Jam weker di kamar apatemen sederhana itu berhenti berdering 10 detik yang lalu. Diatas tempat tidur mini itu terlihat meringkuk sesuatu dibalik selimut. Rambut pirangnya yang acak – acakan itu menyembul keluar dari balik topi tidurnya.

Berbeda dengan tempat tidur yang nyaman. Hal itu terlihat berlawanan dengan apa yang terlihat dibawah tempat tidur. Seekor kucing siap menjalankan tugasnya yang sudah ia lakukan selama satu bulan ini. Setiap pagi.

Diantara dekuran kecil anak dalam selimut itu. Si kucing mundung beberapa langkah dan seolah bersiap dengan merendahkan tubuhnya.

Dan entah sepersekian detik, kucing itu sudah berlari menuju tempat tidur dan dengan hebatnya langsung melompat menuju tempat tidur. Bukan, bukan tempat tidur. Tapi seseorang yang ada diatasnya.

"Gah!" Sesuatu yang tadinya menyembul itu, membuka selimutnya dan tampaklah seorang anak yang tengah sedikit meringis pada punggungnya yang sempat menjadi tempat uji coba 'Tajam tidaknya Cakar si Kucing'. Si anak pirang memandang tajam si kucing. Tapi sepertinya itu tidak berhasil.

Meong...

Hanya suara yang dihaluskan, kepala sedikit dimiringkan dan dengan wajah tanpa dosa. Itulah balasan untuk si anak yang telah memelototi si kucing.

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

The World of Avatar © Ru Unni Nisa

Genre : Adventure, Fantasy, Friendship

Warning : AU, OOC, Penjelasan yang kurang dimengerti.

"Ugh, kenapa harus dipunggung, sih Neko-chan? Aku jadi tidak bisa mengobatinya." Keluh Naruto masih sedikit kesakitan. Dipunggungnya terlihat beberapa cakaran yang sama sekali tidak dalam. Namun cukup perih. Sudah satu bulan ia dibangunkan seperti ini. Untuk itulah ia membeli sebuah jam weker, agar ia bisa bangun tanpa perlu adanya ritual 'obati punggung' di pagi hari.

Meong...

"Berhentilah, memasang wajah menyedihkan itu." Gerutu Naruto kesal. "Oh ya. Hari ini adalah ujian Genin. Aku harus semangat. Dengan lulusnya menjadi Genin. Aku pasti akan menjadi shinobi yang melebihi Hokage!"

Sepertinya ia sudah lupa rasa perih dipunggungnya.

"Ne, Neko-chan. Hari ini aku akan mengikuti ujian untuk bisa menjadi seorang shinobi. Kamu mau membantu, kan?" Tanya si anak dengan senyum lebarnya.

Meong...

Aku pasti akan selalu membantumu Naruto...

Anak yang bernama Naruto itu mengerjapkan matanya bingung. Entah bagaimana, ia mendengar suara seseorang. Ia bergidik, mungkinkah itu suara si hantu. Naruto benar – benar takut. Oh, ayolah. Ini adalah hari ujiannya untuk menentukan apakah ia pantas menjadi shinobi atau tidak. Dan ini merupakan langkah pertama untuk menjadi seorang Hokage.

Neko-chan mendengus kecil, mendengar Naruto yang bergidik ketakutan.

"Umm... Baiklah, Neko-chan. Aku akan segera ke akademi. Neko-chan jangan keluar terlalu jauh, ya."

"Ok. Ittekimasu, Neko-chan!" Seru Naruto bermangat seraya membuka pintu dan kembali menutupnya dan segera pergi dengan semangat. Tak menyadari keluguannya bahwa seekor kucing bisa membalasnya.

"Itte irashai, Naruto." Suara itu terdengar di kamar itu.

Neko-chan, satu – satunya makhluk hidup yang ada di kamar apatemen itu, bangun dari duduknya. Bulu putih halusnya – yang sudah sering dibersihkan oleh Naruto – sedikit bergoyang karena bergerak.

Neko-chan merenggangkan tubuhnya. Setelah itu ia menunduk. Menggumamkan sesuatu. Dan secara tiba – tiba muncul hologram persegi mini yang memunculkan bentuk transparan seekor kucing.

"Kau sudah menemukannya, Shiro?" Kucing dibalik hologram itu memiliki bulu berwarna gelap dan mata kuning tajam seperti Neko-chan.

Entah bagaimana, tapi Neko-chan membuat ekspresi menyeritkan alisnya. Ia sedikit bingung dengan panggilan nama dari rekannya. Namun ia segera menyadari kebodohannya. Nama aslinya ia tinggalkan hanya sebuah nama dari anak yang ia anggap sebagai bocah lamban.

"Ya, aku akan kembali besok, Kuro" Neko-chan menjawab seperti biasa. Terdengar suara perempuan yang ia keluarkan.

"Sepertinya kau betah disana, hn?" Kucing gelap yang dipanggil Kuro itu menyeringai melihat reaksi lain dari Neko-chan.

Neko-chan mendengus. Ia mengetahui maksud dari rekannya. Walau bagaimanapun, apa yang dikatakan Kuro ada benarnya. "Terserah."

Kali ini Kuro terkikik pelan. "Baiklah. Aku akan mempersiapkannya disini. Kau tenang saja." Kuro berkata seolah itu adalah tugasnya.

Neko-chan hanya membalasnya dengan anggukkan. Kalau diperhatikan lagi, entah kenapa mata mereka berbeda. Neko-chan memiliki warna mata kuning yang tajam. Sementara Kuro memiliki mata kuning yang berdominasi lembut.

Dan kembali dengan gumaman kecil, hologram itu menghilang. Meninggalkan Neko-chan yang mulai kembali tidur.

...

Hari sudah mulai beranjak siang. Di sekitar kawasan akademi itu terlihat ramai karena hari itu adalah hari kelulusan anak – anak mereka dalam menjalani ujian agar bisa menjadi seorang shinobi. Hiruk pikuk keramaian itu sama sekali tidak membuat seorang anak laki – laki yang sedang duduk di ayunan itu merasa bersemangat.

Justru hal itu membuatnya menjadi merasa tersisihkan. Meskipun sudah sejak kecil ia merasakan rasa tersisih yang lebih. Hanya sekarang terasa lebih ketika ia melihatnya. Anak itu sempat mendengar orang – orang dewasa yang membicarakannya dengan kata – kata yang tak mengerti.

Tapi sebelum, orang – orang Konoha itu kembali membicarakannya, anak itu sudah menghilang terlebih dahulu. Meninggalkan ayunan yang bergoyang sendirian, menjadi saksi bisu bahwa sebelumnya ia duduk disana. Meninggalkan orang – orang dewasa Konoha yang sekarang terdiam, karena tak menemukan dirinya.

...

KREEK...

Suara pelan pintu kamar apatemen sederhana itu terbuka. Menampilkan sosok Naruto yang tengah menunduk. Sang kucing yang sedari tadi tertidur merasakan kahadiran Naruto didekatnya. Dengan perlahan ia berjalan menuju Naruto yang saat itu tengah duduk sambil menunduk.

Merasakan sesuatu di kakinya. Naruto mengalihkan lamunannya. Dan ia menemukan Neko-chan tengah mengusap kepalanya di kakinya. Dengan senyum lebar yang dipaksakan, dan terlihat menyedihkan. Naruto menggendong si kucing sebatas dadanya dan mengelus kepalanya perlahan.

Hening...

"Neko-chan. Bisakah kau membawaku pergi?" Lirih Naruto dengan kepala tertunduk. "Kalau bisa aku tidak ingin ada disini, di Konoha."

"Kau yakin, Naruto?"

"Aku akan membawamu pergi, Naruto."

To Be Continued

A/N:

Fic baru. Fic baru...

Ok, akhirnya aku keluarin, dah ini sekuel dari fic "Teman". Kepada bohdong. palacio sesuai yang senpai inginkan. Saya sudah publist sekuelnya. Yang nunggu yang enggak. Mau dilanjutkan apa tidak? Silahkan review?!

Arigatou Gozaimasu.

Jaa ne~