Naruto © Kishimoto Masashi

Too Damn Late © Haruno Aoi

Character: Uzuki Yuugao, Uchiha Itachi, Gekkou Hayate

Genre: Drama

Pairing: ItachixYuugao, HayatexYuugao

Rated: T-M (untuk tema)

Setting: selalu AU

Warning: sangat crack, diusahakan tidak terlalu OOC, bisa dibilang side story dari My Doctor, OC (Uchiha Hikaru, Uchiha Kaoru)

.

.

.

~x Too Damn Late x~

.

Chapter 1: Kasih yang Kembali

.

Pagi yang tak jauh berbeda dengan biasanya. Setelah merapikan tempat tidur, Yuugao membantu putra pertamanya, Hikaru, yang berusia enam tahun dalam mempersiapkan diri sebelum berangkat ke sekolah dasar. Usai menyisir rambut hitam Hikaru, wanita berambut ungu itu mengamati putranya dari atas ke bawah. Ia seolah tidak bosan untuk melakukannya setiap hari.

Hikaru yang berpipi gembil terlihat gagah karena setelan seragam yang dikenakannya; kemeja putih yang dilapisi jas hitam dengan lambang sekolah di dada kiri, dasi kupu-kupu warna abu-abu, celana hitam selutut, kaus kaki sewarna dasi, dan terakhir sepatu hitam mengkilat. Seragam musim semi dan musim gugur memang yang terbaik di matanya.

Ibu dua anak tersebut mengembangkan senyum lembut sembari membantu Hikaru memakai tas punggungnya yang berwarna abu-abu serta memiliki lambang sekolah. Ia lalu menuntun Hikaru yang tampak riang menuju ruang makan untuk bergabung dengan anggota keluarga yang lain. Debaman pelan terdengar tatkala pintu kayu bercat putih ditutupnya, menyisakan kesunyian di dalam kamar tidur milik dua putranya yang bernuansa biru muda.

xxx

Keadaan di teras rumah pagi ini pun hampir sama dengan hari sebelumnya. Hikaru satu mobil dengan Papa Itachi yang selalu mengantarkannya ke sekolah karena kebetulan sejalan dengan Perusahaan Uchiha. Mama Yuugao mengendarai mobil putihnya seorang diri setelah mencium putra keduanya, Kaoru, yang sedang bersama Nenek Mikoto. Kaoru yang belum genap berusia tiga tahun akan tetap berada di rumah untuk menemani Kakek Fugaku yang memiliki lebih banyak waktu luang di masa pensiunnya. Batita itu sangat mirip dengan kakak laki-lakinya; berambut dan beriris mata hitam, yang menunjukkan bahwa gen yang diwariskan oleh Itachi lebih dominan.

Yuugao sudah mulai mengajar lagi setelah Kaoru menginjak umur dua tahun. Meskipun Itachi pernah menyarankannya untuk berhenti menjadi pengajar, ia merasa kurang memiliki manfaat bila hanya berdiam diri di rumah. Mengurus dan membimbing putranya memang menjadi kewajibannya, tetapi, mertuanya tidak keberatan untuk menjaga Kaoru selama ia bekerja. Selain memperlakukannya layaknya putri sendiri, ayah dan ibu dari suaminya tersebut juga selalu mendukungnya untuk tetap mengabdikan diri pada profesi yang sudah menjadi cita-cita tunggalnya sejak kecil; guru sekolah menengah atas. Lebih khususnya sebagai guru matematika.

Mobil putih Yuugao yang tampak imut sudah menjadi bagian dari sederetan kendaraan lain yang berada di tempat parkir khusus guru. Wanita berambut lurus sepinggang yang menjadi pemiliknya tengah berjalan dengan anggun menuju ruang guru yang berada di lantai satu gedung sekolah. Beberapa rekan kerja serta siswa-siswi memberikan sapaan atau sekedar senyum ketika wanita berusia dua puluh delapan tahun itu melangkahkan kaki di lobi dan koridor gedung.

Saat ia memasuki ruangannya yang juga dihuni guru-guru lainnya, suasana di sana terasa lebih ramai dibandingkan kemarin. Sepertinya topik hangat yang sejak dua hari lalu dibicarakan para guru bukan merupakan gosip belaka. Karena ketika ia meletakkan tas di meja kerjanya, ia mendengar selentingan kabar tentang seorang pria yang akan menggantikan dokter sekolah yang lama. Ia hanya bisa berdoa, semoga dokter sekolah yang baru tidak memiliki kulit yang terlalu pucat seperti tenaga kesehatan yang sebelumnya.

Yuugao sedang duduk-duduk santai di kursinya saat seorang rekan kerjanya menyuruh berdiri untuk menyambut anggota keluarga baru dalam sekolah. Seperti para pengajar lainnya, ia turut berdiri sopan dan menunggu sosok yang akan masuk melalui pintu berdaun dua yang tengah terbuka lebar di depannya. Ia bisa melihat raut penuh harap yang terang-terangan ditunjukkan oleh beberapa pengajar dari kaum hawa yang masih lajang.

Saat-saat yang ditunggu pun tiba. Sosok tinggi tegap memasuki ruangan dengan sedikit tergesa, mungkin merasa segan atau tak enak hati karena ia datang sedikit terlambat dari waktu yang ditentukan oleh kepala sekolah. Semua guru menunjukkan senyum ramah, apalagi para wanita muda yang langsung terpesona. Begitu pula dengan Yuugao, hingga senyum wanita itu perlahan memudar setelah otaknya kembali memutar kenangan lama tentang pria berambut gelap tersebut.

"Gekkou Hayate tomoushimasu," pria itu memperkenalkan diri seraya membungkuk singkat tanpa terlebih dahulu memperhatikan wajah-wajah yang menyambut kedatangannya.

Balasan yang dilontarkan para guru terdengar bermacam-macam dan saling bersahutan, namun tetap tertib dan berusaha tidak menimbulkan keributan sampai keluar ruangan. Hayate tampak lebih santai setelah menerima perlakuan ramah dari rekan-rekan barunya. Senyum tipis terukir di wajahnya tatkala ada di antara para guru yang menjabat tangannya secara bergantian. Hingga pandangannya bertemu dengan Yuugao, pria dengan setelan jas abu-abu itu tampak sangat terkejut, sama seperti ekspresi yang ditunjukkan oleh wanita dari masa lalunya tersebut.

Setelah menguasai dirinya yang sempat tertegun, Hayate menghampiri Yuugao dengan antusias. Ia mengambil tangan Yuugao dan menyalaminya erat.

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini, Uzuki Yuugao…."

"Uchiha Yuugao," ralatnya.

"Oh…, maaf," ucap Hayate tampak menyesal sambil mengguncang tangan Yuugao dengan senang. "Mengajar matematika?"

"Ya," jawabnya singkat. Ia sedikit risih ketika menyadari bahwa beberapa pasang mata memperhatikan tautan tangannya dengan milik Hayate.

xxx

Sepertinya sudah menjadi tradisi di kalangan para pengajar sekolah swasta itu untuk mengadakan pesta penyambutan atas bergabungnya anggota baru. Yuugao beserta sembilan orang lainnya yang menempati ruangan kerja yang sama, mengajak Hayate ke rumah makan tradisional yang letaknya tak jauh dari gedung sekolah. Sebelas orang dari berbagai usia dan gender itu duduk bersimpuh maupun bersila mengelilingi meja kayu panjang.

"Kanpaaaiii…!" seru mereka bersamaan ketika beberapa gelas berisi bir saling berbenturan.

Berbeda dengan rekan-rekannya, Yuugao lebih memilih jus jeruk. Ia tidak ingin pulang dalam keadaan beraroma alkohol yang sangat menusuk indera penciuman. Selain sungkan pada mertuanya, ia juga tidak ingin memberikan contoh yang buruk pada kedua putranya. Kalau Itachi, suaminya itu pasti masih bisa mentolerir. Walaupun begitu, ia memang sedang tidak ingin mengkonsumsi cairan memabukkan tersebut.

Lebih dari sekali Yuugao melirik Hayate yang duduk di sebelahnya. Pria itu hampir menghabiskan satu botol birnya. Untuk sesaat ia menundukkan pandangannya dan memejamkan mata. Ia tidak ingin mengakuinya, tapi ia tidak menyangkal bila ada yang menuduh kalau ia sanggup melupakan suami dan buah hatinya saat berada di dekat Hayate. Berkali-kali ia mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia bukanlah remaja yang bebas lagi. Sekarang pantang baginya untuk sebuah cinta lama yang bersemi kembali.

Kini ia sudah menjadi seorang istri dari pria Uchiha dan ibu dari dua putra, sekaligus sebagai menantu. Pria di sampingnya pasti juga sudah berkeluarga. Bukankah beberapa tahun silam ia mendapatkan undangan pernikahan dari Hayate? Sayangnya ia terlalu pengecut dan tidak menghadiri resepsi yang mendahului perkawinannya dengan Itachi. Setahunya, Hayate juga tidak datang saat pesta pernikahannya digelar, padahal ia sudah mengirimkan undangan melalui surat elektronik. Mungkin saja pria itu bermaksud balas dendam kepadanya.

Ingin rasanya Yuugao menanyakan tentang kabar istri atau anak Hayate, jika pria itu sudah memilikinya. Tapi ia tidak mempunyai keberanian untuk itu dan merasa tidak pantas bila berusaha membuka perbincangan yang mungkin dianggap privasi oleh beberapa orang.

"Aku dengar kalau suamimu lebih muda darimu," Hayate berbicara pelan di tengah suara-suara yang bersahutan di udara.

"Jadi masalah?" balas Yuugao yang kemudian meminum jusnya hingga tandas.

Hayate terkekeh sebelum melanjutkan acara minumnya. "Kawaii ne…." desisnya disertai seringai.

Yuugao merasa tertohok. Bukan disebabkan Hayate yang mengungkit perbedaan umur di antara dirinya dengan suaminya yang tidak pernah ia permasalahkan. Tetapi, karena secara tidak langsung Hayate telah meledek Itachi dengan kata yang seharusnya lebih pantas ditujukan kepada para gadis.

"Apa kau masih gemar memandang bulan, Moonflower?" Hayate mengalihkan pembicaraan setelah menyadari perubahan raut wajah wanita dengan pembawaan tenang di sebelahnya.

Andai pria itu mengetahui alasannya menggemari bulan. Yuugao kemudian tersenyum miring. Ia sedang tidak ingin menanggapi Moonlight Hayate. Kalau memungkinkan ia ingin mengalihkan perhatian dengan meminum satu gelas jus jeruk lagi. Sayang sekali ia terlalu malas untuk memanggil pelayan dengan suara pelannya di tengah hiruk-pikuk yang diciptakan oleh rekan-rekan kerjanya.

xxx

Makan malam telah usai ketika Yuugao masuk ke rumah. Dengan alasan ditraktir teman sehingga menyebabkannya pulang telat, ia berhasil membuat Mikoto tidak menawarinya santap malam sampai dua kali. Ia memang tidak berbohong tentang traktiran, namun ia tidak ditraktir makan, melainkan hanya beberapa gelas jus jeruk. Lagipula ia sedang kehilangan nafsu makan karena bayangan pria yang sejak tadi pagi menjabat sebagai dokter di sekolah tempatnya mengajar.

"Mamaaa…."

Kaoru yang memanggilnya dengan suara riang seolah sanggup menguapkan kepenatan yang dirasakannya satu hari ini. Ia yang sebenarnya hendak masuk ke kamar tidurnya, membelok ke arah datangnya Kaoru yang berlarian menghampirinya. Batita yang sudah mengenakan piyama hijau muda bergambar musang itu tidak sendiri karena dalam dekapannya ada seekor anjing berbulu panjang yang berwarna coklat muda hampir mendekati putih.

"Ma, kata Papa ini anjing pom," kata Kaoru seraya tersenyum senang tatkala sudah berdiri di hadapan ibunya yang berlutut untuk menyamai tinggi badannya.

"Dibelikan Papa?" tanya Yuugao kalem sembari mengelus anjing imut itu.

"Dikacih Bibi Hana," jawab Kaoru polos.

Yuugao mengepalkan tangannya yang sebelumnya ia gunakan untuk membelai kepala anjing yang digendong putranya. Tak tahu mengapa suasana hatinya kembali memburuk dan ia jadi hilang rasa pada anjing jenis pom tersebut.

xxx

Sekembalinya Yuugao ke kamarnya setelah memastikan bahwa putra-putranya sudah terlelap, ia langsung diberondong dengan beberapa pertanyaan oleh suaminya. Salah satunya mengapa ia tidak membalas satu pun pesan yang dikirimkan oleh Itachi kepadanya. Tanpa ingin menciptakan keributan, ia mengatakan yang sebenarnya kalau ia lupa untuk mengecek ponsel yang berada di dalam tasnya. Namun, ia tidak sedikit pun mengungkit tentang Hayate yang telah kembali memasuki kehidupannya.

Nampaknya Itachi masih belum puas mendengar jawabannya. Pria berambut hitam panjang itu masih menunjukkan wajah tanpa ekspresi seraya melanjutkan membaca majalah bisnis di tangannya. Merasa bosan dengan hanya membolak-balikkannya tanpa dibaca, ia kemudian menutup majalahnya dan meletakkannya di meja samping tempat tidur. Tanpa kata ia membenamkan diri di selimut putihnya yang tebal, mengabaikan Yuugao yang baru menduduki ranjang.

Wanita cantik berperawakan langsing itu mengerti akan cara untuk mengembalikan kehangatan hubungannya dengan sang suami. Setelah memadamkan lampu kamar dengan hanya menyisakan lampu tidur dalam keadaan menyala redup, ia segera berbaring dan merapatkan tubuhnya pada Itachi yang tengah membelakanginya. Memang tak ada amarah yang dirasakannya dari Itachi, tapi ia hanya merasa kalau suaminya sedikit kecewa kepadanya. Mungkin karena ia kurang membuka diri dengan tidak menceritakan segala sesuatu yang dialaminya seharian tadi, tidak seperti biasanya yang selalu bersemangat saling membagi pengalaman.

Itachi tidak menolak dua lengan Yuugao yang melingkari pinggangnya dari belakang. Ia memang tidak menemukan alasan untuk menahan gejolak yang mendadak menghampirinya. Tak butuh waktu lama untuk membuat Itachi menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami.

.

End of Chapter 1: Kasih yang Kembali

.

.

.

Saturday, August 13, 2011

Mind to CnC or RnR?

Saya sangat membutuhkan masukan dari teman-teman sekalian.

Go koui, arigatou gozaimashita…