"Apa itu perang?"

"Perang adalah-"

Pemuda berambut putih itu langsung melempar manga shounen miliknya kearah monitor tak bersalah. Melampiaskan kebosanan, nya lewat lemparan dan ayunan tangan sekalian olahraga.

Ini selalu dikatakan di fandom Dynasty Warriors ini, kebanyakan yang menaruh feels mungkin? Termasuk author fic ini sendiri! (*oi) bosan, aku sebagai OC bosan! (*mulai paragraf ini POVnya si Pemuda rambut putih ya-oi) dengan kata-kata maenpetir itu!

Oh maaf, maaf. Aku sebenarnya hanya sedikit kesal karena tugas kuliahanku. Mumpung, aku sudah semester dua, jadi aku mulai terbiasa dengan kebiasaan ini. Musuh legendaris yang menanggung nyawaku saat aku menginjak tempat eksekusi tangan(A.K.A Sekolah) bahkan jikalau Lu Bu dan Tadakatsu bekerja sama tak dapat mengalahkan PR MTK(*nak) dan juga aku harus sendirian malam ini karena adikku tak mau tidur bareng denganku...

"Peluk aja waifumu itu." sahut adikku yang berada diruangan sebelah. Kalimat pertamanya di fic ini dan itu... Agak ngagenin. (*sadar oi sadar)

Sayangnya gak bisa dek... GAK BISA! Dan jangan ganggu narasi Kakak dulu oke, ntar kita bicara ampe pagi setelah narasi ini selesai.

"Gue mau kabur dulu." gumamnya.

Oke, sampai dimana aku tadi... Ah ya, kita lanjut aja ke Dynasty Warriors, aku lupa udah sampai mana(*NAK) karena ini fandom Dynasty Warriors maka aku harus berhubungan dengan Dynasty Warriors.

Misalnya?

1. Saat aku tengah memain komputerku, tiba-tiba ada lubang hitam yang kusebut Blackscreen(*Sohibnya Bluescreen) dikomputerku. Penasaran, aku mencoba meraba monitor dan sesuatu menghisapku. Adikku juga ikut.

2. Saat aku sedang tidur, aku bermimpi. Mimpi tentang tiga kerajaan dan aku adalah prajurit tak berbintang maupun berpangkat yang berperang demi adikku. Adikku juga ikut.

3. Aku meratapi poster Dynasty Warriors edisi DW: Musou Blast, yang kemudian terdengar suara Guan Yu mengucapkan, "Peperangan menunggumu." yang berasal dari poster itu, dan aku ditarik keDinasti Han. Adikku juga ikut.

4. Patung Guan Yu(lagi) yang terdapat di ruang tamu, akan mengirimku ke masa Dinasti Han sekitar 172-256 A.D. Adikku juga ikut.

5. Aku langsung berada di zaman tiga kerajaan karena gak tahu apalagi cara-caranya. Adikku juga ikut.

"GAK USAH BAWA-BAWA AKU DITIAP LISTMU BISA TIDAK!?" Bentak Adikku diruangan sebelah memecahkan celengan berbentuk topinya Kong Ming, hei ini kudapatkan saat battle di DW: Online.

"Kamu tega! Kamu tega biarin aku di zaman peperangan sendirian!" aku membalas berteriak. Kokoro sakit nak. Sakit... (*Author juga sakit ngebaca narasimu nak)

"Ngayal mulu, Nii-chan. Kamu masih disini! Zaman yang jauh dikata zaman peperangan!" bentaknya kembali.

Oke, no. 6; Adikku tanpa disadari menemukan sebuah mantera yang mengirimnya ke zaman tiga kerajaan, tepatnya pada 184 A.D dan membantu penyerangan di Yellow Turban Rebellion. Aku juga ikut.

"Capek aku." tukasnya.

Oke, aku sudah menyebutkan banyak hal cara-cara ke Dinasti Han, dan kukatakan juga bahwa aku punya celengan topi Kong Ming. Kenapa? Aku bukan maniak Dinasti Han maupun Zaman Samurai dimana Nobunaga runtuh bersamaan dengan kuil Honno-Ji. Aku sudah bilang aku anak kuliahan dan jurusanku itu sebenarnya Sejarah. Jadi tidak aneh bukan jika kukatakan ini padamu?

Tapi, akhir-akhir ini aku tertarik dengan Dinasti China pada zaman Dinasti Han. Lagipula sampai sekarang keturunan Dinasti Han, lah yang berdominasi. Aku suka game Dynasty Warriors yang menceritakan sejarah-sejarahnya walau aku sedikit binggung karena terkadang sejarahnya teracak.

Jadi aku tak perlu susah-susah baca historical satu orang-satu orang bukan?

Tidak, tidak juga.

Sesuatu yang kuketahui? Cao Cao, "My Ambition shall not be fail!" oh yeah. Liu Bei, "In the name of Virtue!" alright, alright. Sun Jian, "The Tiger of Jiang Dong!" okay. Semua memiliki arti-arti sendiri, tujuannya sendiri-sendiri.

Oke, stop keseriusan ini. Aku akan mengucapkan list ke-7-

"Sudahan deh, Nii-chan. Kau akan membuatku gila." sahut Adikku kesal.

Duh, adikku nyamper lagi. Mungkin dia kesepian? Harus kupanggil Dong Zhuo? (*Gile lu)

7. Tersesat di zaman tiga kerajaan dan menikah dengan wanita terhormat dari keluarga terpandang dan hidup bahagia selamanya. Adikku juga ikut.

"DONGENG AMAT LO KAK! DAN NAPA AKU DISERET LAGI!?"

"Itu normal Otouto. Dan aku belum bahagia kalau gak ada kamu~"

"Orang-orang sudah mengecapmu sebagai brotcom yang agak incest, Nii-chan." sahutnya, uh oh. Ini tanda-tanda dia mau kabur ke rumah temennya. "Memangnya ada yang mau denganmu? Kau masih jones sampai narasi ini."

"Siapa tahu jodohku di Dinasti Han, aku kan selalu ngajak Xing Cai ngomong. Pakai Guan Ping." ucapku dengan nada senormal-normalnya.

"NGAYALNYA TAMBAH JAUH! DAN ITU ELU PAKE GUAN PING! JELAS AJA AMA XING CAI!"

"Lah, aku harus berusaha tapi tetep aja endingnya ama Liu Shan..."

"Tidak. Itu memang endingnya. Itu memang ending dari Guan Ping. Dia mati dalam peperangan."

Ayo kita pergi ke lautan yang dipenuhi feels...

Stop.

8. Aku pergi sendiri ke Zaman tiga kerajaan dengan mesin waktu Doraemon. Adikku juga ikut.

...

No comment, Otouto?

"...Aku lelah."

Hoh, komen yang bagus. Aku akan melanjutkan list ke-9-

Seketika alarm hapeku menderingkan soundtrack "Run, run, run" DW5. Aku meratapi hapeku sejenak dan tersenyum tipis. Kumatikan alarm hapeku dan kakiku kembali melakukan kontak dengan lantai dingin itu. Aku berjalan keluar kamarku dan mengarah kearah dapur.

Kumatikan microwaveku dan kudidihkan air sebentar didalam cerek aluminium. Memakai sarung tangan yang sedikit lebih besar dari tanganku dan mengambil kue yang berada didalam microwave dengan hati-hati. Aku tersenyum lega, sempurna. Yah~ Bakat memasakku memang belum berkurang-Yaiyalah, orang aku yang selalu memasak makan pagi-siang-malam.

"YB, coffin cake sempurna!" ucapku menaruhnya dengan perlahan keatas piring yang sudah kutata sempurna dua jam lalu diatas meja. "Kubuat namamu diatasnya?"

"Ini bukan ulang tahunku. Tidak mau." ucap YB.

Adikku YB.

Cerek meniupkan peluitnya, aku menghampiri dan mematikan kompornya. Aku berencana untuk membuat teh.

Diluar jendelaku, salju menintikkan gumpalan, nya. Salju pertama di bulan ini. Sudah kuduga membuat jus adalah hal yang salah, untung aku memutuskan teh.

Jadi keinget perang di Si Shui Gate? Ahaha, kita akan lebih mengingat Lu Bu, namun terlalu terjebak feels untuk melihat cutscene, nya kembali. Atau cuma aku?

Maksudku... Lu Bu bukan orang jahat seperti yang kita kira.

Christmas tree bercahaya terang setibanya aku diruang tamu. Menghela lega. Kurasa tahun ini tak ada gangguan sama sekali. Yah, semoga saja setiap tahun tetap seperti ini.

"Merry Christmas!" ujarku menata cangkir teh yang hanya berjumlah dua itu diatas meja.

Merry Christmas semua!

9. Aku tetap akan disini untuk merayakan segala hal, bukan dengan orang lain maupun dengan Lu Bu. Hanya dengan adikku.

Karena aku tak yakin bisa bersama dengan adikku di Dinasti Han.

Yah, tak bisa.

Omong-omong, namaku OB. Sebagai Older Brother dan YB, adikku Younger Brother! Aneh? Ahaha, itu bukan nama asli tapi sapalah aku dengan nama itu.

Merry Christmas, Readers!

Dan tentu saja bagi yang tidak merayakan juga.

.

.

.

SELESAI...