Rencana yang Sukses (?)
Disclaimer
Kaito, Conan (Shinichi), dan Hakuba adalah milik Aoyama Gosho.
Warning
Ini hanya ide yang muncul dan tidak tahu mau dibawa kemana..
Aouthor's Note
Padahal ide awalnya terasa lucu, tapi setelah diketik entah kenapa sepertinya lucunya jadi berkurang.. yah, mari kita salahkan saja Hakuba yang terlalu kaku kalau ternyata chapter ini beneran jadi ga menarik. (Maaf klo misal ada fans Hakuba)
Sepulang sekolah, Hakuba menyeret Kuroba ke luar area sekolah, tanpa memperdulikan protesnya, menuju taman kota untuk menemui kenalannya yang mungkin sudah menunggu. Dari beberapa heist Kaito Kid yang didatanginya akhir-akhir ini, Hakuba berteman dengan seseorang yang penting untuk usahanya dalam menangkap Kid.
"Kuroba-kun, tenanglah sedikit. Dalam 5 menit, 42 detik, aku bisa telat menemui seseorang."
"Kalau begitu kenapa membawaku," Kuroba melepaskan tangannya yang dipegang Hakuba dan menunjuk ke suatu arah, "kalau kau bersikeras membawaku, setidaknya beri aku kompensasi!"
Menengok ke arah yang ditunjuk, Hakuba melihat ada penjual es krim tidak jauh dari tempat mereka berhenti. Menghela nafas, Hakuba berkata, "Baiklah, sana pilih sendiri, cepat, akan aku bayar," dan menyusul tersangka utamanya yang sudah pergi berpindah tempat dengan cepat..
Sesaat kemudian, Hakuba sudah kembali menyeret makhluk merepotkan ini untuk menemui kenalannya. Kenalannya ini masih anak-anak, tapi untungnya tempat tinggalnya tidak jauh dari Ekoda, sehingga dia bisa memintanya menemuinya di taman kota. Kalau anak itu, mungkin akan bisa mengenali orang yang dia seret ini sebagai Kid, berhubung dia terkenal sebagai 'Kid Killer' dan diakui sebagai orang yang paling dekat dalam usaha menangkap Kid. Kalaupun tidak mengenali, Hakuba berencana mengutarakan kecurigaannya mengenai identitas asli Kid, dan mendapatkan dukungan serta kerjasama dari sang anak.
Sesampainya di tempat janjian bertemu, Hakuba melihat Edogawa sudah ada dan sedang sibuk dengan HP-nya. Omong-omong tentang HP, Hakuba juga melihat bahwa Kuroba tidak biasanya seharian duduk tenang dan hanya sibuk dengan HP-nya, sambil tersenyum sendiri dan sesekali tertawa. Biasanya itu hanya terjadi setelah ada pencurian yang dilakukan oleh Kid, tapi pencuriannya yang terakhir sudah berlalu 15 hari, 17 jam, 23 menit, 12 detik yang lalu..
"Edogawa-kun.."
"ah, Saguru-niichan,dan.. eh?" sambil menoleh dan tersenyum, Edogawa langsung mengarahkan pandangannya ke 'teman' yang dibawanya. Seperti yang sudah Hakuba perkirakan, Edogawa mungkin akan mengenalinya sebagai Kid. "Kaito… -niichan?" Edogawa melanjutkan dengan kaget.
"Huh? Kalian sudah saling kenal?" kata Hakuba agak kaget sambil melihat Kuroba yang mendekat dengan senyum lebar, berlutut dengan sebelah kakinya dan menangkap Edogawa kedalam pelukannya, dan melihat Edogawa yang malu diperlakukan seperti itu.
"Conan-kun," Kuroba melepaskan pelukannya, tapi masih memegang Edogawa dengan sebelah tangan, karena tangan satunya memegang es krim, dan menawarkannya begitu saja, "mau es krim?"
"Uhh.. tapi tadi kau sudah menjilatnya.."
"Tidak mau?" berkata begitu sambil menunjukkan wajah yang sedih, Hakuba pikir itu tidak akan mempan pada Edogawa.
"Mmm.." menundukkan wajah yang malu, Edogawa ternyata menerima es krim dari Kuroba, "baiklah.." dan tersenyum senang. Mencoba menjilat es krim, dan berkata "terlalu manis.."
Hakuba sungguh sudah memperkirakan bahwa Edogawa mungkin akan mengenalinya, tapi ini jauh melebihi perkiraannya. Mereka ternyata memang sudah saling mengenal. Dan mereka terlihat bahagia bersama? Bahkan sepertinya lupa bahwa Hakuba juga ada bersama mereka?
"Ehem, maaf mengganggu, tapi.. kalian sudah saling mengenal?" Hakuba mencoba menginterupsi, Kuroba terlihat jelas merasa terganggu, tapi Edogawa justru tiba-tiba terlihat sangat riang dan menjawab dengan senyum lebar.
"Tentu," Edogawa lalu memeluk Kuroba dan lanjut mengatakan, "Kaito-niichan adalah tunanganku," dengan wajah berseri-seri.
"Eh, apa?" Tentu saja Hakuba kaget. Hakuba tidak luput melihat Kuroba yang juga kaget.
"Saguru-niichan tidak tahu apa itu tunangan? Itu artinya kami sudah berjanji bahwa kami akan menikah!" Edogawa berkata begitu sambil masih dengan senyum lebar, khas anak-anak. Hakuba juga memperhatikan Kuroba yang gemetar menahan tawa. Oh, Hakuba yakin sekali bahwa dia hanya dikerjai.
"Tentu.." Hakuba menundukkan badan dan berkata pada Edogawa, "aku tidak tahu bagaimana dia bisa mempengaruhimu, tapi, aku tidak akan tertipu. Kalian bahkan tidak memiliki cincin pertunangan kan? Edogawa-kun.. jangan percaya padanya," kata Hakuba sambil menunjuk Kuroba, "dia ini penipu. Apa kau tahu bahwa dia adalah orang yang paling aku curigai sebagai Kaito Kid? Suatu hari nanti aku akan menangkapnya."
"Tapi aku tidak ditipu," Edogawa protes, "kami jelas saling suka, dan.." dengan takjub, Hakuba menyadari bahwa aura kekanakan Edogawa mulai menghilang, "dia milikku. Dia sudah aku tangkap. Jangan berani macam-macam padanya."
"Uhh, ok?" Hakuba menjawab dengan ragu-ragu. Dia tidak mengerti kenapa Edogawa posesif begitu pada Kuroba. "Tapi ini tentang Kid. Yang ingin aku tangkap adalah Kid." Hakuba tidak mengerti kenapa dia berdebat mempertahankan pendapat dengan anak kecil. "dan berhubung kau ternyata dekat dengannya, bisa aku minta tolong untuk mengawasinya, terutama sebelum dan selama Kaito Kid melakukan pencurian?"
"Tentu," Edogawa menjawab dengan senyum. Hakuba tidak yakin itu senyum apa, tapi sepertinya bukan yang dia harapkan. Apapun itu, Hakuba memutuskan bahwa tujuannya sudah terselesaikan dengan sukses, jadi Hakuba memilih pergi meninggalkan mereka.
Seperginya Hakuba, Conan menghentikan segala aktingnya dan duduk bersama Kaito, menyandarkan diri pada Kaito. Sebagai gantinya, Kaito juga menyandarkan diri pada Conan.
"Hei, aktingmu bagus juga," kata Kaito sambil tertawa kecil.
"Oh, yang benar saja. Akting yang bisa aku lakukan hanya akting jadi anak kecil," menghela nafas, memandang ke arah kaito, dan lanjut berkata dengan nada protes, "dan itu melelahkan!"
Kaito memeluk, Conan mendekat dan mengecup puncak kepalanya, "Hadiah untuk kerja kerasmu," dan tersenyum, karena perbuatannya membuat Conan tertawa kecil. "Oh, dan apa yang tadi itu? Tiba-tiba mengatakan kalau kita tunangan pada Hakuba?"
"Mmm.. maaf." Conan jadi malu dan mengalihkan pandangan, "aku hanya tiba-tiba terpikir, dan jadi penasaran saja, hehe. Tapi ternyata Hakuba nggak lucu."
"Ya, kan? Hakuba emang nggak lucu!" menghela nafas, Kaito melanjutkan, "tapi sebenarnya keisenganmu tadi gagal karena aku. Karena Hakuba melihat aku juga kaget. Biasanya aku mahir berimprovisasi, tapi, terus terang, aku nggak nyangka kamu bakal mengumumkan hubungan kita seperti itu. Meski Hakuba sama sekali ga percaya," Kaito tertawa, "bayangkan bagaimana kalau Hakuba tahu itu sama sekali bukan bohong?" dan tertawa lagi.
Conan jadi ikut tertawa. "Dia akan syok dan membatu? Atau mungkin dia akan langsung menangkapmu karena jadi pedopil?" tiba-tiba Conan merasakan ada lelehan es krim yang menetes di jarinya.
Tidak ingin menyia-nyiakan lelehan es krim (dan kesempatan untuk lebih intim), Kaito mengangkat tangan Conan dan menjilat lelehan es krim. "Tapi Hakuba ada benarnya, kita tidak punya cincin pertunangan," sambil menjilat jemari Conan. Karena Conan membiarkan Kaito bertingkah sesukanya, dan hanya melihat sambil terpana, akhirnya Kaito mengambil es krim dari tangan Conan lalu memasukkan jemari Conan ke dalam mulutnya. Berniat menggoda Conan.
"Ka-Kaito.. kita.. di tempat umum.."
"Hmm benar. Tapi tidak ada orang di sekitar kita. Aku bisa merasakannya," dan lanjut mengecup serta menjilat tangan Conan dari pergelangan tangannya hingga sikunya. Sementara Conan entah sejak kapan sudah berpindah ke pangkuannya.
Conan gemetar merasakan setiap jilatan Kaito, terasa basah dan panas di tangannya, dan terlihat sensual. Dia bersyukur sekali hari ini memutuskan memakai baju lengan pendek. Bukannya berpikir untuk menghentikan, Conan justru merasa ingin balik menggoda Kaito. Jadi dia menggigit es krim di tangan Kaito, sambil dengan sengaja meninggalkan sedikit es krim di bibirnya dan berkata, "tidak ingin menyia-nyiakan ini juga?" sambil memegang dagu Kaito dan mengarahkan pandangannya ke sisa es krim tersebut.
Terlihat sekali bahwa Kaito sangat tergoda dan berusaha keras menahan dirinya untuk tidak mengambil umpan Conan begitu saja. "Shinichi.." Kaito kehilangan nafas, "kita di tempat umum.."
"Oh ya? Tapi kan tidak ada orang lain. Aku bisa merasakannya." Oh, Conan merasakan bahwa senyum yang terbentuk di bibirnya agak jahat..
Kaito menundukkan kepala untuk sesaat dan menghela nafas, "oke.."
Dalam hati Conan kebingungan, oke apa?
Sekali lagi Kaito mengatakan "oke." Lalu berdiri sambil tetap menjaga Conan di lengannya, "jalan-jalan yuk.." Kaito berjalan sambil membuang es krim yang telah habis.
"Oh," kaget, khawatir bahwa dia telah melakukan sesuatu yang salah hingga membuat ketertarikan Kaito hilang, Conan bertanya, "jalan-jalan ke mana?"
"Ke tempat karaoke."
"Eh? Tapi aku tidak mau menyanyi. Suaraku mengerikan." Sekarang Conan jadi agak takut.
Kaito menoleh ke arah Conan dan, setengah tersenyum setengah meringis, mengatakan, "aku hanya butuh privasi yang disediakan ruang karaokenya saja," dan kemudian mencium bibir Conan sekilas dengan cepat, dan terus melanjutkan langkahnya.
"Oh, okay.." Conan jadi malu dan menyembunyikan mukanya ke leher Kaito. Sepertinya dia selalu melakukan hal yang sama dan mengatakan hal yang sama setiap kali kehilangan kata-kata..
Keesokan harinya di kelas, Hakuba melihat Kuroba mengenakan cincin silver tipis sederhana di jarinya. Hakuba menyadari (dan menyesal) bahwa dia sendirilah yang telah memberi 'ide' pada Kuroba.
