Lovendture

by willis.8894

Casts: Oh Sehun, Kim Jongin/Kai

Addictional Casts: EXO, Asher Oh, Lee (Jung) Soojung, Lee Taemin.

Pairing: KaiHun

Dedicated for All KaiHun Shipper #Happy94Day #HappyKaiHunDay

Special Dedication for parksehunakim yang ingetin hari spesial ini :D

•••

Sehun tersenyum dan hatinya membuncah bahagia melihat teman-temannya. Baekhyun, Chanyeol, dan Chen seperti biasa adalah yang paling ribut. Kyungsoo dan Suho hanya menyimak duduk berdampingan tampak mesra, Sehun tak heran mereka masih bersama hingga detik ini. Kris dan Tao terlihat tampak begitu keren dan mengintimidasi, tapi semua berubah ketika mereka membuka mulut mereka. Xiumin, Luhan, dan Lay menyebar, bersosialisasi dari kelompok satu ke kelompok lain.

Dan Kai…

Sehun melihat Kim Jongin atau Kai, mengenakan kemeja yang lengannya digulung sesiku dan celana bahan, tampak begitu tampan dan auranya tetap profesional ketika berbicara dengan teman-teman mereka. Tampaknya ia sehabis dari kantornya dan langsung ke acara reunian ini. Ya, ini adalah acara reuni SMA mereka setelah berpisah 6 tahun lamanya.

6 tahun…

Telah 6 tahun hidupnya berlalu tanpa Kai…

"Hei," suara rendah dan lembut itu menyapanya, membuat Sehun terbangun dari angannya.

Ia mengangkat wajahnya dan mendapati Kai berdiri di hadapannya, tampak begitu dewasa, seksi, dan tampan. Jauh lebih tampan daripada Kai yang dulu yang hanya tahu bermain-main dan meniduri orang-orang. Siapa sangka seorang Kai kini telah menjadi CEO Kim Jongin, CEO termuda dan disegani orang-orang.

"Hei," balas Sehun pelan, memberikan senyumnya.

"Lama tak berjumpa, Sehunnie."

Sehun hanya mengangguk. "Ya, terlalu lama. Siapa sangka Kai kini sudah menjadi sedewasa ini, huh. Apa yang mengubah dirimu, Sahabatku?" tanya Sehun bercanda.

Sahabat.

Ya, Sehun dan Kai bersahabat sejak dulu, begitu dekat bagaikan saudara. Selalu bersama kecuali untuk urusan pribadi seperti Kai yang meniduri orang lain atau hal semacamnya. Sayang setelah lulus keduanya memiliki jalan yang berbeda dan mereka kehilangan kontak.

"Kau," jawab Kai santai dengan tatapannya yang tak lepas dari wajah Sehun.

Sehun berhenti tertawa dan menatapnya bingung. "Aku?" tanya Sehun heran.

Tentu saja heran, bagaimana bisa? Mereka tidak pernah kontak selama 6 tahun ini.

Kai hanya menggeleng sambil tersenyum. "Apa kabarmu, Sehunnie?" tanya Kai mengubah topik. "Kita… tak pernah tahu kabar satu sama lain selama 6 tahun ini."

"Aku baik," jawab Sehun tampak begitu santai, mengabaikan remasan di dadanya mengingat kenapa ia memutuskan kontak dengan sahabatnya ini. "Bagaimana denganmu?"

"Cukup sulit, tapi aku bertahan."

"Tentu saja kau bertahan, kau CEO Kim Jongin!" kata Sehun menonjok lengan berotot pria tan itu dengan pelan. "Hei, kudengar kau dekat Putri dari Komisari Shinhwa Grup, apa sebentar lagi aku akan menerima undangan?" tanya Sehun menggoda.

Apakah kau benar-benar sanggup menerima undangan itu, Oh Sehun? Apakah kau siap melihat orang yang kau cintai, ayah dari anakmu, menikahi orang lain? Kau yakin kau siap, Oh Sehun?

Kau benar-benar bodoh, Oh Sehun.

Kai hanya tersenyum tapi tak menjawab secara verbal, membuat hati Sehun semakin teremas bahwa kemungkinan itu akan terjadi sebentar lagi. Ia akan menerima undangan pertunangan lalu pernikahan. Sehun harus melihat bagaimana cinta pertamanya itu menempuh hidup yang baru dengan orang lain.

"Apa maksudmu dengan 'aku baik'? Apa yang terjadi selama 6 tahun ini, ceritakan padaku semuanya, Sehunnie," kata Kai kembali mengembalikan topik pada kehidupan Sehun.

"Kita akan membutuhkan waktu semalaman untuk itu, CEO Kim," kata Sehun tertawa.

"Aku tak masalah jika itu artinya aku bisa mendengarkan suaramu semalaman," jawab Kai menyeringai tampak begitu seksi.

Wajah Sehun merona merah hanya dengan kata-kata dan seringaian pria tampan itu, tapi pria putih susu itu memutar bola matanya seakan-akan ia tak merona sama sekali.

"Gombal seperti biasanya," dengus Sehun.

"Hanya untuk pria cantik sepertimu," balas Kai mengulurkan tangannya untuk mengusap bibir Sehun dengan lembut. "Ada wine disini," bisiknya setelah menyeka bibir Sehun dan membawa ibu jarinya ke bibirnya, menjilat sisa wine dijarinya itu dengan matanya yang intens menatap Sehun.

Sehun tahu wajahnya sudah merona merah seperti kepiting rebus saat ini, bagaimana bisa ia tidak merona jika pria tampan dan seksi di depannya ini menggodanya seperti ini?!

"Yah, kau pria tua, berhenti bersikap menggoda seperti itu," protes Sehun memukul wajah Kai dan satu tangannya menutupi wajahnya yang merona itu.

Kai tertawa sambil memegang tangan kurus Sehun. Terdengar begitu merdu dan masih tetap menggetarkan hati Sehun seperti 6 tahun lalu.

"Pria tua? Aku?" kata Kai tertawa.

"Ya, kau pria tua mesum," balas Sehun yang masih merona malu.

"Aku tak masalah menjadi pria tua mesum jika itu bisa membuatku memiliki Sehunnie kecil ini," balas Kai lagi menyeringai menggoda sambil memainkan alisnya itu.

"Yah! Berhenti!" rengek Sehun berusaha menarik tangannya dari genggaman Kai.

Kai masih tertawa melihat reaksi Sehun sebelum berhenti dan menarik Sehun dengan lembut. "Ayo, ikut aku," katanya pelan memimpin jalan.

"Huh? Kita mau kemana?" tanya Sehun bingung tapi tetap mengikuti Kai tanpa melawan.

Kai tak menjawab. Ia membawa Sehun ke taman atap, tidak banyak yang berada di luar sini, suara ribut-ribut di pestar reuni di dalam juga mulai teredam ketika pintu tertutup. Kai membawanya ke salah satu tempat duduk yang kosong dan mereka duduk berdampingan disana.

"Aku serius ketika ingin tahu kabarmu, Sehunnie. Setelah kelulusan… kau seperti menghilang begitu saja," kata Kai melirik Sehun sebentar sebelum menatap langit yang terbentang diatas kepala mereka.

Sehun merasa bersalah mendengar itu, sejujurnya ia berpikir Kai juga takkan repot-repot untuk menghubunginya berhubung mereka sudah berbeda jalan.

"Maaf," kata Sehun pelan. "Tahun pertama cukup berat bagiku, aku sibuk menyesuaikan diri hidup di Amerika hingga aku melupakan untuk kontak dengan siapapun di Korea." Dan juga sibuk menjaga kandunganku. Apa kau tahu anakmu lahir dengan sehat, Kai-yah?

"Ah, jadi kau benar-benar mengambil beasiswa di Stanford," gumam Kai mengerti. "Lalu setelah kau lulus?"

"Aku ditawari pekerjaan disana, lalu mereka memintaku pindah untuk cabang mereka di Korea. Jadi, yah, aku kembali ke Korea sekitar 3 bulan yang lalu," jawab Sehun. Aku kembali dengan anakmu. Ia anak yang pintar dan menguasai bahasa Inggris dan Korea.

"Bagaimana dengan keluargamu?" tanya Kai lagi.

Sehun menengang mendengar itu. Ia mengambil nafas dalam, berusaha untuk rileks dan tak menunjukkan reaksi yang berlebihan.

"Mereka baik." Kami bertengkar hebat ketika mereka mengetahui aku hamil, hamil anakmu. Mereka memintaku untuk menggugurkannya tapi aku menolak, jadi kami putus hubungan sejak saat itu.

Kai menatapnya. Menatapnya dengan intens membuat Sehun tak bisa balas menatapnya dan hanya bisa menunduk. "Kau berbohong," kata Kai.

Sehun menutup matanya mendengar itu. Bahkan sampai sekarang Kai bisa membedakan saat Sehun berbohong dan tidak. Ia mengambil nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.

"Maaf. Hanya saja… jangan bahas mereka," kata Sehun pelan.

"Kenapa?"

Sehun hanya menggeleng pelan, tanda ia tak ingin membahas topik ini.

Kai tak memaksanya lebih jauh lagi. "Dimana kau bekerja sekarang? Sebagai apa?"

"Aku bekerja sebagai CFO di Green Corp.," jawab Sehun, wajahnya merona malu melihat senyum penuh kebanggaan mengembang di wajah tampan Kai.

"Kau selalu berbakat, Sehunnie. Aku tak heran kau sudah menjabat setinggi itu diusia kita ini," kata Kai bersiul bangga.

"Jangan bicara begitu! Kau bahkan sudah menjadi CEO!" rengek Sehun menutup wajahnya malu.

"Oh, ayolah, kau tahu aku menjadi CEO hanya karena aku pewaris tunggal," kata Kai tertawa mencubit pipi Sehun yang panas dan merona itu.

Sehun ingin membuka mulutnya, mengatakan bahwa itu tak benar. Kai selalu menjadi pemimpin yang baik, entah bagaimana orang selalu tertarik untuk mendengarkan dan mengikutinya. Kim Jongin memang terlahir sebagai CEO bahkan ketika masa remajanya dihabiskan sebagai brandalan. Tapi sayangnya semua itu tak terucap karena ponsel Sehun berdering.

Taemin-hyung calling…

"Aku angkat telepon dulu," kata Sehun pamit dan beranjak pergi. "Ada apa, Hyung?"

"Sehun-ah, aku minta maaf. Aku harus pergi sekarang, Taejoon masuk rumah sakit. Aku harus menemani Soojung disana. Aku tak bisa menjaga Taeoh hingga kau pulang."

Suara Taemin terdengar sangat terburu-buru, membuat Sehun gugup dan panik. Taejoon adalah anak Taemin dan Soojung, sepupunya sekaligus sahabatnya, mereka berdualah yang menjaga Asher Oh alias Oh Taeoh, anaknya, setiap pengasuh Taeoh berhalangan dan Sehun memiliki urusan lain.

"Ba-baiklah, Hyung. A-apa kau bisa menunggu sebentar? Aku akan pulang sekarang juga. Mu-mungkin hanya 20 menit. To-tolong jangan pergi dulu, Hyung," kata Sehun panik.

"Tentu. Aku akan menunggumu hingga datang. Berhati-hatilah, oke?"

"Terima kasih, Hyung!" kata Sehun lalu langsung memutuskan teleponnya.

"Ada apa?" tanya Kai cemas melihat wajah Sehun terlihat panik.

"Aku harus pulang sekarang," kata Sehun terburu-buru.

Kai langsung bangkit berdiri. "Biar kuantar."

Mata Sehun membola lebar. Jika Kai mengantarnya, kemungkinan besar Kai mengetahui keberadaan Taeoh. Itu hal terakhir yang Sehun inginkan terlebih ia tahu jelas Kai tak menginginkan Sehun apalagi Taeoh.

"Ti-tidak perlu!"

"Sehun," kata Kai dengan nada tegas, membuat Sehun menutup mulutnya. Ia mengambil tangan Sehun dan menggenggamnya lembut. "Kau bahkan gemetaran, Sehun. Biarkan aku mengantarmu."

Sehun tak bisa melawan, ia tak bisa melawan jika Kai berlaku lembut seperti ini. Ia hanya menurut ketika Kai menariknya dan memimpin jalan. Mereka berpamitan kilat dengan beberapa orang yang mereka lalui dan berjalan menuju lift menuju lobi hotel. Sehun tak bisa bicara apa-apa, pikirannya mencemaskan Taeoh dan juga Taejoon.

Taejoon sakit apa? Apakah ia akan baik-baik saja? Tentu saja akan baik-baik saja, Taejoon anak yang kuat. Dia tak gampang sakit!

Semoga Taemin-hyung benar-benar mau menunggu. Taeoh memang anak yang pintar, tapi ia kelewat ingin tahu. Bagaimana jika ia coba-coba untuk memakai kompor? Atau masuk ke dalam mesin cuci? Atau— Aish, Asher Oh, kenapa kau begitu aktif!

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kau tampak begitu cemas," kata Kai membuyarkan lamunan Sehun.

Sehun terkejut menyadari kedekatan mereka. Ia bahkan tak sadar apa yang ia lakukan karena sekarang ia sudah berada di mobil mewah Kai dengan Kai yang memakaikannya sabuk pengaman.

Kai tersenyum kecil dan mencubit pipi Sehun. "Kau bahkan tak menyadari sekitarmu, Hun," kata Kai dan mulai melajukan mobilnya perlahan. "Bisakah kau memasukkan alamatmu?"

Sehun hanya mengangguk dan memasukan alamat ke GPS dengan telunjuk yang masih gemetar. Perjalanan begitu sunyi, pikiran Sehun begitu penuh dengan kemungkinan bagaimana jika Kai bertemu dengan Taeoh.

Mungkin Kai takkan peduli. Itu sama sekali bukan urusannya, pikir Sehun getir. Ya, Sehun. Ini semua mudah. Kau baik-baik saja dengan Taeoh selama ini, keberadaan Kai tidak akan berpengaruh sama sekali. Kai tak perlu tahu soal Taeoh dan Taeoh tak perlu tahu soal Kai.

"Kita sudah sampai," kata Kai.

Sehun terkejut. Ia tak menyadari Kai berkendara begitu cepat, mereka telah sampai ke apartemennya hanya dalam waktu 15 menit. Sehun segera melepaskan sabuk pengamannya dan beranjak keluar.

"Te-terima kasih," kata Sehun terburu-buru.

"Aku akan ikut masuk denganmu."

Sehun tak bisa mendebat. Kai justru akan curiga jika Sehun menolaknya dan Sehun harus cepat-cepat ke atas agar Taemin bisa segera pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Taejoon. Jadi pria putih susu itu mengangguk dan memimpin jalan ke apartemennya.

"Kau mungkin akan terkejut nanti," kata Sehun pelan ketika mereka keluar lift di lantai 27.

"Kenapa?" tanya Kai bingung.

Sehun tak menjawab, membiarkan Kai tahu jawabannya sendiri nanti. Ia menekan kode pintu apartemennya dan mempersilahkan Kai masuk.

"Hyung," panggil Sehun sambil melepas sepatunya, melihat Taemin sudah siap untuk pergi.

Taemin melirik Kai sebentar sebelum kembali menatap Sehun. "Taeoh masih menonton TV, dia belum mau makan malam, tapi aku sudah memasakkannya untuk kalian," kata Taemin memakai sepatunya.

"Terima kasih, Hyung," kata Sehun tersenyum lega. "Apa yang terjadi pada Taejoon sebenarnya?" tanya Sehun kembali cemas.

"Entahlah, badannya panas dan ia terus muntah-muntah sejak pulang sekolah. Aku belum tahu lagi kabar jelasnya," kata Taemin.

"Kabari aku, Hyung," kata Sehun memeluk Taemin singkat.

"Pasti," jawab Taemin dan mengecup pipi Sehun singkat. "Aku pergi dulu."

"Hati-hati, Hyung," kata Sehun mengantar Taemin ke pintu.

"Siapa dia?" tanya Kai begitu pintu tertutup rapat.

"Dia sahabatku. Suami Soojung, kau ingat? Sepupuku," jawab Sehun berjalan ke ruang tamu.

"Papa!" seru Taeoh riang langsung berlari memeluk Sehun.

Sehun langsung tersenyum lebar dan menggendong Taeoh dan menciumi wajah anaknya itu, membuat Taeoh kegelian. Ia mengangkat wajahnya dan menatap Kai yang tampak begitu terkejut. Sehun bisa menduga itu.

"Ini Taeoh, anakku," kata Sehun memberitahu Kai. "Taeoh, ini Paman Kai, teman papa. Ayo beri salam," kata Sehun pada anaknya itu.

"Anneyeonghaseo, I'm Asher Oh, 5 years old," kata Taeoh memperkenalkan diri dengan bahasa Korea bercampur bahasa Inggris.

Sehun tersenyum bangga dan kembali mengecup pipi gembul anaknya itu. "Taeoh masih belum terbiasa dengan bahasa Korea, tapi ia mengerti jika orang-orang bicara bahasa Korea," kata Sehun menjelaskan.

Kai jelas masih tampak terkejut, tapi akhirnya pria tan yang sejak tadi tak melepaskan tatapannya dari Taeoh itu bisa mengangguk. Kai tersenyum pada Taeoh dan mengusap lembut rambut anak itu. "Hi, Taeoh, I'm Uncle Kai. Your Papa's Bestfriend," kata Kai memperkenalkan diri.

"Uncle Kai!" seru Taeoh riang mengulurkan tangannya, meminta Kai menggendongnya.

Kai tanpa ragu langsung mengambil Taeoh dari gendongan Sehun, mengangkatnya tinggi dan memutar-mutarnya di udara membuat tawa riang Taeoh memenuhi apartemen itu. Kai tertawa bersama Taeoh dan memandang anak itu dengan penuh sayang. Hati Sehun terasa begitu bahagia dan sakit disaat bersamaan melihat itu. Mereka tampak seperti Ayah dan Anak yang begitu bahagia.

Seandainya keadaan semudah itu.

Sehun membiarkan Kai bermain bersama Taeoh sementara ia memanaskan makanan yang sudah Taemin buat. Mereka makan malam bersama dengan Taeoh berada dipangkuan Kai, tampak begitu akrab, seakan memiliki ikatan yang kuat.

Taeoh sebenarnya bukanlah orang yang terbuka dengan semua orang, ia tak mudah akrab dengan orang asing, tapi dengan Kai… Taeoh langsung membuka diri dan tampak begitu menempel dengan Kai. Bahkan ia mau Kai yang membacakannya dongeng hingga ia tertidur.

Setelah Taeoh tertidur, Kai menghampiri Sehun di dapur. Ia duduk di konter dapur, memperhatikan Sehun yang membuatkannya minuman hangat. "Taeoh anak yang pintar, kau membesarkannya dengan sangat baik," kata Kai membuka pembicaraan.

Perasaan bangga memenuhi Sehun mendengar sanjungan dari Kai itu. Ia tak bisa menahan senyum manisnya mendengar itu. "Terima kasih," jawab Sehun memberikan kopi Kai.

"Apakah ini sebabnya kau tidak bersama orang tuamu lagi?" tanya Kai menyesap kopinya.

Sehun menunduk, menatap cokelat panasnya. Ragu untuk bicara.

"Sehun, kau tahu kau bisa mempercayaiku, kan? Aku sahabatmu, dulu maupun sekarang," kata Kai.

Sahabat. Entah kenapa hati Sehun terasa nyeri mendengarnya.

"Sehun, katakan padaku. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Sehun menghela nafas panjang sebelum memberanikan dirinya untuk menatap Kai, untuk bicara. "Kau benar, orang tuaku tak setuju dengan adanya Taeoh. Kami berdebat dan aku memutuskan untuk pergi. Tapi kami berdua baik-baik saja. Taemin dan Soojung membantuku dalam mengurus Taeoh," kata Sehun tak menceritakan semuanya.

"Bagaimana dengan orang tua Taeoh yang satunya?"

"Dia… dia tak bisa bersama kami. Bisakah kita tak membicarakan ini? Aku dan Taeoh baik-baik saja, Kai. Aku serius," kata Sehun kini terdengar memohon.

Ia tak siap. Ia takkan pernah siap memberitahu Kai yang sebenarnya. Ia tak pernah siap memberitahu Kai bahwa Kai menidurinya dalam keadaan mabuk di pesta kelulusan mereka. Dan Kai tak mengingat apapun tentang malam itu sedangkan Sehun telah pergi sebelum Kai terbangun. Sehun bahkan tak tahu bahwa ia bisa hamil, ia baru mengetahuinya 2 minggu setelah itu, ketika ia mempersiapkan keberangkatannya ke Amerika.

"Aku mengerti," kata Kai tak lagi memaksa Sehun untuk bercerita.

e)(o

"Masuk," suruh Kai begitu mendengar ketukan di pintu kantornya.

Seunghwan, orang kepercayaannya itu, memasuki kantornya dengan sebuah map. Tubuh Kai menegang melihat itu, jantungnya berdetak keras dan darahnya berdesir.

Ini sudah 3 hari berlalu sejak ia bertemu dengan Sehun, sahabatnya, orang yang ia cintai. Ia sangat terkejut dan hatinya hancur mengetahui Sehun telah memiliki anak, tapi ia masih berharap karena melihat Sehun tak berdampingan dengan siapapun. Dan Kai akan sangat bahagia menerima Taeoh sebagai anaknya sendiri.

"Ini semua tentang Oh Sehun yang Anda minta saya selidiki, Bos," kata Seunghwan memberikan map itu pada Kai.

Kai membaca map itu dengan serius, tapi ia tak menemukan apapun tentang wanita yang melahirkan Taeoh. Sama sekali tidak. "Sehun memiliki anak, siapa wanita yang melahirkan anak itu?" tanya Kai pada Seunghwan.

"Um, itu Bos, Oh Sehun yang melahirkan anak itu," kata Seunghwan menjelaskan agak sedikit canggung.

Mata Kai membelalak lebar. "Apa?" tanya Kai tak percaya.

"Oh Sehun termasuk sedikit pria yang bisa melahirkan, sangat langka hanya sekitar 1-2% dari populasi pria di dunia. Semua catatan medisnya dan kelahiran Oh Taeoh ada di halaman berikutnya," kata Seunghwan.

Kai membalik kertas itu dan membaca dengan seksama. Jantungnya bertalu keras dan amarah mulai memenuhinya begitu membaca fakta bahwa Sehun yang melahirkan Taeoh. Siapa? Siapa bajingan yang menghamili Sehun tapi tak bertanggung jawab?! Kai akan pastikan bahwa pria itu takkan hidup tenang.

"Apa tidak ada info siapa pria yang menghamili Sehun?" tanya Kai disela kertakan giginya.

Seunghwan menggeleng. "Jika dilihat dari ulang tahun Oh Taeoh lalu dikurangi sekitar 9 bulan, maka bisa disimpulkan Oh Sehun melakukannya ketika bulan Februari 6 tahun lalu. Ia masih di Korea saat itu, Bos. Mungkin Anda tahu karena Anda sahabatnya," kata Seunghwa membeberkan analisanya.

"Februari… 6 tahun lalu…" ulang Kai.

Amarah langsung surut dari tubuhnya menyadari itu. Februari 6 tahun lalu, pesta kelulusan mereka. Kai mengingat malam itu dengan jelas. Ia memang mabuk, tapi ia mengingat jelas setiap detil malam itu, malam dimana ia bercinta dengan Sehun. Ia memang pengecut, menggunakan alkohol sebagai alasan untuk bisa bercinta dengan Sehun, untuk bisa menunjukkan perasaannya yang sebenarnya. Dan Kai memiliki ego yang tinggi untuk mengejar Sehun ketika melihat Sehun sudah meninggalkannya ketika ia terbangun. Egonya terlalu tinggi untuk mengetahui Sehun menolaknya.

Sehun bukan tipe yang tidur dengan sembarang orang, Kai tahu jelas itu. Dan Kai ingat jelas bahwa ia tak menggunakan pengaman sama sekali malam itu. Jadi…

Taeoh adalah anakku? Pikirnya.

Jantungnya berdebar semakin keras menyadari itu. Kebahagiaan membuncah di dalam dirinya mengetahui fakta itu dan ia tak bisa memikirkan hal lain selain melamar Sehun sekarang juga, detik ini juga.

"Batalkan semua jadwalku hari ini," kata Kai mengambil ponselnya dan segera mencari kontak teman-teman dekatnya ketika SMA.

Kim Jongin invited Kim Xiumin, Xi Luhan, Kris Wu, Kim Suho, Zhang Lay, Byun Baekhyun, Kim Chen, Park Chanyeol, Do Kyungsoo, dan Huang Zitao.

Kim Xiumin, Xi Luhan, Kris Wu, Kim Suho, Zhang Lay, Byun Baekhyun, Kim Chen, Park Chanyeol, Do Kyungsoo, dan Huang Zitao joined Chat.

Byun Baekhyun: Apa ini?

Byun Baekhyun: Tolong aku diculik!

Park Chanyeol: Aku juga diculik!

Park Chanyeol: CEO Kim ternyata penculik!

Do Kyungsoo: Berisik.

Kim Chen: Berhati-hatilah, Kyungsoo sudah bicara.

Huang Zitao: Ya! Dan Kyungsoo bisa menyusul kalian lalu menusuk kalian karena tak bisa diam!

Byun Baekhyun: Ha-ha-ha lucu sekali.

Xi Luhan: Kim Jongin, sebaiknya kau segera muncul dan menjelaskan ini.

Zhang Lay: Kenapa Sehunnie tak ada? Biar aku undang dia.

Kim Jongin: Jangan, Hyung!

Kim Jongin: Bersabarlah, aku sedang mengetik!

Kim Xiumin: Kupikir Suho yang mengetik paling lambat diantara kita.

Byun Baekhyun: HAHAHAHAHAHAHAHA

Park Chanyeol: HAHAHAHAHAHAHAHA (2)

Kim Chen: HAHAHAHAHAHAHAHA (3)

Huang Zitao: HAHAHAHAHAHAHAHA (4)

Kris Wu: HAHAHAHAHAHAHAHA (5)

Zhang Lay: HAHAHAHAHAHAHAHA (6)

Xi Luhan: HAHAHAHAHAHAHAHA (7)

Do Kyungsoo: BERISIK!

Do Kyungsoo: Aku akan menusuk kalian jika chat yang tak penting lagi!

Kim Suho: Hyung, kenapa kau jahat sekali T-T

Byun Baekhyun: HAHAHAHAHAHAHAHA SUHO TERLAMBAT LAGI

Park Chanyeol: HAHAHAHAHAHAHAHA SUHO TERLAMBAT LAGI (2)

Do Kyungsoo: DIAM!

Kim Jongin: Aku akan melamar Sehun hari ini juga. Sejujurnya, aku meniduri Sehun 6 tahun lalu ketika pesta kelulusan kita dan ternyata Sehun hamil. Ia tak mengatakan pada siapapun dan membesarkan anak kami sendirian. Nama anak kami Taeoh dan aku sudah bertemu dengannya 3 hari yang lalu, tapi Sehun menghindar ketika kutanya soal orang tua Taeoh yang satu lagi. Sehun berpikir aku tak mengingat malam itu sama sekali karena aku mabuk, tapi sebenarnya aku ingat. Aku sudah memeriksa data kelahiran Taeoh dan cocok untuk membuktikan bahwa Taeoh adalah hasil dari malam itu. Jadi intinya, aku harus melamar Sehun hari ini juga. Bantu aku menyusun rencana, aku perlu semuanya sempurna meski dalam waktu kita singkat.

Byun Baekhyun: AKHIRNYA KIM JONGIN!

Kim Jongin: ?

Park Chanyeol: YAH! TIDAK TAHUKAH KAMI FRUSTASI MENJODOHKANMU DENGAN SEHUN SELAMA INI?!

Kim Chen: KAMI SUDAH SEMPAT MENYERAH KARENA KALIAN TAK JADIAN JUGA BAHKAN HINGGA KELULUSAN!

Kim Jongin: Kalian berusaha menjodohkanku… dengan Sehun?!

Kim Xiumin: Kau dan Sehun terlalu tidak peka satu sama lain.

Do Kyungsoo: Karena Kim Jongin idiot.

Huang Zitao: Kyungsoo menyeramkan.

Kris Wu: Kyungsoo menyeramkan. (2)

Xi Luhan: Kyungsoo menyeramkan. (3)

Kim Suho: Yah! Berhenti mengganggu Kyungsoo!

Zhang Lay: Selamat, Jongin-ah!

Do Kyungsoo: Oh, Lay benar. Selamat, Jongin-ah! Sekarang kita harus bahas bagaimana rencananya.

Byun Baekhyun: Sewa Lotte World dan lamar Sehun disana!

Park Chanyeol: Sewa Namsan Tower!

Kim Chen: Yah, seriuslah -_-

Huang Zitao: Itu membutuhkan perijinan setidaknya satu hari -_-

Kris Wu: Kau harus melamar Sehun di depan Taeoh. Itu romantis.

Byun Baekhyun: OH! ITU BENAR!

Zhang Lay: Lamar Sehun di sekolah lama kita, di kelas kita.

Park Chanyeol: AKU SETUJU!

Do Kyungsoo: Aku akan undang Taemin dan Soojung ke grup ini. Mereka pasti bisa membantu.

Do Kyungsoo invited Lee Taemin and Lee Soojung.

Lee Taemin and Lee Soojung joined Chat.

Kim Xiumin: Culik Taeoh dari sekolahnya dan lamar Sehun di sekolah kita. Lalu tinggalkan semacam potongan-potongan pesan untuk Sehun untuk memberi kita waktu ketika mempersiapkan kelas sekaligus menuntun Sehun ke sekolahan kita.

Kim Suho: DAEBAK!

Byun Baekhyun: DAEBAK! (2)

Park Chanyeol: DAEBAK! (3)

Huang Zitao: DAEBAK! (4)

Xi Luhan: DAEBAK! (5)

Do Kyungsoo: BERISIK!

Lee Taemin: Aku akan membantu, tapi setelah ini aku harus bicara dengan Kim Jongin ini.

Lee Soojung: Taemin akan memancing Sehun ke TK, mengatakan ia tak bisa menjemput Taeoh. Lalu Jongin menjemput Taeoh dari TK dan meninggalkan pesan pada guru Taeoh. Aku akan memberitahu gurunya kau akan menjemput.

Kim Chen: Lalu tempat-tempat untuk potongan pesan itu?

Kim Jongin: Café Bubble Tea kesukaan Sehun, Taman kota, Perpustakaan kota, Toko Buku langganan Sehun, Game center tempatku dan Sehun biasa bermain.

Kim Jongin: Aku akan menyiapkan potongan-potongan pesannya.

Xi Luhan: Kirimkan saja isi-isi pesannya biar aku yang buat.

Kris Wu: Tugasmu yang paling penting adalah membeli bunga dan cincin untuk Sehun.

Byun Baekhyun: Aku, Kyungsoo, dan Chen-chen akan menyanyikan lagu – Marry Me.

Park Chanyeol: Aku dan Lay yang mengiringi.

Do Kyungsoo: Aku, Suho, Soojung, dan Taemin bagian mendekorasi kelas sekaligus menyiapkan peralatan mini panggung kalian.

Huang Zitao: Aku dan Xiumin-hyung akan memberikan potongan pesan di Café.

Kim Xiumin: Chanyeol, Chen, dan Baekhyun standby di Taman kota. Luhan di Perpus kota. Lay di Toko buku. Kris di Game center. Setelah pesan kalian berikan pada Sehun, langsung ke sekolahan dan membantu dekorasi.

Kim Suho: Di mengerti.

Kim Suho: Aku dan Kyungsoo sedang membeli bahan-bahan dekorasi, hubungi Kyungsoo jika butuh sesuatu.

Kim Jongin: Terima kasih… semuanya.

Byun Baekhyun changed Group Name to KAIHUN SHIPPERS.

Do Kyungsoo: Tak ada waktu untuk sentimentil, Kim Jongin. Bergerak cepat!

Do Kyungsoo: Jangan ada chat tak penting disini!

Xi Luhan: Yah, yang bertugas menjaga pos relay temui aku di depan Perpus kota 30 menit lagi.

Read by 12.

Tak ada yang perlu menjawab. Semua sibuk dengan tugas masing-masing. Lagipula Luhan tak perlu jawaban.

e)(o

NO EDIT. MAAFKEUN KALO ADA TYPO T^T

#HAPPY94DAY #HAPPYKAIHUNDAY

Ini belum selesai, tapi aku post aja daripada telat. Aku ngebut ngetiknya sejak pulang tadi. Lanjutannya bakal aku post langsung setelah aku selesai ngetik hikseu hikseu.

Buat Ohunhun94 Maafkeun kalau one-shot kittyhun nya belum selesai T^T
pas aku nulis, tiba-tiba feelsnya menguap ;-;
Tapi aku lagi berusaha buat namatin kok T^T

Itu aja, semoga kalian seneng sama cerita ini ya^^

-willis.8894