Naruto © Masashi Kishimoto
.
Heart by Yukimura Hana
.
.
.
Apa kau tahu arti getaran ini?
Getaran yang bagaikan semilir angin yang menggesek dedaunan
Menggelitik, memang
Namun memberikan sensasi tersendiri kala merasakannya
Apa kau tau bagaimana getaran ini menjalar?
Getaran menjalar bagaikan arus listrik yang tak henti-hentinya menyengat
Memberikan rasa berbeda, tapi ...
berbahaya,
berbahaya jika sudah terlalu terperosok dan takut untuk kembali menyembulkan cahaya.
Ya, berbahaya.
Kadang aku berpikir,
apa keuntungan merasakan sensasi ini?
Akan kaya?
Jawabannya, tidak.
Akan bahagia?
Sepertinya ...
atau mungkin, akan sengsara?
Ya, benar.
Sengsara kala rasa ini tak dapat tersampaikan
Dan takkan terbalaskan
Rasa yang aneh, menurutku
Desiran hawa panas yang menjalar ke sekujur tubuh
Selalu terasa kala melihat wajahmu
Degup jantung yang tak henti-hentinya mengusik batinku
Bisikkan-bisikkan menggelitik yang menggores telinga
Itu selalu ada,
selalu ada disaat kau mengembangkan senyummu
Aku mengikuti langkahmu,
mengikuti setiap jejakmu
Dalam diam, tanpa berkata maupun menunjukkan bahwa aku memiliki rasa yang berbeda padamu
Mungkin suka, atau ...
cinta?
Tidak tau, tapi aku tidak keberatan
.
.
Siang itu, kala hari kelulusan tiba,
Kau berpapasan denganku
Mengeluarkan sebuah senyum lebar dan menyebut namaku
Desiran panas itu menjalar lagi,
andai aku memiliki keberanian seperti itu
Menyebut namamu,
mengulas senyum lalu bertautan tangan
Kita berjalan melewati hari terakhir sekolah menengah atas
Menguntai sebuah kata yang bermakna
Dan desiran panas itu kembali memenuhi tubuhku
Tapi seketika rasa itu berubah menjadi degup yang berdetak tak menentu,
sesak.
Apa maksud senyummu itu?
Apakah itu sebuah tanda kau menyadari keberadaanku?
atau ...
ini salam perpisahanmu?
Liquid bening layaknya embun pagi itu mengalir
Deras bahkan sebelum jemari lemah menyekanya
Aku menangis,
menangisimu untuk yang pertama kalinya
Tidak, tidak
Mungkin, aku harus tegar
Tegar untuk melepasmu dan membiarkan rasa ini menguap di udara
Membiarkan seluruh rasa yang terpendam di dalam batinku hanya menjadi angan-angan yang sia
Inilah akhir rasaku, mungkin
Inilah saatnya aku melepasmu, mungkin
Kau memeluk mereka,
memeluk kedua sahabatmu dan berucap sesuatu
Menepuk bahu mereka dan mengulas senyum getir,
bukan senyum seperti biasanya
Tak berani, aku tak mendengar apa itu
Tapi dari raut wajahmu, kau seakan ...
pergi,
akan pergi ke suatu tempat dan takkan pernah kembali
Tegar, mungkin disinilah ketegaranku harus bertahan
Hatiku sakit, namun tak berkata
Rasaku hancur, namun bisu
Tak terdengar, tak bersuara
Tapi, hatiku tak dapat berbohong,
Aku mencintainya
Kau melangkah menjauhi gerbang,
melangkah jauh meninggalkan diriku yang masih berdiri di tengah keramaian
Tegar, hatiku terus berkata
Aku mencintainya
Tarikan nafas sebelum memulai,
Hembusan setelah kalimat itu sukses meluncur
Aku menyatakannya,
"Naruto-kun, daisuki*!"
Langkahmu terhenti,
begitu pula aktifitas yang terjadi di sekeliling
Aku masih terdiam, menunggu jawabanmu
Aku tak meminta lebih.
Asal kau sudah tau rasa ini,
itu sudah cukup
Asal kau tau bahwa aku ada
itu sudah cukup.
Belum sempat kelopak ini berkedip,
sebuah tangan melingkariku
Aroma maskulin yang menyeruak,
memberikan sensasi baru untukku
Jantungku berdebar,
wajahku panas
Apa seperti ini rasanya didekap oleh seseorang yang spesial?
"Hinata-chan, daisuki mo."
Sebuah kalimat yang berderu dari bibirmu
Tiga kata yang terujar dari lidahmu,
membuatku melayang
Bisa katakan sekali lagi?
"N-Naruto-kun?"
"Aku juga menyukaimu, Hinata-chan!"
Liquid bening ini kembali mengalir,
lalu menyipit seiring melihat wajahmu yang ambigu
Bukan, ini bukan air mata kesedihan
Ini adalah kebahagiaan yang memiliki banyak makna
Perasaanku terbalas!
Ya, dibalas.
Namamu berderu di bibirku,
sebuah senyum terlukis di bibirku
Aku tersenyum
Tersenyum karena tangan kita bertautan satu sama lain
Bertautan dalam arti berbeda, seperti rasa yang menjalar di hati.
Semoga, rasa ini akan terus tersimpan dalam hati
Selamanya ...
.
.
.
終わり / END
*Daisuki: Aku suka kamu
A/N: End dengan gajenya. Ahaydeu, aku enggak bisa bikin puisi dan dipaksa *lirik guru* bikin puisi. Feelnya kurang, aku tau kok =_= abis, aku enggak puitis sih:'3 ada yang bisa kasih saran? /kode
Sign,
Minyan a.k.a Yukimura Hana
