Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : Sasufemnaru

Rating : T+ (maybe)

Genre : Romance, Suspense, & Mysyery

Warn : Femnaru, Newbie, AU, OOC, Typo, dll.

My Doll

—Sasuke Side—

"AARRGGGGHH!"

Jeritan kesakitan seseorang terdengar menggema di sebuah ruangan yang cukup luas, dengan bau karat besi—wewangian khas darah karena tampaknya terlihat ceceran cairan merah pekat itu di sekitar tempatnya berbaring secara paksa berkat orang itu yang membaringkan tubuh kurusnya.

"Tenanglah, setelah ini kau tidak akan merasakan sakit lagi," pria itu menyeringai, dengan sepasang pendar hitam yang terlihat berkilat tajam, menakutkan dan penuh ambisi. Perempuan itu berteriak, meraung-raung dengan sisa tenaganya, bahkan menjerit pilu, tapi sayang Sasuke sudah menulikan pendengarannya, menikmati setiap intonasi nada yang keluar lemah dari bibir gadis itu.

Namun kelihatannya si gadis yang menjadi bahan percobaannya kali ini malah berteriak semakin kencang, membuat Sasuke yang merasa konsentrasinya terpecah menggeram kesal, dan akhirnya memutuskan untuk menyuntikan sesuatu pada si boneka percobaannya agar diam—berhasil, perempuan itu melotot lebar, dengan kulit putihnya yang semakin pucat, merasakan sebuah cairan yang membuat seluruh sendinya membeku seketika, mati. "Ck, menyusahkan," decaknya, sambil melepas suntikan yang tertancap di kulit korbannya.

"Kau membuat percobaan kita menjadi gagal, Sasuke," datang seorang lagi dari arah pintu, dengan membawa alat-alat operasi yang akan digunakannya—dan sepertinya tidak terpakai untuk saat ini karena secara tak sengaja Sasuke merusak bahan percobaannya, membuat dia terpaksa membawa kembali alat-alat itu dan membereskannya ke tempatnya semula.

"Hn, aku akan mencari penggantinya," Sasuke menjawab santai, lalu menggantungkan jas dokternya ditempat yang sudah disediakan, serta membuka masker dan sarung tangannya yang berlumuran darah itu lalu menaruhnya sembarangan di atas meja kerjanya yang akan dibersihkan oleh asisten pribadinya, "Menma, tolong bersihkan semuanya, dan—" Sasuke menunjuk mayat yang sudah tidak bisa dipakai lagi, "Buang itu, mungkin kau bisa memberikannya pada anjing kelaparan yang berada di belakang rumah," perintahnya dan dibalas Menma dengan anggukan malas.

"Sasuke, aku bukan bermaksud menasihati, tapi jangan membawa emosi mu saat sedang bekerja," saran Menma; yang baru memulai kegiatan bersih-bersihnya di tempat itu. Bagi Menma semuanya terasa monoton, Sasuke yang mengamuk kesal hingga membuat bahan percobaan mereka gagal (lagi) dan mereka akan mencari kelinci percobaan selanjutnya. Ah, sungguh menyusahkan.

"Hn," gumam Sasuke dengan dua huruf andalannya, lalu keluar dari ruangan itu.

Sasuke Uchiha dengan asistennya Menma Uzumaki telah bekerja di dunia gelap selama 5 tahun terakhir, mereka melakukan percobaan pada korban-korbannya yang mengalami nasib tragis, entah percobaan untuk mereka sendiri atau untuk yang lain—mungkin untuk secara psikologis demi kepuasan Sasuke, namun di sisi juga merupakan korban percobaan.

Mereka memungut gelandangan di jalanan, diberi makan seadanya lalu memenjarakan mereka di ruang bawah tanah, yang juga terdapat lab tempat mereka bekerja. Tapi akhir-akhir ini mereka sulit menemukan gelandangan yang bisa dijadikan kelinci percobaan, hingga akhirnya mereka mencoba mencari korban dengan cara lain.

Jika seandainya korban mereka sudah tidak bernyawa, apa yang akan mereka lakukan? Tentu saja mereka tidak mau menyia-nyiakannya dengan memutilasinya lalu menyebarkan potongan tubuh mereka ke berbagai sudut kota, karena menurut Sasuke itu adalah hal terbodoh yang pernah ada, Menma yang hanya menjadi asisten Sasuke hanya menurut saja, tidak lebih dari itu. Sampai akhirnya ide gila terbesit di otak Sasuke, dia memutuskan percobaan gagalnya menjadi sebuah maha karya, mungkin akan sangat merepotkan—tapi pasti menjadi kenangan tersendiri.

Setelah Menma membersihkan ruangan itu dari darah, dan organ tubuh yang berceceran, serta memberi makan anjing di belakang rumahnya tanpa ada rasa jijik, yah... karena sudah terbiasa berurusan dengan hal seperti itu, lalu Menma menuju sebuah ruangan di lantai 2, ruangan yang cukup megah seperti ruangan dalam rumah Sasuke, dengan ukiran mahal yang menghiasi ruangan tersebut, sebuah karpet merah terbentang panjang menghadap sebuah kursi di depannya yang berada di atas lantai sedikit lebih tinggi dari lantai ruangan tersebut, di sebelah kanan dan kiri karpet tersebut terpajang benda-benda atas ide Sasuke, yaitu boneka manekin dengan gaun dan jas yang mereka pakai layaknya saat mereka masih hidup, dan boneka manekin itu adalah koleksi Sasuke yang terbuat dari—mayat.


Alunan nada merdu terdengar di telinga pria pemilik rambut raven, nada yang keluar setiap kali Sasuke memberikan sentuhan lembut di tubuh gadis dibawahnya, namun hal itu tak lama setelah Sasuke menyesaikan urusan dengan gadis itu. Lalu Sasuke keluar dari kamarnya—bekas mereka pakai untuk bercinta tadi—dan menuju ruangan di mana tempat bawahannya berkumpul.

Ruang makan yang cukup megah dengan meja panjang dan kursi yang berbaris rapi di tiap sisi meja tersebut, tak lupa lampu besar yang menggantung dilangit-langitnya, serta berbagai hiasan sederhana yang berada diatas meja dan di setiap ujung ruangan itu. Suasana di sana masih terasa tenang dengan dua bawahan Sasuke yang sedang beristirahan—sehabis menyelesaikan tugas-tugas mereka—dengan memakan makan malam berupa steak yang dibuat oleh satu-satunya maid di rumah majikannya. Tak lama mereka bersantai sejenak, majikan mereka masuk ke dalam susana tenang yang baru mereka berdua buat, ditambah dengan penampilan majikan mereka yang hanya memakai celana boxer hitam dengan kaus singlet biru dongker, membuat suasana bertambah buruk. Untung saja maidnya sudah terbiasa dengan penampilan majikannya. Jika tidak, pasti maidnya sudah berteriak seperti FG Sasuke yang membuatnya kehilangan kesabaran dan membuat maidnya seperti koleksi boneka di rumahnya. Sedangkan asistennya yang juga baru beristirahat, menatap horror majikannya—yang dibalas dengan tatapan tajam Sasuke.

Menma merasa bahwa hal buruk akan menimpa dirinya saat Sasuke menghampirinya, "Menma, bawa kelinci percobaan yang berada dikamar ku, ke lab bawah tanah," perintah pada asistennya tanpa dosa. Huft... padahal Menma baru saja beristirahat, dan sekarang harus bekerja lagi, 'Jika kau bukan penolong ku, aku pasti sudah melaporkanmu ke kantor polisi, kau tidak tahu rasanya membawa mayat-mayat itu, ditambah aku harus membersihkan puluhan boneka mengerikan koleksimu, dan pekerjaan yang sebenarnya membuatku ingin pergi dari sini, kau harus bersyukur mempunyai asisten dengan penuh kesabaran sepertiku!' batin Menma miris terhadap dirinya sendiri—mungkin ini hal buruk yang akan menimpanya, poor Menma...

"Hinata, tolong bersihkan kamar ku," perintahnya lagi pada maid yang sedang membersihkan meja yang barusan mereka pakai, dan perintah Sasuke dijawab dengan anggukan patuh dari maidnya. Sasuke juga beruntung mempunyai maid seperti Hinata, karena dia satu-satunya maid dirumahnya yang berarti Hinata mempunyai tugas yang cukup berat dengan membersikan semua ruangan yang tidak hanya satu ditambah ukuran ruangan yang tidak bisa dianggap kecil, dan dia juga harus menyiapkan makanan serta mencuci jas, sarung tangan, dan masker yang hampir setiap hari berlumuran darah korban Sasuke—namun hal itu tidak menjadi beban baginya, karena Sasuke sudah seperti penolongnya, sama seperti prinsip Menma.

Setelah mendapat perintah masing-masing, mereka pun membubarkan diri untuk melaksanakan perintah Sasuke. Menma terlihat lesu saat keluar dari ruangan itu, pemandangan itu tertangkap oleh mata onyx Sasuke, Sasuke menaikkan sebelah alisnya saat mendengar helaan nafas Menma yang terdengar lebih panjang dari biasanya, "Tenang saja, besok aku meliburkan kalian. Tapi sebagai penggantinya hari ini kalian harus bekerja lebih lama," jelasnya membuat kedua bawahannya bersorak-sorai didalam hati—dan Sasuke tahu itu, walau seenaknya Sasuke memerintah bawahannya, namun dia masih memiliki hati untuk membiarkan bawahannya beristirahat.


"Kau sudah memindahkannya?" tanya Sasuke mengintrupsi telinga Menma, Sasuke melihat Menma membawa peralatan yang akan dipakainya di lorong bawah tanah yang hanya di terangi lampu 5 watt yang berjarak cukup jauh di setiap sisinya—mungkin untuk menekan pengeluaran biaya listrik dirumahnya.

"Ya," jawabnya singkat tanpa melihat Sasuke yang berada di sampingnya, suasana sunyi di lorong itu membuat Menma kembali bertanya pada Sasuke, "Bukankah wanita itu adalah kekasih barumu sebulan yang lalu?" Sasuke hanya mendengus geli mendengar pertanyaan Menma, dan kelakuan Sasuke membuat Menma benar-benar bingung.

"Hn," jawab Sasuke singkat sebelum menyiapkan pertanyaan pada asistennya, "Menurutmu bagaimana? Dia cantik untuk dijadikan boneka koleksiku selanjutnya bukan?" tanya Sasuke menyeringai senang sambil membayangkan kekasihnya akan berdiri disalah satu barisan boneka miliknya.

"Dasar playboy... Kasihan sekali kekasihmu itu, dia harus berakhir seperti mantan kekasihmu yang dipajang di ruang boneka. Dipacari, disanyangi layaknya sepasang kekasih, lalu kau menidurinya dan berakhir tragis di lab bawah tanah, kau sudah gila," jelas Menma panjang lebar dengan penekanan di setiap katanya, Sasuke tidak ambil pusing dengan apa yang dikatakan Menma—karena itu semua memang benar.

Lab bawah tanah, tempat penuh kenistaan bagi kelinci percobaan yang tertangkap elang. Mungkin hal ini berlaku bagi salah satu gadis yang terjebak di sana, kasihan sekali gadis itu... habis manis sepah dibuang—mungkin itu peribahasa yang tepat untuknya.

Mata gadis itu terbuka, otaknya menganalisis tempatnya berbaring saat ini, dia sadar sudah tidak berada di kamar sang kekasih, kekhawatiran mulai memenuhi otaknya, ketakutan yang berada dimatanya bertambah setelah melihat gumpalan daran berada di dalam ember besi dibawah meja peralatan, serta beberapa bola mata dengan lensa berbagai warna memenuhi tabung tempat mereka dikumpulkan. Hidung gadis berambut merah tersebut mencium bau darah dan obat secara bersamaan berbaur menjadi satu, dan matanya melihat beberapa boneka manekin wanita dengan baju khas suster rumah sakit di ujung lab seakan mengisyaratkan 'Kau akan mati!', lalu mengalihkan pandangan melihat dirinya sendiri tidak memakai sehelai benang pun di tubuhnya.

KRIIETT

Suara decitan engsel pintu yang sudah lama tidak diberu pelumas menggema di seluruh lorong dan lab bawah tanah, terlihat dua pria berpakaian layaknya dokter memasuki lab dimana gadis itu berada.

"S-Sasukee!" panggil gadis itu saat menangkap wajah sang kekasih dengan matanya.

"Tenanglah, Karin..." pinta Sasuke lembut, Menma hanya menatap miris Karin yang terkekang, kedua tangannya terlentang dengan di bagian lengannya diperangkap oleh besi yang berada di alas tempat dia berbaring begitupun dengan kedua kakinya.

"Apa yang mau kau lakukan dengan itu!?" tanyanya takut, khawatir, dan hal-hal negatif lainnya menjadi satu saat melihat sebuah suntikan dengan dosis tinggi berada di tangan Sasuke.

"Aku ingin membuatmu abadi," jawaban Sasuke tidak di balas oleh kekasihnya Karin—karena Sasuke lebih dulu memasukkan cairan yang berada di tangannya kedalam tubuh karin secara perlahan supaya tubuh karin tidak rusak, "Sekarang kita mulai..."

Mereka pun bekerja, dimulai dari megambil semua organ tubuhnya, lalu mengeluarkan semua darah yang ada, dan mengawetkannya, dibagian pengawetan ini mungkin bagian saat mereka melakukan percobaan, jika tubuh korban mereka sudah selesai dibuat percobaan dan tubuhnya masih bagus, mereka akan membuatnya menjadi boneka, sedangkan jika tubuh yang dijadikan percobaan sudah rusak, nasibnya akan sama seperti percobaan gagal yang sebelumnya. Jika Sasuke menginginkan bola mata yang berbeda dari bonekanya, dia akan menggantinya dengan bola mata koleksinya—yang saat itu karin lihat.

Mereka tak menyadari jika dibalik pintu lab yang ditutup ada seseorang menguping, orang itu menempelkan telinganya ke daun puntu, lalu mendengarkan dengan khidmat setiap suara robekan daging atau kulit yang terdengar samar, baginya suara itu seperti alunan melodi yang tidak dapat di jelaskan dengan kata-kata—bagi orang itu.

Sesekali orang itu kegirangan mendengar suara-suara yang dia dengar, perlahan dia menjauhkan telinganya dari daun pintu, "Akhirnya aku bisa memakaikan gaun terbaru yang ku buat! Aku harap bonekanya cepat jadi, aku tidak sabar!" gumamnya senang, kedua tangannya bertautan didepan dadanya seperti memohon dan kadang menari-nari kecil membayangkan gaun model terbarunya terpakai, orang itu berhenti melakukan aksinya ketika suara pintu terbuka terdengar.

"Apa yang kau lakukan disini, Hinata?" tanya Sasuke bingung, tidak biasanya maidnya ini berada di lorong bawah tanah—kecuali disaat Sasuke butuh bantuannya.

"A-aku hanya ingin memberi tahu tuan, jika makan malam sudah aku siapkan," jawabnya sedikit terbata-bata, dia takut kalau tuannya tahu apa yang tadi dia lakukan.

"Hn."

Mereka bertiga meninggalkan lab bawah tanah, dan mencari korban baru yang akan berakhir di tempat yang sama, dan apa nasib korban itu bisa menjadi boneka atau makanan para anjing gila?

TBC

Dwi kembali dengan fic baru XD, maaf ya fic ku yang sebelumnya belum ku lanjut, sepertinya dwi fokus sama fic ini dulu hehe...

dan terimakasih atas bantuan amertafuu udah ngedit beberapa bagian TT^TT

oh iya dichapter ini baru bagian Sasuke yang dwi ceritain, chapter 2 bagian Naru side

Dan maaf ya di fic ini hinatanya jadi rada OOC #ehh?

Review please