Pagi hari selalu menjadi saat terindah dalam hidupku..
.
In The Morning
.
Naruto © Masashi Kishimoto
.
.
.
Sinar dari lampu jalanan yang menembus celah fentilasi kamar mungil itu sedikit menerangi ruang kamar yang gelap memungkinkan Haruno Sakura melihat semua benda yang ada dalam kamarnya walau dalam keadaan remang. Lemari yang bersatu dengan tembok kamar, rak besar yang disesaki oleh berbagai macam jenis buku di seberang ruangan, lukisan pohon sakura yang tergantung di tembok, meja lebar berkaki pendek yang digeser ke dekat pintu, jendela besar, serta jam dinding yang tergantung di atas pintu gesernya yang sekarang menunjukkan sudah tengah malam sebih sedikit dan Sakura belum juga dapat menutup kembali mata emeraldnya. Berkali-kali dia membolak balik tubuhnya diatas futon tebal yang terhampar di bawahnya tetapi tidak sedikit pun membantunya untuk lebih nyaman dan mengantuk. Ini sudah kedua kalinya Sakura terbangun sepanjang malam ini karena mimpi-mimpi yang tidak jelas yang mengganggunya, dia merasa sangat lelah tetapi matanya tak dapat menutup kembali walau sekejap pun, kepalanya berdenyut sakit seakan baru saja dihantam dengan tongkat kayu besar.
.
.
Sakura menarik selimutnya sampai ke leher kemudian menghela nafas. Sakura tahu betul mengapa ia tak bisa tidur nyenyak. Kepalanya yang terus-menerus memikirkan banyak hal yang membuat kepalanya terasa sangat penuh dan sakit yang mengakibatkan dia mengalami ini sejak beberapa hari yang lalu. Hal berupa masalah yang serasa bisa membunuhnya jika dia tidak segera mencari cara untuk menyelesaikannya.
.
.
Sakura memandang langit-langit kamarnya, mereka ulang kejadian yang begitu menyesakkan dada setiap kali memikirkannya. Semua gambaran masa lalunya terlintas dengan cepat dalam kepalanya. Mata emeraldnya tiba-tiba panas dan meneteskan sebutir air mata yang meluncur cepat di pipinya, hanya sebutir air mata. Sakura tak bisa menagis lagi, dia sudah menumpahkan terlalu banyak air mata. Kini dia sudah berada diambang batasnya, dimana kesediahnnya tak bisa lagi diwakili olah air mata. Sakura meremas selimutnya dengan erat untuk menghilangkan sedikit sesak di dadanya yang makin bertambah. Dunia ini telah runtuh baginya, tak ada lagi yang berharga untuk diperjuangkan. Sebenarnya, Sakura sudah sangat lelah, dia tak tahan lagi dengan semuanya. Yang membuatnya bertahan sampai sekarang hanyalah karena rasa sayangnya pada Otousan dan Okasannya.
.
.
Sakura merasakan tetesan air hujan mengenai atap diatasnya, semakin lama semakin deras, suara air hujan yang jatuh mengenai atap, jendela, dan benda apapun itu selalu membuatnya lebih tenang, perasaan tenang itu perlahan-lahan membantunya menutup mata emeraldnya, Sakura akhirnya tertidur kembali.
.
.
Sakura terbangun dengan mata sembab dan rasa sakit dikepalanya akibat kurang tidur semalam. ia menggosok matanya lembut kemudian memijat pelipisnya secara perlahan dan berharap sakit dikepalanya akan berkurang. Lampu jalan di luar rumahnya telah padam dan menyisakan kamar yang remang. Sudah menjadi kebiasaan bagi Sakura untuk bangun pagi lebih awal dari yang seharusnya karena sejak kecil Sakura sudah dilatih oleh kedua orang tuanya untuk itu. Sakura dengan perlahan keluar dari selimut yang membungkusnya, berjalan menuju jendela besar di kamarnya dan membukanya lebar. Membiarkan udara segar memasuki kamarnya. Dihirupnya aroma pegunungan pagi yang segar dan sangat disukainya sambil menatap jejeran pegunungan yang dilatarbelakangi langit biru tua pucat, 'matahari sebentar lagi terbit', pikirnya. Hari ini Sakura bersekolah setelah libur akhir pekan. Sebagian dirinya sangat tidak ingin pergi kesekolah dan bertemu dengan dia saat ini, Sakura belum siap, ah.. sebetulnya Sakura tidak akan pernah siap menghadapinya. Sakura menggelengkan kepalanya keras dan segera menghilangkan ide itu dari kepalannya, ia tidak ingin mengambil resiko dicerca oleh pertanyaan menyusahkan dari Okasannya jika ia memilih tinggal di rumah hari ini. Lagi pula Sakura tidak harus menghadapinya, dia hanya perlu menghindar, meng-hin-da-ri-nya. Tapi jika harus seperti itu, sanggupkah Sakura tidak melihatnya seharian? Berbagai emosi yang tiba-tiba menghantam dadanya dengan keras dan kembali membuat dada Sakura berdecit sakit. Sakura menutup matanya dan menghirup udara pagi itu lagi beberapa kali untuk menenangkan dirinya kemudian bergegas merapikan futon yang ia gunakan ke dalam lemari gersernya, mengambil handuk yang terlipat rapi di samping rak bukunya dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
.
.
Sakura sampai disekolah lebih cepat dari yang direncanakannya. Dengan sangat pelan Sakura melangkahkan kakinya menuju kelasnya dan setengah berharap agar saat ini kelasnya sudah penuh dan dia tak perlu menghabiskan senin paginya dengan suasana hati yang buruk. Walau dia tahu hal itu akan sangat mustahil terjadi karena teman kelasnya adalah anak-anak yang paling malas seangkatan.
.
.
Saat Sakura menengok perlahan harapannya benar-benar tidak terwujud. Kelasnya masih kosong dan hanya ada seorang pemuda yang tengah menikmati tidur paginya. Pemuda dengan rambut jabrik kuning dan memakai jaket orange di atas baju seragamnya. Pemuda itu, pemuda yang pernah menjadi orang yang paling dekat dengannya, pemuda yang sepenuh hati dicintainya, pemuda yang mengabaikannya, pemuda yang membuatnya bahagia dan terluka dalam waktu yang sama dan pemuda yang menyebabkan semua masalah yang tengah dihadapinya sekarang, pemuda itu Uzumaki Naruto. Mendengar namanya saja sudah membuat hati Sakura seperti diremas-remas. Dan sekarang Sakura harus menghabiskan paginya di kelas yang kosong berdua, hanya berdua dengannya, dengan Uzumaki Naruto tanpa saling bicara seperti dua orang yang berasal dari planet yang berbeda? Akhhh, Kami... Sakura tak akan tahan...
.
.
Sakura memejamkan mata emeraldnya dan menarik nafas, memaksa kakinya melangkah menuju bangkunya dan berusaha duduk tanpa menimbulkan suara sedikit pun, memeluk tas pink kesayangannya dan membenamkan wajahnya dalam-dalam ke tas itu, berharap dengan begitu dia akan menghilang.
.
.
.
Konnichiwaaa..
Ini fic pertama yang saya buat. Jadi harap dimaklumi bahasa, plot, dan ide ceritanya yang luar biasa hancur.. (_ _)
.
.
Walau pun gitu, makasih udah baca fic saya.. Saya harap senpai-senpai dan teman-teman mw ngasih saran ataupun kritik.. So, review please?^^
