dari ketiga namja lainnya kecuali Jimin yang masih pusing memikirkan hubungan antara Kim Taehyung dengan dirinya.
"Eumm...keundae apakah aku boleh bertanya? Memangnya apa hubungan Kim Taehyung denganku? Kenapa kedatanganku sepertinya sangat dibutuhkan? Aku bahkan belum pernah bertemu dengannya sebelum ini",Jimin menatap bingung Baekhyun dan oemmanya secara bergantian.
"ah iya. Kami belum menceritakannya pada kalian ya? Ini bukan pertama kalinya kau dan Taehyung bertemu chim. Bahkan sejak masih bayi kalian selalu bersama dan menjadi teman yang sangat akrab hingga kalian berumur empat tahun sebelum akhirnya kau harus pindah ke Busan bersama Haraboeji dan Halmoni mu hingga lulus SD. Kau tahu, Taetae sangat sedih kau pindah. Mungkin karena kalian masih terlalu kecil, jadi kau tak mengingatnya. Dan kau tahu, bahkan sejak dalam kandungan kalian sudah dinikahkan",Jimin masih mencerna semua ucapan Park Chanyeol tanpa menyadari tatapan kaget dari sang adik dan manusia lainnya di ruangan itu.
"Ah begi- MWO? Appa bilang apa tadi? Dinikahkan? Astaga aku bisa gila, bagaimana mungkin aku dinikahkan dengan namja berhati sedingin es kutub dan sadis begitu?",Jimin mengumpat keras mengundang tawa renyah dari kelima namja lain yang duduk di dekatnya. Jimin menatap tajam sang adik yang tertawa paling semangat.
"wae? Bukankah itu hal bagus? Dulu saat kau masih kecil, kau sangat sering bilang saat nanti aku besar aku akan menikah dengan Taetae dan merengek meminta oemma untuk mengantarmu ke rumah Taetae bahkan hanya untuk memberikan permen lolipop kesukaannya. Lagipula kau harusnya tahu dia adalah orang yang sangat lembut dan berhati hangat juga sangat ramah dan baik. Hanya karena beberapa hal yang tak seharusnya makanya ia seperti itu sekarang. Bahkan oemma dan appa berencana akan menikahkan kalian nanti saat Taehyung sudah menyelesaikan pendidikan SMA dan Sarjananya",Yongjae bisa melihat wajah masam si anak. Jimin menekuk wajahnya, menatap tajam kedua orang tuanya yang malah tersenyum lebar.
"Tidak akan ada kata menikah! Bahkan kalian tak menanyaiku terlebih dahulu. Dan aku yakin Taehyung juga tidak akan setuju dengan hal tersebut",Jimin merengut kesal. Menusuk-nusuk mangkuk nasinya dengan sumpit yang masih dipegangnya.
"sayangnya dia sudah setuju Jiminie. Dia bilang terserah pada kami asalkan sebelumnya ia harus tahu siapa yang akan dinikahkan dengannya dan biarkan ia mengenal orang tersebut lebih dahulu. Dan saat kami beritahu jika orang itu Park Jimin ia hanya mengangguk tanpa komentar lainnya",Baekhyun bercerita dengan sangat semangat. Membuat orang-orang di ruangan itu ikut terlarut dalam suasana yang tercipta. Antara menyenangkan saat melihat ekspresi keluarga Kim dan keluarga Park tersebut dan menegangkan saat melihat ekspresi marah Jimin yang cukup imut.
"ck, terserahlah. Aku tidak peduli, kalian menyebalkan!",Jimin mem-poutkan bibirnya sambil menyilang kedua tangannya di depan dada. Membuat semua orang di ruangan tersebut kembali tertawa.
Taehyung room
Taehyung POV
Kenapa ia harus berteriak sekeras itu sih? Apa tidak bisa ia bersikap sedikit normal?. Jika kalian bertanya apa yang aku bicarakan, aku sedang membahas tentang Jimin yang shock saat mendengar kata menikah yang disampaikan kedua orang tuaku dan juga orang tuanya. Sebenarnya sedari tadi aku mendengar semua ucapan mereka, bahkan tentang pernikahan yang akan diadakan. Dan kalian ingin bertanya lagi kenapa aku tidak menolak perjodohan tersebut? Yah sebenarnya aku sudah mencintai Jimin semenjak pertama kali aku bisa mengenalinya. Wajah tembam dan mata sipitnya selalu bisa membuatku tersenyum dan merona seketika. Mungkin terlalu dini mengatakan hal tersebut adalah sebuah perasaan cinta, mengingat saat itu kami masih sangat kecil bahkan Jimin pun tak mengingatku. Tapi sungguh, aku sudah sangat mencintainya dari dulu hingga saat ini. Ketika ia pindah menuju Busan karena oemma dan appanya yang saat itu sangat sibuk dengan pekerjaannya, aku sangat sedih sekali. Ditambah lagi ketka oemma mengatakan padaku bahwa Jimin akan pindah ke Paris untuk melanjutkan sekolahnya saat SMP. Semenjak itu aku selalu meminta oemmaku untuk selalu rutn menanyakan keadaan Jimin. Dan dengan senang hati Youngjae ahjumma selalu memberikan info padaku dan tak lupa dengan foto-foto Jimin selama masih di paris. Jika tidak percaya, aku bahkan menyimpan semuanya dengan rapi di dalam album foto yang selalu berada di laci nakas dekat tempat tidurku. Selain itu fotoku dan Jimin saat berumur empat tahun yang diambil ketika drinya akan pindah ke Busan menjadi hiasan favoritku yang selalu ada di atas meja nakas tersebut dan juga di meja belajar serta di beberapa tempat lain seperti dinding dan rak bukuku. Aku sengaja memperbanyak foto tersebut hingga aku terus bisa mengingat dirinya tanpa melupakan sedikitpun tentang kenangan singkat kami berdua.
Aku yakin setelah ini, Jimin akan semakin membenciku. Karena ia tahu jika aku menyetujui perjodohan dari kedua orang tua kami. Tapi biarlah semuanya berjalan dengan sendirinya tanpa ada paksaan apapun. Kalian tahu bukan jika aku tak suka hal-hal yang dipaksakan. Toh jika nanti Jimin memilih untuk tidak bersamaku aku akan menerimanya dengan ikhlas. Toh dia tak mengingatku dan juga mengingat sifatku saat ini, aku sedikit cemas jika nantinya aku akan menyakiti namja yang aku cintai tersebut.
Hah, sudahlah. Aku cukup pusing memikirkan semuanya. Lebih baik aku tidur sebentar sebelum acara barbeque nanti. Saat ini masih pukul 3 sore dan aku masih punya waktu sekitar 2 jam untuk tidur. Aku harus membuat pikiranku kembali rileks.
Taehyung POV End
Taehyung berjalan pelan meninggalkan balkon kamarnya. Ia melihat anjing peliharaannya sedang asyik tertidur di atas karpet tebal di dekat tempat tidurnya. Taehyung tersenyum lembut, dan mulai melangkah ke arah tempat tidurnya. Merebahkan dirinya dan menarik selimut tebalnya serta mencari posisi tidur yang nyaman. Taehyung melirik sekilas ke arah meja nakasnya yang terdapat foto dirinya dan Jimin disana. Namja tampan itu kembali tersenyum sebelum akhirnya benar-benar terlelap pulas.
Jimin berjalan dengan sedikit sebal menaiki tangga rumah keluarga Kim. Ia menggerutu tanpa henti saat sang oemma menyuruhnya untuk mengecek Taehyung dikamarnya. Dia menghentakkan kakinya sebal saat mengingat oemmanya yang dengan santai memanggil Taehyung dengan sebutan calon menantu. Huh, memang Jimin sudah bilang jika ia mau menikah dengan namja es balok itu? Dalam mimpi mereka saja. Jimin terperangah melihat betapa luar biasa mewahnya rumah ini. Lihat saja ruang tamu mini dengan semua fasilitas lengkap seperti TV, Video Game dan lainnya yang ada di sana. Belum lagi ruangan cukup luas yang ada di dekat balkon lantai dua tersebut, diisi dengan banyak alat musik seperti grand piano dan juga saxophone serta juga gitar. Lebih jauh Jimin berjalan ia bisa melihat balkon yang tersambung langsung dengan rooftop garden yang sangat asri. Berbagai macam bunga tumbuh sangat subur. Namun didominasi oleh bunga matahari dan bunga mawar putih yang sangat cantik. Rerumputan yang sengaja dibuat menjadi seperti lapisan karpet tebal yang sangat empuk membuat mata tak lelah untuk memandangnya. Belum lagi pohon apel berukuran sedang yang tumbuh dengan kokoh di ujung dekat pagar kaca yang menjadi pembatas tempat tersebut dengan sebuah ruangan lainnya yang Jimin tebak adalah galeri pakaian milik Baekhyun. Itu terlihat dari beberapa manekin yag terpampang jelas di balik jendela kaca besar bergaya klasik.
Jimin menoleh ke belakang, teringat kembali dengan tujuannya ke lantai dua ini. Dapat dilihatnya pintu cokelat tua serta dinding-dinding dari kaca yang membuat ruangan itu tampak semakin luas. Jimin dapat melihat dari dinding-dinding kaca tersebut kamar tidur satu-satunya yang ada di lantai ini. Kamar itu memiliki nuansa berwarna hitam dan putih dengan dekorasi yang sangat rapi dan manly. Tipikal namja perfeksionis seperti Taehyung. Dengan pelan Jimin membuka pintu cokelat bertuliskan 'Taehyung room' tersebut. Mengintip pemilik kamar yang ternyata sedang bergelung nyaman di dalam selimut super tebalnya sambil memeluk bantal. Jimin tersenyum melihat wajah tertidur yang terlihat sangat damai tanpa beban dan lebih mirip bayi tersebut. Jimin terus menatap sekeliling kamar tersebut dengan perasaan kagum. YA ampun ini benar-benar luar biasa. Setidaknya itulah pikiran Jimin. Ia menyerngit sedikit heran melihat foto yang terletak di atas meja belajar Taehyung. Bukankah itu dirinya? Dan apakah itu Taehyung? Lucu sekali mereka dalam foto itu. Jadi benar ya mereka mengenal sejak kecil. Jimin kembali melihat-lihat sekitar meja belajar Taehyung tepatnya rak buku di atas meja belajar tersebut yang seluruhnya terisi oleh komik yang tersusun rapi. Jimin berdecak kagum melihat koleksi komik milik namja tampan tersebut. Kini Jimin beralih menatap sebuah satu set mainan lego berbentu istana yang terdapat pada rak buku di sebelah rak komik milik Taehyung. Jimin kembali teringat pada oemma dan appanya yang berada di lantai bawah, ah mereka pasti bertanya-tanya kenapa Jimin sangat lama di kamar Taehyung. Bisa-bisa nanti mereka mengira yang macam-macam. Dengan sedikit terburu-buru Jimin berjalan menjauhi meja belajar Taehyung dan dengan segera ia berjalan menuju pintu kamar Taehyung. Namun belum ia mencapai pintu kamar tersebut tanpa sengaja dirinya tersandung langkahnya sendiri dan dengan tidak sengaja berpegangan pada rak berisi beberapa mobil-mobil mainan serta beberapa frame foto yang Jimin tidak terlalu peduli serta sebuah kotak berwarna hitam dan kotak musik berbentuk hati itu jatuh. Membuat semua isinya berhambur tanpa tersisa. Taehyung yang mendengar suara bising langsung saja membuka matanya kaget. Ia lebih kaget lagi melihat Jimin yang jatuh tersungkur di dekat rak tersebut sambil dengan terburu-buru berusaha mengumpulkan barang-barang yang tercecer. Taehyung terbelalak saat menemukan sesuatu yang berada di dekat kaki Jimin hancur berkeping-keping. Namja tampan itu menggeram pertanda ia benar-benar geram sekarang.
"KAU PIKIR APA YANG KAU LAKUKAN HAH? KELUAR DARI KAMARKU SEKARANG JUGA PARK JIMINN !",dan hal selanjutnya yang Jimin tahu ia melihat Taehyung yang berjalan dengan langkah lebar menuju dirinya. Wajahnya memerah menahan amarahnya. Sedangkan Jimin wajahnya memucat dengan air mata yang telah menggenang di pelupuk matanya serta keringat dingin yang tiba-tiba muncul dengan deras di keningnya. Taehyung menarik kasar tangan Jimin dan menyeretnya keluar dari ruang pribadinya itu.
"JANGAN PERNAH KAU BERANI MASUK KESINI LAGI. AKU TIDAK SUDI MELIHATMU MENYENTUH BARANG-BARANGKU",Taehyung menutup pintu kamarnya dengan sangat kuat. Bahkan membuat dinding-dinding kaca itu bergetar cukup kuat. Membuat namja manis yang sedari menahan tangisnya semakin bergetar ketakutan.
"mi...mianhe. Aku tidak sengaja, sungguh",Jimin dengan suara bergetarnya terbata-bata mengucapkan kata-kata itu sambil berusaha mengintip dari celah dinding kaca di dekat pintu yang tertutup dengan tirai tebal berwarna cokelat gelap.
"jinja mianhe hiks...aku minta hiks... maaf",dan pada akhirnya si manis itu mengeluarkan air matanya. Terisak dengan cukup kencang karena merasa bersalah dan ketakutan. Ia makin terisak saat mendengar langkah kaki dan suara melengking Baekhyun di belakangnya. Setelahnya yng ia rasakan adalah pelukan hangat dari Baekhyun dan semua menjadi gelap.
TBC...
Annyeong, I'm the amatir author back egen dengan ff VMin yang terinspirasi dari liat-liat semua moment VMin di yutub. Semoga kalian semua suka ya. And last review juseyooo nee... Gamsahamnida.
