Hataraku Naruto-sama!

By: two-one kf

Disclaimer:

Manga Naruto itu ciptaannya Mas Masashi Kishimoto, tetangga saya yang lama... tapi bohong. Dan Highschool DxD itu buatannya Kang Ichiei Ishibumi.

Sinopsis:

Naruto adalah seorang pemuda yang tidak mau merepotkan ibunya, oleh karena itu Naruto memutuskan untuk bekerja sendiri. Sayangnya, pekerjaan baru Naruto tidak seperti yang dia bayangkan.

Warning:

Shinobi!Naruto

Typo

Romance

Story start!

Chapter 1

(Short chapter)

Pekerjaan Baru Naruto!

.

.

.

Kuoh adalah sebuah kota yang damai dengan masyarakat yang ramah dan penuh keceriaan. Tapi itu semua tidak terjadi hari ini.

Suasana yang sangat bertolak belakang dengan kalimat pertama fic ini menyelimuti alun-alun kota Kuoh. Ratusan warga berkumpul sambil memasang tampang kesal, emosi, murka dan lain-lain.

Beberapa orang bahkan membawa obor yang menyala terang benderang yang sebenarnya terlalu berlebihan karena ini masih pagi, ada yang membawa garpu panen, pentungan dan beberapa orang seksi komunikasi membawa smartphone mereka untuk upload ke media sosial.

Mereka semua berdiri di lapangan alun-alun mengerubungi seorang pria berjas rapi dengan rambut belah tengah dan punya tampang berpendidikan tinggi, orang itu adalah walikota Kuoh saat ini.

Alasan para warga mengerubunginya adalah karena walikota itu diketahui melakukan tindak kriminal kelas berat. Walikota itu berhasil diketahui telah berselingkuh dengan beberapa wanita dan sejumlah kecil pria, melakukan korupsi, menjual kartu YU-GI-OH! bajakan, dan masih banyak lagi tingkah bejat yang dilakukannya.

Salah seorang warga yang sudah muak berteriak emosi mengajak warga yang marah untuk langsung menghakiminya di tempat. Belum sempat sidang jalanan dimulai, sebuah suara maskulin terdengar dari kejauhan yang membuat mereka berhenti dan menoleh.

"WOI! Ada apa ini! Kok ramai!" teriak seorang pemuda dengan pakaian oranye.

"Oh, Naruto-san. Kami baru saja hendak menghukum orang ini! Dia telah melakukan berbagai tindak kriminal yang meresahkan warga!" Ujar salah satu warga yang melihat seorang remaja berambut pirang berjalan menghampiri mereka dengan sapu lidi di tangannya.

"Woa-woa! Main hakim sendiri itu nggak bagus woi!" Kata Naruto mengingatkan para warga tentang bab main hakim sendiri yang dikecam di ratusan buku cetak sekolahan. Mendengar nasehat Naruto membuat para warga menundukkan kepala dengan malu.

"Sebagai gantinya, semua warga disini akan dibagi jadi dua kelompok, pria dan wanita. Yang pria akan menjewer telinganya dan yang wanita menamparnya, masing-masing cuma sekali setelah itu kita bawa dia ke pihak berwajib, gimana?" Lanjut Naruto yang sekarang sedang bersandar santai di sapu lidinya.

"Boleh."

"Tunggu! Tadi kau bilang jangan main hakim sendiri!" Teriak walikota itu emosi pada Naruto, dia sedang terikat di sebuah tiang di tengah lapangan yang dijaga dua orang warga dengan tubuh kekar.

Naruto melirik ke arahnya sambil memberikannya sebuah senyuman, "Loh, kita kan mainnya ramai-ramai, jadi bukan main hakim 'Sendiri' namanya. Lagian, ini cuma hukuman ringan kok, seperti yang sering dimainkan anak-anak, yang selanjutnya biar pihak berwajib yang bertindak."

Para warga yang mendengar alasan Naruto mengangguk menyetujui. Jadi, dengan penuh antusias para warga yang mau ikutan bermain membuat dua kelompok yang berbaris rapi menunggu giliran.

Naruto mengambil sebuah peluit dari kantong bajunya dan bersiap untuk meniupnya, "Yak, baris yang rapi, jangan berdesak-desakan! Oke bagus! Dengan suara peluit ini, permainan dimulai, mengerti?!"

"WOOOOO!"

Naruto menarik nafas dalam-dalam dan...

"PRIIIIIIIIIIIIIIIITTTTT!"

X Skip X

Setelah beberapa menit yang menegangkan bagi Naruto yang tiba-tiba saja jadi semacam wasit, para polisi berdatangan dengan mobil patroli mereka. Walikota itu lalu ditangkap dengan pipi dan telinga yang terlihat sangat merah.

Mau gimana lagi? Para warga bermain dengan penuh semangat sih.

"Ngomong-ngomong, kenapa orang seperti dia bisa jadi walikota?" tanya Naruto penasaran setelah semua keributan selesai.

"Soal itu, kami termakan tipudayanya, kami pikir awalnya dia akan membawa Kuoh menjadi lebih baik lagi tapi ternyata itu cuma bualan belaka. Topengnya sudah terbongkar sekarang." Jawab salah satu warga sambil menghela nafas, kecewa dengan pilihannya dulu.

"Makanya, kalau mau memilih pemimpin, pastikan dulu orangnya seperti apa. Apa dia mampu jadi pemimpin atau tidak, bagaimana dengan kepribadiannya, sikapnya, tanggung jawabnya?" Kata Naruto sambil manggut-manggut.

"Oh, sudah jam segini. Aku harus pergi dulu, masih ada taman yang belum kusapu. Dah~" Naruto berpamitan pada para warga lalu pergi sambil bersiul.

Seorang lelaki yang terlihat tua—bisa dibilang dia adalah sesepuh di kota yang usulannya selalu dipertimbangkan dengan serius—memandangi sosok Naruto yang berlalu pergi sambil mengayun-ayunkan sapunya.

Pikirannya melayang tentang remaja dengan tiga tanda lahir di pipi itu.

"Sudah tujuh tahun dia disini..." gumamnya sambil mengelus jenggotnya.

Tujuh tahun yang lalu, seorang wanita penjaga perpustakaan menemukan seorang anak berusia sepuluh tahun pingsan saat wanita itu sedang berjalan-jalan di taman kota. Anak kecil itu adalah Naruto.

Setelah dirawat beberapa minggu di rumah sakit, Naruto yang sudah sembuh dibolehkan pulang. Karena tidak ada keluarga yang merawatnya, wanita yang menemukannya memutuskan untuk mengadopsinya.

Bocah pirang itu biasanya mengisi hari-harinya dengan menyapu di taman depan perpustakaan dan taman-taman lainnya atau cuma sekedar membaca di perpus tempat ibu adopsinya bekerja.

Karena Naruto terlihat sangat peduli dengan lingkungan hijau di kota barunya, selalu menyapu dan merawat tanaman di kota, banyak warga Kuoh yang akhirnya nggak mau kalah dan mulai peduli pada kebersihan kota.

Jadi selama beberapa tahun masyarakat Kuoh membenahi kota mereka seperti menanam pohon, membersihkan sungai dan banyak lagi.

Dan akhirnya, Kuoh menang penghargaan kota terbersih.

Selain mempengaruhi warga untuk menghijaukan Kuoh, masih banyak hal yang dilakukan anak kecil yang sekarang sudah menjadi seorang pemuda tampan itu. Bisa dibilang, Naruto itu pemuda berpengaruh di Kuoh, walaupun Naruto tidak bersekolah.

Soalnya, dia sudah mempelajari hal yang dibutuhkan lewat buku-buku di perpustakaan.

Saat para warga akan pulang ke rumah, ada seorang warga yang tiba-tiba teringat hal penting. "Hei, kalau gitu, siapa yang bakal jadi walikota?"

Para warga terdiam dan mengambil pose berpikir legendaris, dengan tangan kanan di bawah dagu dan duduk menirukan gaya patung romawi yang sedang buang air.

"Kok nggak kepikiran yah? Gimana gan, siapa yang mau jadi walikota?"

"Ini bukan masalah siapa yang mau? Kita ada calon nggak?"

Ketika para warga sibuk berunding, pria tua yang tadi memperhatikan Naruto angkat bicara, "Kalau soal calon, aku ada orang..."

X Naruto X

Di taman sebelah SMA Kuoh, sebuah SMA elit yang dibangun khusus untuk kaum hawa, Naruto sedang menyapu dedaunan kering sambil bersenandung menyanyikan sebuah lagu galau.

"Makan-makan sendiri~ Nyapu-nyapu sendiri~ Sendiri pun sendiri~" Nyanyi Naruto dengan suara okeh yang bisa membuat juri acara nyanyi jatuh hati.

Sementara itu di ujung jalan, seorang pria berjas dengan dasi merah dan membawa sebuah koper berhenti saat tidak sengaja mendengar Naruto bernyanyi.

'Aku harus menawarinya nanti.' Batin produser itu terkesima sebelum dia pergi dari TKP menuju gedung produksinya.

Naruto beruntung, kalau dia mau jadi Idol tinggal ketemu sama produser tadi dan beres dah.

Naruto terus melakukan kegiatang awalnya yaitu meyapu, setelah beberapa lama Naruto menyapu, si pria kuning itu memutuskan untuk menyudahinya. Mata biru cerahnya memandang puas sekelilingnya yang sekarang bersih dari dedaunan kering.

"Yosh! Selesai sudah!." Kata Naruto senang melihat tumpukan daun kering yang dia kumpulkan. Naruto berjalan menuju sebuah karung di belakangnya dan mengambilnya.

"Seharusnya ini cukup..."

Naruto merogoh kantung celananya dan mengambil sebuah pemantik api. Si cowok pirang itu menyalakan api dan membakar tumpukan daun kering. Tidak perlu waktu lama, api yang berkobar sudah membesar.

"...Saatnya jualan jagung bakar yeah!" Kata Naruto bersemangat sambil mengeluarkan beberapa bonggol jagung dari dalam karung.

Dengan gaya ala pedagang kaki lima pinggir sekolah, Naruto duduk di kursi kecil yang dia bawa sambil menyeka keringatnya dengan handuk putih yang setia mengalungi lehernya.

Beberapa saat kemudian...

Ting! Tong! Ting! Tong!

Bel SMA Kuoh berbunyi tanda sudah waktunya pulang. Satpam SMA dengan tampang kece membuka pintu gerbang supaya para siswi bisa pulang, si satpam melihat Naruto mangkal dan menghampirinya.

"Dek, kamu ngapain disini?" Tanyanya dengan suara yang tegas.

Naruto menengok ke atas dan mendapati seorang satpam sedang memelototinya, si cowok pirang nggak gentar, dengan santai Naruto menjawab. "Sudah jelas lah, aku jualan."

"Di trotoar pinggir sekolah?" Tanyanya lagi.

Naruto mengangguk.

"Kau tahu apa itu artinya?" Si satpam bertanya lagi, kali ini tangannya bergerak menuju pentungan yang ada di pinggangnya.

"Apa?"

Tangan si satpam menyentuh pentungannya dan...

"Aku beli dua."

"Oke."

Jadi, bukannya mengusir Naruto, si satpam malah enak-enakkan duduk di sebelah Naruto memakan jagung pesanannya sekalian ngobrol.

"Oh, ayolah itu tidak terlalu buruk kan? Maksudku, jadi satpam di SMA yang ceweknya terkenal cantik itu, banyak orang yang mau jabatanmu itu bung." Kata Naruto pada si satpam sambil melayani seorang gadis yang datang membeli.

Karena ini jam pulang SMA, banyak gadis yang mampir buat merasakan nikmatnya jagung Naruto (Bukan jagung yang itu...)

"Aku tahu, aku tahu. Awalnya aku bersemangat, memikirkan bakal melihat banyak gadis cantik dan imut. Tapi, lama-lama bosan juga, nggak ada siswa cowok membuat atmosfir SMA terasa monoton. Nggak ada yang datang terlambat, nggak ada perkelahian, membosankan." Ujar si satpam sambil merengut sendiri.

"Maa, maa. Kalau aku jadi walikotanya, mungkin aku bakal merubah SMA Kuoh jadi SMA heterogen, Ahahaha." Kata Naruto membalas curahan hati si satpam.

'Jadi walikota?...' Pikir si satpam sambil memperhatikan Naruto yang kembali berjualan.

Lalu, mereka berdua ngobrol ringan sampai si satpam menghabiskan jagungnya. Si satpam berdiri dan menepuk-nepuk celananya, "Ah~ jagungnya memang mantap! Aku harus kembali bekerja, semoga laku jualanmu, Naruto." Ujarnya sambil berlalu pergi setelah membuang bonggol jagung ke tempat sampah.

"Wokeh! Thanks gan!" Balas Naruto dengan gaul pada satpam yang melambaikan tangannya padanya.

"Ng?" Ucap Naruto saat ada sesuatu yang mengelus kakinya, cowok pirang itu melihat kebawah dan menemukan seekor kucing hitam sedang menatapnya sambil mengeluskan badannya ke kaki Naruto.

"Oh, cuma kucing. Apa? Kau lapar?"

"Meow."

"Memang kau doyan jagung?"

"Meow~?"

"Fine, fine. Nih, ikan yang kudapat dari sungai tadi siang. Makan saja." Ujar Naruto sambil memberikan kucing hitam itu seekor ikan sedang. Kucing itu mengeong senang dan pergi berlalu sambil membawa ikan itu.

"...Ya sudah, lanjut jualan. JAGUNGNYA! AYO! JAGUNG BAKAR!"

X skip X

Naruto berjalan sambil bersiul senang, jualannya sore tadi lumayan banyak pembelinya. Jagung yang ada di karungnya sekarang tinggal dua buah. Tangan Naruto menepuk-nepuk saku bajunya yang jadi tebal karena uang hasil jualannya.

"Laris manis~ besok jualan apa lagi yah?" Kata Naruto pada diri sendiri sambil memikirkan barang dagangan apa yang bakal dia jual.

Sekaran di Kuoh sudah malam hari, orang-orang tidak banyak berkeliaran di waktu seperti ini kecuali beberapa orang saja. Naruto berjalan menyusuri jalanan sepi Kuoh yang untungnya sudah diberi penerangan.

Sepanjang perjalanan, Naruto kadang bertemu orang-orang kenalannya dan menyapa mereka, selain itu tidak ada hal yang cukup menarik. Naruto menikmati pemandangan malam Kuoh, bintang-bintang bisa terlihat cukup jelas karena polusi cahaya di Kuoh sedikit.

Pikiran Naruto melayang ke masa lalunya, tujuh tahun yang lalu entah bagaimana caranya, dia bisa terdampar di kota ini. "Konoha... sekarang bagaimana ya? Apa Kaguya berhasil disegel?" Ucap Naruto sedikit khawatir.

Sebelum dia terdampar disini, Naruto masih ingat kalau serangan gabungannya dengan Sasuke berhasil mengenai Ibu dari Chakra itu. Naruto sangat yakin kalau proses penyegelan sudah berjalan sempurna.

"Jangan khawatir Naruto. Kau sendiri tahu kalau Kaguya memang sudah terkena segelmu dan Uchiha, dia tidak akan bisa keluar dari nasibnya."

"Kurama. Yah, kurasa kau ada benarnya. Sekarang tinggal terserah mereka bagaimana mengatur Dunia Shinobi." Kata Naruto pelan menimpali rubah yang sudah bersamanya sejak kecil itu. "Tapi, Kaguya memang sialan. Di saat-saat terakhirnya, dia membuka lubang dimensi dan melemparku."

"Berterima kasihlah pada kami, kalau bukan kami, tubuhmu sudah pasti hancur saat melewati lubang itu!" Ucap sebuah suara yang berbeda di kepalanya.

"Iya iya, Shukaku. Aku sudah berterima kasih, ingat? Tapi aku terkena pengaruh perbedaan waktu di dimensi ini dan harus kembali ke wujudku waktu berumur sepuluh tahun."

"Lihat sisi positifnya, kau punya waktu untuk melatih dirimu dan merasakan masa kecil dengan normal."

"Chomei benar Naruto." Kata suara yang terdengar lebih feminim. Dia adalah salah satu Bijuu yang paling pengertian, Matatabi.

Naruto hanya mengangguk dan melanjutkan perjalannya pulang ke rumah sambil sesekali berbincang dengan para Bijuu.

Naruto tinggal serumah dengan ibu adopsinya, Kanade. Walaupun Naruto tahu kalau ibu kandungnya itu Kushina, tapi Naruto tetap menganggap Kanade sebagai ibunya di dunia ini.

Naruto berhenti berjalan saat melewati taman bermain, di ayunan yang biasa dimainkan Naruto waktu kecil ada seorang wanita berambut hitam sedang memperhatikan langit. Karena penasaran, Naruto memutuskan untuk menghampiri wanita itu.

"Hei, bukannya tidak baik buat seorang wanita sepertimu sendirian di malam hari begini." Kata Naruto yang sekarang berada di belakangnya.

Rambut hitam panjangnya melambai dengan anggun saat wanita itu menoleh ke arah Naruto. Mata biru Naruto bertemu dengan iris kuning gadis itu.

Walaupun sekarang sedang malam hari, Naruto sedikit tercekat saat melihat paras cantik wanita itu. Dengan wajah berbentuk hati dan mata kuning indahnya, dibingkai dengan rambut hitam panjang yang dihiasi sebuah ikat kepala yang terlihat sangat indah.

Dia salah satu wanita tercantik yang pernah Naruto lihat.

"Nya?"

"Ah, apa yang kau lakukan disini Nona?" Tanya Naruto lagi.

Wanita itu membuat senyuman yang terlihat sangat menggoda bagi Naruto dan kembali menengadah melihat langit malam. "Cuma menikmati udara malam nya~" Ucapnya dengan suara yang sama menggodanya.

Cowok pirang itu sedikit heran dengan verbal tic "Nya" di akhir kalimat wanita itu, tapi dia nggak bisa protes karena dia juga kadang menambahkan kata –ttebayo.

Naruto menaruh karung-karung dan sapunya di dekat ayunan, cowok pirang itu menduduki ayunan disamping gadis berambut hitam itu.

Naruto baru menyadari saat dia melihat dari depan kalau kimono yang wanita itu pakai terbuka lebar dibagian depan memperlihatkan belahan dadanya yang seksi, seolah-olah bisa jatuh kapan saja dan menunjukkan aset raksasanya.

Untung bagi Naruto, bertahun-tahun jadi Shinobi dan punya seorang Hokage seperti Tsunade membuatnya bisa bertingkah biasa di depan wanita seseksi yang sekarang ada di sampingnya.

"Ngomong-ngomong, namaku Naruto. Boleh kutahu siapa namamu?" Tanya Naruto sambil menggerakkan ayunannya dengan ringan.

"Sangat blak-blakan nya~" Goda wanita itu saat Naruto menanyakan namanya yang membuat Naruto sedikit tersipu. "Kuroka, namaku Kuroka."

"Kuroka ya? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya, baru disini?"

"Uhm, ini pertama kalinya aku kesini nya~"

Setelah itu mereka berdua diam, menikmati angin malam yang sejuk. Sesekali Naruto melirik Kuroka yang masih memperhatikan langit tenggelam dalam pikirannya.

Kuroka menoleh dan menangkap tatapan Naruto yang memperhatikannya, Kuroka tersenyum nakal dan membungkukkan badannya sedikik sehingga Naruto bisa melihat lebih jelas belahan dadanya. Kuroka tertawa ringan saat muka Naruto memerah gara-gara melihat sesuatu yang indah.

"Sudah saatnya aku pergi nya~" Ujar Kuroka sambil bangkit dari kursi ayunan dan meregangkan badannya. Naruto memperhatikan si gadis seksi itu meregangkan badannya sambil menelan ludahnya.

Kuroka menoleh ke Naruto dan berkata, "Sampai jumpa, Na-ru-to-kun~" Ucap Kuroka dengan penekanan saat mengucapkan nama Naruto.

"Ah, iya. Hati-hati di jalan." Balas Naruto yang juga bangkit dan mengambil barang-barangnya, tapi Naruto berhenti sebentar memandangi Kuroka yang berjalan menjauh sambil menggoyangkan pinggulnya.

"...wow."

X Skip X

Setelah bertemu Kuroka, perjalanan pulang Naruto bisa dibilang biasa saja. Tidak sampai sepuluh menit kemudian, Naruto sudah sampai di rumahnya.

Naruto berjalan memasuki gerbang rumah dan mulai merasa ada yang aneh, biasanya jam segini Kanade belum mematikan lampu rumah. Karena itu, Naruto mempercepat langkahnya menuju pintu rumah.

Setelah melepas sendalnya, Naruto membuka pintu rumah dan mendapati keadaan rumah sangat sepi, semua lampu mati membuat keadaan rumah gelap gulita. "Sandal Kaa-san tidak ada di rumah, apa Kaa-san pergi? Tapi, pintu rumah tidak terkunci…"

Karena takut ada apa-apa, Naruto segera meraih saklar lampu terdekat dan segera menekannya.

Klik!

"KEJUTAN!"

"Hah?..." Ucap Naruto bengong karena melihat hampir satu komplek ada di dalam rumahnya. Di belakang mereka, ada sebuah spanduk raksasa bertuliskan "CONGRATULATION!" terpampang rapi di dinding.

Seseorang menepuk pundak Naruto dengan semangat, yang menepuknya adalah satpam yang tadi sore ngobrol dengannya. "Naruto! Kutunggu janjimu yah!" Ujarnya riang yang membuat Naruto bingung.

"Janji apa?"

Belum sempat Naruto mendapat jawabannya, seorang wanita muda yang merupakan ibu angkat Naruto datang menghampiri putranya dengan ekspresi berbunga-bunga.

"Selamat ya, Naruto-kun! Ibu benar-benar bangga denganmu." Kata Kanade ceria sambil memeluk erat Naruto.

"Tunggu! Tunggu! Sebenarnya apa yang terjadi!?"

Setelah melepaskan pelukannya, Kanade menatap Naruto dengan senyuman keibuan di wajahnya. "Mulai besok, Naruto-kun adalah Walikota Kuoh."

"EHHHH!"

|tebece|

Pekerjaan baru Naruto adalah jadi walikota!?

Seperti apakah keseharian Naruto yang sekarang jadi walikota baru Kuoh? Apa gebrakan baru yang akan dilakukan cowok kuning ini!? Tapi, yang paling penting adalah, apa Naruto bisa bertugas sebagai walikota!?

Simak bagaimana Naruto bekerja mengurus kotanya di...

...HATARAKU NARUTO-SAMA!

two-one kf out!