Disclaimers: Semua tokoh punyanya Masashi-sensei...author cuma pinjem :3

Warnings: Boys love/yaoi/humu/whatever...typos everywhere, gaje, uji coba

a Narugaa ff, slight!Nejigaa

Kaichou was Ore no Koibito desu

.

Chapter 1

Naruto POV

Menjadi lulusan terbaik dari sebuah universitas ternama, mendapatkan pekerjaan yang meyakinkan setelah lulus kuliah, dan bonus memiliki kekasih yang baik hati dan pengertian mungkin merupakan idaman para pemuda seusiaku.

Tapi nyatanya, hidup tidaklah semudah dan seindah yang selalu dibayang-banyangkan. Karena dunia yang saat ini kujalani bukanlah sebuah dongeng indah yang menjadi penghantar tidur anak-anak dimana si pangeran akan menemukan seorang putri cantik dan hidup bahagia selamanya.

Nyatanya… inilah hidupku, cukup melelahkan tapi tetap harus diperjuangkan.

Aku, Uzumaki Naruto, pemuda berusia 24 tahun, mantan mahasiswa, pengangguran.

Sudah setahun lebih setelah kelulusan, aku masih saja belum mendapatkan pekerjaan. Bukannya malas untuk mencari lowongan, hanya saja nasib baik belum juga datang menghampiri. Tapi, aku tak ingin berhenti berharap. Mungkin kali ini dewi fortuna hinggap di dekatku, membagikan sedikit keberuntungan untukku. Mungkin…

… Dan keberuntungan itu memang benar-benar ada. 2 minggu setelah aku mengajukan lamaran ke sebuah perusahaan besar, aku mendapat panggilan untuk interview. Seminggu setelah interview, panggilan lain datang, memberikan sebuah kabar bahagia bahwa aku diterima bekerja di perusahaan besar tersebut.

Itulah kenapa, sekarang aku disini, berdiri di salah satu ruangan Hyuga Corp.

Sebelumnya, salah satu karyawan lama telah menjelaskan padaku bahwa mulai hari ini aku akan bergabung dengan team Akai. Team ini yang bertanggung jawab atas kesuksesan promosi produk dari Hyuga Corp. Team Akai dipimpin oleh seorang manager handal, seorang lulusan terbaik dari Universitas Suna, Sabaku Gaara-san. Jadi anda tidak perlu khawatir dengan kesuksesan team ini. Yang perlu anda lakukan adalah bekerja dengan sangat giat dan ingat…. Jangan berbuat sesuatu hal yang bodoh!, itulah jelasnya padaku. Setelah itu dia mengantarku ke ruang kerjaku.

Ruangan yang cukup luas dan cukup rapi.

"Hey… kaukah karyawan baru itu?", seseorang menepuk pundakku dan dengan akrabnya bertanya padaku.

"Hai. Uzumaki Naruto-desu. Yoroshiku Onegaishimasu!", ucapku, memperkenalkan diri.

"Naruto. Perkenalkan, namaku Inuzuka Kiba. Kau cukup panggil aku Kiba saja. Tidak usah terlalu formal. Karena mulai sekarang kita akan bekerja sama dalam satu team."

"Hai."

"Oh ya… akan aku perkenalkan satu persatu anggota dari team akai. Tepat di pojok sebelah kanan, seseorang yang selalu saja tak berhenti menunjukkan senyuman meskipun hanya senyum palsu, namanya adalah Sai." Jelasnya dengan tangan yang masih menunjuk si empunya nama. Sementara orang yang ditunjuk hanya tersenyum.

"Tepat di sebelah Sai, yang memiliki berat badan lebih banyak daripada kita adalah Akimichi Chouji."

"Yo! Panggil saja aku Chouji. Yoroshiku!", ucap Chouji yang cukup periang. "Yoroshiku!", balasku sambil membungkukkan kepala.

"Di sebelah Chouji, pria dengan rambut nanasnya adalah Nara Shikamaru, pemilik strategi paling handal di team ini." Shikamaru hanya merespon dengan ucapan "Yo!" dan lambaian tangannya. Lebih tampak seperti seorang pemalas jika dibandingkan dengan orang yang jenius.

"Dan sisanya, pria yang paling hemat bicara, dia Aburame Shino." Benar sekali… si Shino itu bahkan mengacuhkanku.

"Oh ya… satu orang lagi yang paling penting disini. Ketua team akai yang selalu sibuk di ruangannya. Kau harus menemuinya langsung".

Aku berjalan ke ruangan kerja si ketua team yang terpisahkan oleh tembok-tembok kaca. Saat kubuka pintu masuk, bisa kulihat seorang pria berambut merah dengan sibuk membaca dokumen di mejanya. Belum sempat mulut ini mengucapkan salam, si ketua sudah lebih dulu berucap

"Uzumaki Naruto, karyawan baru yang mulai bekerja hari ini kan?", ucapnya dengan nada datar tapi entah kenapa aura dingin terasa dibalik kedataran tersebut.

"I-iya." Ucapku gugup, sedikit merasa takut dengan perilaku dingin si ketua.

Kini wajah yang sedari tadi sibuk menelaah isi dari file-file menatapku datar. Jika dilihat baik-baik wajah datar itu lebih mirip wajah wanita tomboy yang galak karena wajahnya itu sedikit lebih imut untuk dikategorikan sebagai seorang lelaki.

"Langsung saja. Kau lihat tumpukan file-file disana kan?", tanyanya sambil menunjuk pada gunungan map-map berisikan kertas yang tingginya hampir satu meter.

"I-iya."

"Bawa file-file tersebut ke mejamu dan pelajari dengan baik. Selesaikan sebelum jam makan siang atau kau akan melewatkan jam makan siangmu."

"Eh!", spontan aku memekik. Mana mungkin aku bisa mempelajari file-file sebanyak itu hanya dalam waktu 3 jam. Kaichou pasti bercanda.

'Kenapa? Jika kau tak mampu melakukannya, lebih baik kau resign saja. Perusahaan tidak butuh pemalas."

'What?' nih orang benar-benar asal jeplak saja.

"B-baik. Akan saya pelajari segera".

"Lalu kenapa kau masih disini? Sana kembali ke mejamu!", perintahnya kasar.

"B-baik saya permisi!", segera aku pun kembali ke mejaku. Aku gak habis pikir bisa punya ketua yang galak. Wajahnya sih imut tapi kata-katanya benar-benar menusuk.

.

12.30 p.m. waktu jam makan siang. Perutku sudah keroncongan sejak setengah jam yang lalu tapi sepertinya aku tidak bisa kemana-mana. Masih ada satu map file yang belum aku baca. Hari pertama kerja sudah dihantam seperti ini. Malang sekali nasibku. Saat semuanya sedang menikmati makan siang aku malah diruangan sendiri ditemani dengan tumpukan file-file yang aku bahkan hampir lupa apa yang sudah kubaca pertama kali. 'Chikuso!' umpatku dalam hati.

Kuputuskan untuk pergi ke toilet sebentar untuk membasuh mukaku saat tiba-tiba rasa ngantuk muncul karena tak mungkin aku bisa menahannya lebih lama tanpa harus memejamkan mata.

Sunyi… yah jelas… semua orang pasti masih menikmati makan siang mereka di kantin perusahaan.

Segera kubasuh mukaku berkali-kali dengan air yang aku tangkup dengan kedua tanganku. 'Segar…'

Setelah selesai aku beranjak dari tempatku untuk kembali menjumpai file-file yang menanti di meja kerjaku. Tapi langkahku terhenti saat aku mendengarkan suara aneh datang dari toilet sebelah.

"Angh….a-apa yang kau lakukan..ah?"

'Eh? Suara pria datang dari toilet wanita?' Saat kulihat baik-baik papan tanda di sebelahku. Kudapati papan tanda "toilet pria".

'Eeh! Toilet pria? Kalau toilet sebelah toilet pria, jadi toilet yang aku masuki itu toilet wanita? Untung saja tidak ada siapa-siapa. Kalau saja ada orang aku bisa dihajar karena dikira mengintip.' Pikirku dalam hati.

'Eh! Wait…. Kenapa aku malah memikirkan hal yang tidak penting? Masih ada hal lain yang lebih penting dari sekedar salah masuk toilet. Yap…Itu tadi suara siapa?'

Dengan berhati-hati, aku melangkah pelan mendekati sumber suara.

"J-jangan…jangan disini ngghh…n-nanti ada yang lihat..ah!". Suara pria itu terdengar lagi. Sepertinya dia sedang mendesah eh?. Seorang pria mendesah? Apa yang sebenarnya sedang ia lakukan di dalam sana?

"Tidak akan ada yang lihat. Tidak ada orang disini", suara lain muncul. Suara yang terdengar lebih dalam dan penuh percaya diri. 'Eh! Bukankah suara kedua itu juga suara pria? Sedang apa mereka berdua?'

Aku melangkah mendekat, mencoba mengintip dari celah-celah pintu yang tak tertutup rapat. Betapa kagetnya aku saat melihat dua orang sedang berciuman panas. Salah satu dari mereka terlihat familiar. Rambut merah, kulit putih, dan jas maroon. 'Eh! Bukankah itu Gaara-kaichou?' pekikku saat menyadari bahwa si pria berambut merah tidak lain adalah si kaichou galak. Tangannya meremas pundak pasangannya. Wanita? Pria? Tidak begitu jelas. Rambutnya coklat panjang seperti seorang wanita, tapi dilihat dari postur tubuhnya yang tegap, jelas itu tubuh pria. Belum lagi dia terlihat 10 cm lebih tinggi dari Gaara-kaichou. 'Ya… pasti itu pria', simpulku. Benar sekali… yang saat ini menciumi leher Gaara-kaichou dengan penuh hasrat adalah seorang pria. Pria dan pria melakukan hal mesum di toilet…. 'EH! GAY?' pekikku lagi, berasa ada meteor datang menghantam kepalaku, saat aku menyadari bahwa ketua , Gaara-kaichou yang galak ternyata gay. 'Yabai! Aku harus berhati-hati sekarang. Virus gay itu menular. Aku tidak mau jadi gay', pikirku merinding. Disaat aku masih sibuk mengintip pasangan homo yang lagi panas-panasnya, tiba-tiba Kiba memanggil dengan keras.

"Hey, Naruto! Apa yang kau lakukan di depan pintu toilet?", teriaknya yang sontak mengagetkanku dan tentunya Gaara-kaichou dan pasanganya?

'SHIT!' umpatku dalam hati. Aku langsung berlari ke arah Kiba.

"Uang koin ku jatuh. Jadi aku mencarinya. Haha!" jawabku miris, tapi merasa sedikit tertolong oleh uang koin yang kutemukan di saku jasku.

"Haha! Segitu berharganya kah uang koin bagimu?", jawab Kiba mengejek. Terserahlah…aku tidak peduli dengan ejekannya. Yang jelas dia masih bisa tertipu dengan kebohongan yang aku buat.

"Hahaha!", aku memaksakan diri untuk ikut tertawa. Disaat itulah aku lihat Gaara-kaichou keluar dari toilet. Berhenti sejenak dan melirik ke arahku. Saat tatapan kita bertemu, aku dapat melihat tatapan membunuh terpancar dari bola mata . 'SERAAM!'

Kemudian dia berjalan melewatiku, menuju ruangannya kembali. Beberapa saat kemudian si pria berambut coklat panjang muncul, merapikan dasinya.

"Hyuga-san! Konnichiwa!", sapa Kiba yang sudah membungkuk 90 derajat.

"Konnichiwa!", balasnya sambil tersenyum syok bijaksana, dan kemudian berjalan meninggalkan kami.

Aku hanya berpura-pura melihat ke arah lain.

"Kiba, itu tadi siapa?", tanyaku penasaran.

"Eh? Kau tidak tahu dia itu siapa?"

"Aku kan karyawan baru. Mana aku tahu." Jawabku enteng

"Kau ini bodoh atau apa? Melamar di perusahaan orang itu harus tahu direkturnya siapa."

"D-direktur?" tanyaku kaget.

"Ya.. Hyuga Neji, direktur baru Hyuga Corp." jawaban Kiba yang sukses membuatku lemas. It's just Great. Gaara-kaichou berkencan dengan direktur perusahaan dan aku sudah ketahuan mengintip mereka sedang bermesraan di toilet. Aku harus persiapkan mental untuk dipecat.

"Kau kenapa Naruto? wajahmu pucat begitu."

"N-nandemonai!", jawabku yang langsung melangkahkan kakiku kembali ke meja kerja meninggalkan Kiba dengan ekspresi penasarannya.

Baru saja aku ingin duduk, telpon di meja kerjaku berbunyi.

"Moshi-moshi, Uzumaki Naruto berbicara. Ada yang bisa saya bantu?"

"Uzumaki! Cepat datang ke ruangaku sekarang!", perintah kasar muncul dari telpon. Sudah tidak perlu ditanya lagi siapa yang menelponku. Itu jelas Gaara-kaichou.

"B-baik, kaichou!", jawabku cepat.

.

"P-permisi. Ada yang bisa saya bantu, kaichou?". Aku bertanya dengan nada takut yang meskipun sudah berusaha untuk disembunyikan tetap saja masih terlihat jelas. Gaara-kaichou hanya menatapku tajam, kemudian beranjak dari tempat duduknya, berjalan ke arahku. Mencengkeram pundaku dari sampingdan berbisik tepat di telingaku.

"Uzumaki! Lupakan apa pun yang kau lihat di toilet tadi. Jika kau berani buka mulut. Aku pastikan hidupmu tidak akan tenang." ancamnya dengan nada yang sangat sangat dingin.

"B-b-baik." Jawabku gemetaran. Berasa seperti jantungku hampir copot mendengar ancamannya yang lebih mirip seperti vonis sidang hukuman mati.

Ini masih hari pertamaku bekerja di Hyuga Corp. dan aku sudah mendapat ancaman seperti ini. Aku tidak habis pikir apa yang akan terjadi dengan hidupku di hari-hari berikutnya. 'Oh Tuhan! Selamatkanlah hambamu ini!', ucapku meratapi nasib.

End of Chapter 1

.

AN: Ini ff yaoi pertama author. Maaf kalo bahasanya kaku banget. Udah lama gak nulis ff pake' . terakhir kali waktu kelas 1 SMA. itupun biasanya ff nomal (kagak yang belok).

Awalnya mau buat Naruto yang jadi kaichou. tapi kalo Gaara yang jadi karyawan ntar terlalu OOC. jadi dibalik. Di chapter ini mungkin Gaara masih keliatan ke' seme. Tapi author sama sekali gak niat buat jadiin Gaara seme. Dia terlalu imut buat jadi seme. :p So...ini ff emang Narugaa bukan Gaanaru.