Judul: Rhetorical Vengeance
Sub-judul: Revenge is on top of everything
Fandom: Naruto
Disclaimer: Punya orang lain
Genre: Drama/General
Pairing: NejiSasu (utama) dan beberapa pairing lainnya
Rating: K+
Summary: Balas dendam manis dipersiapkan tim Sasuke, Naruto dan Sakura. Desas desus perempuan cantik berambut perak menggema, menarik perhatian seluruh siswa siswi Konoha Gakuen dalam hitungan jam saja.
Warning: Shonen-ai, AU, sedikit OOC-ness
NOTE: Saya butuh gank anak populer dalam cerita bersetting sekolahan ini, dan setelah menimbang beberapa hal (dan demi kelangsungan cerita) dipilihlah Neji, Gaara dan Temari yang saya anggap patut mendapat posisi sebagai murid paling top di sekolahan.
-
Rhetorical Vengeance
(Act. 1: Revenge is on top of everything)
-
"Apa yang kalian lakukan disini? minggat dari sini,"
Sasuke, Naruto, dan Sakura melirik pada arah suara. "Neji?" seru mereka berbarengan.
"Hey bocah-bocah, tahu ini meja siapa?" suara seorang gadis menyeruak. Kontan Sasuke cs mengalihkan pandangan pada sumber suara. Ternyata pemilik suara lembut namun congkak itu tak lain adalah Temari. "Ini meja kami. Enyah kalian," lanjutnya sinis.
"Aku tidak lihat ada nama kalian tertulis disini," Sakura mendengus.
"Tak perlu begitu siapapun tahu ini meja favorit kami di kantin. Enyah dalam 5 detik atau kalian akan menyesal," Temari meninggikan suaranya.
"Heh kami kan datang duluan dan menempati meja ini duluan, kalian tidak ada hak mengusir kami seenaknya," Naruto melotot.
"Satu,"
"Cari saja meja yang lain, kan masih banyak," protes Naruto.
"Dua,"
"Hey yang benar saja," Sakura meremas rok seragamnya menahan kesal.
"Tiga,"
"Baik kami pergi,"
Dua pasang mata menatap horror pada Sasuke. "Kau bilang apa barusan??" Sakura dan Naruto membelalakkan matanya.
"Aku ingin menikmati makan siang yang tenang, daripada buang-buang waktu bertengkar seperti orang idiot," segera ia beranjak dari tempatnya duduk dan membawa nampan makan siangnya.
"Eh, Sasuke!" Sakura meraih nampannya dan hendak beranjak "Asal kau tahu ya," sahutnya pada Temari "aku tidak pergi karena takut padamu dan ancaman bodohmu itu, aku hanya menghargai keinginan Sasuke,"
Temari tertawa, "Terserah,"
Sakura mendengus dan segera mengejar Sasuke yang tampak menuju sisi lain kantin besar itu.
"Awas ya kalian," Naruto menggeram kesal, namun diikutinya juga Sakura.
"Kau yang awas, cebol," Temari menyeringai puas penuh kemenangan.
+-+
"Sasuke!" Naruto mengejar dengan nampan ditangannya. "Aku tak percaya kau mengalah pada mereka," gerutunya.
"Aku tidak tertarik terlibat masalah dengan mereka," Sasuke mengangkat bahu.
"Tapi hei lihat mereka jadi besar kepala!" Naruto bersungut-sungut.
"Kau boleh kembali dan menantang mereka dan kehilangan waktu makan siangmu," Sasuke mendelik.
"Cih," Naruto mencibir.
"Kau lihat tadi, si Temari itu berlagak seperti seorang Ratu saja," Sakura menjulurkan lidahnya "Hoek aku mual kalau ingat tampang dia itu,"
"Kurasa cuma Gaara yang cukup bisa diajak bicara," Naruto mendengus.
Sakura melotot kearahnya, "Kau serius Naruto? Aku belum pernah melihatnya membuka mulutnya satu kalipun," sahutnya mendesis.
Naruto mengangkat bahu, "Aku pernah satu-dua kali berpapasan di ruang loker dengannya dan dia menyapaku," ujarnya ringan. Sakura mengernyitkan keningnya tapi tak bertanya lebih jauh lagi.
Tiba-tiba speaker hitam yang tergantung di sudut ruangan kantin itu mengeluarkan bunyi mendenging dan sebuah suara menggema.
'Sasuke, Naruto, dan Sakura dari kelas 2E, harap menghadap ruang guru sekarang juga, Kakashi-sensei menunggu kalian di ruangannya. Sekali lagi, Sasuke, Naruto, dan Sakura dari kelas 2E…..'
Sasuke, Naruto, dan Sakura saling berpandangan.
+-+
"Buat rangkuman dari kliping anak keals tiga sekarang. Klipingnya bisa kalian temukan di perpustakaan sekolah." Kakashi menulis sesuatu di atas kertas, "dan ini surat izin untuk mendapatkannya."
Sasuke mengerutkan dahi, "Apa ini? Tugas mendadak?" tanyanya tampak tak suka.
"Anggap saja sebagai penambah nilai semester ini. Oke?" Kakashi menghela napas.
Sasuke menerima kertas yang diulurkan Kakashi padanya dan mohon diri, diikuti Sakura dan Naruto.
"Ah, satu hal lagi," Kakashi berseru tepat sebelum Sasuke menutup pintu ruangannya "lain kali sebaiknya hindari masalah, oke." dan pintupun ditutup dengan kasar.
+-+
"Aku tak percaya," desis Naruto di luar ruangan. "Bedebah itu mengadu pada sensei! Ya Tuhan," serunya menggeram.
"Yang lebih tak bisa dipercaya, Kakashi-sensei malah menghukum kita!" Sakura menimpali, tak menyembunyikan kekesalannya.
"Kurasa sensei tidak menyalahkan kita, hanya melakukan yang seharusnya dilakukan," Sasuke mengurut punggung lehernya.
" 'Yang seharusnya' katamu?? Aku tak percaya kau berkata begitu," Naruto melotot pada Sasuke.
"Yah, yang seharusnya, tapi bukan yang sepantasnya. Kurasa sensei tak punya pilihan lain," Sasuke mempercepat langkahnya. Naruto mendengus tapi dalam hatinya ia cukup setuju dengan pendapat Sasuke. Yah bagaimanapun sekolah mereka ini memang dikuasai oleh kelompok Neji. Oleh orang tua mereka, lebih tepatnya. Suka maupun tidak. Sakura menghela napas mengikuti mereka dengan langkah gontai. Rencananya menonton drama jam tiga sore berantakan sudah.
+-+
"Berapa kalipun kemari, aku tak suka tempat ini," Naruto bersin untuk yang kesekian kalinya. Tangannya sibuk menggapai-gapai rak dihadapannya yang penuh tumpukkan kliping.
"Kurasa aku lebih terkejut mendengar kau 'pernah' ke perpustakaan," Sakura menepuk roknya yang terkena debu.
"Yah, kadang aku menonton anime sampai larut malam, atau main game, dan bangun sedikit terlambat. Dan yah kau tahu, sedikit telat masuk kelas," Naruto cengengesan. Sakura memasang tatapan 'sudah kuduga'.
"Kalau ingin cepat keluar dari tempat ini, selesaikan rangkumannya secepat mungkin," Sasuke berbisik dari meja tempatnya sibuk mencatat essay dengan tumpukan kliping disekitarnya.
"Yaa," Sakura dan Naruto menghela napas.
+-+
"Ugh kalau ingat mukanya itu aku jadi kesal," Naruto membenamkan wajahnya diantara tumpukan kliping dihadapnnya.
"Kecilkan suramu," desis Sakura menempelkan telunjuk di bibirnya.
"Daripada waktumu terbuang sia-sia dengan mengeluh dan menggerutu, lebih baik segera kau selesaikan essay-mu dan kita akan keluar dari tempat ini," Sasuke menimpali dengan nada sinis dalam bisikannya.
"Aku tidak melihat apa manfaat kita membuat rangkuman tentang kliping-kliping ini. Membosankan," Naruto bersungut.
"Paling tidak kau dapat nilai tambahan," sahut Sasuke datar.
Naruto menjulurkan lidahnya, "Oke deh Kapten,"
Sasuke, Naruto, dan Sakura kembali berkutat dengan tugas essay mereka. Waktu berlalu hingga Sakura membuka suaranya,
"Lihat, mereka muncul," desisnya mencondongkan dagunya ke arah pintu masuk ruang perpustakaan segi empat itu. Kontan Naruto membalikkan badannya dan menatap tajam ke arah kelompok yang baru datang itu. "Coba lihat, siapa sih yang tidak muak sama tingkah mereka?" desisnya.
"Aku sependapat," Sakura memicingkan matanya menatap tajam kelompok tiga orang itu.
"Aku paling sebal sama si Neji," sahut Naruto.
"Aku sama si Temari," Sakura menimpali.
"Kau cuma iri karena dia lebih populer, mungkin?" Naruto menyeringai.
"Diam kau,"
-
Siapapun tahu di sekolah-sekolah selalu saja ada kelompok anak populer yang menguasai sekolah. Rupawan, kaya raya, congkak, itulah gaya mereka. Konoha Gakuen ini juga tak luput dari hal lumrah itu. Temari, Gaara, dan sang ketua gank,
"Neji-san! Neji-san!"
Neji Hyuuga.
"Kyaaa hari inipun anda terlihat begitu tampaaaan," segerombol siswi berkerumun disekeliling Neji.
"Minggir sampah," Temari menerobos kerumunan itu. Seketika belasan pasang tatapan penuh kebencian mengarah padanya—yang tentu saja tak dihiraukannya.
Perhatian Neji teralih pada Sasuke, Naruto dan Sakura yang tengah duduk di sudut ruangan dengan tumpukan kliping di atas meja mereka. Dengan seringai di bibirnya, dihampirinya meja kayu hitam panjang itu. Naruto dan Sakura mengumpat dalam hati.
"Sedang menikmati hukuman kalian?" ujarnya dengan senyum puas.
"Pergi kau brengsek," Naruto mengedutkan alis.
"Ini sedikit pelajaran bagi kalian untuk tidak menentang peraturanku lagi," sahut Neji ringan, melipat kedua tangannya di dadanya. Menatap Naruto, Sakura, dan Sasuke.
"Kakashi-sensei memberi kami tugas ini untuk nilai tambahan akhir semester. Tidak ada hubungannya denganmu," timpal Naruto mendengus.
"Kau percaya itu?" Neji mengangkat alisnya. Naruto menggeram.
"Perpustaakaan adalah tempat untuk membaca, kalau kau datang kemari hanya untuk mengoceh omong kosong, kurasa sebaiknya kau enyah saja. Pintu keluar ada disana," suara tenang namun penuh tekanan menyeruak.
Neji menoleh pada Sasuke, sang pemilik suara, "Oh, kau dan peraturanmu?"
Sasuke menatapnya tajam.
"Kau lupa Neji Hyuuga selalu masuk dalam pengecualian dari peraturan manapun di dunia ini," Neji mendongakkan wajahnya, memandang Sasuke dengan tatapan melecehkan.
"Dan kau lupa kau tak pernah masuk hitunganku," balas Sasuke tajam.
Keduanya saling terdiam dan saling menataap tajam satu sama lain.
"Yak, cukup!" tiba-tiba bahu Neji ditepuk oleh sosok tinggi di belakangnya. Neji menoleh dengan geram.
"Neji, ikut aku sekarang," Kakashi tak mengacuhkan tatapan geram Neji dan berbalik menuju pintu keluar. "Ah, Temari dan Gaara juga. Ikut aku," tunjuknya sebelum melangkahkan kaki keluar ruangan itu.
Neji kembali menoleh pada Sasuke yang rupanya masih menatap tajam kearahnya. "Ini belum selesai," desisnya sebelum berbalik dan meninggalkan Sasuke cs dengan kesal.
"Bu-Buahahaaa! Rasakan!" tawa Naruto menggema. "Kurasa Kakashi-sensei tidak buruk juga," tambahnya mnegembangkan senyum.
"Entahlah, mungkin Kakashi-sensei membantu kita, mungkin juga tidak," Sakura menopang dagu dengan tangan kananya.
"Maksudmu?" Naruto mengangkat sebelah alisnya.
"Mungkin saja Kepala Sekolah ada keperluan dengan mereka dan meminta Kakashi-sensei untuk mencari mereka. Kau tahu kan, putra-putri donatur sekolah tentu 'istimewa'," Sakura tampak terpaksa mengatakannya.
"Kau perlu belajar lagi tentang optimisme," Naruto mencibir.
"Hei yang pertama kali meragukan Kakashi-sensei kan kamu!" Sakura menepuk meja.
Semua perhatian pengunjung perpustakaan itu beralih pada mereka
"Ssssssssssssssstttt"
Sakura mendekap mulutnya. Naruto terkekeh.
"Ada yang lebih penting," Sasuke yang dari tadi tampak tenggelam dalam kliping tebal dihadapannya tiba-tiba membuka suara. Naruto dan Sakura menoleh kearahnya. "Baca," lanjut Sasuke menyodorkan kliping ditangannya pada Naruto dan Sakura.
Sakura membaca judul kliping yang ditulis besar-besar itu perlahan, "Con-artist," ditatapnya Sasuke sambil mengerutkan kening, "Con artist?"
"Pernah dengar yang namanya balas dendam paling manis?" senyum tersungging di sudut bibir Sasuke.
Naruto bergidik, "Kurasa apapun itu, rasanya tidak enak,"
"Aku tidak suka kekerasan," Sasuke melipat kedua tangannya dan menyandarkan badannya di punggung kursi kayunya, "jadi yang akan kulakukan adalah memaafkannya, membawanya ketempat yang sepi, dan menghabisinya disana." lanjutnya sambil menyeringai.
"Kau gila!!" kontan Naruto berteriak.
"Sssssssssssssssttttttttttttt"
Naurto mendekap mulutnya.
"Itu cuma perumpamaan, bodoh," Sasuke mencondongkan tubuhnya ke depan sedikit, "Kau pikir untuk apa dari tadi aku membaca kliping konyol yang sekarang sedang kau pegang itu?"
Naruto mengernyitkan dahi, tetap tak mengerti. Sakura menelan ludah. "Hei, jangan bilang kau….."
"Tepat," Sasuke menatap Sakura. "dengan teknik penyamaran, akan kubuat mereka terperdaya dan menganggapku orang lain,"
Sakura menatap dengan tegang, "…kurasa kau masih punya sesuatu yang lebih gila?" desisnya bergidik, membayangkan apa yang ada dalam kepala sahabatnya yang sudah dikenalnya dengan baik selama dua tahun ini.
"Kau pikir apa yang akan membuat si Neji itu kehilangan muka? Wanita. Bila gadis yang disukainya ternyata adalah laki-laki, dia akan menangis darah seumur hidupnya," Sasuke menyeringai.
"Hey! Jangan-jangan---" Naruto membelalakkan matanya.
"Benar. Aku akan menjadi con-artist dan menyamar menjadi perempuan. Akan kubuat dia bertekuk lutut dihadapanku," Sasuke menyandarkan punggungnya dengan kasar dengan senyum puas di wajahnya.
Naruto kehilangan kata-kata dan menatap Sasuke dengan horror.
Sakura memijit keningnya, "Ini gila," ditatapnya Sasuke sekali lagi, "tapi kalau kau, kurasa akan berhasil." tambahnya.
-
TBC-
-
Oke, tahap pertama selesai :)
Ada saran? Kritik? Yang lainnya? Silahkan sampaikan.
Suka? Tidak suka? Saya tunggu pendapat kalian.
