Disclaime : Masashi Kishimoto.

Genre : Romance, Crime.

Rate : M.

Pair : SasuNaruGaa.

Warning : AU, OOC, Boys Love, Bloody Scene, Dark Naruto, Cursing. So, IF YOU DON'T LIKE. . DON'T READ.

o0o~o0o~o0o~o0o

_Chapter 1_

Seorang pemuda berambut pirang, terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Jantungnya berdetak tak beraturan, air mata dan keringat dingin mengalir deras hingga membuat tubuhnya basah. Rambut pirang yang biasa jabrik tak beraturan, kini menjuntai hingga menutupi sebagian Wajahnya.

Dia baru saja mengalami mimpi buruk. Mimpi yang terus terulang, mimpi tentang dirinya yang di tinggalkan oleh orang-orang yang di sayanginya. Pertama Minato sang ayah yang tewas karena kecelakan. Dan sejak saat itu, kehidupan mereka yang sebelumnya berkecukupan, menjadi pas-pasan.

Setelah kepergian sang ayah, Kushina sang ibu harus banting tulang membiayai hidup mereka. Tak lama akhirnya Kushina pun menyusul sang suami karena penyakit kanker pankreas yang di idapnya. Dan ironisnya, hal itu baru dia dan Kyuubi sang kakak ketahui setelah dokter memeriksa jasad Kushina.

Dan setelah kepergian orang tuanya, dia pun harus merelakan sang kakak pergi demi kebahagiaannya. Namun hingga kini tak ada kabar dari sang kakak.

Sudah lima belas menit lamanya si pemuda pirang itu terbangun dari tidurnya, namun air mata masih tetap saja mengalir. Dadanya terasa sangat sakit dan sesak. 4 tahun sudah Kyuubi meninggalkannya, namun hingga kini tak pernah ada kabarnya. Entah saat ini dia masih hidup atau mati.

Uchiha Fugaku, orang yang telah menganggap Minato sebagai saudaranya sendiri pun hingga saat ini masih mencari keberadaan Kyuubi. Tetapi tetap saja pemuda yang memiliki rambut pirang kemerahan itu belum di temukan.

Si pemuda memegang dadanya kencang.
"Kyuu-nii, kenapa kau tidak mengajak Naru bersamamu. Meskipun harus mati, Naru pasti akan ikut. Dengan begitu, Naru tidak akan merasakan sakit seperti ini." lirihnya.

Meskipun selama ini si pemuda a.k.a Naruto telah berusaha tak terlihat sedih, dan meskipun banyak orang yang menyayanginya, tetap saja dia tidak bisa melupakan sakitnya di tinggal sang kakak, Kyuubi.

"Kyuu-nii." gumannya pelan, sambil menyisir rambutnya yang basah. Kini Naruto tengah terduduk di sisi tempat tidurnya, perlahan di mulai beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan diri dan berpakaian, Naruto pun beranjak menuju ruang makan. Disana telah menunggu seorang pemuda berambut hitam panjang yang di ikat longgar.

"Ohayou, Itachi-nii." sapa Naruto, ketika memasuki ruang makan.

"Ohayou, Naru." balas Itachi, "Naru, kau baik-baik saja?" tanya Itachi, ketika melihat wajah Naruto yang terlihat lesu dan tak bersemangat.

"Aku tidak apa-apa, Itachi-nii." jawab Naruto.

"Benarkah?" tanya Itachi, ragu.

"Tentu saja." jawab Naruto, di sertai cengiran khasnya untuk lebih meyakinkan sang 'kakak'.

"Baguslah. Tapi jika kau merasa tidak enak badan, cepat beritahu aku. Kau mengerti." seru Itachi.

"Ha'i!" jawab Naruto, masih dengan cengiran khasnya.

"Berhentilah memperlakukannya seperti anak kecil, Baka aniki."

Naruto dan Itachi pun menoleh ke sumber suara. Seorang pemuda bertubuh tinggi, berkulit putih dan berambut raven, terlihat tengah bersandar di dinding sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Keheningan menyelimuti ruang makan di mana ketiga pemuda itu berada. Hingga akhirnya Itachi membuka suara terlebih dulu.

"Kau cemburu karena aku lebih memperhatikan Naruto, Sasuke." goda Itachi.

"Che. . Jangan bercanda." jawab Sasuke, ketus.

"Sopanlah pada orang yang lebih tua, 'Suke." seru Naruto, sambil menjitak kepala Sasuke. Meskipun kesal, tapi Sasuke sama sekali tak membalas perbuatan Naruto. Dia hanya menggerutu pelan sambil memegangi kepalanya.

Itachi hanya terkikik geli melihat Sasuke yang tak berkutik di depan Naruto. Dan hal itu langsung membuatnya mendapat death glare gratis dari Sasuke. Naruto sendiri hanya dapat menggelengkan kepala melihat tingkah Uchiha brother ini.

"Ne~ 'Suke, ada apa? Tidak biasanya kau datang sepagi ini." tanya Naruto kemudian.

Mendengar suara Naruto, akhirnya Uchiha bungsu itu pun menghentikan aksinya mendeath glare sang kakak dan memandang Naruto.

"Jangan katakan kau lupa hari ini ada latihan pagi, sekaligus penyerahan jabatan kapten dan wakil kapten, Naruto." seru Sasuke.

Naruto memiringkan kepalanya tanda bingung. Otaknya masih meloading ucapan Sasuke.

10 detik berlalu.
Dan. . .

"Sial! Aku lupa. Sasuke ayo berangkat." ujar Naruto, sambil menggandeng _baca : menyeret_ Sasuke keluar dari ruang makan.

"Ck. . Bodoh." dengus Sasuke. Meskipun begitu, dia sama sekali tak menepis tangan Naruto yang terus menyeretnya.

"Ittekimasu." teriak Naruto.

"Itterasai." balas Itachi, sambil memegangi perutnya yang sakit karna menahan tawa melihat tingkah kedua adiknya. Kini Naruto dan Sasuke telah sampai di KIS (Konoha Internasional School), sekolah mereka. Setelah selesai memarkirkan mobil, Naruto dan Sasuke segera pergi menuju gedung olahraga.

"Ohayou, mina." sapa/teriak Naruto, ketika memasuki gedung olahraga.

"Yo. .Ohayou, Naruto Sasuke." balas pemuda berambut coklat jabrik, dengan tato segitiga terbalik di masing-masing pipinya.

"Yo. . Kiba." seru Naruto, sambil berhigh five dengan Kiba.

"Apa yang terjadi? Tidak biasanya kalian datang terlambat." tanya Kiba.

"Itu karena si bodoh itu lupa jika hari ini ada latihan pagi." jawab Sasuke, sambil menatap Naruto.

Naruto sendiri hanya dapat menggembungkan pipinya tanda kesal, mendengar jawaban Sasuke.

Tak lama kemudian, seorang pria berkulit putih dan berambut putih panjang terlihat memasuki gedung olahraga. Dia adalah Kimimaru, pelatih basket di KIS.

Setelah acara penyerahan jabatan kapten dan wakil kapten, latihan pun di mulai. Latihan berakhir 1 jam kemudian, dan semua anggota tim basket pun kembali ke kelas mereka masing-masing. Begitu pun Sasuke dan Naruto.

.
"Ne~ Sasuke. Aku masih ada sedikit urusan, kau kembali ke kelas lebih dulu saja." seru Naruto, ketika dia dan Sasuke berjalan di koridor sekolah.

"Hn, Baiklah." seru Sasuke.

Kemudian Naruto pun berbalik dan meninggalkan Sasuke. Karena terburu-buru, akhirnya Naruto pun menabrak seseorang.

.
"BRUGH"

Naruto terjatuh dan pantatnya sukses berciuman dengan lantai. Dia meringis menahan sakit, kenapa tadi dia tidak hati-hati, jadinya kan dia menabrak seseorang.

Seketika wajah Naruto memucat dan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, ketika melihat siapa yang di tabraknya.

"Oh. . Ternyata bocah sialan ini yang berani menabrakku." ucapnya.

"Ma.. Maaf, aku ti.. tidak sengaja." seru Naruto terbata.

"Che.. Maaf. Kau pikir kau ini siapa? Jangan karena kau dekat dengan pemuda Uchiha itu, kau bisa ku maafkan." jeda sesaat, "Che.. Sebenarnya apa yang kau lakukan hingga membuat pemuda Uchiha itu bertekuk lutut padamu. Seharusnya kau sadar, kau itu hanya anak buangan yang bahkan tak pantas tidur di tong sampah." sambungnya, seringai tampak jelas di wajahnya dan 5 teman yang berada di belakangnya.

". . ." tak ada jawaban. Meskipun begitu, tangan Naruto terkepal erat.

"Hei. . Sepertinya bocah ini benar-benar marah." ucapnya

"Oo. . Rupanya kau berani melawan kami, bocah buangan. Apa tidak sebaiknya kau meminta bantuan tuan muda Uchiha mu itu. Bukankah kau tidak bisa berbuat apa-apa tanpa bantuan tuan muda mu itu." tambahnya, seringai pun makin jelas di wajahnya. Sementara teman-temanya yang lain terawa, meremehkan.

Cukup sudah, kesabaran Naruto telah benar-benar habis sekarang. Dia memang tidak mempunyai orang tua lagi, dan Kyuubi pun telah pergi entah kemana. Tapi meski begitu, mereka tak pantas bicara seperti itu padanya. Lagi pula, dia tak pernah meminta sesuatu pada keluarga Uchiha, dia selalu berusaha melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan Uchiha. Lagi pula apa hak mereka menjelek-jelekan dirinya dan Uchiha.

Naruto yang kesal pun akhirnya melayangkan tinju pada anak tadi. Tapi karna postur tubuhnya yg lebih kecil dari anak tadi, akhirnya anak itu pun dapat mengelak dengan mudah serangan dari Naruto, dan itu berakibat sangat fatal untuk Naruto. Pertama Naruto mendapat pukulan dari belakang, namun hal itu tak langsung membuat Naruto jatuh, dia masih berusaha untuk mengelak dari pukulan yang di arahkan padanya.

Namun apa boleh buat, Naruto hanya seorang diri sedangkan mereka berenam. Mereka memukul Naruto habis-habisan. Tidak hanya itu, begitu Naruto ambruk, mereka masih menendangnya tanpa ampun. Mereka baru berhenti ketika Naruto sudah tak sadarkan diri dan berlumuran darah.

"DASAR BOCAH SIAL." Ucapnya sebelum pergi.

.

Sementara itu, Sasuke yang sedang menunggu Naruto di kelas semakin gelisah karena Naruto belum juga kembali ke kelas. Pikirannya saat ini hanya terfokus pada Naruto, dan dia semakin gelisah karna Naruto tidak juga mengangkat telpon darinya.

Meskipun kini dia tidak tau dimana Naruto, entah kenapa ketika melihat geduh olahraga, pikirannya seolah memerintagkannya untuk pergi kesana. Dan tanpa pikir panjang, Sasuke pun segera pergi kesana.

Sepanjang koridor menuju gedung olahraga, Sasuke tak berhenti memanggil Naruto, sampai akhirnya dia melihat seseorang tergeletak di koridor sekolah. Sasuke semakin panik ketika samar-samar dia menangkap warna pirang dari sosok itu. Dia pun semakin mempercepat langkahnya, dan ketika Sasuke semakin dekat dengan tubuh itu, semakin jelaslah keadaannya.

Naruto, yang masih mengenakan seragam basket tergeletak tak sadarkan diri. Tubuhnya penuh luka lebam, bahkan beberapa bagian tubuhnya terlihat mengeluarkan darah.

"NARUTO."

TO BE CONTINUE. .

Hufft. . Akhirnya selesai juga.
Bagaimana nasib Naruto selanjutnya. .

Mind to Review please. . ^^