An adilaarang Fiction Present


[READ A/N!]

.

THREESHOT-SONGFIC

.

.

Aku tak pernah bicara omong kosong. Tapi tak ada yang mencintaimu lebih baik daripada aku

.

.

.

Inspired by Song: Snakehips ft MØ – Don't Leave


.

DON'T LEAVE

.

BTS Fanfiction
Park Jimin X Min Yoongi
Yaoi – Oneshoot – Hurt - Comfort
Rated: T+ / M
BTS belongs God and their Agency, i'm not own anything except the plot
OOC; Typo everywhere –watch your eyes carefully T-T

.

.

.

"But im not just a fuck-up im fuck-up you love"


You know me; now and then, i'm a mess
Kau mengenalku, kini dan nanti, aku kacau.

Please don't hold that against me
Tolong jangan menyalahkanku

I'm a (boy) with a temper and heat
Aku (lelaki) yang mudah marah dan emosi.

I know i can be crazy
Aku tau aku bisa gila

Yoongi tidak lagi harus bermanja-manja diusianya yang ke 22 tahun; Ia sudah harus bisa melakukan segala sesuatudengan usahanya sendiri. Terlebih sekarang ia telah memilih tinggal disebuah apartemen yang jauh dari rumah orang tuanya. Lelaki asal Daegu itu tentu tau resiko apa saja yang akan ia hadapi atas keputusannya.

Tapi mungkin perasaan rindunya sudah tak terbendung lagi, jadi Yoongi hanya mengikuti nalurinya untuk mengalungkan kedua tangannya dengan manja pada leher jenjang lelaki lain yang sedang duduk dihadapannya. Yoongi menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri sehingga membuat tubuh yang ia peluk dari belakang itu bergerak mengikuti dirinya.

"Nanti saja Hyung, ok?"

"Apa kau kemari hanya untuk menumpang belajar Park Jimin?" Yoongi berkata setelah menegok pada sesuatu yang lelaki dipelukannya itu genggam, sebuah buku tebal.

"Besok akan ada Try Out-" Ucap Jimin singkat

"Apa rumahmu ambruk hingga kau mengungsi kemari untuk belajar?" Di meja itu terdapat sebuah cermin kecil yang sengaja Yoongi taruh disana, dan ketika melihat Jimin menatapnya datar dari pantulan cermin itu membuat Yoongi sedikit menyesali dekorasinya tersebut.

Tapi bukan Yoongi namanya kalau ia akan takut dengan tatapan Jimin

"Sudah kubilang nanti saja, Hyung. Sebentar lagi aku selesai. Aku janji"

Dan bukan Jimin namanya kalau ia mudah terpancing oleh ucapan Yoongi yang ia yakin hanya sebuah rajukan belaka, tak ada maksud lain apalagi jahat padanya

Setelahnya Jimin mendengar sebuah cebikan dari bibir tipis Yoongi yang pasti akan terdengar jika lelaki itu sedang kesal, tipikal bocah memang, tapi Jimin tak pernah mempermasalahkan kebiasaan lelaki mungil itu. Padahal mereka berbeda usia 4 tahun dan Jiminlah disini yang lebih muda. Tidak tidak, Yoongi itu sebenarnya tidak kekanak-kanakkan dikesehariannya, tapi kepada Jimin saja. Dan memang hanya kepada Jimin.

Yoongi melepas pelukannya dan berlalu menuju kasur miliknya setelah sebelumnya meraih smartphone milik Jimin. Mendudukkan bokongnya dengan ogah-ogahan lalu meraih sebuah bantal duduk dan memangkunya. Kemudian Yoongi mengotak atik benda persegi panjang berwarna hitam itu.

Awalnya tujuan Yoongi adalah untuk bermain games, tapi ketika melihat notif Jimin yang menumpuk di bagian atas membuat Yoongi penasaran lalu menggeser kebawah pada bagian atas ponsel pintar tersebut. Dan benarlah, notifnya sungguh banyak, bahkan Yoongi harus men-scroll kebawah untuk melihat yang lainnya.

Hingga mata sipit menawan itu terhenti pada notif sebuah aplikasi perpesanan, dan genggamannya pada benda kotak itu mengerat. Mata Yoongi sedikit menyengrit juga.

"Seulgi mengirimimu pesan Jim-" Dan Jimin tak bisa untuk tak menoleh ketika mendengar nama itu disebut. Yoongi terdengar menggantungkan kalimatnya, namun Jimin kurang peka untuk tau hal itu

"Tidak usah dibuka, Hyung"

"Aku juga tak berniat melakukannya, kau tenang saja"

Iris jernih Jimin enggan mengalihkan pandangannya sama sekali dari Yoongi bahkan ketika tak ada yang berbicara lagi dan suasana benar-benar hening. Yoongi sendiri tak menoleh sedikitpunkearah Jimin, Ia lebih memilih menghapus semua notif agar setidaknya tidak mengganggu matanya –yang padahal sama sekali tak berefek- entahlah, Yoongi hanya ingin melakukannya. Barangkali juga dengan menghapus semua notif itu, notif lain yang baru masuk tak akan tertimbun-

ttiing

Seulgi-ggom

-receive- Apa aku masih sibuk? Baiklah, chat aku kalau kau sudah selesai kerja kelompok ya bae. Saranghae:*

-seperti notif pesan itu salah satunya. Yoongi memang sebenarnya penasaran, namun itu bukan haknya, tapi Yoongi tak perlu repot-repot membuka aplikasinya karena muncul pada bagian atas, yang mampu membekukan Yoongi seketika ketika melihatnya.

"Hyung -?"

"Kau berbohong lagi padanya?"

"Itu tadi dari Seulgi ya? Aku tidak-"

"Kau tidak apa?! Bohong? Kau telah tertangkap basah Jimin!" Yoongi kemudian mengangkat wajahnya dan menatap Jimin dengan pandangan yang sulit diartikan. Jimin mendumel jengkel dalam hati –benar-kan-firasatku-harusnya-kumatikan-saja-tadi-

"Hyung, aku harus membohonginya karena-"

"Karena apa?! Aku?!" Yoongi semakin mendidih dan Jimin menganga tak percaya

"Kenapa denganmu sih Hyung?! Kau tau aku tak sekali dua kali membohonginya untuk bisa menemuimu. Kau juga tau aku tak bisa berterus terang padanya kan?"

"Mau sampai kapan Jim-"

"-Apa?" Jimin membeo, bahkan melupakan aktifitas belajarnya begitu saja untuk memilih menatap Yoongi yang kini malah menerawang kosong kearahnya

"Mau sampai kapan kau melakukan ini?" Sungguh, Jimin tidak tahu apa yang ingin Yoongi ucapkan sebenarnya. Hening beberapa detik untuk kemudian Jimin berdecih miris

"Mengapa terdengar seakan kau memojokkanku?" Yoongi terkesiap ditempat duduknya, namun tak menyahut perkataan Jimin

"Memangnya menurutmu kulakukan hal ini untuk siapa kalau bukan untukmu Hyung?" Intonasi bicara Jimin terdengar nelangsa, dan lelaki itu membawa pandangannya kembali kepada buku yang dipangkunya, namun matanya masih tak berniat sama sekali untuk menyentuh deret tullisan disana

"Mengapa juga terdengar seakan kau benar-benar datang untukku padahal kau mengangguriku disini"

BRAKK

"Apa yang kau inginkan?"

Yoongi melebarkan bola matanya, tak menyangka Jimin akan menutup buku itu dengan membantingnya di meja milik Yoongi dan Yoongi sungguh terkejut. Apalagi ketika ia mendapat tatapan intimidasi dari lelaki Busan itu yang kini beranjak menuju kearahnya untuk kemudian merangkak diatas tubuhnya hingga membuat Yoongi harus merebahkan dirinya secara paksa.

"Katakan, akan ku kabulkan, setelah itu biarkan aku menyelesaikan belajarku" Oh, Yoongi tak suka ini, apa Jimin kesal padanya? memangnya ia seketerlaluan itukah hingga Jimin tersinggung?

"Aku- aku tak menginginkan apapun Jim, menyingkirlah"

"Bohong! Kau terus-terusan menggangguku dan mencercaku dengan kata-kata yang hanya kau sendiri yang tau maksudnya. Apa maumu Min Yoongi" Jimin memrendahkan suaranya ketika merapalkan nama lengkap Yoongi juga semakin merendahkan tumpuan tangannya. Yoongi bergidik dibawah dengan kelerengnya yang masih melotot

"Aku tak mengganggumu dan aku bukan pengganggu, Hei! Enyahlah sekarang!" mereka bertatapan selama beberapa saat dengan ekspresi yang tak berubah, lalu kemudian Jiminlah yang pertama kali merubah ekspresinya menjadi menyeringai

"Kau ingin bercinta denganku? Jika iya, katakan saja daritadi, jangan membingungkanku dengan ucapan-ucapanmu"

"A-Apa?!"

"Tidak usah berbohong Hyung, kau biasanya akan berubah menjadi manja ketika menginginkan itu denganku-" Jimin merendahkan kepalanya menuju ke ceruk leher Yoongi, namun Yoongi buru-buru mendorong bahu Jimin sebelum mencapai lehernya.

"Kau pikir aku apa hah?! Menjaulah Park Jimin!" sempat terjadi dorong mendorong antara mereka hingga akhirnya Jimin menjauhkan wajahnya kembali dengan pandangan kesal. Yoongi merasakan genggaman tangan Jimin dibahu sempitnya mengencang membuat Yoongi sedikit meringis menahan sakit.

"Oh, apa aku terdengar seperti seorang pemerkosa sekarang? Heum?!"

"Aku tak ingin bercinta jadi- eunghh Astagah Jimin tanganmu!"

Yoongi reflek mendesah tatkala merasakan sentuhan kecil pada penisnya. Yoongi terlalu fokus pada tangannya yang menahan dada Jimin hingga tak mengetahui kapan sebelah tangan Jimin turun kebawah. Yoongi buru-buru mencekal tangan Jimin agar tak memicu birahinya hingga benar-benar menginginkan Jimin, padahal sungguh, Yoongi tidak sedang ingin bercinta. Ada apa dengan otak Jimin?

"DENGARKAN AKU DULU JIMIN! AKU TAK INGIN BERCINTA SAAT INI DAN AKU TAK BERMAKSUD MENGGANGGUMU! APA KAU HANYA MENGANGGAPKU SEBAGAI BUDAK SEKSMU HAH?! DIMANA HATIMU?! AKU MENYERAHKAN DIRIKU BUKAN UNTUK KAU PERLAKUKAN SEMENA-MENA! KU TANYA PADAMU, KAU TIDAK PERNAH MEMPERLAKUKAN SEULGI SEKASAR INI KAN?! JAWAB AKU PARK JIMIN!"

Yoongi terengah-engah sambil menatap nyalang pemuda diatasnya yang tengah menatapnya tidak percaya. Jimin tak berkata apapun dan hanya memandangi wajah Yoongi yang terlihat sedang menunggu jawaban darinya. Kini mata jernih Yoongi sedikit bergetar menatap Jimin, lelaki itu tak menjawabnya, dan tiba-tiba ulu hatinya terasa sakit ketika menyadarinya.

"Diam berarti iya. Kau tak pernah sekasar ini pada Seulgi-" Yoongi juga bergetar dalam ucapannya dan kini matanya berair namun masih menatap iris Jimin, berharap Jimin akan membantahnya. Atau setidaknya mengucapkan maaf atas perlakuannya.

Namun Nihil

But i'm not just a fuck-up, i'm fuck-up you need
Tapi aku bukan hanya orang lain, akulah seseorang yang kau butuhkan

I don't hear nobody when you focus on me
Aku tak dengar seorang pun saat kau menatapku

Perfectly imperfect, yeah, i hope that you see. Tell me you see
Kesempurnaan yang tak sempurna, yah, ku harap itulah yang kau lihat. Katakan kau melihatnya

Cause i know that you've been thinkin' 'bout it
Karena aku tahu kau memikirkannya

Jimin beranjak dari posisinya dan berdiri disisi ranjang. Matanya sedang menatap kearah perut Yoongi namun pandangannya kosong, terlihat sedang memikirkan sesuatu namun enggan untuk mengutarakanya. Yoongi pun mulai beranjak dari posisi tidurnya namun masih bertumpu pada kedua lengannya. Ia juga tak mengalihkan pandangannya dari Jimin barang sedetikpun

"Maaf-"

Hingga akhirnya hanya itu yang terucap dari bibir Jimin setelah cukup lama ia bungkam. Kemudian Jimin meraih ponselnya diatas tempat tidur lalu melangkah menuju meja Yoongi untuk meraih tas juga jaketnya dan berjalan cepat menuju pintu.

"Kau akan pergi?"

Suara Yoongi lirih sekali, bahkan hampir berbisik. Namun telinga Jimin masih mampu untuk menangkapnya hingga ia menghentikan langkahnya. Pandangan Jimin tertuju pada daun pintu sewarna batang pohon itu seakan benda mati itu lebih menarik daripada menoleh kebelakang dan melihat Yoongi.

Tidak, Jimin hanya tak kuasa

"Aku pulang, Hyung. Jangan tidur terlalu malam"

Yoongi berdecih miris menatap pintu kamarnya yang baru saja ditutup dari luar dan meninggalkannya sendiri dikamar itu. Yoongi enggan melepaskan tatapan dari daun pintu itu dengan hati yang berkomat-kamit agar pintu itu kembali terbuka dan menampakkan wajah Jimin. Namun hingga bermenit-menit berlalu, Yoongi bertahan hanya ditemani keheningan yang familiar dikamar itu. Mendadak ia kesulitan bernafas dan harus membuka sedikit mulutnya untuk menghirup dan mengembuskan udara. Namun air mata yang ikut jatuh bersama hembusan nafas Yoongi benar-benar diluar kuasa Yoongi

"Ya, pergilah. Pergilah yang jauh dan jangan kembali sebelum kau hanya menginginkanku-"

Karena Yoongi sudah berusaha menahannya sejak tadi, sungguh.

Mungkin pertahanannya telah runtuh. Setidaknya Yoongi tak menangis dihadapan Jimin, sebab itu akan membuatnya terlihat lemah dan Yoongi tak mau itu. Ia laki-laki, bukan wanita yang mudah menangis. Dan oh, andaikan Yoongi bisa menyingkronkan pikiran dan tubuhnya, mungkin ia akan lebih senang.

Tapi sayangnya tubuhnya berkata lain, dan sayangnya Yoongi tetap saja menangis

Percayalah, saat ini Yoongi sedang berusaha menahan airmatanya namun ia tak berhasil. Yoongi bahkan harus memeluk bantal duduknya lalu membenamkannya dilipatkan perut dan lututnya. Namun ia malah semakin terisak dan air matanya turun semakin deras. Yoongi tak tau mengapa rasanya semakin sakit hingga ia tak kuat dan menggigit pinggir bantal itu untuk meredam sakitnya.

Dan ketika isakannya menimbulkan suara, Yoongi tau ia telah mencapai titik terakhir kekuatannya

Maka tak ada yang bisa lagi dilakukan olehnya selain menangis lebih kencang sebagai satu-satunya pelampiasan rasa sakitnya

"Kenapa kau lakukan ini padaku Park Jimin,kenapa kau tak bisa hanya melihatku. kenapa seakan aku tak berarti bagimu?! KENAPA?!"

Rancaunannya yang entah untuk siapa itu terdengar memilukan bahkan ditelinga Yoongi sendiri. Yoongi semakin hancur ketika menyadari betapa menyedihkannya dia saat ini. Benar-benar seperti pengemis yang meminta kasih sayang seorang Park Jimin. Tapi Yoongi sadar diri bahwa ia tak bisa seleuasa itu mengingat posisinya yang tak memiliki hak

Atau mungkin bahkan Yoongi pantas untuk dihukum seperti ini

Memangnya apa yang bisa dimaklumi dari seorang perusak hubungan sepertinya?

Don't leave
Jangan pergi

Shut your mind off and let your heart breathe
Buang prasangkamu dan biarkan hatimu bernafas

You don't need to be worried
Kau tak perlu khawatir

I may not ever get my shit together
Aku tak pernah bicara omong kosong

But ain't nobody gonna love you better
Tapi tak ada yang mencintaimu lebih baik

Don't go
Jangan Pergi

What we have here is irreplaceable
Apa yang kita miliki disini tak tergantikan

No. I won't trade this for nothing
Tidak, aku tidak akan menukarkan ini untuk apapun

I may not ever get my shit together
Aku tak pernah bicara omong kosong

But ain't nobody gonna love you better than me, yeah
Tapi tak ada yang mencintaimu lebih baik daripada aku, ya

Love you better than me
mencintaimu lebih baik daripada aku

.

.

.

TuBerCulosis

.

.

Rang back qawan-qawaannn :")

Duh gimana ya ngomongnya
Pertama Rang minta maaf banget karena Fools Falling gabisa Rang lanjutin, Rang stuck di alur itu dan gatau harus memilih dibawa kemana alurnya dengan pemikiran yang random. Ditambah tugas menumpuk such a fucking-trash ugh :"((( Tapi Rang usahain bakal next kalau ada kemungkinan yak:')

Kedua, Rang juga minta maaf kalau banyak yang gak suka sama endingnya STYLE, Rang gabisa bikin enceh lebih mendalam(?) tapi Rang janji bakal mempelajari untuk kedepannya kok#plak. Karena juga rated M itu gak kudu melulu terdapat adegan bercinta, ya gak?

Jadi sebagai gantinya Rang bawain ini
Rang lagi kobam sama lagunya pemirsaaahh, dan ini juga FF pertama Rang dengan pair MinYoon. Entah ya, lagi suka-sukanya Rang sama raper kiyut itu dan jadinya ngepoin FF-Ffnya MinYoon yang ternyata juga ketjeh-ketjeh. Meski kadang suka speecless pas nemu FF dimana Yoongi jadi Semenya –yang sumpah demi apa gaquad bayanginnya. Abisnya Yoongi kiyut dan Jimin keker gitu jadinya Rang agak sulit menerima(?)

Ini sengaja Rang post maraton karena takutnya gak kelakon klu ditunda-tunda mulu dan feel nulisnya jdi kurang kek yang STYLE. Huhu :3

Udah deh ya gitu aja, disarankan dengarkan lagunya wqwq, Semoga suka^^

With Love, Adilarang
Find me on IG (tambahin titik antara adila dan rang)