Chap 1 : Admirable Sketch

Summary : Apa jadinya jika Sungmin, yeoja yang takut dengan namja. Bertemu dengan Kyuhyun yang ternyata seorang playboy dan pembalap. Apa jadinya kisah cinta mereka?

O*o*O*o*O

-KyuMin FanFiction- Genderswitch

Tittle : MARS remake

Pair : KyuMin

Slight : HanChul, YunJae.

Other Cast :

Kang HongDo songsaenim

Choi Siwon

-akan bermunculan seiring waktu-

By © Choi Hyo Joon

Genre : Genderswitch, Romance, angst(?)

Warning : typo(s), bahasa yang tidak sesuai dengan EyD, penulisan masih jauh di atas rata – rata. Yang tidak suka dengan FF GS, mohon tinggalkan! Jangan paksakan anda untuk membacanya.

Disclaimer : Semua nama cast hanya sebuah pinjaman(?) semata. Namun, FF ini murni dari pikiran cetek milik sang author tak berbakat.

a/n : FF ini adalah remakedari komik dan drama yang sama yaitu MARS. Saya hanya mengubah beberapa alurnya, namun tidak menghilangkan konsep cerita yang ada di cerita tersebut. Saya hanya ingin FF ini bisa sesuai dengan KyuMin #maklum penggila KyuMin XD

Saya menerima Kritikan untuk FF ini, bukan kepada Pair-nya, MOHON DIPAHAMI! BUKAN PAIR!

O*o*O*o*O

O

o
MARS

O

O*o*O*o*O

Bunyi sebuah goresan pensil terdengar nyaring berbunyi dari tempat seorang yeoja bermantel tebal itu duduk. Mata yeoja itu sibuk memandang pada goresan kertas dan anak-anak yang sedang bermain ditaman bermain itu secara bergantian. Ia duduk disalah satu bangku kayu panjang taman itu, namun ditempat yang membuatnya tenang dan sendiri.

Dengan sangat lihai, ia menggoreskan pensil itu, membuatnya menjadi sebuah bentuk nyata dari apa yang sedang ia lihat. Tangannya memang terlahir menjadi seorang pelukis.

Ia begitu tenang menghayati objek yang sedang ia amati, tak peduli objek itu bergerak dan berlari kesana – kemari. Wajahnya begitu serius, sehingga tak ada senyum yang terpatri disana, atau lebih tepatnya memang tak pernah ada senyum diwajah manis itu sejak lama, bahkan sudah terlalu lama.

"Permisi" Suara bass seorang namja yang datang tiba-tiba membuat yeoja itu tersentak. Ia menoleh takut – takut , memperhatikan siapa namja yang tengah menghampirinya.

Segera ia benahi semua barang – barang yang ia letakkan di bangku kayu itu, bergegas ingin pergi meninggalkan pria asing yang terlihat kebingungan atau mungkin ia mengenalnya. Entahlah!

"Maaf, Apa kau tahu disekitar sini ada rumah sakit namanya Shin—" namja itu terlihat kebingungan. Ia menggaruk rambutnya, seperti mengingat-ingat apa yang sepertinya terlupakan olehnya.

"Aiissh! Shin—apa namanya? Kenapa aku bisa lupa begini? Shin—" Ia terus meracau sendiri.

Awalnya yeoja itu ingin bergegas meninggalkan namja 'kebingungan' itu, namun nuraninya sebagai manusia tak tega melakukannya. Ia segera membuka buku sketsa gambar danmerobekkan kertas gambar pertama itu. menuliskan dihalaman belakang kertas itu, garis-garis vertical dan horizontal, membentuknya untuk menunjukkan arah alamat yang tepatyang dimaksud pria itu.

Setelahnya, ia menyerahkan kertas itu pada pria asing itu.

"Ah iya! Shinchon Hospital! Te—" belum sempat namja asing itu mengucapkan rasa terima kasihnya, yeoja itu sudah berlari sekencang-kencangnya menghindari pria asing yang sudah mengganggunya. "Aneh." Gumamnya pelan.

O*o*O*o*O

O

o
MARS

O

O*o*O*o*O

Yeoja itu berlari hingga sampai ke dalam rumahnya, yang berjarak tidak jauh dari taman. Ia mengunci rapat-rapat pintu rumahnya. Berharap tidak akan ada yang mengikutinya. Demi Tuhan, Ia benci hidup dalam ketakutan seperi ini, terbayang-bayang dengan rasa takut akan kenangan yang tidak menyenangkan sama sekali.

Ia berjalan, bermaksud meletakkan barang bawaannya ke kamar. Namun bunyi suara pintu yang hendak dibuka, membuat langkahnya surut memasuki kamar. Ia berbalik memandangi penuh was-was, siapa dibalik pintu itu? Bayangan sebuah tangan yang tengah menyembul dari balik pintu membuat tubuh yeoja itu mengejang seketika. Ia takut, teramat takut dengan siluet tangan berlengan putih itu. Namun bayangannya sirna sudah, saat melihat sosok wanita tua yang masih terlihat cantik yang ternyata muncul dari balik pintu itu. Sosok yang berwajah mirip sepertinya —Sang Ibu.

"Sungmin-ah! Gwenchanayo? Ibu melihatmu berlari – lari diluar sana. Apa ada yang mengejarmu nak?" Ibunya memberondong pertanyaan – pertanyaan yang tersirat nada khawatir didalamnya. Ia cemas dengan sang putri tercinta yang terlihat dengan wajah ketakutannya.

Sungmin. Nama yeoja itu, Ia merasa lega, dan membuang nafasnya yang sempat tercekat dengan rasa khawatir. Ternyata ibunya lah yang ada dihadapannya sekarang, bukan bayang - bayang aneh yang selalu mengantuinya selama ini. Sungmin segera menggelengkan kepalanya,"Nae gwenchana." Jawabnya dengan nada datar.

"Tapi Ibu lihat kau tadi berlari – lari masuk ke rumah?" Sang Ibu masih belum yakin dengan jawaban Sungmin. Wajar saja ia khawatir dengan putrinya yang termasuk dalam kategori 'anti sosial' itu. Sang Ibu menangkup dagu Sungmin, memandang lekat – lekat wajah Sungmin, meyakinkan jawaban Sungmin dengan tatapan mata polos putrinya itu. "Lalu kenapa kau berlari – lari nak?"

"Tadi aku bertemu dengan namja pembuat onar dikampus." Jawab Sungmin, suaranya terdengar sangat pelan.

Sang Ibu semakin khawatir mendengarnya, "Apa yang ia lakukan padamu? Apa dia mengganggumu?"

Sungmin menggeleng lemah, "Ia hanya menanyakan alamat."

Sang Ibu menghembuskan nafasnya, rasa khawatirnya hilang begitu saja mendengar jawaban dari Sungmin, "Lalu kenapa kau berlari nak?"

"Karena aku tidak menyukainya." Setelah jawaban terakhir itu, Sungmin beranjak meninggalkan sang ibu masuk ke dalam kamarnya.

Sang Ibu hanya bisa menatap punggung Sungmin dengasn tatapan prihatin. Siapapun ibu di muka bumi ini, tidak menginginkan hal buruk terjadi pada anaknya. Lee teuk, Ibu Sungmin lagi – lagi hanya bisa menyesali apa yang sudah terjadi pada Sungmin dulunya. Masa dimana membuat perubahan pada putrinya yang dulunya ceria menjadi yeoja pemurung dan anti sosial terutama dengan namja. Semua ini diluar kendali Lee teuk, Ia merasa bersalah yang teramat dalam pada Sungmin.

O*o*O*o*O

O

o
MARS

O

O*o*O*o*O

"kau tahu bahkan aku bisa menghabiskan 2 botol wine dalam sehari. Di Paris memang gudangnya orang menyimpan wine Kyu!" Pria berpakaian hijau ala pasien rumah sakit itu, terlihat sangat antusias menceritakan segudang pengalamannya pada pria yang sedang duduk sembari hikmat mendengarkan setiap ocehan pria yang berada di kursi rodanya.

"Ah! Kebetulan aku membawakan beberapa wine terbaik darisana. Sebentar aku ambilkan dulu!" Pria 'berkursi roda' itu, mendorong kursinya mendekati koper yang terletak di sudut ruangan. Kyuhyun, pria tampan yang sedang duduk di sofa itu tersentak saat melihat temannya —pria berkursi roda— yang salah satu kakinya tidak memijak pada pijakan kursi roda.

Kyuhyun terdiam, senyum kecil yang sebelumnya tersungging di sudut bibirnya sirna sudah, saat melihat kaki kiri itu tengah dibalut dengan perban, kaki yang sangat dikaguminya. "Kemana 'dia'?" tanya Kyuhyun.

"Eh? Boo sedang ke ruangan Dokter." Jawab pria kekar itu, tanpa mengalihkan pandangannya pada lawan bicara. Ia masih sibuk mencari wine yang ia maksud untuk memamerkannya pada Kyuhyun.

"Bukan. Maksudku kakimu? Kemana kakimu?" tanya Kyuhyun. Ia tahu pria itu mengerti apa yang ia maksud, namun berpura – pura untuk mengalihkannya saja.

Seketika pria itu berhenti dengan kegiatan 'mencarinya'. Ia terdiam sejenak, kemudian menoleh ke belakang, menyunggingkan senyum menawannya pada Kyuhyun, seakan – akan senyum itu mengurani kesedihan dihatinya.

Ia tersenyum, namun senyumnya itu sebuah arti rasa sakit yang ia rasakan, sangat sakit malah, "Mereka bilang, kakiku harus diamputasi kalau tidak aku akan mati." Ia memberi jeda pada jawabannya.

"—lagipula mereka berjanji akan menggantikan yang baru untukku."Ia tersenyum, menghilangkan kekahwatiran Kyuhyun akan dirinya, walau ia tahu itu tidak akan berhasil.

Ia kembali melanjutkan kegiatannya, dan "Ah! Ini dia." Ia mengeluarkan sebotol wine dari dalam koper besarnya. Ia meletakkan wine itu dipangkuannya, dan kembali memutar ban kursi rodanya, "Bagaimana kalau kita minum ini disini?"

Masih banyak sejta tanya yang ingin Kyuhyun tanyakan perihal kaki itu, tapi Kyuhyun jauh lebih mengerti temannya itu pasti sedang tidak ingin ditanya yang aneh – aneh perihal kaki itu. Kyuhyun tersenyum mengangguk, menerima tawaran 'minum' dri temannya itu.

"Kita habiskan sebotol wine itu disini." Pria itu begitu bersemangat dengan wine mahal miliknya itu.

"Wah Kyu! Kau sudah sampai." Tiba – tiba seorang wanita cantik tanpa mengetuk pintu, masuk ke kamar itu. Wanita dengan dua gelas kosong yang ia bawa dari luar sana.

"Oh jadi kau memintaku membawa gelas untuk minum Yun!" wanita itu berkacak pinggang saat melihat pria 'berkursi roda' itu tengah memangku sebotol wine. Kyuhyun terkikik kecil melihatnya.

Yunho. Nama pria 'berkursi roda' itu, Ia segera meraih gelas yang ada di tangan wanita cantik itu, " Ini bukan wine Boo. Ini bensin. Kau kan tahu motor perlu diisi bensin, begitu juga denganku." Yunho menjawab dengan gurauan khas miliknya.

"Kau dengar itu Kyu! Dia punya beribu alasan untuk minum, sampai – sampai menyamakan dirinya dengan motor." Wanita itu tersenyum menanggapi gurauan sang suami. Wanita cantik itu kemudian meletakkan barang bawaannya di atas meja nakas yang berada di samping tempat tidur pasien.

"Bagaimana kau bisa sampai kesini Kyuhyun? Apa tidak sulit mencari alamatnya?" tanya wanita bernama Jaejoong itu. Ia kemudian berjalan menghampiri Kyuhyun.

Kyuhyun mengangguk, "Ne…, Aku sampai tersesat. Untungnya ada yang memberikan ini." Kyuhyun mengeluarkan denah yang diberikan seorang yeoja padanya.

Jaejoong mengambil kertas itu, Ia bukan melihat denah yang diperlihatkan Kyuhyun, melainkan sesuatu dibalik itu, "Kau lihat! Kau merusaknya Kyu. Ada gambar sebagus ini, tapi kau melipatnya sembarangan! Lihatlah betapa kasarnya kau itu, sama seperti dia!" Jaejoong tak henti – hentinye mencibir, sembari menunjuk pada Yunho yang tengah sibuk menuang wine.

Kyuhyun membalik kertas itu. Benar, ada sebuah lukisan indah dibalik denah itu. gambar dimana seorang ibu yang sedang menyusui anaknya. Arti dimana kasih sayang seorang ibu tercurahkan untuknya. Gambar yang mampu membuat Kyuhyun tersenyum lembut melihatnya. Gambar yang memiliki arti mendalam untuknya. Kasih sayang seorang ibu.

O

o

O

o

"Sudah sampai disini saja!" Kyuhyun berhenti mendorong kursi roda Yunho, sesampainya di depan pintu keluar rumah sakit itu. Ia berpamitan kepada Yunho.

"Sering – seringlah mengunjungiku bocah tengil!" cibir Yunho, sembari menyerahkan beberapa kantungan berisikan oleh – oleh untuk Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum menanggapi 'ejekan' dari Yunho untuknya, "Baiklah hyung! Kalau ada waktu pasti aku mengunjungimu. Aku perisi dulu, salam uintuk Jae noona." Kyuhyun berpamitan dan pergi meninggalkan Yunho.

Yunho terlihat gelisah, saat memandangi siluet Kyuhyun yang mulai menjauh darinya.

"Kyu!"

Kyuhyun menoleh pada asal suara itu —Yunho. Yunho akhirnya memantapkan hatinya, Ia merogoh saku kemeja-nya, dan melemparkan 'sesuatu' ke arah Kyuhyun.

"Ambil itu! Rawat dia baik – baik! Kau pasti tahu aku menyimpannya dimana." Ucap Yunho sedikit berteriak.

Kyuhyun tercengang, menatap kunci yang ada ditangannya. Yah, yunho menyerahkan kunci padanya. Kunci yang sangat ia ketahui, kunci sepeda motor kesayangan Yunho.

Sedetik kemudian Kyuhyun tersadar dengan maksud Yunho. Ia tersenyum sumringah mendapatkan kunci yang selama ini juga sangat diinginkannya."Pasti! Aku apsti akan menjaganya baik – baik!" Kyuhyun tersenyum sumringah, dan kemudian berlalu meninggalkan Yunho.

Memandangi punggung Kyuhyun yang menjauh dari hadapannya, jujur saja masih ada sebersit rasa tidak rela dihati Yunho melepas apa yang selama ini selalu dijaganya. Bukan! Bukan karena ia tidak percaya pada Kyuhyun. Tapi ini lebih pada rasa tidak sanggup. Tidak sanggup melepaskan apa yang sangat ia banggakan selama ini. Yunho teramat menyayangi motor kesayangannya itu.

Tiba – tiba sebuah tangan terulur memeluk Yunho dari belakang, menciumi pucuk kepala Yunho dengan sangat lembut, "Relakanlah Yun. Yakinlah, Kyuhyun akan menjaganya dengan baik." Ucap istrinya —Jaejoong— dengan sangat lembut.

Yunho mengangguk paham, Jae benar. Ia harus merelakan segalanya, Ia tak mungkin menaiki motor itu lagi, merawat benda itu lagi. Yah, Kyuhyun mampu menggantikan dirinya, untuk merawat dan menjaga motor kesayangannya itu, hanya Kyuhyun.

Yunho meraih tangan yang melingkar di lehernya, menciumi punggung tangan itu berulang – ulang. Yunho sangat mencintai wanita itu, wanita yang selalu menjadi penyanggah saat ia terjatuh, dan sekarang wanita itu menjadi teman sempurna saat Ia terpuruk.

O*o*O*o*O

O

o
MARS

O

O*o*O*o*O

Awal perkuliahan semester baru. Setelah waktu libur seminggu yang lalu, mahasiswa – mahasiswi kembali beraktivitas mengisi keriuhan di Universitas Seoul. Seorang pria tampan sedang asyik berjalan sendiri, menikmati hembsan angin yang menerpa wajahnya. Sesekali ia harus membalas sapaan beberapa teman yang melintas dan memanggilnya.

"Hei Hangeng-ah nanti kita bertanding basket ya?" tantang seorang pria yang sedang melintas sembari berlari dihadapan pria tampan yang ternyata bernama Hangeng itu.

"Baiklah!" jawabnya enteng. Hangeng mengulum senyum mendengar tantangan 'menguntungkan' itu.

Ia dan parter-nya tak pernah kalah dalam pertandingan basket, jadi…, yah wajar kalau dikatakan taruhan itu sangat 'emnguntungkan' baginya.

Tepat didepan Hangeng saat ini. Siluet tubuh seorang yeoja yang sangat ia kenal sedang berjalan di depannya, tanpa memperhatikan apapun, yeoja itu berjalan dengan langkah yang mengayun dengan tempo sedang. Sesekali yeoja itu menghindar bergeser ke kanan dank e kiri saat seorang pria tanpa sengaja hampir menyenggolnya.

Hangeng begitu hafal dengan karakter yeoja itu. Ia terus memandangi dengan hikmat tanpa berniat mengusik yeoja itu. Walau matanya hanya mampu memandang punggungnya, namun hati Hangeng terlonjak kegirangan. Sungguh, ia menyukai wanita itu.

Suara deru mesin motor yang sangat mengganggu, membuat semua pandangan teralih memperhatikan dari kejauhan sebuah sepeda motor Ducati yang sedang melaju begitu cepat, hingga dalam hitungan sepersekian detik motor itu sudah berjalan mendekati mereka.

Sebentar! Hangeng sepertinya mengenal siluet tubuh yang sedang menaiki Ducati itu, "Kyuhyun." Gumam Hangeng.

Hangeng masih belum begitu yakin dengan apa yang ia lihat. Seingatnya, Kyuhyun tidak memiliki kendaraan, bahkan sepeda saja ia tidak punya. Nah yang sekarang yang sedang ia lihat dari kejauhan –kalau tidak salah prediksi, Kyuhyun sedang menaiki sebuah sepeda motor dan tak tanggung – tanggung sebuah sepeda motor Ducati berwarna silver. Ayolah! Berpikir rasional, darimana Kyuhyun bisa membeli 'barang' semewah itu, bahkan untuk makan saja ia sulit.

Dan benar saja dugaan Hangeng, itu adalah Kyuhyun. Semakin lama, motor itu semakin dekat dengannya hingga…

"Hei!" Hangeng berteriak tak senang, saat Kyuhyun dengan lancangnya mengambil bekal makan pagi yang sedari tadi terbungkus rapi dan di pegang olehnya.

Itulah Kyuhyun sang pembuat onar.

O

o

O

o

Kyuhyun memarkirkan sepeda motor miliknya. Ia membuka helm senada dengan motornya –silver. Pandangannya berpaling saat ada seorang pria yang sedang berlari menghampirinya.

Sepertinya pria itu sudah mengejar Kyuhyun sedari tadi, terlihat jelas dari suara nafasnya yang benar – benar tak teratur, "Hosh…hosh…"

Kyuhyun mengernyit melihat pria tua itu dan menghampiri pria itu, "Kau kenapa Kang songsaenim?" tanya Kyuhyun dengan tatapan santai miliknya.

"Hosh…kk–kkau–hosh…terla–hosh–" Pria itu benar - benar tidak sanggup menyelesaikan kata – katanya. Ia benar – benar harus mengatur nafasnya. Yang benar saja. Ia mengejar Kyuhyun dari gerbang kampus hingga keparkiran, Ayolah jangankan tersengal – sengal bisa – bisa ia juga akan pingsan.

"Lain kali jangan berlari – lari di kampus songsae." Kyuhyun menepuk pundak pria itu, dan berlalu tanpa adanya rasa bersalah.

"HYA! Kyuhyun kau pikir kampus ini milik kakekmu apa! Jangan pernah ngebut lagi arraseo!" setelah mengucapkan kalimat itu dalam satu tarikan nafas. Pria tua yang tak lain adalah Dosen itu terkulai lemas, terduduk dengan sangat pasrah di lantai parkiran.

O

o

O

o

Kyuhyun menjadi tatapan liar para yeoja dikampus. Mereka mengerlingkan matanya pada Kyuhyun, menggoda namja tampan itu. dan tentunya dibalas dengan kerlingan yang tak kalah genit oleh namja itu.

Sreek..

Tiba – tiba saja seorang pria menarik bungkusan yang ada ditangan Kyuhyun. Tapi pria 'pencuri' itu harus melongos kecewa, saat mendapati kantungan 'curian' miliknya sudah habis dimakan oleh pencuri sebenarnya.

"HYA! Kenapa masih kau simpan dasar babo!" Hangeng menjitak telak kepala Kyuhyun. Wajar saja, sarapan paginya diambil secara paksa oleh pria itu.

Kyuhyun tersenyum penuh kemenangan karena sudah berhasil mengerjai temannya itu, "Aku hanya ingin mengerjaimu Tan Hangeng. Hahaha… dan kau lihat rencanaku berhasil bukan."

"Aiisshh! Kau ini benar – benar menyebalkan!" Hangeng menrengut kesal. Tapi apa boleh dibuat. Tidak ada gunanya melawan Kyuhyun, sahabatnya itu.

Mereka berjalan bersama – sama menuju ruangan kelas, tapi kaki Kyuhyun terhenti sejenak, saat melihat pemandangan sebuah yeoja yang tengah membungkuk, memunggunginya. Yeoja yang secara tidak langsung sudah memperlihatkan paha mulusnya itu, karena rok mini yang ia gunakan terangkat saat ia membungkuk. "Waaw…" Kyuhyun terkagum – kagum saat melihat kaki jenjang indah itu, tapi… sebentar sepertinya ia mengenal siluet tubuh itu. Dan ah… dugaan Kyuhyun tepat.

"hei Kyu~" sapa wanita yang sangat dikenal Kyuhyun itu.

Wanita itu malah berjalan menuruni anak tangga, padahal kelasnya berada di atas. Ia menghampiri Kyuhyun dan bergelayut manja pada pria itu. hangeng tersenyum puas saat melihat raut wajah Kyuhyun yang berubah seketika saat melihat yeoja itu.

"kau tahu Kyu~, kita sekelas lho!" Heechul nama wanita yang selalu mengejar Kyuhyun selama ini. Heechul adalah satu dari puluhan mantan Kyuhyun. Tapi Heechul adalah satu – satunya wanita 'pemaksa' yang terus menerus memaksa ingin 'rujuk' dengan Kyuhyun.

Kyuhyun segera menarik tangannya dan meraih hangeng untuk berjalan dengan loangkag cepat meninggalkan Heechul. Tapi lagi – lagi wanita itu pantang menyerah, apalagi sekarang ia sekelas dengan Kyuhyun, peluangnya untuk mendekati Kyuhyun jauh lebih besar.

Hangeng berjalan dengan langkah cepat, karena ditarik paksa oleh Kyuhyun, "Oh iya Kyuhyun-ah! Kita diajak taruhan basket nanti. Bagaimana?"

"Boleh, hitungan untuk membeli bensin. Aku 70 kau 30 ." Kyuhyun memutuskan sepihak hasil yang akan didapatkan nanti, karena ia tahu ia selalu menang dalam pertandingan itu.

Sedangkan Heechul, terus mengejar Kyuhyun dan Hangeng dari belakang, langkahnya tidak bisa cepat, mengingat sepatu higheels yang digunakannya cukup tinggi. Heechul terus berteriak memanggil nama Kyuhyun, walau pria itu sama sekali tidak mempedulikannya.

"Tidak! 60 : 40." Hangeng tidak terima, bagaimana bisa Kyuhyun membagi hasil dengan tidak begitu adil, walau ia tahu Kyuhyunlah yang selalu menjadi 'pencetak' shoot terbanyak saat taruhan berlangsung nantinya.

Mereka menempuh perjalanan itu dengan langkah cepat, sampai – sampai tidak terasa sudah sampai di depan kelas.

"Kalau begitu aku tidak mau!" tolak Kyuhyun, mereka masih bernegosiasi tentang harga taruhan itu.

Hangeng menyeringai, ia masih ingat betul apa yang membuat temannya berjalan cepat, "Hecchul-ah~"

"Baiklah!" Akhirnya Kyuhyun takluk dengan panggilan yang sebenarnya tidak sampai terdengar ditelinga Heechul itu. tapi Kyuhyun tidak ingin tersangkut paut apapun dengan Hecchul lagi, ayolah heechul hanya mantan kekasihnya, tidak lebih.

"Kyuhyun kita duduk disana?" Ajak Heechul saat melihat ada dua bangku kosong, tapi dengan cepat Kyuhyun menolak dan menarik Hangeng untuk duduk dibangku itu. Ck! Sampai begitu tidak sukanya Kyuhyun dengan Heechul.

Kyuhyun duduk di depan Hangeng, walau sebenarnya masih ada 3 deret bangku di depan Kyuhyun. Paling tidak Kyuhyun tidak duduk terlalu depan. Tanpa disadari Kyuhyun seorang yeoja disebelahnya merasa terganggu dengan kehadirannya. Yeoja itu bergegas membenahi tasnya, berniat untuk meninggalkan kelas hari ini. Namun niatnya urung terlaksana, karena songsaenim yang sudah berada diambang pintu.

Kyuhyun tersenyum kala matanya menatap mata Kang songsaenim yang sepertinya masih terlihat kesal melihat wajahnya. Tapi apa peduli Kyuhyun akan semua itu.

Kang Songsaenim meletakkan buku – bukunya di atas meja, Ia mulai mengabsen satu per satu mahasiswanya.

"Yang Yoesob"

"Ne.."

Kyuhyun memutar bola matanya, melihat kesekeliling pemandangan – pemandangan wanita – wanita yang menurutnya bisa ia goda nantinya. Namun tiba – tiba matanya tertumpu pada yeoja yang duduk disampingnya saat ini. Kyuhyun mengingat – ingat yeoja itu, sepertinya ia pernah bertemu tapi dimana?

Dan Kyuhyun teringat, "Hei! Kau yang memberikanku alamat itu bukan!" Kyuhyun berbicara berbisik – bisik pada yeoja yang ada disampingnya itu.

Tapi nampaknya wanita itu tidak suka diganggu oleh Kyuhyun. Ia diam sembari merunduk, tidak berniat membalas tatapan mata Kyuhyun padanya.

"Hei! Apa kau tidak mengingatku! Aku…Aku yang menanyakan alamat rumah sakit itu padamu." Kyuhyun pikir wanita itu lupa padanya, padahal yang sebenarnya wanita itu malas bercengkrama dengan Kyuhyun.

"Siapa namamu?" Kyuhyun terus menerus memberondongnya dengan pertanyaan maupun pernyataan yang sangat mengganggu.

"Lee Sungmin!" Kang songsaenim masih terus mengabsen nama – nama mahasiswanya, namun kali ini nama itu tidak menjawab panggilannya.

Sedangkan Kyuhyun, masih terus menggoda wanita disebelahnya, "hei Nonya namamu siapa?" Kyuhyun terlihat begitu semangat menggoda wanita itu, semakin wanita itu merunduk, semakin senang ia mengganggunya.

"Lee Sungmin?"

"Ne.." yeoja disamping Kyuhyun menyauti nama tersebut.

"Oh…jadi namamu Lee Sungmin. Nama yang bagus." Walau tidak menerima jawaban dari yeoja itu paling tidak Kyuhyun sudah mendapatkan jawaban langsung dari Kang songsaenim.

"hei Sungmin-ah! Kau mengingatku tidak." Kyuhyun masih terus mengganggu Sungmin yang sama sekali tidak merespon jawaban apapun sedari tadi.

"Hei! Ting Nong Ting Nong!" Kyuhyun semakin berulah, ia malah menekan – nekan pelipis Sungmin, seolah – olah sedang menyalakan bel pintu rumah.

"Cho Kyuhyun!" Sekarang giliran Kyuhyun yang sedang disebutkan namanya oleh Kang songsaenim, tapi sayangnya Kyuhyun tidak menggubrisnya. Ia malah asyik menggoda Sungmin.

"Cho Kyuhyun!" sepertinya Kang songsaenim sudah benar – benar kesal melihatnya. Ia sudah tidak tahan melihat sikap Kyuhyun yang menyebalkan sedari pagi. Kang Songsaenim segera meraih oenghapus yang berada disapingnya, dan melemparnya ke arah Kyuhyun.

Namun belum sampai penghapus itu melayang ke arah Kyuhyun. Kyuhyun sudah menyadarinya dan merunduk –menghindar–, hingga akhirnya penghapus itu mengenai orang yang berada dibelakang Kyuhyun. Hangeng!

Opps! Sepertinya Kang songsaenim salah sasaran.

O*o*O*o*O

O

o
=TBC=

O

O*o*O*o*O

Annyeong chingudeul ^ ,^)/

Chingudeul..

'Apa?'

Chingudeul..

'Apa?'

Ada yang baru nich! XD

#gubraakk..

Nyehahaha

Chingu-ya aku bawa FF baru, FF ini remake dari drama Asia yang pernah dimainkan oleh pair straight fav saya, yang akhirnya harus putus, dan pihak wanitanya sudah menikah.

Huwaaa…

#peluk Zhai Zhai…

Aku suka banget dengan FF ini, banget-banget malahan ^ o^)d

Makanya aku buat FF ver KyuMin.

Aku tunggu reviewnya yach chingu, kalau reviewnya banyak, pasti bakal aku lanjut.

Tapi Mianhae g bisa cepat, aku lagi sibuk nyusun TA sekarang #ini aja karena udah ada di draft (_ _")a

Untuk yang nunggu The Art of Love, sabar ne…

Aku agak lama postnya, mianhae ^^

.

.

Reviewnya yach chingu…

Oh iya aku lupa ini alamat FB ku

(*sebelumnya PM dulu ya ^.^)

http: / www. / #!/ ?id=100003380173412

(*hilangkan spasi)

.

.

RnR please?

(/^O^)/