9 s.d. 11 Juli 2011

Terinspirasi dari "Black Butler", tapi yang ini istana sentris


.

.

.

DISCLAIMER

Émeraude VS Bleufoncé © Dijah-hime

© Masashi Kishimoto

AU

Warning: Fully OC of My Mind

CHAP 1

~Beginning~

.

.

.

Istana Yeux d'émeraude

Delapan pagi..

Prangg… Seorang gadis muda sengaja melemparkan cangkir mahalnya ke lantai dekat perempuan paruh baya yang sedang berlutut, menangis sambil memohon pada gadis muda berparas cantik dihadapannya. Terus memohon pada gadis itu agar tak memecatnya dari pekerjaan yang baru didapatnya dua minggu yang lalu.

"Tuan Putri... Saya mohon padamu. Tolonglah... maaf... maafkan Saya."

Tapi sepertinya sang Putri tak mau mendengarkannya lagi. Dia menjauh dan berteriak memanggil seseorang.

"Tuan Arbasta! Sudah berapa lama Aku memanggilmu? Cepat usir wanita ini. Aku mau butler baru! Sekarang!" Pria yang usianya hampir setengah abad itu dengan cepat menjalankan perintah Tuan Putrinya.

"Maafkan Saya Tuan Putri. Permintaan Anda akan Saya sampaikan pada Yang Mulia," Tuan Arbasta membungkuk menggerakkan tangannya layaknya pembantu kerajaan pada umumnya.

"Saya mohon diri, Tuan Putri."

Sakura Émeraude, berjalan pelan ke arah meja riasnya yang terletak persis di sebelah perpustakaan mininya-tidak bisa dibilang terlalu mini juga karena berupa hampir delapan meter menjulang ke atas dan ada tiga rak besar seperti itu, dilengkapi tangga dorong dengan rel di ketiga rak buku besar itu, membuat Putri dengan mudah dapat mengambil buku di puncak rak- Dia memandang dirinya di depan kaca besar meja riasnya. Gadis 15 tahun itu merunduk, mengepalkan telapak tangannya, membuatnya bergetar karena dikepal dengan sangat kuat. Dia menggigit bibir bawahnya sendiri, "Tch."

Dia mendudukkan dirinya di kursi meja rias yang dilapisi sutera. Memangku wajahnya dengan tangan kanannya. Memandang sebal pada cermin didepannya dengan mata emerald-nya yang indah, "Sekarang. Siapa lagi yang akan menjadi butler-ku, ya?"ucapnya sambil tersenyum sinis lalu mengalihkan pandangannya ke jendela besar yang mulai meniupkan angin musim semi, mengacaukan tatanan rambut yang telah disanggul oleh bekas butler yang telah diusirnya tadi. Sakura tersenyum, miris.

~Émeraude VS Bleufoncé~

Phrasavia

Sepuluh Pagi

"Hei. Kau sudah dengar, Istana mencari butler baru untuk Tuan Putri. Aku tidak mengerti, kali ini kenapa diadakan sayembara seperti ini, ya?" Vairi memulai pembicaraan pada pemuda di depannya yang tengah membersihkan pistol pemberian ayahnya. Kelihatan sekali pemuda itu menyukai senjata. Di sebelahnya satu tas besar bermacam senjata mulai pedang dari yang ukuran besar sampai yang hanya berukuran seperti jarum jahit. Juga ada senapan laras panjang rakitan, revolver, dan pistol berbahan perak yang begitu mengkilap–Dia terlalu memanjakan senjata-senjatanya-

"Sasuke! Aku bicara padamu!" Vairi berteriak keras pada pemuda itu. Sasuke menoleh sedikit.

"Hn, Aku sudah dengar. Mereka mencari yang terkuat, bukan?" ucap Sasuke lalu mulai memasukkan pistolnya ke dalam tas besarnya.

"Iya. Kau benar, tapi sepertinya ini aneh. Kenapa bukan salah satu dari pengawal kerajaan saja kalau mau cari yang terkuat?" Vairi memainkan rambut coklat panjangnya yang selalu diikat ekor kuda karena sudah terlalu panjang.

"Aku akan ikut, Vairi," ucap Sasuke berhasilkan mengagetkan gadis di depannya.

"Apa? Maksudmu sayembara ini? Tapi, kenapa?" Vairi bingung, apa benar pemuda yang sudah dikenalnya sejak umur 10 tahun ini mau menjadi butler.

"Mereka mencari yang terkuat. Aku ingin tahu apa ada yang terkuat lain selain Aku,"ucap Sasuke sambil berjalan pergi ruangan membawa tas besarnya.

~Émeraude VS Bleufoncé~

"Kenapa Yang Mulia membuat sayembara seperti ini?" tanya Arbasta sopan kepada Rajanya.

"Aku hanya ingin yang terbaik yang menjadi butler putriku," ucap Raja sambil memejamkan matanya, "cepat mulai sayembaranya. Aku akan datang saat pertarungan terakhir," sambung Raja lagi.

"Baik Yang Mulia. Saya mengerti," Arbasta membungkukkan badannya.

.

Sayembara sudah dimulai dengan serangkaian pertarungan. Pria dan wanita dipisahkan tempat pertarungannya. Saat kedua juara baik dari pihak pria maupun wanita didapatkan. Di saat itulah Raja akan memutuskan butler yang sesuai untuk Tuan Putri.

Sasuke Bleufoncé, sudah memenangkan empat belas pertarungan yang menurutnya biasa-biasa saja. Dan sampai sekarang dia hanya bertarung dengan tangan kosong Dia mengelap keringat di dahinya dengan tangan kanannya.

"Butler,ya?" Sasuke tersenyum sinis.


à poursuivre