Make You Alive

.

Disclaimer : Tadotoshi Fujimaki

Genre(s) : Romance, Hurt/Comfort,

Pair : AoKaga

Warning : OOC, AU, Typo(s)

.

KirigayaKyuu©

.

.


Chapter: Di Tengah Malam


.

Kagami tengah memasuki mobilnya, setelah membereskan beberapa 'masalah' di tempat kerjanya. Jarum pendek sudah menunjukan ke arah 11. Yang berarti sekarang sudah jam 11 malam. Dengan pegal di seluruh tubuh, Kagami menyalakan mobilnya dan menginjak gas.

Sepanjang jalan yang di lalui mobil Kagami, kosong. Tak ada mobil ataupun motor yang lewat. Ya, mungkin di karenakan faktor waktu yang sangat malam ini. Mata Kagami juga sudah mulai tutup-buka. Seperti ada lem yang mulai menempel di matanya. Kagami mencoba untuk menyadarkan dirinya. Dengan cara memukul-mukul kedua pipinya. Beruntung, cara tadi lumayan berhasil.

Kagami berada di kecepatan 80 Km/J. Kecepatan yang lumayan tinggi untuk jalan raya. Dia mengendarai mobilnya tanpa takut di tilang polisi. Samar-samar Kagami dapat melihat sesosok bayangan berdiri di tengah jalan, masih lumayan jauh dari tempat Kagami, tapi tertangkap mata. Awalnya Kagami berfikir itu adalah orang yang ingin menyebrang atau hantu dan semacamnya. Tapi semakin dekat, Kagami pun yakin. Itu adalah manusia.

"Tiiiinn… Tiiiiiin"

Bunyi klakson mobil Kagami. Tetapi orang yang berdiri itu tidak mau minggir ataupun berpindah tempat.

"Tiiiiiiiiiinnnnn…Tiiiiiiiiinnnnn"

Kagami menekan klakson mobil dengan kuat, berharap orang itu akan segera mendengarnya dan pergi. Sayangnya tidak. Hanya beberapa meter lagi, dan nasib orang itu akan naas. Kagami mencoba menge-rem mobilnya, walau Kagami tahu itu dapat mencelakakan dirinya. Tapi lebih baik dari pada orang itu yang terkena imbasnya.

"CIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTT"

.


.

Kagami merasakan pusing. Dia meraba-raba bagian kepalanya, dan alangkah terkejutnya dia merasakan air di kepalanya, yang ternyata darah. Kagami pun teringat apa yang tengah di lakukannya tadi. Dia pun buru-buru keluar dari mobil dan melihat ke luar.

"Astaga! Apa kau tidak apa-apa?!" Ucap Kagami setelah melihat orang yang nyaris di tabraknya tadi terduduk di depan mobilnya.

"Mengapa.. mengapa kau hentikan mobilnya?!" Ucap orang-lelaki itu yang membuat Kagami bingung.

"Apa kau bodoh?! Tentu saja akan ku hentikan! Kau bisa saja mati!" Kagami masih dalam fase keterkejutan, yang membuatnya menjadi panik.

"Ya! Memang! Aku memang ingin mati! Apa gunanya aku hidup!" Ucapan lelaki itu membuat Kagami perihatin. Tanpa di sadarinya, Kagami mengulurkan tangannya, mencoba memeluk lelaki itu, menyalurkan kehangatan. Meski Kagami tidak tahu apa masalah lelaki itu.

"Hiks..Hiks.." lelaki itu menangis di dalam pelukan Kagami, suaranya pilu. Sangat pilu. Sampai ahkirnya ia tertidur. Kagami pun berinisiatif untuk membawa lelaki itu ke apartemennya.

.

.

"Kotak P3K mana ya?" Kagami mencari kotak tersebut untuk menyembuhkan luka di kepalanya dan di badan lelaki itu setelah sampai di apartemen

Keadaan Kagami sekarang, tidak terlalu parah. Hanya luka di bagian kepala dan memar-memar di bagian tangan dan kaki. Beruntung, keadaan lelaki itu tidak seperti Kagami, dia hanya memiliki sedikit luka lecet di bagian tangan, dan mata merah-akibat menangis berlebihan-mungkin. Setelah mengobati dirinya sendiri, Kagami menuju kamarnya-yang sekarang di huni lelaki asing. Dia menuju samping kasur, melihat keringat yang bercucuran dari keningnya, Kagami mengusap kening lelaki itu.

"Dia demam" ucap Kagami setelah merasakan sedikit panas di kening lelaki itu. Dia pun menuju dapur untuk mengambil ember dan handuk untuk mengompres lelaki yang sedang demam itu.

Tak lupa, Kagami memberikan obat merah pada luka lecet lelaki itu. Badan lelaki itu bergetar hebat. Keringat tadi tidak kunjung reda, Kagami dengan senang hati membersihkan keringat yang bercucuran itu.

"Sepertinya dia sedang mimpi buruk. Ingin rasanya ku bangunkan, tapi tidak tega"

Benar apa katanya. Melihat orang menderita, di tambah menderita lagi karena mimpi, tentu Kagami ingin membangunkannya. Tapi Kagami tidak tega, tapi Kagami harus.

Lelaki itu meronta-ronta dalam tidurnya. Bahkan dia meneteskan air mata.

"Hei, hei! Bangun, Hei!" Kagami mengguncang-guncang badan lelaki itu, berusaha untuk membangunkannya.

"Eng..eng..ti..TIDAAAAAAAAKKKKKK!" teriak lelaki itu membuat Kagami panik.

Memeluknya. Itu satu-satunya yang ada di pikiran Kagami.

"Ssh.. ssh.. jangan takut, aku ada di sini, aku ada di sini"

Kagami mencoba menenangkan lelaki itu. Yang sedang terengah-engah dan menangis. Miris sekali Kagami melihatnya. Ingin sekali Kagami bertanya ada apa, tapi melihat kondisi lelaki itu seperti ini, Kagami pun mengurungkan niatnya.

"Istirahat lagi lah, aku akan mengambilkan handuk baru"

Baru saja Kagami ingin beranjak pergi dari kamarnya, tetapi di hentikan oleh lelaki itu.

"Ja..jangan. Jangan ti..tinggalkan a..aku.." ucap lelaki itu dengan suara bergetar, ketakutan. Sambil menahan tangan Kagami

"Bi..bisakah Ka..kau tidur di sam..samping k..ku?" pinta si lelaki.

Kagami ingin menolak. Tapi melihat wajah si lelaki yang ketakutan-sangat- itu, ahkirnya Kagami masuk kedalam selimut. Memeluknya. Ya, memeluk lelaki itu. Dan ahkirnya mereka berdua tertidur dalam posisi saling berpelukan, yang dapat membuat orang lain yang melihatnya salah paham.

.


.

Keesokan paginya, Kagami bangun tanpa membuat lelaki itu terbangun. Menuju balkon yang ada di dekat ruang tamu, mengambil teleponnya untuk menghubungi seseorang

"Doomo" sapa orang di seberang

"Hm, bisakah kau mewakilkanku dalam rapat hari ini?"

"Ada apa Kagami-kun?"

"Aku memiliki sesuatu yang lebih penting untuk di urus."

"Oh, begitu. Baiklah. Jika Kagami-kun membutuhkan sesuatu, segera hubungi aku"

"Pasti"

Dan Kagami menutup telepon.

.

Piring, gelas, sendok, garpu, sumpit, sudah tertata rapi di meja makan. Sekarang, Kagami harus memasak untuk 'tamu'nya ini. Masih dalam masa oseng meng oseng masakannya, Kagami mendengar bunyi pintu tertutup.

"Ohayo. Merasa mendingan?" ucap Kagami sambil melihat ke arah lelaki itu yang berjalan dengan gontai.

"O..ha..yo.." jawabnya, terbata-bata.

"Aku membuat donburi* untuk makan pagi." Jelas Kagami yang di balas dengan anggukan lelaki itu.

"Duduk lah, sebentar lagi jadi"

Lelaki itu duduk, dengan tatapan kosong mengarah ke piring. Kagami merasa melihat dirinya yang lain. Dirinya saat itu. Dirinya saat kehilangan seseorang yang paling penting untuk hidupnya. Ah, lupakan itu hanya masa lalu. Makanan yang telah di masak Kagami sekarang telah di sajikan dan baru saja ingin di nikmati lelaki itu, sebelum Kagami..

"Hey. Berdoa dulu" Kagami mengingatkan

"Itadakimasu!" Ucap Kagami riang dengan tepukan tangan dua kali, lelaki itu juga mengikuti. Sayangnya tidak seriang Kagami.

Lelaki itu makan dengan sangat lahap. Kagami yang melihatnya senang. Sudah berapa hari lelaki itu tidak makan? Apakah makanannya enak? Siapa namanya? Masalah apa yang tengah di laluinya sekarang? Semua pertanyaan itu mengiang-ngiang di kepala Kagami. Dan ahkirnya, Kagami memilih satu pertanyaan.

"Hey, namamu siapa?" tanya Kagami.

Lelaki itu tetap melanjutkan makannya.

"Hey, namamu siapa? Jawab dong setidaknya?" tanya Kagami lagi, dan tidak di jawab.

"Hm, kalau begitu.. apa masakan ku enak?" Kagami mengganti pertanyaannya. Lelaki itu berhenti makan, dan menenggak minumnya.

"E..enak" ahkirnya pertanyaan Kagami di jawab juga.

"Kalau begitu beri tahu aku namamu! Oh! Biar adil, aku yang memberi tahu namaku dahulu. Aku Kagami Taiga, dan kau?"

"A..aku, Aomine Da..daiki" Ahkirnya! Dia mau memberi tahu namanya!

Niatnya sih, Kagami ingin bertanya lebih lanjut, tapi sepertinya ini bukan timing yang pas.

Kesunyian pun melanda sampai ahkirnya mereka selesai makan.

Entah apa yang akan terjadi pada mereka berdua. Tapi yang pasti, Kagami merasa tertarik dengan lelaki itu.

.

.

.


A/n :

* Donburi : Makanan Jepang berupa nasi putih dengan berbagai macam lauk seperti ikan, daging, sayur, yang dihidangkan dimangkuk besar. Dengan kuah dashi dicampur kecap asin dan mirin.

Hai Hai! aku udah buat fic baru aja :v yang lainnya di hiatusin :v semi hiatus sih :v

oh iya! fic ini lanjut atau engga?

aku mau liat respond reader dulu ehehe!

Sonja,

Kirigaya Kyuu