.
Warning: AU, OOC, dll…
Rate: T
Naruto by Masashi Kishimoto-sama. The story is mine!
Enjoyed!
.
Sebagai anggota Akatsuki, si Sasori menjalani tugasnya sebagai missing nin. Namun, semua berubah ketika Sasori 'menggalau' dengan cara yang 'acak adul'. Lalu, Pein datang dan memberi ide untuknya. Apa kata Deidara setelahnya? OOC/AU/"Cinta adalah ledakan!"/.
.
"Cinta adalah…Ledakan!"
.
Chapter 1: Kecebur!
.
Sasori, nama pemuda kece berambut merah dan bermata hazel kecoklatan. Siapapun nggak dapat menolaknya.
"Masa sih!?" teriaknya tiba- tiba. Beberapa senti lagi, habislah ia tercebur ke dalam selokan pekat didepannya.
Apalagi dia kan, kece, gaul, nggal 4l4y, sopan santun, dan gentleman.
"Nggak! Kurang apa sih gue? Hiks…padahal kan gue perfect mampus!" teriaknya lagi, kali ini sambil mewek. Beberapa ikan lele yang tinggal di selokan itu pada mendongak ke atas, lalu sambil berseru dalam bahasa ikan: 'Ih…stress nih orang satu…ckckck, dunia manusia memang kejam..'
Pacar kagak punya. Kasihan deh loe…ntar lu jadi rebutan bangkotan. Mau loe?
"No! Gue gak mau jadi gitu! Huwwweee!" dan Sasori langsung nangis di tempat akibat suara pikirannya tersebut. Lagian, siapa suruh buat pikiran yang aneh- aneh? Author saja bingung ==
Kebetulan, Pein baru saja bangun tidur. Ia melangkahkan kaki keluar markas reyot itu, hendak mencari udara pagi yang segar dan alami. Namun, niatnya segera terlupakan melihat si Sasori ngoceh- ngoceh sendiri diatas jamban.
"Sas," panggilnya pelan.
"Huwaaa! Gue nggak mau JONES selamanya!"
"Eh?" kini Pein malah bingung sendiri akan reaksi anak buahnya yang satu ini. Pagi- pagi, udah menggalau aja tu anak.
"Leader…hiks," Sasori akhirnya menyadari Pein ada dibelakangnya. Pein yang nggak tegaan segera duduk bareng Sasori.
"Lu napa Sas?"
"Gue…gue kan udah ganteng. Iya kan?" tanyanya balik. Padahal, dalam Pein narsis sendiri. 'Cih, kan gantengan gue..hehe' dan terpaksa harus mengangguk dan mengatakan "Iya Sas. Lu ganteng kok."
"Gue perfect kan?"
"Hm." Pein ngangguk lagi.
"Gentleman?"
"Hn.." Pein mesem- mesem sambil ngangguk.
"..err…gaul? Nggak 4l4y kan?"
"Iya. Iya. Udah deh, to the point aja!" seru Pein nggak sabaran. Habis, bosen dong kalo ngangguk- ngangguk doang?
"Gini…bantu gue dong, leader. Plisss…" Sasori menarik- narik tangan Pein. Si ketua pierchingan itu pasrah. "Apa?" balasnya pelan.
"Gue…nggak mau jones."
"Oh, itu sih gampang." Pein lalu bisik- bisik ke Sasori. Tampak senyuman tergambar di kedua belahan bibir sexy(?)nya.
"Wahh gitu ya? Thanks leader!" seru Sasori bahagia sambil menepuk punggung Pein. Namun, saking kekencengannya…
"BYURR!"
"Gyahahaha! Hahahaha!"
"Kampret lu, Sasori!" dan Pein yang lagi ketiban apes langsung nyebur begitu saja ke dalam jamban yang super duper amazing baunya. Miris sekali kau, Pein.
.
.
Pein masuk ke kamarnya. Ia membuka semua jubahnya yang bau+basah, pokoknya yang super menjijikan lalu menjemurnya di halaman markas. Ia hendak mandi dan membersihkan diri.
Kita tinggalkan dulu Pein. Biarkan ia menikmati mandi paginya.
"Gawat! Gawat! Zetsu-senpai pingsan!" seru Tobi sambil menggotong badan Zetsu. Anggota lainnya yang tadinya pada sibuk akan kerjaan masing- masing, kini langsung keluar menggrubungi Tobi.
"Lho? Kenapa ini, un?" Tanya si Deidara kebingungan. Yah, sepertinya readers tahu sendiri kan apa penyebabnya?
"Anjrit! Bau banget!" teriak Konan tiba- tiba. Akhirnya, semua pasang mata mendadak melihat sebuah jubah yang udah hitam (*dari sononya*), basah kuyub, dan yang paling nista adalah: mengeluarkan bau!
'Wadouh, bisa- bisa gue kena damprat mereka kalo gue yang menyebabkan Pein kecebur!' inner salah satu diantara mereka, sambil panik. Ah, pasti readers sudah tahu lagi kan?
"Buang aja deh! Mungkin gara- gara ni jubah, lihat tuh. Tanaman Zetsu yang disekitarnya pada mati semua!" seru si Sasori sambil ngeles. Mereka langsung ngangguk- ngangguk setuju, padahal biang keroknya si Sasori.
"Betul, senpai. Hehe…" sahut Tobi yang masih aja menggotong badan Zetsu yang terkapar. "Tapi… ada yang mau buangin nggak?"
"Ogah!" seru Akatsukiters (minusPein, Tobi, Zetsu) serontak. Dasar Sasori…lempar batu sembunyi tangan.
"Udah! Yang 'hidungnya' ditutup aja yang buang!" titah si Kisame sok melerai (*didamprat Kisame*).
"Siapa emangnya?" seru si Kakuzu ngeles.
"Ya, paling juga lu, ama Tobi deh. Udah cepetan, gue kan wakilnya leader. Jadi, patuhi perintah gue!" teriak Konan sadis. "Atau kagak…besok gue jadiin origami lu pada.!"
"Iye..iye…" Kakuzu males- malesan, bareng Tobi yang mendadak nyesel. 'Nyesel gue pake topeng ini!'
.
.
"Ahhh…segarnya…" seru si Pein habis mandi. Kini, handuk putih sudah melingkari pinggangnya dan bau wangi shampoo MOONSILK(*sunsilk*) menguar dari rambut oranye itu. Mau tahu mengapa? Karena 40% orang di markas ini memilih shampoo itu. Secara, ada 4 orang 'feminim' disini, yaitu: Konan, Deidara, Hidan, dan Itachi menyukainya karena dapat membuat rambut lebih lurus dan lembut dibandingkan sebelumnya. Kok jadi promo ya xD
"Eh? Mana jubah gue?" Tanya si Pein sambil melongok ke jendela, ketika melihat gantungan jemuran yang seharusnya dihinggapi oleh jubah bau tadi, kini menghilang tanpa sisa. "Ah, bodo amat. Sekali- kali, bales dendam akibat ulahnya ah…hehehe…"
.
Pein menyelinap dengan handuk doang di pinggangnya, dan masuk ke kamar Sasori dan Deidara. Kebetulan, ada Deidara yang lagi tidur siang disana. Mengapa? Karena kurang lebih 5 jam (dari jam 8 pagi tadi) mendekam di dalam kamar mandi. Lalu, gimana nasib anggota yang lain?
Ah sudahlah. Pein nggak memikirkan itu.
Sekarang tepat pukul 13.00 siang. Jadi, tak ada salahnya kan Dei tidur siang?
Dengan setengah hati- hati (namanya juga ninja), ia mengendap masuk ke dalam. Dei sedang tertidur ngorok, dengan iler yang membentuk pulau Samosir versi miniature di ranjang, rambut kuning yang panjang digerai bebas. Pein cengo sementara. Betah aja si Sasori tidur sekamar sama Dei? Ckckc…
Pein baru nyadar tujannya kemari. Ia mengendap- ngendap menuju lemari Sasori, dan membukanya.
"Kreieett…" sial. Walaupun dibuka dengan hati- hati, tetap aja mengeluarkan bunyi derit. Mampus, Deidara melenguh, menandakan ia akan segera bangun.
"Ngghh…" Pein udah keringet dingin. Dia masih ingat betul, ketika Hidan akan meminjam salah satu boneka Sasori sebagai boneka santet di kamar Sasori, Deidara langsung memergokinya dan Hidan berhasil diledakkan oleh banci kaleng ini. Nista? Pasti!
Dan Pein, sebagai ketua dan juga missing nin terhebat (katanya) nggak mau kena ledakan si Dei. Apa kata Akatsuki? Apa kata Naruto? Apa kata author? Apa kata Om Masashi disana? Ah, sudahlah. Mulai ngaco ini.
Tegang, makin tegang Pein disana. Mematung depan lemari kayu jaman jadoel itu sembari memerhatikan kebangkitan si Deidara. Dan, tiba- tiba, Dei membuka sebelah matanya dan mulutnya terbuka lebar. Sepertinya ia akan berteriak.
Pein makin keringet dingin. Ditambah apalagi pakai handuk saja di pinggang, makin menambah rasa was- wasnya. Tanpa disangka, kejadian menarik akan terjadi….selanjutnya.
.
.
To Be Continue!
Yehaah! Ide lagi ngaco nih xD apalagi pas adegan Pein kecebur itu lho. Kok gaje banget yah? Hahha…
Anything, something, everything, masukkan pendapat dan curcol readers semua di kotak….REVIEW!
See you! (30December2014)
